Theileriosis Dan Anaplasmosis
Theileriosis Dan Anaplasmosis
KELOMPOK 2
HABIBI SAHIDAN POLEH 1402101010007
RESTIA DORA 1402101010010
YUNITA ARIESKI 1402101010025
M. ARIF AL FURQAN 1402101010032
THEILERIASIS
Demam,
Anoreksia Akut :
Penurunan hasil susu. Edema paru,
Kelemahan Tidak bisa berdiri
Petechiae dan Ekimosis dapat ditemukan Ikterus
pada konjungtiva dan oral membran
Dehidrasi
mukosa, lacrimation, nasal discharge,
kornea opasitas. Anemia
Diare juga bisa terlihat.
DIFFERENSIAL DIAGNOSA
Anaplasmosis
Babesiosis
Salmonellosis
Hemorragic septisemia
Tripanosomyasis
Rift Valley fever
Malignant catarrhal fever
PA
Selaput lendir lambung kelenjar dan usus yang hemoragik sering memperlihatkan bintik-
bintik darah dan erosi-erosi dangkal.
Pada hati, ginjal, dan jantung terlihat degenerasi suram.
Hati dan ginjal memperlihatkan juga sarang-sarang kelabu putih yang menyerupai infark-
infark disebabkan oleh poliferasi jaringan limfatik.
Paru-paru sering membesar karena busung air yang disebabkan oleh berkurangnya tenaga
jantung.
PERUBAHAN MAKROSKOPIS
Pengobatan
Halofuginone 1,2 mg/kg bb (p.o) efektif terhadap skizon
Tetracycline (iv) 10mg/kg bb
Chlortetracycline 12,5-15 mg/kg bb
ANAPLASMOSIS
Tahapan infeksi Anaplasmosis pada mamalia dibagi menjadi empat stadium yakni inkubasi, perkembangan,
persembuhan, dan karier.
Stadium inkubasi dimulai ketika Anaplasma sp. mulai menginfeksi sel darah hingga 1% dari sel darah
total. Pada stadium inkubasi sel darah terlihat lisis tapi tidak menunjukkan gejala klinis.
Stadium perkembangan mulai menunjukkan gejala klinis akibat manifestasi gangguan sel darah merah,
dan hemoglobin yang menurun serta meningkatnya level parasitemia.
Stadium persembuhan dan karier akan dialami hewan terinfeksi jika dapat melewati stadium inkubasi
dan perkembangan. Pada stadium persembuhan jumlah sel darah merah, dan hemoglobin kembali ke
rentang normal, akan tetapi hewan tersebut bisa menjadi karier dan menjadi sumber Anaplasmosis bagi
hewan domestik sehat lainnya.
Stadium Karier, Agen masuk melalui gigitan caplak terinfeksi pada tubuh inang, kemudian masuk
kedalam eritrosit melalui proses endositosis, dan terjadi pembelahan biner. Hasil pembelahan
dikeluarkan melalui permukaan sel dan bersifat menular pada eritrosit lainnya
GEJALA KLINIS
a. Per-akut : hewan akan mati setelah beberapa jam menunjukkan gejala umum sakit. Hewan
mengalami penurunan kondisi dengan cepat, kehilangan nafsu makan, kehilangan koordinasi
dan sesak nafas. Temperatur hewan biasanya lebih dari 41C dan mukosa cepat menjadi
kuning.
b. Akut : suhu sekitar 39,5-42,5C, ikhterus, penurunan berat badan, dehidrasi, konstipasi, dan
gangguan pernapasan.
c. Sub-akut dan kronis : terjadi kenaikan suhu selama beberapa hari (4-10 hari) disusul dengan
demam intermiten bahkan suhu tubuhnya mencapai 40C, terjadi anemia hebat, kondisi
badan menurun, kadang-kadang nafsu makannya masih ada, abortus.
Pada hewan penderita yang tidak menunjukkan gejala klinis, Anaplasma dapat bertahan dalam
tubuh sampai 2 tahun, walaupun dalam darah perifer sulit ditemukan. Jika hewan mengalami
stres maka hewan tersebut dapat berperan sebagai pembawa penyakit.
DIFFERENSIAL DIAGNOSA
Anaplasmosis per-akut atau akut mirip dengan penyakit anthraks, pneumonia, keracunan,
gangguan pencernaan akut, sampar sapi dan pasteurellosis.
Apabila anemianya menonjol, maka penyakit ini harus dibedakan dari leptspirosis dan
hemoglobinuria basiler akut.
Adanya demam, anemia dan ikhterus menyebabkan penyakit ini sulit dibedakan dengan
babesiosis dan trypanosomiasis.
DIAGNOSA