Anda di halaman 1dari 33

THEILERIOSIS DAN ANAPLASMOSIS

KELOMPOK 2
HABIBI SAHIDAN POLEH 1402101010007
RESTIA DORA 1402101010010
YUNITA ARIESKI 1402101010025
M. ARIF AL FURQAN 1402101010032
THEILERIASIS

Juga di kenal : Tick Bome Disease, East Coast Fever.


Theileriasis adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh
protozoa Theileria sp. yang bersirkulasi di dalam darah
secara intraseluler.
ETIOLOGI
Theileriae adalah parasit protozoa intraseluler obligat yang menginfeksi hewan liar maupun
domestik.
Beberapa spesies juga menginfeksi ruminansia kecil
Ditularkan oleh kutu ixodidae, dan
Memiliki siklus hidup yang kompleks baik pada vertebrata dan host invertebrata
T. parva terjadi di Afrika Timur dan Selatan dan menyebabkan East Coast Fever (ECF atau
Corridor Disease)
T. annulata menyebabkan Tropical Theileriosis (TT), juga dikenal sebagai theileriosis
Mediterania dan terjadi di Afrika Utara, Eropa selatan dan Asia
T. lestoquardi (T. hirci) adalah satu-satunya spesies yang memiliki arti ekonomi yang
menginfeksi ruminansia kecil, dan itu terjadi di cekungan Mediterania, Afrika Utara dan Asia
EPIDEMIOLOGI

T. parva menginfeksi sapi, kerbau Afrika (Syncerus caffer), kerbau India


(Bubalus bubalis), dan waterbuck (Kobus spp.)
T. annulata menginfeksi sapi dan yak (Bos grunniens), dengan infeksi ringan.
Kerbau dianggap sebagai tuan rumah alami dimana parasit tersebut
berevolusi.
Keturunan taurine, diperkenalkan ke daerah endemik, memiliki bentuk yang
jauh lebih parah dibanding keturunan zebu asli
SIKLUS HIDUP
PATOGENESA

Infeksi pada inang di awali dengan masuknya sporozoid sampai terdektesi


prioplasma yang menginfeksi eritrosit, sedangkan pada vektor di mulai dari
larva mengisap darah terinfestasi piroplasma berubah menjadi mikrogamon,
mikrogamet, zigot, dan kinet didalam usus,sampai di temukan sporozoit di
dalam kelenjar ludah vektor.
GEJALA KLINIS

Demam,
Anoreksia Akut :
Penurunan hasil susu. Edema paru,
Kelemahan Tidak bisa berdiri
Petechiae dan Ekimosis dapat ditemukan Ikterus
pada konjungtiva dan oral membran
Dehidrasi
mukosa, lacrimation, nasal discharge,
kornea opasitas. Anemia
Diare juga bisa terlihat.
DIFFERENSIAL DIAGNOSA

Anaplasmosis
Babesiosis
Salmonellosis
Hemorragic septisemia
Tripanosomyasis
Rift Valley fever
Malignant catarrhal fever
PA

Poliferasi sebagian besar jaringan-jaringan limfatik


Semua kelenjar limfe membengkak, basah dan berdarah.
Hewan yang mati tidak terlalu kurus
Anemi ringan dan ikhterus (jarang) jaringan ikat subkutis dan subserosa (mediastinum)
biasanya basah karena busung air.
Dirongga-rongga badan ditemukan cairan-cairan bening dan kuning yang lebih banyak dari
biasanya.
LANJUTAN

Selaput lendir lambung kelenjar dan usus yang hemoragik sering memperlihatkan bintik-
bintik darah dan erosi-erosi dangkal.
Pada hati, ginjal, dan jantung terlihat degenerasi suram.
Hati dan ginjal memperlihatkan juga sarang-sarang kelabu putih yang menyerupai infark-
infark disebabkan oleh poliferasi jaringan limfatik.
Paru-paru sering membesar karena busung air yang disebabkan oleh berkurangnya tenaga
jantung.
PERUBAHAN MAKROSKOPIS

