Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT


(MTBS) DAN MANAJEMEN TERPADU
BAYI MUDA (MTBM)

DOSEN PEMBIMBING: DISUSUN OLEH:


YUNIARTI, M.KES KELOMPOK 2

KELAS : 2B /D3
KEBIDANAN
A. Manajemen Terpadu Balita Sakit
( MTBS )

1.Pengertian MTBS

MTBS singkatan dari Manajemen Terpadu Balita Sakit atau


Integrated Management of Childhood Illness (IMCI dalam bahasa
Inggris) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam
tata laksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia
0-5 tahun (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan
suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara
menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya yang
ditujukan untuk menurunkan kesakitan dan kematian sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak balita di unit
rawat jalan kesehatan dasar seperti Puskesmas, Pustu, Polindes,
Poskesdes, dll
2. Sejarah Penerapan MTBS Di
Indonesia

MTBS telah diadaptasi pada tahun 1997 atas kerjasama


antara Kementerian Kesehatan RI, WHO, Unicef dan IDAI
(Ikatan Dokter Anak Indonesia).Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI)
adalah suatu pendekatan terpadu dalam tatalaksana balita sakit.
MTBS bukan merupakan program kesehatan,tetapi suatu standar
pelayanan dan tatalaksana balita sakit secara terpadu di fasilitas
kesehatan tingkat dasar

Komponen I
Ada 3 komponen dalam
penerapan
Komponen II
strategiMTBS yaitu:
Komponen III
3. Tujuan MTBS

1. Menurunkan secara bermakna aangka kematian dan kesakitan


yang terkait penyakit tersering pada balita.
2. Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kesehatan anak.
3. Menurunkan secara signifikan angka kesakitan dan kematian
global yang terkait dengan penyebab utama penyakit pada
balita.
Penyakit-penyakit terbanyak pada balita yang dapat di
tata laksana dengan MTBS adalah penyakit yang menjadi
penyebab utama kematian, antara lain pneumonia, diare,
malaria, campak dan kondisi yang diperberat oleh masalah
gizi (malnutrisi dan anemia). Langkah pendekatan pada
MTBS adalah dengan menggunakan algoritma sederhana
yang digunakan oleh perawat dan bidan untuk mengatasi
masalah kesakitan pada Balita.
4. Proses Manajemen
Kasus Balita Sakit

Proses manajemen kasus disajikan dalam suatu


bagan yang memperlihatkan urutan langkah
langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya.
Langkah langkahnya yaitu :
1. Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit
umur 2 bulan 5 tahun
2. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan
3. Memberi konseling bagi ibu
4. Manajemen terpadu bayi muda umur kurang
dari 2 bulan, memberi pelayanan tindak lanjut
Lanjutan

Kegiatan MTBS memiliki 3 komponen khas


yang menguntungkan, yaitu :
1. Meningkatkan keterampilan petugas
kesehatan dalam tatalaksana kasus
balitasakit
2,.Memperbaiki system kesehatan
(perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam 1 kali
pemeriksaan MTBS)
3. Memperbaiki praktek keluarga dan
masyarakat alam perawatan di rumah dan
upaya pencarian pertolongan kasus balita
sakit
5. Manajemen Terhadap Balita Sakit
Umur 2 Bulan 5 tahun

Pada pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit


pada umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun tahap
pelaksanaan sama seperti pada bayi umur kurang dari 2
bulan yaitu :

a). Penilaian Tanda & Gejala

Pada penilaian tanda & gejala pada bayi umur 2 bulan


sampai dengan 5 tahun ini yang dinilai adalah tindakannya
tanda bahaya umum (tidak bisa minum atau
muntah,kejang, letargis atau tidak sadar dan keluhan
seperti batuk atau kesukaran bernafas, adanya diare,
lemah, masalah telinga, mall nutrisi, anemia dan lain-lain.
Lanjutan

b) Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan


a. Klasifikasi pneumonia
1. Diklasifikasi pneumonia berat apabilah adanya tanda bahaya
umum,tarikan dinding dada kedalam,adanya stridor
2. Adanya pneumonia apabila ditemukan tanda frekuensi napas
yang sangat cepat
3. Klasifikasi batuk bukan pneumonia apabilah tidak ada
pneumonia ada hanya keluhan batuk
b. Klasifikasi dehidrasi
1. Dehidrasi berat apabila ada tanda dan gejala seperti letargis atau
tidak sadar,mata cekung,turgor kulit jelek sekali,
2. Klasifikasi dehidrasi ringan sedang dengan tanda seperti
gelisah,rewel,mata cekung,haus,turgor jelek
3. Klasifikasi diare tanpa dehidrasi apabila tidak cukup tanda
adanya dehidrasi
Lanjutan

c. Klasifikasi diare persisten.


