Anda di halaman 1dari 36

PEDOMAN KESELAMATAN

PASIEN DI RUMAH SAKIT


RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo
Visi:
Menjadi Centre of Excellences dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian kesehatan.

Misi:
Memberikan pelayanan kesehatan yang terintegrasi,
holistic, dan professional kepada seluruh lapisan
masyarakat termasuk masyarakat miskin.
Menyelanggarakan pendidikan yang terpadu dengan
pelayanan
Menyelenggarakan pelayanan rujukan kesehatan dalam
rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Deklarasi Keselamatan Pasien
Kami seluruh komunitas RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo, menyatakan:
Keselamatan pasien menjadi tujuan utama aktivitas
kami.
Bersungguh hati dan berbulat tekad melaksanakan
gerakan keselamatan pasien.
Senantiasa meningkatkan komitmen dan kompetensi
demi terwujudnya keselamatan pasien.
Akan terus membangun budaya keselamatan pasien.
Senantiasa mengembangkan system pelaporan
sebagai pembelajaran bagi semua.
Peran dan Tanggungjawab setiap petugas RS Dr.
Wahidin Sudirohusodo:

Mensosialisasikan deklarasi keselamatan pasien.


Berpartisipasi aktif pada setiap kegiatan-kegiatan
keselamatan pasien sesuai dengan bidangnya.
Melakukan solusi pada setiap tahap KTD ataupun
KNC.
Memahami alur pelaporan pada setiap KTD atau
KNC dan melaporkan semua kejadian sesuai
dengan alur pelaporan.
Melakukan upaya-upaya pencegahan terjadinya
insiden keselamatan pasien.
Mengapa Perlu Sistem Keselamatan Pasien
di Rumah Sakit?
Banyaknya jenis obat, jenis tes, jenis prosedur
serta jumlah pasien dan jumlah staf rumah sakit
yang cukup besar, merupakan hal yang potensial
bagi terjadinya kesalahan.
SAFETY is a fundamental principle of patient
care and a critical component of QUALITY
MANAGEMENT (World Alliance fo Patient Safety, Forward
Programme, WHO, 2004)
safe care is not an option. It is the right of
every patient who entrusts their care to our Healthcare
systems (Sir Liam Donaldson, Chair, World Alliance fo Patient Safety,
Forward Programme, WHO, 2006 2007)
Istilah Dalam Kesehatan Pasien
Kesalahan Medis (Medical Errors)
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD/Adverse
Event)
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Near Miss
Keselamatan Pasien (Patient safety)
Kesalahan Medis (Medical Errors)

Kesalahan yang terjadi dalam suatu


proses asuhan/pelayanan medis yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
Dapat berupa akibat melakukan sesuatu
tindakan (commission) atau tidak
melakukan tindakan (ommission)
Kejadian Nyaris
Pasien Tidak
Cedera (Near
Cedera
Miss)
Kesalahan
Medis
Kejadian Tidak
Pasien Cedera Diharapkan
(Adverse Event)
Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD/Adverse Event)
Suatu kejadian yang mengakibatkan
cedera yang tidak diharapkan pada pasien
karena suatu tindakan (commission) atau
karena tidak bertindak (ommission), dan
bukan karena underlying disease atau
kondisi pasien .
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) /
Near Miss
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan yang seharusnya diambil, yang dapat
mencederai pasien tapi Tidak cedera, karena:
Keberuntungan (mis, pasien terima suatu obat
kontra-indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat),
Pencegahan (mis, akan diberikan obat dengan
overdosis lethal, tapi petugas lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan),
Peringanan (mis, suatu obat dengan overdosis
lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
diberikan antidote-nya)
Keselamatan Pasien (Patient safety)

Sistem dimana RS memberikan asuhan


kepada pasien lebih aman, mencegah
cedera akibat kesalahan karena
melakukan tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakuakan.
Tujuan Program Keselamatan
Pasien di RSWS :
Tujuan Umum:
Meningkatnya Keselamatan Pasien di
RSWS