Terjadinya degenerasi suram pada hati, ginjal dan jantung


Adanya peningkatan jaringan ikat dihati
Adanya penumpukan limfosit-limfosit dan limfoblas-limfoblas yang berisi bola-bola plasma Koch.
Penumpukan juga terjadi disekitar pembuluh darah dalam korteks ginjal
Sarang-sarang pada ginjal dan hati terdiri dari jaringan nekrosa
Degenerasi miokard dan terlihat miokarditis berserum
Limpa bengkak dan folikel-folikel yang masih ada berbentuk tidak teratur
Dalam theileria kronis folikel hilang
HISTOPATOLOGI
Histopatologi dari berbagai spesimen jaringan dari
berbagai kasus akibat penyakit berat karena T.
annulata.
a. Limpa, hemolisis ekstravaskular dengan makrofag
besar melimpah yang mengandung eritrosit yang
tidak mengandung parasit atau parasit
b. Ulseratif abomasitis, nekrosis epitel hadir (panah
tipis). Epitel yang berdekatan adalah hiperplastik
(panah tebal),
c. Trombi dan gliosis hialin di otak, gliosis yang
menyebar (tanda panah tebal), trombi hialin
menghalangi kapiler dan arteriol (panah tipis),
d. Otak, status spongiosis (panah tipis), aktivasi sel
endotel dan penyerapan sel pepatah pada pembuluh
hadir (panah tebal),
e. Trombus hibrid dalam kapiler otak, trombus hialin
menghalangi kapiler (panah tebal), edema perivaskular
dan penyerapan eritrosit yang diparasit dan lisis
mengandung dua organisme piroplasma (panah tipis)
hadir
f. Edema perivaskular dan status spongiosis di sekitar
arteriole otak (panah tebal yang panjang) dan
pengaktifan sel endotel (panah tebal pendek) dengan
penyerapan eritrosit yang terinfeksi parasit di lumen
ada (panah tipis).
PENGOBATAN

Pengobatan
Halofuginone 1,2 mg/kg bb (p.o) efektif terhadap skizon
Tetracycline (iv) 10mg/kg bb
Chlortetracycline 12,5-15 mg/kg bb
ANAPLASMOSIS

Sinonim : Gall Sickness


Anaplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Anaplasma sp. yang dapat
bersifat akut dan kronis yang ditandai dengan adanya demam, anemia, ikterus dan
kekurusan tanpa hemoglobinuria.
Hewan yang diserang oleh parasit ini adalah sapi, kerbau, unta, babi, domba,
kambing, anjing dan hewan liar
ETIOLOGI

Anaplasmosis disebabkan oleh golongan Rickettsia, keluarga Anaplasmataceae, genus


Anaplasma. Penyakit klinis pada sapi umumnya disebabkan oleh Anaplasma marginale,
sedangkan infeksi akibat A.centrale belum dilaporkan secara jelas.
Anaplasma marginale terdapat di dalam sel darah merah, berbentuk bulat dan padat berwarna
merah cerah atau merah tua dengan diameter 0,1-1,0 m. Perbedaan antara A.marginale dan
A.centrale terletak pada lokasi protozoa tersebut di dalam sel darah merah. Anaplasma
marginale terletak dibagian tepi dari sel darah merah, sedangkan A.centrale terletak dibagian
tengah.
Anaplasma marginal Anaplasma centrale
EPIDEMIOLOGI
1. Spesies Rentan : Anaplasmosis hampir menyerang semua hewan berdarah panas seperti
sapo, kerbau, domba, rusa, unta, babi, kuda, keledai, anjing dan hewan liar lainnya.
2. Cara penularan : spesies caplak (Boophilus sp, Dermacentor sp, Rhipicephalus sp, Ixodes sp,
Hyalomma sp, Ornithodoros sp) adalah vektor biologis anaplasmosis, namun tidak semua
spesies ini ditemukan dalam suatu wilayah. Vektor ini dapat berpindah secara trans-stadial
(antar stadium) dan trans-ovarial (ketelur). Boophillus sp dilaporkan sebagai vektor utama di
Australia dan Afrika, sedangkan Dermacentor sp adalah vektor utama di Amerika Serikat.
Golongan Diptera seperti alat penghisap darah (Tabanus sp dan Stomoxys sp) dan nyamuk
(Aedes sp dan Psaphora sp) dapat bertindak sebagai vektor mekanis.
3. Distribusi Penyakit : di Indonesia anaplasmosis pertama kali ditemukan pada tahun 1987
pada sapi dan kerbau. Sampai saat ini anaplasmosis sudah hampir menyebar di seluruh
wilayah Indonesia.
SIKLUS HIDUP
PATOGENESA