Untuk klasifikasi diare ini ditemukan apabila
diarenya sudah lebih dari 14 hari dengan dikelompokkan
menjadi 2 kategori yaitu diare persisten berat ditemukan
adanya tanda dehidrasi dan diare persisten apabila tidak
ditemukan adanya tanda dehidrasi.
d. Klasifikasi disentri
Pada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare
secara umum akan tetapi apabilah diarenya disertai dengan
darah dalam tinja atau diarenya bercampur dengan darah.
e. Klasifikasi resiko malaria
Pada klasifikasi resiko malaria ini dikelompokkan menjadi
resiko tinggi rendah atau tampak resiko malaria dengan
mengidentifikasi apabila darahnya merupakan resiko terhadap
malaria ataukah pernah kedaerah yang beresiko,
Lanjutan

f. Klasifikasi Campak
a). Campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan adanya
tanda bahaya umum terjadi kekeruhan pada kornea mata,
adanya luka pad daerah mulut yang dalam & luas
b). Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila
ditemukan tanda mata bernanah serta luka dimulu
g. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
a). DBD apabila ditemukan tanda seperti adanya tanda bintik
perdarahan dikulit (ptkie) adanya tanda syok
b). Klasifikasi mungkin DBD apabila adanya tanda nyeri ulu hati
atau gelisah, bintik perdarahan bawah kulit dan uji tourniquet
negatif jika ada sedikit ptkie
c). Klasifikasi terakhir adalah klasifikasi demam mungkin bukan
DBD apabila tidak ada tanda seperti diatas hanya ada demam.
Lanjutan

h. Klasifikasi Masalah Telinga


a). Klasifikasi mastoiditis apabila ditemukan adanya
pembengkakan & nyeri di belakang telinga.
b). Klasifikasi infeksi telinga akut apabila adanya cairan
atau nanah yang keluar dari telinga dan telah terjadi
kurang dari 14 hari serta adanya nyeri telinga.
c). Klasifikasi infeksi telinga kronis apabila ditemukan
adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan
terjadi 14 hari lebih

i. Klasifikasi Status Gizi


a). Klasifikasi gizi buruk dan atau anemia
b). Klasifikasi bawah garis merah dan atau anemia
c). Klasifikasi tidak bawah garis merah dan tidak anemia
c) Penentuan Tindakan dan
Pengobatan
1). Pneumonia
a. Berikan dosis petama antibiotika
Pilihan pertama kontrimoksazol (Trimetoprim +
sulfametoksazol) dan pilihan kedua adalah amoksilin.
b. Lakukan rujukan segera
2). Dehidrasi
Berikan cairan intravena secepatnya
a. Lakukan monitoring setiap 1-2 jam tentang status
dehidrasi, apabila belum membaik berikan tetesan
intravena.
bBerikan oralit (kurang dari 5 ml/kg/jam) segera setelah anak
mau minum
c. Lakukan monitoring kembali sesudah 6 jam pada bayi atau
pada anak sesudah 3 jam
d. Anjurkan untuk tetap memberikan ASI.
Lanjutan
3). Klasifikasi diare pesisten
Pada klasifikasi ini tindakan ditentukan oleh derajat dehidrasi, kemudian
apabila ditemukan adanya klorea maka pengobatan yang adapat
dianjurkan adalah : pilihan pertama antibiotika kotrimokzasol dan pilihan
kedua adalah tetrasiklin.
4). Klasifikasi Resiko Malaria
a. Pemberian kinin (untuk malaria dengan penyakit berat) secara intra
muscular.
b. Pemberian obat anti malaria oral
c. Setelah pemberian maka lakukan pengamatan selama 30 menit sesudah
pemberian klorokuin
5). Klasifikasi Campak
Apabila campak dijumpai dengan komplikasi berat maka tindakannya
adalah pemberian vitamin A, antibiotik yang sesuai, saleo mata tetrasiklin
atau kloramefnikol apabila dijumpai kekeruhan pada kornea, pemberian
paracetamol apabila disertai demam tinggi (38,5 derajat celcius),
kemudian apabila campak disertai komplikasi mata dan mulut
ditambahkan dengan gentian violet
Lanjutan

