1 Filosofi Mutu Kinerja Dan Arti MMT
1 Filosofi Mutu Kinerja Dan Arti MMT
4
PENGERTIAN TENTANG
MANAJEMEN MUTU
TERPADU
DI PERGURUAN TINGGI
5
MANAJEMEN MUTU
PERGURUAN TINGGI
Tanggung jawab siapa ?
Tugas siapa ?
Semua orang yang bekerja di PT ikut
bertanggung-jawab, dan karena itu juga
harus ikut serta dalam pelaksanaannya.
Pimpinan seperti rektor, dekan, ketua
jurusan, dll bertanggung-jawab
memimpin tugas manajemen itu. Mereka
harus bisa menjamin adanya pengelolaan
pendidikan tinggi seperti seharusnya.
6
PENGERTIAN TENTANG
MANAJEMEN MUTU TERPADU (MMT)
ATAU
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
(TQM)
MMT = Total Quality Management (TQM)
Total = Semua Hal/Aspek, dan Oleh Semua Orang
dalam Organisasi.
Manajemen konvensional yang dimanej 3M (Men,
Money, Materials).
Dengan TQM yang dimanej adalah quality atau mutu
dari barang dan/atau jasa yang dihasilkan.
7
MMT adalah suatu pola manajemen yang berisi
prosedur- prosedur kerja agar dalam organisasi setiap
orang mau berusaha bekerja keras secara terus
menerus memperbaiki jalan menuju sukses.
MMT bukanlah seperangkat peraturan dan
ketentuan yang kaku dan harus diikuti, melainkan
seperangkat prosedur dan proses untuk memperbaiki
kinerja dan meningkatkan mutu kerja.
MMT adalah suatu cara lain dalam mengatur kerja
orang banyak, dengan menyelaraskan kerja mereka
sedemikian rupa sehingga orang-orang itu menghadapi
tugasnya dengan penuh semangat dan berpartisipasi
dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan.
8
Tujuan utama MMT adalah meningkatkan mutu
pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan
efisiensi.
11
Pelanggan Pendidikan Tinggi adalah :
A. PELANGGAN EKSTERNAL :
- PRIMER : Kelompok Sasaran Utama: Mahasiswa
- SEKUNDER: Masyarakat, Pemerintah, Orangtua
mahasiswa yang membiayai.
- TERSIER : Fihak lain yang memanfaatkan
hasil pendidikan tinggi.
B. PELANGGAN INTERNAL :
- Para dosen, Unsur-unsur Pimpinan,
- Pegawai Administrasi - Pegawai teknis.
12
Jasa yang bermutu adalah yang dapat
memberi kepuasan kepada pelanggannya.
YANG TERSIRAT.
15
EMPAT USAHA MENDASAR UNTUK
MENGHASIKAN MUTU :
PELANGGAN PUAS
KEBUTUHAN
HARAPAN
JASA YANG
BERMUTU
PEMBERI JASA
18
JASA PERGURUAN TINGGI
( MUTU TERPADU )
1
JASA
KURIKULER`
(JK) 2
JASA
PENELITIAN
6 (JP)
JASA MUTU
KEBIJAKAN 3
UMUM P.T. JASA PE-
(JKU) NGABDIAN
PD MASY.
5
(JPM)
JASA 4
ADMINISTRASI JASA EKSTRA
(JA) KURIKULER
(JEK)
19
Menurut D.P Tampubolon, 1995
ANALISIS MUTU PERGURUAN TINGGI
(I)
MUTU
P.T.
20
ANALISIS MUTU PERGURUAN TINGGI (II)
MUTU
JASA PT
LINGKUNGAN PROSEDUR
21
22
STRATEGI PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI
MUTU
SUASANA
KONDUSIF
PROSES KERJA
PENGEMBANGAN
INSTITUSI
24
Margono Slamet, (1995)
HEDS Project
PENATAAN SISTEM
PERGURUAN TINGGI
PENGEMBANGAN OTONOMI.
AKUNTABILITAS.
TEMPAT YANG MENGEMUKA BAGI
MOTIVASI SIVITAS AKADEMIKA DALAM SISTEM.
EVALUASI DIRI SEBAGAI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN.
AKREDITASI.
BAGI :
PENINGKATAN KUALITAS
BERKESINAMBUNGAN
25
DITJEN DIKTI / PMU-HEDS / 1996
PARADIGMA BARU
PENATAAN PENDIDIKAN TINGGI
Evaluasi Diri
Kualitas
Akuntabilitas
Otonomi Akreditasi
Lima komponen yang saling terkait ini perlu dijabarkan
menjadi seperangkat peraturan, pengaturan dan kesepakatan,
yang dapat digunakan sebagai acuan dan panduan dalam
penyelenggaraan pendidikan tinggi serta menjadi acuan dalam 26
Ditjen Dikti / PMU-HEDS /1996 pelaksanaan perguruan tinggi.
IMPLIKASI KPPTJP III
Bekerja dengan :
PENINGKATAN KUALITAS BERKELANJUTAN.
PARADIGMA BARU PENATAAN PENDIDIKAN TINGGI.
RENCANA BERORIENTASI PADA PROGRAM.
PENENTUAN PRIORITAS YANG LEBIH KETAT.
PUSAT KEPUTUSAN TERSEBAR.
Bukan dengan :
CARA KERJA LAMA.
MARGINALISASI.
RENCANA BERORIENTASI PADA DANA.
MANAJEMEN MONOLITIK / POLA MANAJEMEN
TERPUSAT.
PERHATIAN TERLALU BESAR PADA HASIL (MENGU-
RANGI PERHATIAN TERHADAP DAMPAK).
HANYA BERGANTUNG PADA DANA PEMERINTAH.
Ditjen Dikti / PMU-HEDS / 1996
27
28