0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan3 halaman
Klinisian mengevaluasi keamanan dan performa bahan dental dengan dua cara, yaitu uji coba pada hewan (in vitro) atau berdasarkan data klinis. Uji coba in vitro sulit diterapkan pada klinis, namun dapat dilakukan jika tidak tersedia data klinis. Keamanan dan performa suatu bahan dental tidak hanya ditentukan oleh status biokompatibilitasnya, tetapi juga berdasarkan resiko dan manfaat masing-masing bahan.
Klinisian mengevaluasi keamanan dan performa bahan dental dengan dua cara, yaitu uji coba pada hewan (in vitro) atau berdasarkan data klinis. Uji coba in vitro sulit diterapkan pada klinis, namun dapat dilakukan jika tidak tersedia data klinis. Keamanan dan performa suatu bahan dental tidak hanya ditentukan oleh status biokompatibilitasnya, tetapi juga berdasarkan resiko dan manfaat masing-masing bahan.
Klinisian mengevaluasi keamanan dan performa bahan dental dengan dua cara, yaitu uji coba pada hewan (in vitro) atau berdasarkan data klinis. Uji coba in vitro sulit diterapkan pada klinis, namun dapat dilakukan jika tidak tersedia data klinis. Keamanan dan performa suatu bahan dental tidak hanya ditentukan oleh status biokompatibilitasnya, tetapi juga berdasarkan resiko dan manfaat masing-masing bahan.
Dengan 2 cara: a. In vitro : Pada hewan percobaan b. Berdasar data klinis percobaan bahan.
Sulit dengan percobaan secara invitro/pada hewan coba
untuk pengaplikasi pada klinis. Namun, cara ini dapat dilakukan JIKA tidak ada data percobaan klinis.
Kita tidak dapat menentukan keamanan dan performa dental
material hanya dengan status/statement bahwa dental material tersebut merupakan biokompak. Karena tiap dental material memiliki resiko dan keuntungan masing-masing.
(Annusavice, et al,. 2013)
RESIKO VS BENEFITS DENTAL MATERIAL
(Annusavice, et al,. 2013)
Restorative Material Potensial Efek Merugikan Kontak dermatitis atau sensitisasi element metal Lesi Lichenoid Menurunkan respon pulpa atau sensitifitas post operasi Amalgam Sensitifitas Pulpa Simtom dari Toksisitas Merkuri Akut Simtom dari Toksisitas Merkuri Kronis
Kontak Dermatitis atau Sensitisasi pada Metakrilat
Lesi Lichenoid Resin Komposit Efek Estrogen atau Efek Sistenik Efek Sistemik pada monomer lain atau Substansi yang Tercuci Sensitifitas pos operasi akibat tekanan polimerisasi
Kontak deratitis atau sensitisasi pada metal khususnya nikel,
tembaga, dan berilium Cor Metal dan Tumpatan Lesi lichenoid Kondensasi Sensitifitas termal pada pulpa Efek sistemik dari metal ion yang terlepas
Efek respiratori dari debu silicon berlebih pada gigi antagonis
Keramik Rentan terpotong fraktur akibat veneering keramik