Anda di halaman 1dari 16

1.

Meta fisika Pendidikan


agama Kristen mengacu
kepada allah.
(transenden, immanent)
Filsafat Pendidikan Agama Kristen,
sesungguhnya tidak ada. Yang ada adalah,
EMPIRISME PRAKMATISME FUNGSIONALISME

EPISTEMOLOGI INDUKTIF
RASIONALISME
DEDUKTIF
METAFISIKA

F.UMUM ONTOLOGI IDEALISME

MATERIALISME

ETIKA

FILSAFAT AKSIOLOGI

ESTETIKA

F. KHUSUS
F.PROSES
F. UMUM
PEND
F.PRAKTEK
PEND
F. SOSIAL
PEND

FILSAFAT FILSAFAT PEND ONTOLOGI


I.P

FILSAFAT ILMU EPISTEMOLOGI


HUKUM I.P
F. ILMU
PENDIDIKAN
F.KHUSUS METODOLOGI
I.P
FILSAFAT
SEJARAH
AKSIOLOGI
I.P

FILSAFAT
SENI
2. Epistimilogis pendidikan
agama kristen harus
berpusat pada
Penyataan Allah.
(Penyataan Umum dan
Khusus)
3. Antropology
pendidikan kristen
haruslah berpusat pada
gambar Allah
(similitudo, imago dei).
(Obyek kasih allah,
pengemban amanat
allah, butuh
pertolongan allah,)
4. Axiology pendidikan
Kristen haruslah
menuju kepada
kekekalan.
(Etika : kebenaran,
keadilan, dan kasih,
Estetika : keserasian/
harmoni)
5. Peserta Pendidikan Agama Kristen
haruslah dipahami sebagai pribadi
(Unik, holistik).
(Subyek dan obyek pembelajaran)
(Harus memperhatikan
minat, bakat, talenta
dan karunia).
6. Tujuan pendidikan agama
kristen haruslah berpusat
pada Kristus.
Semua disiplin ilmu haruslah mengarahkan
manusia kepada kedewasan dalam Kristus (Ef
4:11-16), oleh karena itu:
Manusia harus berusaha tahu segala perkara
termasuk dirinya sendiri.
Manusia harus berusaha menguasai segala perkara
termasuk dirinya.
Manusia harus berusaha mengarahkan segala
perkara termasuk dirinya sendiri kepada Allah.
7. Curikulum
pendidikan agama
Kristen haruslah
dibangun
berdasarkan Alkitab
(kontekstual,
fungsional, relevan,
aplikatif)
8. Proses Pendidikan
Agama Kristen harus
menekankan
Interaksi (partisipatif)
10. Disiplin
pendidikan gereja
harus berpusat pusat
hukum dan kasih
11. Guru pendidikan
Agama Kristen harus
penuh dengan Roh.
12. Evaluasi pendidikan agama kristen
harus perpusat pada pertumbuhan.
a. Apakah murid mengenal kebenaran?
b. Apakah murid memahami kebenaran?
c. Apakah murid memptraktekan kebenaran
dalam dirinya?
d. Apakah murid dapat membedakan
kebenaran dalam hidup?
e. Apakah murid sanggup menceritakan
kebenaran kepada orang lain?

Anda mungkin juga menyukai