Tujuan Khusus;
Meningkatnya pengetahuna dan keterampilan
segenap komunitas RSWS
Terciptanya budaya keselamatan pasien bagi
segenap komunitas RSWS
Terimplementasinya Goals keselamatan pasien
Terlaksananya sistem pelayanan
Manfaat Penerapan Sistim
Keselamatan pasien di RS :
Budaya safety meningkat dan berkembang.
(Blame Free Culture, Reporting Culture, learning
Culture)
Komunikasi dengan pasien berkembang
KTD menurun. Peta KTD selalu ada dan terkini.
Risiko klinis menurun
Keluhan dan ligitasi (tuntutan hukum) berkurang.
Mutu pelayanan meningkat
Citra RS dan kepercayaan masyarakat meningkat,
diikuti kepercayaan diri yang meningkat.
Sasaran Keselamatan pasien
RSWS Tahun 2008:
Identifikasi pasien secara benar.
Meningkatkan komunikasi
Meningkatkan keamanan dalam pemberian
obat-obatan
Minimalisasi tindakan/operasi yang salah,
salah pasien, salah sisi, salah prosedur
Mengurangi angka kejadian infeksi
Mengurangi risiko pasien jatuh
Mengurangi angka Dekubitus
GOALS 1 : IDENTIFIKASI PASIEN
Setiap pasien yang dirawat di RSWS harus dicatat : Nama, umur,
jenis kelamin, alamat, tanggal/jam penerimaan, pekerjaan, nama
pengirim, anamnesis pasien (keluarga).
Nomor catatan medis ditulis pada status, buku register dan kartu
control penderita.
Nomor catatan medis terdiri atas 6 angka diberikan dari rekam
medic RS. (bersifat sentralisasi)
Setelah data pasien dilengkapi, status RM dan gelang identifikasi
pasien (yang mencantumkan nama, umur, jenis kelamin, No.
Rekmed) dibuat dan diberikan kepada perawat untuk dipasangkan
di lengan pasien.
Gelang warna merah muda untuk pasien perempuan dan warna biru
muda untuk pasien laki-laki
CONT
Pada gelang terdapat bar code data pasien yang mencakup: Nama,
No Rekam Medik, jenis Kelamin, Umur, Alamat.
Petugas senantiasa mencocokkan gelasng identifikasi (minimal 2
identitas: Nama, Umur, dan No Rekmed) dengan status pasien
setiap kali melakukan pemeriksaan, pemberian obat, pemberian
tindakan, pemeriksaan radiologi ataupun pengambilan sampel
laboratorium dan pemberian transfuse darah.
Gelang yang rusak harus segera diminta gantinya pada Sentral
Opname (SO)
Gelang identitas dilepaskan saat pasien akan pulang.
GOALS 2 : TINGKATKAN KOMUNIKASI
EFEKTIF
Memberikan informasi/instruksi secara
lengkap dan jelas tanpa memakai singkatan
yang tidak baku/standar.
Melakukan Read Back terhadap
informasi/instruksi yang diterima secara lisan
maupun melalui teleppon atau melaporkan
hasil pemeriksaan penting yang
membutuhkan verifikasi oleh penerima
informasi.
Standarisasi Singkatan, Akronim, Simbol
yang berlaku di Rumah Sakit
Melakukan Standar komunikasi Pada Saat
Operan/ Hand Over Communication
GOALS 3 : MEDIKASI YANG
AMAN
Sosialisasikan & tingkatkan kewaspadaan
obat Look Alike & Sound Alike (LASA)
atau nama Obat Rupa Mirip (NORUM)
Terapkan 5 benar dalam pemberian obat:
Upayakan mereduksi risiko medication
error
Meminimalkan medication error
Sosialisasikan & tingkatkan kewaspadaan obat
Look Alike & Sound Alike (LASA) atau nama Obat
Rupa Mirip (NORUM)

Pisahkan obat-obat LASA


Minimalkan jumlah obat look-alike yang muncul
pada layar seleksi pada order entry
Pisahkan kemasan obat look-alike di area
penyimpanan
Kemas ulang produk dengan kemasan luar yang
berbeda
Pastikan label menampilkan kandungan aktif pada
produk farmasi
Gunakan huruf besar untuk label seperti DOPamine
versus DoBUTamine
Terapkan 5 benar dalam pemberian
obat
1. Benar obat
2. Benar dosis
3. Benar waktu
4. Benar cara pemberian
5. Benar pasien
Upayakan mereduksi risiko
medication error
Melakukan pengkajian obat setiap tahun
Membuat kebijakan/prosedur
Mengembangkan strategi untuk
mencegahkebingungan atau misinterpretasi
dalam penulisan resep atau permintaan obat
Menyimpan obat yang terlihat mirip secara
terpisah atau penggunaan alat dispensing
otomatis.
Penggunaan tulisan tebal atau warna yang
berbeda pada label obat.
Melibatkan pasien dan pendampingnya untuk
mengurangi kesalahan pemberian obat melalui:
Memastikan seluruh langkah proses pengelolaan
Meminimalkan medication error

Tulis dengan jelas


Komunikasi dengan jelas
Gunakan nama paten dan generic.
Jelaskan bentuk kemasan dan dosis
Edukasi tentang obat
Jangan gunakan singkatan
GOALS 4 : CEGAH TINDAKAN/OPERASI
SALAH PASIEN, SALAH SISI, SALAH
PROSEDUR
Pengecekan Surat Ijin Tindakan
(Informed Consent)
Pengecekan Identitas Pasien
Penandaan Area Operasi
Pengecekan Data Pemeriksaan
Penunjang
Pelaksanaan Time Out Tim Operasi
1. CEK INFORMED CONSENT
2. TANDAI AREA OPERASI
3. CEK IDENTITAS PASIEN
4. CEK DATA PENJILIDAN
5. TIME OUT TIM OPERASI
GOALS 5 :
KURANGI ANGKA KEJADIAN INFEKSI