6). Klasifikasi Demam Berdarah Dengue


Pada klasifikasi demam berdarah dengue tindakan yang dapat
dilakukan antara lain apabila ditemukan maka segera berikan cairan
intra vena, pertahankan kadar gula darah, apabila dijumpai demam
tinggi maka berikan paracetamol dan berikan cairan atau oralit
apabila dilakukan rujukan selama perjalanan.
7). Klasifikasi masalah telinga
Tindakan dan pengobatan pada klasifikasi masalah telingah dapat
dilakukan antara lain berikan dosis pertam untuk antkbiotika yang
sesuai pemberian parasetamol apabila kronis ditambah dengan
mengeringkan telinga dengan kain penyerap.
8). Klasifikasi status gizi
Pada kalsifikasi statu gizi dapat dilakukan tindakan pemberian
vitamin A apabila anak kelihatan sangat kurus dan bengkak pada
kedua kaki dan apabila dijumpai aadanya anemia maka dapat
dilakukan pemberian zat besi dan apabila daerah resiko tinggi
malaria dapat diberikan anti malaria oral piratel pamoat
d) Pemberian Konseling

Lakukan evaluasi tentang cara memberikan


makanan pada anak menyatakan cara
meneteki anak, berapa kali sehari apakah
1) Konseling
pemberian makan pada malam hari menetek, kemudian anak
pada anak. mendapat makan atau minum lain

a. Konseling pemberian cairan selama sakit


2).Menganjurkan meningkatkan kebutuhan cairan seperti
cara pemberian
memberikan kuah sayur, air tajin atau air
makan pada ibu
matang.
b. Konseling kunjungan ulang
yang harus dilakukan pada ibu atau keluarga
apabila ditemukan tanda-tanda klasifikasi
berikut dalam waktu yang ditentukan ibu
harus segera ke petugas kesehatan
e) Pemberian Pelayanan dan Tindak Lanjut

1) Pnemonia

apabila didapatkan tanda bahaya umum atau


tarikan dinding dada ke dalam maka berikan 1 dosis
antibiotika pilihan kedua atau suntikan
kloramfenikol dan segara lakukan rujukan, namun
apabila frekuensi nafas atau nafsu makan tidak
menunjukkan perbaikan gantilah antibiotika pilihan
ketiga kemudianapabila nafas melambat atau nafsu
makan membaik lanjutkan pemberian antibiotika
sampai 5 hari.
2) Diare persisten

Pada tindak lanjut masalah


ini dilakukan sesudah 5 hari
dengan cara mengevaluasi diare
apabila diare belum berhenti
maka pelayanan tindak lanjut
adalah memberikan obat yang
diperlukan dan apabila sudah
berhenti maka makan sesuai
umur.
3) Disentri

Pelayanan tindak lanjut untuk disentri


dilakukan sesudah 2 hari dengan mengevaluasi
jumlah darah dalam tinja berkurang tentang
tanda disentri apabila anak masi mengalami
disentri maka lakukan tindakan sesuai tindaka
dehidrasi berdasarkan derajatnya.

Pelayanan tindak lanjut pada resiko malaria


dilkukan sesudah 2 hari apabila demam lagi
4) Resiko
dalam 14 hari dengan melakukan penilaian
malaria
sebagai berikut: apabila ditemukan malaria
oral pilihan kedua bahaya umum atau kakuk
kuduk maka lakukan tindakan sesuai protap.
apabila mata masi bernanah
5) Campak
maka lakukan evaluasi kepada keluarga
atau ibu dengan menjelaskan cara
mengobati infeksi mata jika sudah benar
lakukan rujukan dan apabila kurang
benar maka ajari dengan benar.

apabila ditemukan penyebab lain


6) Demam dari demam berdarah maka berikan
berdarah pengobatan yang sesuai dan apabila
masih ada tanda demam berdarah maka
lakukan tindakan sebagaimana tindakan
demam berdarah dan dalam waktu 7 hari
masi ditemukan demam lakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
7) Masalah
telinga

apabilah pada waktukunjungan


didapatkan pembengkakan dan nyeri
dibelakang telinga dan demam tinggi
maka segera lakukan rujukan,dan
apabilah masih terdapat nyeri dan
keluarkan cairan atau nana maka
lakukan pengobatan antibotika selama
5 hari dengan mengerinkan bagian
telinga
B. MTBM (Manajemen Terpadu
Bayi Muda)

Dalam perkembangannya mencakup


Manajemen Terpadu Bayi Muda umur
kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan
sehat maupun sakit. Umur 2 tahun tidak
termasuk pada Bayi Muda tapi ke dalam
kelompok 2 bulan sampai 5 tahun.
BayiMuda mudah sekali menjadi sakit,
cepat menjadi berat dan serius bahkan
meninggal terutama pada satu minggu
pertama kehidupan bayi
1. Pelaksanaan MTBM pada bayi umur kurang dari 2 bulan

Dalam pendekatan MTBS tersedia Formulir Pencatan untuk Bayi Muda


dan untuk kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir
pencatatan ini mempunyai cara pengisian yang sama yaitu :
1. Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik
2. Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit
atau masalah
3. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan
memberi pengobatan difasilitas
4. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencakup
bertanya, mendengar jawaban ibu, membantu memecahkan
masalah
5.Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan
pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang.
2. Penilaian Dan Klasifikasi Bayi Muda Umur Kurang 2 aBulan

a.Kemungkinan Penyakit Sangat Berat


Atau Infeksi Bakteri

1) Kejang
Kejang merupakan gejala kelainan susunan saraf pusat
dan merupakan kegawat daruratan. Kejang pada Bayi
Muda umur 2 hari berhubungan dengan asfiksia,
trauma lahir, dan kelainan bawaan dan jika lebih dari 2
hari dikaitkan dengan tetanus neonatorium.

2). Bayi tidak bisa minum dan memuntahkannya


Bayi menunjukkan tanda tidak bisa minum atau menyusu
jika bayi terlalu lemah untuk minum atau tidak bisa
mengisap dan menelan.
Lanjutan

3). Gangguan Napas


Pola napas Bayi Muda tidak teratur (normal 30-59
kali/menit) jika <30 kali/menit atau 60 kali/menit
menunjukkan ada gangguan napas, biasanya disertai
dengan tanda atau gejala bayi biru(sianosis), tarikan
dinding dada yang sangat kuat (dalam sangat kuat
mudah terlihat dan menetap), pernapasan cuping hidung
serta terdengar suara merintih (napas pendek
menandakan kesulitan bernapas)
4). Hipotermia
Suhu noramal 36,5 -37,5 C jika suhu < 35,5C disebut
hipotermi berat yang mengidentikasikan infeksi berat
sehingga harus segera dirujuk, suhu 35,5-36,0 C disebut
hipotermi sedang dan suhu 37,5 disebut demam
Lanjutan

5). Infeksi Bakteri Lokal

Infeksi bakteri lokal yang sering terjadi adalah infeksi pada kulit,
mata dan pusar. Pada kulit apakah ada tanda gejala bercak
merah, benjolan berisi nanah dikulit. Pada mata terlihat
bernanah, berat ringannya dilihat dari produksi nanah dan mata
bengkak. Pusar kemerahan atau bernanah

b. Menilai Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang
tidak seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering
dibandingkan biasanya. Biasanya bayi dehidrasi rewel dan
gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis atau tidak sadar,
karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung dan jika
dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau sangat lambat
Lanjutan

c. Ikterus

Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput mata


menjadi kekuningan sebagian besar(80%) akibat penumpukan
bilirubin (hasil pemecahan sel darah merah)., sebelum 14 hari tidak
memerlukan tindakan khusus hanya pemberian ASI. Ikterus
muncul setelah 14 hari berhubungan dengan infeksi hati atau
sumbatan aliran bilirubin pada empedu.

Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode KRAMER


Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke
atas)
Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kak
Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki
d. Kemungkinan Berat Badan Rendah dan atau masalah
Pemberian ASI
Pemberian ASI merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi 6 bulan pertama kehidupannya, jika ada
masalah pemberian ASI maka bayi dapat kekurangan gizi dan mudah
terkena penyakit.
Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan /Masalah
Pemberian Asi
Tanda dan Gejala Klasifikasi
1. Ada kesulitan pemberian ASI
2. Berat badan menurut umur rendah
3. ASI kurang dari 8 kali perhari
4. Mendapat makanan/minuman lain selain ASI
5. Posisi bayi salah
6. Tidak melekat dengan baik
7. Tidak mengisap dengan efektif
8. Terdapat luka bercak putih
9. Terdapat celah bibir /langit-langit
Lanjutan

