C (25 TAHUN)
DENGAN IMPAKSI GIGI DI RUANG AYYUB 3
RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Stase Manajemen Keperawatan
Dosen Pembimbing: Ns. Muhammad Rofii, S.Kp., M.Kep
Pembimbing Klinik : Ns. Etik Kustiati, S.Kep
Oleh:
Imaningtyas Ridar
2202011216210016
A. IDENTITAS
Tanggal masuk : Senin, 3 April 2017 (13.25 WIB)
Tanggal pengkajian : Senin, 3 April 2017 (13.45 WIB)
1. Identitas Klien
Nama : Nn. C
No. Rekam Medis : 311710
Tempat, Tanggal lahir : 24 Februari 1992
Umur : 25 tahun 1 bulan
Ruang Rawat Inap : Ruang Ayyub 3 (kamar no.301)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku : Jawa
Bahasa : Indonesia
Alamat : Tembalang, Kota Semarang
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Kelas Ruangan : Kelas I
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku : Jawa
Hubungan dengan Klien : Saudara
Bahasa : Jawa, Indonesia
Alamat : Tembalang, Kota Semarang
No.Telpon : 0857272xxx
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Nn. C datang ke Poliklinik gigi RS Roemani Muhammadiyah Semarang
pada tanggal 3 April 2017 pukul 12.00 WIB. Klien datang dengan keadaan
umum baik dan kesadaran penuh GCS E4M6V5. Klien mengatakan gigi kiri
bawah tumbuh miring dan terasa sakit. Klien juga mengatakan kepala sering
terasa pusing.
Hasil pengkajian di poliklinik didapatkan hasil keadaan baik, GCS 15,
BB 50 kg, TB 153 cm, tekanan darah 128/70 mmHg, Nadi 84 x/menit, suhu
380C dan SpO2 99%. Klien mengeluhkan terasa nyeri di gigi kiri bawah. Gusi
klien membengkak. Nyeri terasa cekot-cekot. Klien juga sering merasa
pusing. Klien mengatakan jika giginya terasa sakit atau merasa pusing, klien
tidak pernah mengkonsumsi obat apapun. Hasil pemeriksaan penunjang yang
sudah ada adalah rontgen foto panoramic. Tindakan yang dilakukan di
poliklinik adalah klien dianjurkan untuk rawat inap untuk persiapan operasi
odontectomy, pemeriksaan EKG dan pemeriksaan laboratorium darah rutin.
Klien dipindahkan ke ruang rawat inap Ayyub 3 pukul 13.25 WIB oleh
petugas kurir poliklinik. Petugas kurir poliklinik melakukan operan dengan
perawat jaga ruangan. Petugas kurir mengoperkan tentang keadaan klien serta
pemeriksaan yang dilakukan seperti EKG dan laboratorium darah rutin. Klien
rawat inap di ruang Ayyub 3 kamar 301.
Perawat jaga ruangan menelepon dokter penanggung jawab klien yaitu
drg. Jaka. Dokter gigi Jaka mengadvise untuk alih rawat dengan drg. Reza
karena drg. Jaka ada acara dadakan. Kemudian perawat menelepon drg. Reza.
Dokter Reza memberikan advise program odontectomy tanggal 4 April 2017
pukul 16.00 WIB. Pre medikasi operasi ceftriaxone 1 gram diberikan 1 jam
sebelum operasi.
Saat di ruangan dilakukan pengkajian pada tanggal 3 April 2017 pukul
13.45 WIB. Klien mengeluh nyeri pada gigi bagian bawah dan gusi bengkak.
Pengkajian nyeri yang didapatkan adalah P : klien mengatakan nyeri
bertambah saat mengunyah, Q : klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk,
R : klien mengatakan nyerinya di gigi bagian bawah, S : klien mengatakan
skala nyeri 3, T : klien mengatakan nyeri yang dirasakannya hilang timbul.
Klien mengatakan dirinya merasa cemas karena klien akan dilakukan operasi.
Klien mengatakan merasa takut karena ini pertama kalinya klien operasi.
Klien tampak gelisah. Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami
sakit parah sampai harus dirawat di rumah sakit. Klien tidak memiliki alergi
terhadap obat maupun makanan.
Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan
darah klien 100/70 mmHg, Nadi 82 x/menit, Suhu 36,9 0C, RR 18 x/menit dan
SpO2 99%. Klien belum terpasang infus. Hasil pemeriksaan laboratorium
darah rutin menunjukkan hemoglobin rendah yaitu 10,2 g/dL, hematokrit
rendah 31,3%, trombosit normal 380000, leukosit normal 6700/mm3, eritrosit
normal 3,93 juta/uL, HbsAg negatif dan glukosa sewaktu 93 mg/dL. Hasil
pemeriksaan kimia klinik klien ureum normal 15 mg/dL, kreatinin tinggi 0,8
mg/dL, kalium normal 3,5 mEq/L, natrium 143 mEq/L, klorida 105 mmol/L,
kalsium 9,5 mg/dl.
Berdasarkan hasil pengkajian sebelum operasi di atas didapatkan
diagnosa keperawatan pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agens
cedera biologis (impaksi gigi). Diharapkan setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan skala nyeri klien turun dari 3
menjadi 1, menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang, klien mampu
mengontrol nyeri dengan teknik non farmakologi nafas dalam. Intervensi
yang diberikan adalah Pain Management yaitu melakukan pengkajian nyeri
dengan PQRST, observasi reaksi non verbal dari nyeri, memonitor TTV dan
mengajarkan teknik nonfarmakologi relaksasi napas dalam dan distraksi.
Diagnosa kedua yang muncul adalah ansietas berhubungan dengan
ancaman pada status terkini. Diharapkan setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien dapat mengidentifikasi dan
mengungkapkan kecemasan, dapat menggunakan teknik relaksasi untuk
menurunkan kecemasan. Intervensi yang diberikan adalah Anxiety Reduction
yaitu identifikasi tingkat kecemasan, dorong klien untuk mengungkapkan
perasaan ketakutan dan kecemasan, ajari klien menggunakan teknik relaksasi
nafas dalam dan berdoa untuk mengurangi kecemasan.
Klien juga dilakukan persiapan pra operasi seperti latihan nafas dalam
dengan tujuan apabila setelah operasi klien merasakan nyeri setelah efek
anestesi hilang, klien dapat melakukan latihan nafas dalam untuk mengurangi
nyeri. Klien juga diajarkan batuk efektif dengan tujuan setelah klien sadar
pasca anestesi, klien dapat mengeluarkan dahak dengan batuk efektif.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, dilakukan
evaluasi. Evaluasi dilakukan pada tanggal 4 April 2017 pukul 12.00 WIB.
Didapatkan hasil evaluasi untuk diagnosa nyeri akut, masalah belum teratasi.
Klien mengatakan nyerinya berkurang tapi masih skala 2, klien mengatakan
sudah bisa melakukan teknik relaksasi nafas dalam. Untuk evaluasi diagnosa
kedua ansietas, masalah sudah teratasi. Klien dapat mengungkapkan perasaan
ketakutan dan kecemasannya. Klien juga sudah dapat melakukan teknik
relaksasi nafas dalam dan berdoa untuk mengurangi kecemasan. Untuk
persiapan pra operasi klien mengatakan sudah dapat melakukan relaksasi
nafas dalam dan batuk efektif dengan baik.
Klien dipasang infus RL 20 tpm pada tanggal 4 April 2017 pukul 13.00
WIB. Klien mendapatkan terapi pre medikasi 1 jam sebelum operasi yaitu
terapi ceftriaxon 1 gram. Hasil tanda-tanda vital sebelum operasi
menunjukkan GCS 15, tekanan darah 114/61 mmHg, nadi 78x/menit, suhu
36,8 c, RR 20 x/menit, berat badan 52 kg, tinggi badan 165 cm. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 10,2, GDS 93, HbsAg negatif.
Klien dibawa ke ruang operasi pukul 17.00 WIB karena klien akan
melakukan operasi odontectomy. Klien mulai di anstesi dengan general
anestesi. Operasi dilaksanakan pukul 17.00 WIB dan selesai pukul 17.30
WIB. Berdasarkan laporan catatan operasi, selama operasi klien mengalami
perdarahan sebanyak 5 cc. Jenis jaringan yang diambil adalah gigi. Klien
ditransfer ke ruangan pukul 17.45 WIB dan dilakukan TTV dengan hasil TD
119/83, SpO2 = 98%, HR = 54 x/menit, suhu 36,3 oc, RR 20 x/menit.
Selanjutnya TTV klien dipantau tiap 1 jam dengan hasil pada pukul 19.00
WIB TD 117/73 mmHg, HR 51 x/menit, SpO2 98%, suhu 36,3 oc, RR 20
x/menit. TTV pukul 20.00 WIB TD 114/65 mmHg, HR 51 x/menit, SpO2
96%, suhu 36,4 oc, RR 20 x/menit. TTV pukul 21.00 WIB TD 108/67 mmHg,
HR 54 x/menit, SpO2 97%, suhu 36,3 oc, RR 20 x/menit.
Pasca operasi klien mendapatkan terapi injeksi ceftriaxon IV
1gram/12jam, paracetamol per oral 2 tablet, ketorolac 1 ampul/12 jam dan
infus RL 20 tpm.
Dilakukan pengkajian pasca operasi pada tanggal 5 April 2017 pukul
08.00 WIB. Didapatkan hasil Klien mengatakan merasa nyeri di daerah
operasi. Pengkajian nyeri yang didapatkan P : klien mengatakan nyeri
bertambah saat mulut digerakkan, Q : klien mengatakan nyeri seperti diiris-
iris, R : klien mengatakan nyerinya di bagian gigi kiri bawah di area
pembedahan, S : klien mengatakan skala nyeri 2, T : klien mengatakan nyeri
yang dirasakannya terus menerus.
Berdasarkan hasil pengkajian diatas, ditemukan diagnosa yang muncul
adalah nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka post operasi).
Diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam skala
nyeri klien turun dari 2 menjadi 1, menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang, klien mampu mengontrol nyeri dengan teknik non farmakologi
nafas dalam. Intervensi yang diberikan adalah Pain Management yaitu
melakukan pengkajian nyeri dengan PQRST, memonitor TTV dan
mengajarkan teknik nonfarmakologi relaksasi napas dalam.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam, dilakukan
evaluasi. Evaluasi diagnosa nyeri akut dilakukan tanggal 5 April 2017 pukul
10.00 WIB. Didapatkan hasil evaluasi untuk diagnosa nyeri akut, masalah
teratasi. Skala nyeri klien turun dari 2 menjadi 1, klien mengatakan merasa
lebih nyaman setelah nyeri berkurang, klien mampu mengontrol nyeri dengan
teknik non farmakologi nafas dalam.
Klien pulang pada tanggal 5 April 2017 pukul 10.30 WIB. Klien
disarankan untuk kontrol 1 minggu setelah operasi. klien membawa obat
pulang obat amoxilin oral, asam mefenamat oral dan dexametason oral.
C. PENGELOLAAN KLIEN
1. Proses Penerimaan Klien Baru
Proses penerimaan klien baru dilakukan dari poliklinik ke ruang
Ayyub 3 oleh petugas dari poliklinik kepada perawat di ruangan Ayyub 3.
Klien datang dari poliklinik dengan keluhan terasa nyeri di gigi kiri
bawah. Gusi klien membengkak. Nyeri terasa cekot-cekot. Klien juga
sering merasa pusing.Setelah dilakukan pemeriksaan di poliklinik
kemudian klien disarankan untuk rawat inap ke ruang Ayyub 3. Klien
dipindahkan ke ruang Ayyub 3 pukul 13.25 WIB. Klien diantar oleh
petugas poliklinik dan keluarganya. Klien ditempatkan di kamar nomor
301 oleh perawat yang sedang bertugas di ruangan. Petugas poliklinik
mengantarkan klien ke ruang perawatan dan memberikan dokumentasi
rekam medis kepada perawat jaga. Perawat kemudian melengkapi
pengkajian ruangan di catatan rekam medis dan perawat lain melengkapi
pengkajian di komputer. Komunikasi antara perawat dengan petugas
poliklinik cukup baik, petugas poliklinik menyebutkan diagnosa klien,
kondisi klien, terapi medis yang didapatkan dan diagnosa medis.
Proses transfer klien perlu disampaikan secara langsung dengan
memberikan keterangan sejelas-jelasnya dan dapat disampaikan dengan
menggunakan komunikasi SBAR (Situation, Backgroud, Assesment,
Recommendation). Situation meliputi identifikasi data klien dengan jelas,
keluarga klien dan nomor telepon yang dapat dihubungi, diagnosa medis
klien, serta apa yang terjadi pada klien. Background meliputi riwayat
kesehatan, tes atau perawatan yang telah dilakukan, atau perubahan
kondisi klien dari kondisi sebelumnya, serta obat yang digunakan saat ini
dan alergi yang dimiliki klien. Assesment meliputi penjelasan tentang
kondisi klien saat ini. Recommendation mendiskusikan rencana perawatan
selanjutnya.