KURANGI ANGKA KEJADIAN INFEKSI


INDIKASI CUCI TANGAN
PERSIAPAN CUCI TANGAN
PROSEDUR CUCI TANGAN
GOALS 6 :
KURANGI RESIKO PASIEN
JATUH
Penelitian menunjukan bahwa mayoritas
lokasi pasien jatuh di :
Sebelah tempat tidur pasien (50%)
Koridor
Kamar mandi/ toilet
Kondisi Pasien yang Berisiko Jatuh :
Lakukan screening risiko jatuh
FAKTOR POTENSIAL RISIKO JATUH

INTRINSIK
1. Diagnosis dan perubahan fisik
2. Obat dan Interaksinya
3. Kondisi Mental / Penggunaan Alkohol
4. Karakteristik Pasien
EXTRINSIK
Karateristik Lingkungan
ASSESSEMENT RISIKO
JATUH :
Assessement risiko jatuh dilakukan
pada :
Saat pendaftaran
Saat transfer dari unit satu ke unit lain
Setelah pasien jatuh
Regular interval, bulanan, dua mingguan,
atau harian
Tool Assessement
Assessement risiko jatuh dengan
menggunakan MORSE FALL RISK
INTERVENSI UNTUK MENGURANGI
RISIKO PASIEN JATUH
Intervensi Intrinsik
Intervensi Ekstrinsik
Edukasi Pasien / Keluarga
Edukasi Staf
Faktor Penghalang Upaya
Pencegahan Pasien Jatuh
Orientasi kurang baik untuk staf baru
Staffing yang tidak adekuat
Reduksi penggunaan penghalang
Pasien tidak ingin / tidak sanggup
memanggil untuk bantuan
Pasien lupa/bingung
Hambatan komunikasi/budaya pasien
Penyebab Terbanyak Pasien Jatuh :
Pasien terpeleset
Bed plang Tpt Tidur tidak terkunci jatuh
Brancard aus jatuh
Pasien geriatri dari poli mata, turun tangga
jatuh
Brancard dilas, tapi macet, miring jatuh
Pasien geriatri mau kekamar mandi jatuh
Pasien jatuh saat ke kamar mandi karena
pusing (post partum)
Pasien jatuh saat turun tangga
GOALS 7
KURANGI ANGKA DECUBITUS
Pressure Ulcer / Ulkus Dekubitus
Faktor Resiko
Faktor Resiko diPerberat oleh :
Ko-morbiditas
Gangguan Mobilisasi
Peningkatan Berat Badan Bermakna
Inkontinensia/Kelembaban
PROGRAM PENCEGAHAN
RISIKO DECUBIT
PENILAIAN RISIKO
Penilaian Resiko Dini
Skala Penilaian Risiko
PENILAIAN DAN INSPEKSI KULIT
PENILAIAN NUTRISI
PERAWATAN KULIT
POSISI TUBUH YANG AMAN
Reduksi Gesekan
Reposisi Pasien
Gunakan Alat Positioning
Elevasi Tempat Tidur Daerah Kepala
Posisi Miring
Lakukan Elevasi Tumit
MENGGUNAKAN LAPISAN PENGAMAN
PENGAWASAN DAN DOKUMENTASI
MEKANISME SISTIM PENCATATAN DAN
PELAPORAN KEJADIAN
Sistim pelaporan menggunakan format laporan kejadian RSWS (Format
terlampir)
Pelaporan kejadian harus dilakukan dalam 2 x 24 jam kepada kepala
ruangan (Karu)
Kejadian yang terjadi diluar ruangan (area parker, lobi, koridor, dll) kejadian
dilaporkan kepada Karu terdekat dan Tim Keselamatn Pasien RSWS.
Laporan kejadian tidak boleh difotocopy dan tidak boleh disimpan dalam
berkas rekam medik, hanya boleh disimpan oleh tim keselamatan pasien
RS.
Karu melakukan Grading :
Bila grade biru dan hijau Karu melakukan investigasi sederhana
Bila grade kuning & merah, langsung dilaporkan ke Tim KP-RSWS.
Laporan kejadian dan formulir investigasi sederhana yang telah diisi dan
diteruskan ke tim KP-RSWS ( Biru : 1 minggu, hijau : 2 minggu )
Tim KP-RSWS menganalisis hasil investigasi sederhana dan melakukan
RE-Grading.
Hasil analisis investigasi sederhana dan root cause analysis (RCA)
dilaporkan kepada direksi dan diumpanbalikkan (feed back) ke unit terkait
sebagai bahan pembelajaran dan perbaikan.
Komponen dan Sub-komponen
Insiden Keselamatan Pasien :
Pengelolaan Klinis
Dokumnetasi
Pemeriksaan Penunjang Medis
Komunikasi
Infeksi Nosokomial
Pemberian Obat / Proses Medikasi
Pemberian Transfusi
Perilaku Pasien
Kecelakaan / Patient Accident
Alat Medis
Infra-Struktur
Sumber Daya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai