Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

IMPAKSI GIGI 18,28,38 PRO ODONTEKTOMY GIGI 18,28,38

DI RUANG OPERASI

Muhamad Abi Zakaria


NIM. 132023143020

PRAKTIK PROFESI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
IMPAKSI GIGI

1. Definisi

Gigi impaksi atau gigi terpendam adalah gigi yang erupsi normalnya

terhalang atau terhambat, biasanya oleh gigi didekatnya atau jaringan

patologik, sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna dan tidak

mencapai oklusi normal di dalam deretan susunan gigi-geligi lain yang sudah

erupsi.

Umumnya gigi yang sering mengalami impaksi ialah gigi posterior

(Gambar 1). Gigi anterior juga dapat mengalami impaksi, tetapi jarang

ditemukan.4 Pada gigi posterior, yang sering mengalami impaksi ialah gigi-

gigi molar ketiga (48 dan 38) mandibula; molar ketiga (18 dan 28) maksila;

premolar (44, 45, 34 dan 35) mandibula; dan premolar (14,15,24 dan 25)

maksila.

Gigi anterior yang dapat ditemui mengalami impaksi ialah: gigi-gigi

kaninus maksila dan mandibula (13, 23, 33 dan 43), dan insisivus maksila dan

mandibula (11, 21, 31 dan 41).

Untuk mengetahui ada tidaknya kemungkinan suatu gigi mengalami

impaksi atau tidak sangat penting dipahami masa erupsi masing-masing gigi

pada setiap lengkung rahang.

2. Etiologi

Etiologi gigi impaksi Terjadinya gigi impaksi dapat disebabkan oleh banyak

faktor. Menurut Berger, faktor-fator penyebab gigi impaksi antara lain

Kausa lokal

Faktor lokal yang dapat menyebabkan terjadinya gigi impaksi ialah:


1. Posisi gigi yang abnormal

2. Tekanan dari gigi tetangga pada gigi tersebut

3. Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut

4. Kekurangan tempat untuk gigi tersebut bererupsi

5. Gigi desidui persistensi (tidak mau tanggal)

6. Pencabutan prematur pada gigi

7. Inflamasi kronis penyebab penebalan mukosa di sekitar gigi

8. Penyakit yang menimbulkan nekrosis tulang, antara lain karena inflamasi

atau abses

9. Perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem pada

anakanak

Kausa usia

Faktor usia juga turut berperan dalam menyebabkan terjadinya gigi impaksi

tanpa harus disertai kausa lokal, yaitu antara lain: kausa prenatal (faktor

keturunan dan miscegenation) dan kausa postnatal (riketsia, anemi,

tuberkulosis, sifilis kongenital, gangguan kelenjar endokrin, dan malnutrisi).

3. Pemeriksaan Diagnostik/ Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis klinis dari impaksi molar tiga dapat ditegakkan dengan melihat

posisi gigi tersebut dalam lengkung rahang. Jika sama sekali tidak terdapat

gigi molar tiga pada lengkung rahang, maka diperlukan pemeriksaan

penunjang. Misalnya: pemeriksaan radiografi untuk memastikan bahwa gigi

molar tiga memang terhalang untuk erupsi. Pemeriksaan yang biasanya

dilakukan adalah pemeriksaan radiografi panoramik untuk melihat posisi

impaksi gigi molar tiga. Pemeriksaan ini juga berguna untuk melihat
hubungan gigi tersebut dengan tulang rahang mandibula. Metode pencitraan

lainnya untuk penegakan diagnosis adalah cone beam computed tomography.

Pencitraan ini dapat memberikan gambaran tiga dimensi dari sudut dan posisi

gigi molar tiga, serta hubungannya dengan struktur anatomis lain yang

berdekatan dengannya. Pencitraan ini terutama dibutuhkan saat gigi molar tiga

impaksi harus diambil dengan cara pembedahan.

4. penatalaksanaan medis

Terapi Impaksi gigi sebenarnya tidak memerlukan penanganan khusus jika

tidak menimbulkan keluhan. Apabila keluhan muncul, segera periksakan ke

dokter gigi. Karena jika dibiarkan, gigi yang terinfeksi akan menimbulkan

komplikasi, seperti periodontitis, abses gigi atau gusi, nyeri hebat, maloklusi

atau susunan gigi tidak beraturan, terbentuknya plak gigi, dan kerusakan saraf

di sekitar gigi. 13 Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk

mengobati gigi yang terinfeksi bakteri. Sebelum timbul keluhan apalagi

komplikasi, Anda disarankan mencabut gigi yang mengalami impaksi sebelum

berusia 20 tahun. Pada usia ini, akar gigi belum berkembang sempurna,

sehingga lebih mudah diangkat. Seiring bertambahnya usia, akar gigi dan

tulang semakin kuat, sehingga proses pengangkatan gigi menjadi semakin

sulit, dan proses penyembuhannya akan semakin lama.

