Anda di halaman 1dari 11

Assalammualaikum

Wr. Wb.
NAMA KELOMPOK :

DEWI TRI FARISMAWATI 09

MUSTOFA AKBAR 17

OKTARINA PUTRIANTI 20

RATNA YULIANA 23

X IPS 4
Sebutan Kendi pada umumnya dikenal di seluruh
Asia Tenggara. Kata kendi berasal dari bahasa Sansekerta
(dari India) yakni kundika yang artinya wadah air minum.
Dalam ikonografi Hindu, kundika merupakan atribut dari
Dewa Brahma dan Dewa Siwa. Sedangkan pada agama
Budha, kundika merupakan atribut Awalokiteswara dan
peziarah Budha juga membawa kundika yang dianggap sebagai
salah satu dari delapan belas wadah suci yang dibawa seorang
rahib dalam perjalanannya mencari kitab suci.
Sebutan kendi di Indonesia bermacam-
macam khususnya untuk kendi tanpa corot (kendi
seperti buah labu/botol). Di Sumatera Barat
wadah ini disebut labu tanah, di Jawa ada yang
menyebutnya gogok, atau glogok yang katanya
berasal dari bunyi yang keluar saat air dituang, di
Batak disebut kandi, di Bali disebut kundi atau
caratan, di Sulawesi Selatan busu, di Aceh
geupet bahlaboh dan di Lampung disebut hibu.
BENTUK DAN MACAM KENDI

Bentuk-bentuk kendi pada umumnya berbeda di setiap daerah yang


mencerminkan cita rasa atau pengaruh berbagai kebudayaan yang memasuki
suatu daerah sepanjang sejarahnya. Temuan-temuan kendi di daerah
pemukiman kuno memberikan gambaran penting mengenai pola perdagangan
dan hubungan budaya yang ditemukan pada kurun waktu yang berbeda di
daerah tersebut dengan wilayah lain seperti dari India, Timur Tengah,
Mesopotamia, Yunani, Cina, dan lain-lainnya.

Kendi memiliki dua macam jenis yaitu polos dan bercorak. Kendi biasanya
dimanfaatkan untuk minum dan upacara adat Jawa. Orang Mesir membuat
kendi yang diukir menurut budayanya. Orang China membuat kendi yang
bercorak gambar naga. Orang Thailand membuat dua jenis kendi, polos dan
bercorak. Orang Indonesia membuat kendi polos, tetapi memiliki gagang untuk
diangkat.
GAMBAR-GAMBAR KENDI
CONTOH VARIASI BENTUK
KENDI
Beberapa contoh variasi bentuk dari bentuk dasar kendi dapat disebutkan antara lain
di Jawa Tengah, kendi upacara dari Mayong, Pati, bercorot tiga, dua corot di antaranya palsu. Kendi ini
dinamakan kendi maling, dan harus diisi dari lubang dasarnya.
di Bali dan Lombok, juga di Tanah Gayo bentuknya sama seperti di jawa
di Aceh terdapat beberapa kendi yang menarik, hanya mempunyai dua lobang pada bagian atasnya yang
tertutup, cara mengisinya melalui salah satu lubang corot dari atas. Dengan bentuknya yang khas dan disain
geometrik yang digores halus, kendi-kendi Aceh mengingatkan kita pada kendi logam dari Timur Tengah.
Penduduk Aceh sendiri menganggap kendi ini sebagai tipe tradisional yang digunakan sejak kerajaan Islam
Aceh pada abad XVI.
Di Palembang juga terdapat bejana yang memiliki dua, tiga, empat sampai lima corot yang berdiri tegak
pada bagian atasnya, yang masing-masing dapat menuangkan air, pada umumnya badannya beralur, berkaki
tinggi dan banyak di antaranya dicat warna merah dan emas.
FUNGSI KENDI

Fungsi utama kendi gerabah adalah sebagai wadah penyimpanan air minum, agar air tetap
dingin sepanjang hari. Karena kendinya berlubang, air langsung dapat dituang ke mulut melalui
tanpa menyentuh mulut.
Kendi juga dapat berguna sebagai wadah cairan seperti obat atau ramuan magis, seperti kendi
di Jawa yang bertangkai panjang. Tangkai tersebut berfungsi untuk mencegah tutup terlepas dan
airnya terbuang, bilamana digunakan seseorang yang terbaring di tempat tidur. Bentuk lain yang
berfungsi sebagai wadah obat ialah kendi yang berlubang pada ujung lehernya dan berbentuk
bawang.
Kendi juga dipakai sebagai alat upacara pada acara-acara tertentu, misalnya pada
perkawinan. Air yang terdapat dalam kendi dianggap suci, murni, dan menyejukan, menjadi
simbol perkawinan yang sempurna.
Kendi juga dipakai pada acara sakral misalnya pada waktu upacara pemberangkatan jenazah
dari rumah duka menuju pemakaman. Dalam upacara tersebut seringkali masyarakat Jawa
Tengah memecahkan kendi yang berisi air.
SEKIAN
PRESENTASI DARI
KAMI

APAKAH ADA PERTANYAAN ???

Anda mungkin juga menyukai