Anda di halaman 1dari 28

Q

File dapat diunduh pada alamat: 1


www.rumahpendidikan.wordpress.com
Disajikan oleh:
Drs. H. Syafruddin Amir, MM.
2
MUTU BERAWAL DARI
DIRI KITA SENDIRI

MUTU ADALAH NALURI MANUSIA

KITA SELALU MENGHARAP, BAHKAN MENUNTUT, MUTU


DARI ORANG LAIN.

TETAPI ORANG LAIN JUGA SELALU MENGHARAP DAN


MENUNTUT MUTU DARI DIRI KITA.
3
FILOSOFI MUTU KINERJA

1. Setiap pekerjaan menghasilkan barang dan/atau jasa.


2. Barang dan jasa itu diproduksi karena ada yang
memerlukan.
3. Orang-orang yang memerlukan barang/jasa itu disebut
pelanggan.
4. Barang dan/atau jasa itu merupakan sesuatu yang
dibutuhkan oleh pelanggannya.
5. Barang atau jasa itu harus dibuat sedemikian rupa agar
dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggannya.
6. Barang atau jasa itu disebut bermutu bila dapat meme-
nuhi atau melebihi kebutuhan dan harapan
pelanggannya.
C:/Filosofi Mutu Margono Slamet/MMT/96

4
PENGERTIAN TENTANG
MANAJEMEN MUTU
TERPADU

DI PERGURUAN TINGGI

5
MANAJEMEN MUTU
PERGURUAN TINGGI
Tanggung jawab siapa ?
Tugas siapa ?
Semua orang yang bekerja di PT ikut
bertanggung-jawab, dan karena itu juga
harus ikut serta dalam pelaksanaannya.
Pimpinan seperti rektor, dekan, ketua
jurusan, dll bertanggung-jawab
memimpin tugas manajemen itu. Mereka
harus bisa menjamin adanya pengelolaan
pendidikan tinggi seperti seharusnya.
6
PENGERTIAN TENTANG
MANAJEMEN MUTU TERPADU (MMT)
ATAU
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
(TQM)
MMT = Total Quality Management (TQM)
Total = Semua Hal/Aspek, dan Oleh Semua Orang
dalam Organisasi.
Manajemen konvensional yang dimanej 3M (Men,
Money, Materials).
Dengan TQM yang dimanej adalah quality atau mutu
dari barang dan/atau jasa yang dihasilkan.
7
MMT adalah suatu pola manajemen yang berisi
prosedur- prosedur kerja agar dalam organisasi setiap
orang mau berusaha bekerja keras secara terus
menerus memperbaiki jalan menuju sukses.
MMT bukanlah seperangkat peraturan dan
ketentuan yang kaku dan harus diikuti, melainkan
seperangkat prosedur dan proses untuk memperbaiki
kinerja dan meningkatkan mutu kerja.
MMT adalah suatu cara lain dalam mengatur kerja
orang banyak, dengan menyelaraskan kerja mereka
sedemikian rupa sehingga orang-orang itu menghadapi
tugasnya dengan penuh semangat dan berpartisipasi
dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan.

8
Tujuan utama MMT adalah meningkatkan mutu
pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan
efisiensi.

MMT menuntut adanya perubahan sifat


hubungan antara yang mengelola (pimpinan) dan
yang melaksanakan pekerjaan (dosen, karyawan,
laboran, teknisi, dsb.) Perintah dari atas diubah
menjadi inisiatif dari bawah. Tugas pimpinan
tidak hanya memberi perintah, tetapi mendorong
dan memfasilitasi perbaikan mutu pekerjaan
yang dilakukan oleh anggota/bawahannya.
9
Penerapan MMT meliputi lima unsur
utama :
1. Arah & Sistem Manajemen.
2. Pemberdayaan Sumberdaya Manusia.
3. Fokus pada Pelanggan.
4. Pengambilan Keputusan selalu ber-
dasarkan Fakta / Data.
5. Penggunaan Teknologi yang Tepat
untuk mendukung Unsur yang lain.
10
MMT dan PENDIDIKAN TINGGI

Dalam menerapkan MMT, Pendidikan


Tinggi dipersepsikan sebagai industri
jasa atau industri pelayanan, bukan
sebagai proses produksi.

Setiap industri jasa/pelayanan pasti


memiliki pelanggan (customers).

11
Pelanggan Pendidikan Tinggi adalah :
A. PELANGGAN EKSTERNAL :
- PRIMER : Kelompok Sasaran Utama: Mahasiswa
- SEKUNDER: Masyarakat, Pemerintah, Orangtua
mahasiswa yang membiayai.
- TERSIER : Fihak lain yang memanfaatkan
hasil pendidikan tinggi.

B. PELANGGAN INTERNAL :
- Para dosen, Unsur-unsur Pimpinan,
- Pegawai Administrasi - Pegawai teknis.
12
Jasa yang bermutu adalah yang dapat
memberi kepuasan kepada pelanggannya.

Semua pekerjaan di PT bersifat melayani


pelanggan, karena itu harus bermutu
supaya memuaskan pelanggan.
Mengapa???

Apakah MUTU itu ?