Tahapan infeksi Anaplasmosis pada mamalia dibagi menjadi empat stadium yakni inkubasi, perkembangan,
persembuhan, dan karier.
Stadium inkubasi dimulai ketika Anaplasma sp. mulai menginfeksi sel darah hingga 1% dari sel darah
total. Pada stadium inkubasi sel darah terlihat lisis tapi tidak menunjukkan gejala klinis.
Stadium perkembangan mulai menunjukkan gejala klinis akibat manifestasi gangguan sel darah merah,
dan hemoglobin yang menurun serta meningkatnya level parasitemia.
Stadium persembuhan dan karier akan dialami hewan terinfeksi jika dapat melewati stadium inkubasi
dan perkembangan. Pada stadium persembuhan jumlah sel darah merah, dan hemoglobin kembali ke
rentang normal, akan tetapi hewan tersebut bisa menjadi karier dan menjadi sumber Anaplasmosis bagi
hewan domestik sehat lainnya.
Stadium Karier, Agen masuk melalui gigitan caplak terinfeksi pada tubuh inang, kemudian masuk
kedalam eritrosit melalui proses endositosis, dan terjadi pembelahan biner. Hasil pembelahan
dikeluarkan melalui permukaan sel dan bersifat menular pada eritrosit lainnya
GEJALA KLINIS
a. Per-akut : hewan akan mati setelah beberapa jam menunjukkan gejala umum sakit. Hewan
mengalami penurunan kondisi dengan cepat, kehilangan nafsu makan, kehilangan koordinasi
dan sesak nafas. Temperatur hewan biasanya lebih dari 41C dan mukosa cepat menjadi
kuning.
b. Akut : suhu sekitar 39,5-42,5C, ikhterus, penurunan berat badan, dehidrasi, konstipasi, dan
gangguan pernapasan.
c. Sub-akut dan kronis : terjadi kenaikan suhu selama beberapa hari (4-10 hari) disusul dengan
demam intermiten bahkan suhu tubuhnya mencapai 40C, terjadi anemia hebat, kondisi
badan menurun, kadang-kadang nafsu makannya masih ada, abortus.
Pada hewan penderita yang tidak menunjukkan gejala klinis, Anaplasma dapat bertahan dalam
tubuh sampai 2 tahun, walaupun dalam darah perifer sulit ditemukan. Jika hewan mengalami
stres maka hewan tersebut dapat berperan sebagai pembawa penyakit.
DIFFERENSIAL DIAGNOSA

Anaplasmosis per-akut atau akut mirip dengan penyakit anthraks, pneumonia, keracunan,
gangguan pencernaan akut, sampar sapi dan pasteurellosis.
Apabila anemianya menonjol, maka penyakit ini harus dibedakan dari leptspirosis dan
hemoglobinuria basiler akut.
Adanya demam, anemia dan ikhterus menyebabkan penyakit ini sulit dibedakan dengan
babesiosis dan trypanosomiasis.
DIAGNOSA

Pemeriksaan mikroskopis : pemeriksaan darah secara natif, preparat ulas


darah tipis dan tebal.
Pemeriksaan Biologis : darah hewan diduga terinfeksi diinokulasikan kedalam
hewan coba yang telah diambil limpanya dan sebaiknya dari daerah endemik
anaplasmosis
Pemeriksaan serologis : uji Fiksasi Komplemen/CFC, Uji Hemaglutinasi Tabung
Kapiler/Capillari tube hemaglutination test/UHTK dan Teknik Antibodi
Flourescent/FAT.
A) GAMBARAN MIKROSKOPIS ANAPLASMA SP., B) A.MARGINALE C) A. MARGINALE -
PEWARNAAN GIEMSA
PA

Perubahan yang sangat jelas adalah anemia dan ikhterus


Bangkainya terlihat anemik, kahektik, dan ikterik.
Kelenjar limfenya membesar seperti ada edema
Jantung mengalami pembesaran dan terdapat titik-titik perdarahan (ptechiae)
Anemik juga terlihat pada paru-paru disertai emfisema, pembesaran hati dan warnanya
merah kekuningan, pembesaran empedu serta lunak.
Limpanya mengalami perbesaran dan lunak.
Umumnya terdapat gastroenteritis kataralis dan terjadi pembendungan pada ginjal.
HISTOPATOLOGI

Perubahan warna kuning pada fasia dengan


bangkai kurus kering
Hepatomegali dengan kantung empedu yang Kantung empedu buncit dengan empedu tebal
membesar. Perubahan warna kuning omentum. berwarna hijau gelap.
(Figur warna online)
Paru-paru menunjukkan pneumonia interstisial Paru-paru menunjukkan emfisema
Degenerasi miokard dan nekrosis Section of spleen showing increased red pulp
Penyumbatan dan penebalan dinding kandung Bagian hati menunjukkan retensi empedu,
empedu dengan hiperplasia glandular perubahan lemak ringan dan infiltrasi sel
mononuklear di triad portal bersamaan dengan
stasis empedu dalam duktus empedu.
PENGOBATAN

Anaplasmosis dapat diobati dengan tetracycline tetapi proses kesembuhannya lama.


Dosis Tetracycline untuk babi 22 mg/kg bb melalui intravena.
Dosis untuk sapi 11 mg/kg bb oral lima hari.
Dosis untuk kuda 5-7,5 mg/kg bb melalui intravena.

Anda mungkin juga menyukai