Mobilitas 3 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
2 : Berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri
d. Safety surgery
Di rumah sakit RS Roemani Muhammadiyah terdapat cheklis
keselamatan bedah atau instrumen yang dilakukan apabila klien akan
dilakukan tindakan bedah. Hal tersebut bertujuan untuk
meminimalkan resiko kesalahan pada tindakan operasi. Pada Nn. C
dilakukan tindakan pembedahan odontectomy sehingga Ny. F
mendapatkan cheklis asuhan keperawatan perioperatif, verifikasi dan
penandaan area operasi, cheklis keselamatan bedah dan assesmen pra
anestesi /sedasi.
e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi yang dilakukan di RS Roemani
Muhammadiyah adalah dengan menerapkan cuci tangan 6 langkah 5
moment. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran infeksi. Cuci
tangan dapat dilakukan dengan air mengalir + sabun atau
menggunakan handsrub. Selain itu terdapat wastafel dan poster cuci
tangan di atas wastafel. Cuci tangan ini tidak hanya dilakukan oleh
tenaga kesehatan di rumah sakit tetapi juga diharapkan dilakukan oleh
klien dan keluarga klien. Oleh karena itu saat orientasi klien, keluarga
diajarkan untuk cuci tangan 6 langkah 5 momen. Dengan tujuan untuk
menghindari infeksi.
Keterangan Skor:
Resiko tinggi (RT) : 51 atau lebih
Resiko sedang (RS) : 25 - 50
Resiko rendah (RR) : 0 24
Saat dilakukan pengkajian resiko jatuh, Nn. C tergolong dalam
resiko rendah dengan skor 20. Oleh karena itu Nn. C tidak terpasang
stiker resiko jatuh.
Rekap tindakan keperawatan yang dilakukan selama 3 hari yaitu shift pagi
masing-masing pada hari pertama dibutuhkan waktu 37 menit, hari kedua
membutuhkan waktu 68 menit dan hari ketiga membutuhkan waktu 43 menit.
Washlap towel 1 1
Infus set stardec BPJS 1 1
Alkohol swab onemed 5 5 10
Ultrafix 5cm x 1 meter 1 1
Polywin 20 IV 1 1
RL 500 ml infus 3 2 5
Dispo 1cc onemed tuberculin 1 1
Ceftriaxon 1 gram (2 vial) 1 3 4
Dispo 5 cc onemed 1 3 4
Amoxycilin 500mg tab 15 15
Asam mefenamat 500mg tab 15 15
Ketorolac 30mg inj 3 3
Dispo 3cc onemed 2 2
4. Operasi Operasi rawat inap, tindakan sedang 1 1
(drg. M Reza Pahlevi, Sp.BM)
5. Anestesi Tindakan sedang anestesi 1 1
(dr. Soedjoyo Talam, SpAn.
6. Alat tindakan sedang Alat tindakan sedang 1 1
Underpad PD 60 x 90 cm 1 1
Ondansentron 4mg inj 1 1
RL 500 ml infus 1 1
Gass (OK) 1 1
Scrub brush TS 49 13 13
Habdscoon ST PRFL No 7 1 1
Handscoon M 10 10
Topi pasien pink 1 1
Green paper 120 x 120 1 1
Dermanios S Chlorhexidin 5L 25 25
Handscoon ST PRFL No 6.5 2 2
Povidon 200 ml 1 1
N20 OK 240 240
Proanes inj 1 1
Anios spesial 25 25
Ketorolac 30 mg inj 1 1
Leukofix 2121 30 30
Alkohol swan one med 3 3
Mikrozid liq 5 25 25
Atropin sulfas inj 3 3
O2 sentral 100 100
Masker tali klp 3ply 5 5
Chromic gut 3-0 1 1
Neostigmin inj 3 3
Sojourn 250 ml 30 30
Aesculape 15 1 1
9. Ruang Perawatan: a. Tempat tidur 1 1 1 3
Kelas 3 b. AC
(R. Ayyub 3) c. Televisi
d. Meja
e. Kasur
f. Sprei
g. Bantal
h. Sarung bantal
i. Selimut
j. Tiang infus
k. Handscrub
l. Tong sampah
m. Lemari
n. Penerangan + listrik
o. Air
p. Kamar mandi/WC
q. Gayung
r. Pispot
10. Visit Dokter Spesialis Dokter Spesialis Bedah (dr. Ivo Devi 1 1 2
Kristiyani, SpB)
11. Tindakan Keperawatan 1 1 2
Asuhan keperawatan/hari
Injeksi per hari 1 1
Skin test 1 1
Advis dokter per telepon 1 1
Pasang infus dewasa 1 1
Lepas infus 1 1
12. Materai 1 1