Nike Ruspitasari
NIM. 1501410021
4. Bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konka dihadapannya disebut
sinekia. Bentuk ini akan menambah beratnya obstruksi 4.
Pembagian menjadi 7 macam deformitas septum nasi meliputi:
1. Penonjolan unilateral yang tidak mengganggu katup hidung
2. Penonjolan unilateral yang mengganggu fungsi katup hidung
3. Satu penonjolan yang terdapat di bagian atas konka nasalis media
4. Satu penonjolan di bagian atas konka nasalis media dan satu penonjolan lainnya di sisi yang
berlawanan
5. Satu jembatan terbentuk di bagian bawah septum
6. Terdapat sulcus di bagian caudo-ventral septum, sedangkan di sisi yang berlawanan terbentuk
jembatan sehingga menambah ketidaksimetrisan rongga hidung
7. Pola yang merupakan campuran deformitas 1 6
Septoplasty
E. Gejala Klinis
Obstruksi pada Hidung
F. Pemriksaan Penunjang
1. Radiologi
Foto waters adanya kelainan tulang hidung
2. Pemeriksaan laboratorium
meliputi : Darah lengkap, Faal hemostasis.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bervariasi dari tidak melakukan apa-apa bila pada hakekatnya pasien
asimtomatik, pemberian analgesik bila pasien menderita sakit kepala, dekongestan untuk
mengurangi sekret, antibiotik untuk mencegah infeksi sampai pembedahan septum yang luas.
Aspek pentingnya seberapa jauh gejala tersebut mengganggu pasien. Operasi ini harus
dilakukan oleh ahli yang mengetahui cara pembedahan saluran pernapasan hidung.
Pembedahan deviasi septum mempunyai indikasi primer obstruksi saluran pernapasan
hidung. Indikasi-indikasi lain timbul pada pasien yang mengalami epistaksis; pada kasus ini
septum perlu dioperasi untuk membuang deformitas dan mencapai lokasi perdarahan1. Suatu
operasi mungkin diperlukan karena deformitas ini merupakan predisposisi bagi rinosinusitis
berulang atau karena abnormalitas bermakna yang tidak hanya mengganggu fungsi saluran
pernapasan hidung dengan menimbulkan obstruksi hidung tetapi juga menyebabkan gejalagejala seperti nyeri kepala dan nyeri wajah. Indikasi lain bagi operasi septum nasi adalah
untuk mencapai os sphenoidalis bagi lesi-lesi di sinus sphenoidalis, atau untuk mencapai sella
tursika dan kelenjar pituitaria. Lebih lanjut, indikasi terpenting pembedahan septum nasi
adalah obstruksi saluran pernapasan hidung sewaktu bernapas.
Ada 2 jenis tindakan operatif yang dapat dilakukan pada pasien dengan keluhan yang
nyata yaitu reseksi submukosa dan septoplasti.
Reseksi subkumukosa (submucous septum resection, SMR) merupakan oprasi
mukoperikondrium dan mukoperiosteum kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan tulang
septum. Bagian tulang atau tulang rawan septum kemudian diangkat, sehingga
mukoperikondrium dan mukoperiosteum sisi kiri dan kanan akan langsung bertemu di garis
tengah. Pada umumnya operasi ini telah digantikan oleh rekonstruksi atau reposisi septum
nasi.
Septoplasti atau reposisi septum. Pada operasi ini tulang rawan yang bengkok direposisi.
Hanya bagian yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Insisi kecil dibuat pada hidung
sehingga tulang dan tulang rawan hidung dapat diinspeksi dengan baik. Tonjolan-tonjolan
tulang yang ada disingkirkan. Tulang rawan yang menyimpang dikembalikan ke posisinya
yang normal. Tulang-tulang juga dikembalikan ke tengah untuk menjamin aliran udara yang
normal. Setelah itu sepasang splint/stent intranasal dipasang selama beberapa hari biasanya 5
7 hari, tergantung luas tindakan, dan biasanya pasien menggunakan pembalut hidung luar.
Splint ini memungkinkan pasien dapat bernapas dengan melalui hidung dan memudahkan
untuk menelan makanan.
Definisi Septoplasty
Septoplasty didefinisikan sebagai operasi (pembedahan) untuk meluruskan septum hidung yang
menyimpang. Kadang-kadang operasi juga dilakukan untuk alasan kosmetik. Dalam beberapa kasus
septoplasty dilakukan bersama dengan rhinoplasty.
Septoplasty dilakukan melalui lubang hidung untuk mengoreksi deviasi septum. Sayatan dibuat
pada membran yang menutupi septum. Membran ini kemudian dipisahkan dari septum yang
kemudian harus dibentuk kembali. Beberapa bagian dari septum dapat dipotong untuk membuatnya
lurus.
Rasional
Rasional
Ketakutan / posisi salah dapat
meningkatkan respon nyeri.
Menentukan tindakan
keperawatan dalam hal untuk
penanganan nyeri
Mengurangi nyeri
Daftar Pustaka
Mangunkusumo, Endang. Nizar, N.W. 2006. Kelainan Septum. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Telinga-Hidung-Tenggorokan, hal.99. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Broek Den Van P. 2009. BUKU SAKU ILMU KESEHATAN TENGGOROK, HIDUNG,
DAN TELINGA. Jakarta: EGC