Mutu adalah jasa/pelayanan atau produk
yang menyamai atau melebihi kebutuhan
dan harapan pelanggannya. 13
WHAT IS TQM ?
Total Quality Management (TQM) is a
philosophy, a set of tools, and a process
whose output yields customer satisfaction and
continuous improvement.

THE FORMULA OF SUCCESS IS :


Effective Training
Effective Implementation
Executive Involvement.

(John L. Hradesky, 1995)


14
DEFINISI MUTU
Apakah Mutu itu ?

MUTU ADALAH PADUAN SIFAT-SIFAT

BARANG ATAU JASA, YANG MENUNJUKKAN

KEMAMPUANNYA DALAM MEMENUHI

KEBUTUHAN PELANGGAN, BAIK

KEBUTUHAN YANG DINYATAKAN MAUPUN

YANG TERSIRAT.
15
EMPAT USAHA MENDASAR UNTUK
MENGHASIKAN MUTU :

1. Ciptakan Situasi Menang-Menang, Bukan Kalah-


Menang.

2. Utamakan Menumbuhkan Motivasi Intrinsik dalam


Diri Setiap Orang.

3. Berorientasilah pada Proses dan Hasil Jangka


Panjang.

4. Utamakan Mengembangkan Kerja sama, Bukan


Persaingan.
16
MUTU BERAWAL DARI
DIRI KITA SENDIRI

MUTU ADALAH NALURI MANUSIA

KITA SELALU MENGHARAP, BAHKAN MENUNTUT,


MUTU DARI ORANG LAIN.

TETAPI ORANG LAIN JUGA SELALU MENGHARAP


DAN MENUNTUT MUTU DARI DIRI KITA.
17
MGS/MMT/96
Q MUTU PELAYANAN JASA PENDIDIKAN

Perlu ada interaksi antara pelanggan dan pemberi jasa.

PELANGGAN PUAS

KEBUTUHAN
HARAPAN
JASA YANG
BERMUTU

PEMBERI JASA

18
JASA PERGURUAN TINGGI
( MUTU TERPADU )

1
JASA
KURIKULER`
(JK) 2
JASA
PENELITIAN
6 (JP)
JASA MUTU
KEBIJAKAN 3
UMUM P.T. JASA PE-
(JKU) NGABDIAN
PD MASY.
5
(JPM)
JASA 4
ADMINISTRASI JASA EKSTRA
(JA) KURIKULER
(JEK)
19
Menurut D.P Tampubolon, 1995
ANALISIS MUTU PERGURUAN TINGGI
(I)

JASA JASA JASA


ADMINISTRASI EKSTRA KURI- KEBIJAKAN
KULER UMUM

MUTU
P.T.

JASA PE- JASA JASA


NGABDIAN PENELITIAN KURIKULER
PD MASY.

20
ANALISIS MUTU PERGURUAN TINGGI (II)

PERALATAN MATERIAL ORANG

MUTU
JASA PT

LINGKUNGAN PROSEDUR

21
22
STRATEGI PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

MUTU

SUASANA
KONDUSIF

PROSES KERJA

PENGEMBANGAN
INSTITUSI

SDM & PRASARANA &


SARANA

PROSES PENINGKATAN MUTU PERGURUAN TINGGI


MULAI DARI BAWAH MENUJU KE ATAS. 23
PARADIGMA PENGEMBANGAN
PERGURUAN TINGGI

24
Margono Slamet, (1995)
HEDS Project
PENATAAN SISTEM
PERGURUAN TINGGI

PENGEMBANGAN OTONOMI.
AKUNTABILITAS.
TEMPAT YANG MENGEMUKA BAGI
MOTIVASI SIVITAS AKADEMIKA DALAM SISTEM.
EVALUASI DIRI SEBAGAI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN.
AKREDITASI.

BAGI :
PENINGKATAN KUALITAS
BERKESINAMBUNGAN
25
DITJEN DIKTI / PMU-HEDS / 1996
PARADIGMA BARU
PENATAAN PENDIDIKAN TINGGI

Evaluasi Diri

Kualitas
Akuntabilitas


Otonomi Akreditasi
Lima komponen yang saling terkait ini perlu dijabarkan
menjadi seperangkat peraturan, pengaturan dan kesepakatan,
yang dapat digunakan sebagai acuan dan panduan dalam
penyelenggaraan pendidikan tinggi serta menjadi acuan dalam 26
Ditjen Dikti / PMU-HEDS /1996 pelaksanaan perguruan tinggi.
IMPLIKASI KPPTJP III
Bekerja dengan :
PENINGKATAN KUALITAS BERKELANJUTAN.
PARADIGMA BARU PENATAAN PENDIDIKAN TINGGI.
RENCANA BERORIENTASI PADA PROGRAM.
PENENTUAN PRIORITAS YANG LEBIH KETAT.
PUSAT KEPUTUSAN TERSEBAR.

Bukan dengan :
CARA KERJA LAMA.
MARGINALISASI.
RENCANA BERORIENTASI PADA DANA.
MANAJEMEN MONOLITIK / POLA MANAJEMEN
TERPUSAT.
PERHATIAN TERLALU BESAR PADA HASIL (MENGU-
RANGI PERHATIAN TERHADAP DAMPAK).
HANYA BERGANTUNG PADA DANA PEMERINTAH.
Ditjen Dikti / PMU-HEDS / 1996

27
28

Anda mungkin juga menyukai