➢ Penatalaksanaan operatif Pengangkatan gigi yang terpendam harus

dilakukan melalui bedah mulut atau operasi gigi bungsu. Tindakan ini

dilakukan apabila lokasi gigi berada di dalam gusi. Konsultasikan dengan

dokter gigi jika Anda mempertimbangkan untuk melakukan prosedur ini.


5. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Fokus pengkajian

Keluhan utama yang paling sering dirasakan adalah rasa sakit dan

pembengkakan yang terjadi di sekeliling gusi gigi bahkan terkadang dapat

mempengaruhi estetis, gangguan pengunyahan, kesulitan berbicara, dan

mengganggu aktifitas sehari-hari.

2. Diagnosa Keperawatan

2.1 Pre Operatif

a. Ansietas

b. Nyeri akut

c. Gangguan komunikasi verbal

d. Gangguan menelan

2.2 Intra operatif

a. Hipotermi

b. Risiko syok

c. Risiko pendarahan

2.3 Post operatif

a. Nyeri akut

b. Risiko infeksi

3. Intervensi Keperawatan

Pra operatif
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

6. komplikasi

Komplikasi Impaksi Molar Ketiga Mandibula Gigi molar ketiga mandibula


yang tidak erupsi dengan sempurna atau tidak erupsi langsung, sering

dikaitkan dengan masalah patologi yang bervariasi.

1. Perikoronitis

Sebagian pasien akan mengalami lebih kurang 1 kali episode perikoronitis

ketikasebagian gigi terimpaksi tertutupi sejumlah besar jaringan lunak

pada sekeliling aksial dan permukaan oklusal. Perikoronitis adalah infeksi

jaringan lunak sekitar mahkota gigi sebagian terimpaksi dan biasanya

disebabkan olehflora normal dalam rongga mulut.

2. Resorpsi akar

Tekanan dari gigi M3 impaksi yang menimpa akar gigi yang berdekatan

akan menyebabkan resorpsi akar.1 Proses ini meskipun belum jelas,

namun sama halnya dengan proses resorpsi gigi primer yang berlaku

selama proses erupsi gigi permanen. 1,2 Beberapa penelitian telah

menunjukkan hubungan antara resorpsi akar dan peningkatan usia.

3. Karies

Karies gigi dapat terjadi pada gigi M3 mandibula atau di molar kedua yang

berdekatan, paling sering di garis servikal gigi. Hal ini juga sering terjadi

pada aspek distal gigi molar kedua.1 Oleh karena ketidakmampuan pasien

untuk secara efektif membersihkan daerah ini serta ketidakmungkinan

diakses oleh dokter gigi restoratif, karies pada gigi molar kedua dan ketiga

tersebut diindikasi untuk diekstraksi.2 Menurut penelitian Nordenram

(1987), insiden ini terjadi pada sekitar 15% dari pasien.


WOC IMPAKSI GIGI

Posisi gigi tidak teratur, rahang sempit (gigi besar), Penyakit

Gigi tidak dapat erupsi seluruhnya/sebagian karena tertutup


tulang/jaringan

Gigi tertanam/tumbuh di dalam

Gigi menekan syaraf dibawahnya dan syaraf gigi di sampingnya

Gigi menekan syaraf dibawahnya dan syaraf gigi di sampingnya

Syaraf gusi terjepit

Nyeri Akut Aktivasi nociceptor nyeri Pembengkakan/infamasi pada


gusi

Kebutuhan Nutrisi kurang dari Klien tidak nafsu makan atau Kesulitan dalam mengunyah
kebutuhan tubuh klien malas makan

Gangguan Rasa Nyaman,


PROSEDUR OPERATIF/ Gangguan Komunikasi
ODONTEKTOMI Verbal

Pre Operatif Intra Operatif General anastesi

Adanya rencana tind. operasi Paparan Pembedahan Kelemahan pada


lingkungan ekstermitas bawah
Ansietas dingin
Tindakan insisi pada
lapangan operasi Risiko cedera
Puasa sebelum operasi Hipotermia

Risiko kekurangan volume Terputusnya Terputusnya Port de entery kuman


cairan kontinuitas kontinuitas
jaringan vaskuler
Risiko infeksi

Kerusakan integritas Risiko Syok


jaringan
POST OPERATIF Luka post operasi

Jaringan terputus Jaringan terbuka

Merangsang area Proteksi kurang


sensorik

Invasi bakteri
Nyeri akut

Risiko Infeksi

Anda mungkin juga menyukai