e. Memeriksa Status /Penyuntikan Vitamin K1


Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum
sempurna berisiko untuk mengalami perdarahan (HDN=
haemorrhagic Disease of the Newborn). Perdarahn bisa ringan atau
berat berupa perdarahan pada kejadian ikutan pasca imunisasi
ataupun perdarahan intrakranial dan untuk mencegah diatas maka
semua bayi diberikan suntikan vit K1 setelah proses IMD dan
sebelum pemberian imunisasi Hb O

f. Memeriksa Status Imunisasi

Penularan Hepatitis pada bayi dapat terjadi secara vertikal (ibu ke


bayi pada saat persalinan) dan horizontal (penularan orang lain).
Dan untuk mencegah terjadi infeksi vertikal bayi harus diimunisasi
HB sedini mungkin. Imunisasi HB 0 diberikan (0-7 hari) di paha
kanan selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi BCG di
lengan kiri dan polio diberikan 2 tetes oral yang dijadwalnya
disesuaikan dengan tempat lahir.
Lanjutan
g. Memeriksa masalah/keluhan Lain

1) Memeriksa kelainan bawaan/congenital


2) Memeriksa kemungkinan Trauma lahir
3) Memeriksa Perdarahan Tali pusat

h. Memeriksa masalah ibu

Masalah yang mungkin berpengaruh kepada kesehatan bayi


1. Bagaimana keadaan ibu dan apakah ada keluhan
(misalkan : demam, sakit kepala, pusing, depresi)
2. Apakah ada masalah tentang (pola makan-minum, waktu
istirahat, kebiasaan BAK dan BAB)
3. Apakah lokea berbau, warna dan nyeri perineum
4. Apakah ASI lancar
5. Apakah ada kesulitan merawat bayi
6. Apakah ibu minum tablet besi, vit A dan menggunakan
alat kontrasepsi
3. Tindakan dan Pengobatan

a. Memerlukan Rujukan.
Klasifikasi berat (warna merah muda) memerlukan rujukan segera,
tetap lakukan pemeriksaan dan lakukan penanganan segera
sehingga rujukan tidak terlambat, contoh :
1) Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
2) Ikterus berat
3) Diare dehidrasi berat
b. Tidak Memerlukan Rujukan
Dibawah ini beberapa tindakan /pengobatan pada Bayi Muda yang
tidak memerlukan rujukan :
1) Menghangatkan tubuh bayi segera
2) Mencegah gula darah tidak turun
3) Memberi antibiotik per oral yang sesuai
Lanjutan

4) Mengobati infeksi bakteri lokal


5) Melakukan rehidrasi oral baik
diklinik maupun dirumah
6) Mengobati luka atau bercak putih di
mulut
7) Melakukan asuhan dasar Bayi Muda
(mencegah infeksi, menjaga bayi
tetap hangat, memberi ASI sesering
mungkin, imunisasi
4. Konseling Bagi Ibu

Konseling diberikan pada Bayi Muda dengan klasifikasi kuning dan


hijau
a. Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah
b. Mengajari ibu cara mengobati infeksi bakteri lokal (tetes mata
/salep tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan
bahan penyerap, luka dimulut dengan gentian violet)
c. Mengajari pemberian oralit
d. Menasehati ibu tentang pemberian ASI : pemberian ASI
eksklusif, cara meningkatkan produksi ASI, posisi yang benar
saat meneteki, cara menyimpan ASI
e. Mengajari ibu cara merawat tali pusat dan menjelaskan jadwal
pemberian imunisasi
f. Menasehati ibu kapan harus segera membawa bayi ke petugas
kesehatan dan kapan kunjungan ulang
g. Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya
5. Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak
Lanjut

Pada kunjungan ulang petugas dapat menilai apakah anak


membaik setelah diberi obat atau tindakan lainnya. Apabila
anak mempunyai masalah lain gunakan penilaian awal
lengkap pada kunjungan awal.
Kunjungan ulang :
a. Dua hari
1) Infeksi bakteri lokal
2) Gangguan pemberian ASI
3) Luka atau bercak putih di mulut
4) Hipotermi sedang
5) Diare dengan dehidrasi ringan /sedang
6) Ikterus fisiologik jika tetap kuning

Anda mungkin juga menyukai