Anda di halaman 1dari 40

1

TUMOR TONSIL
Stevia Artha Natalia Purba
112016367

Pembimbing :
Dr. Arroyan Wardhana,
SpTHT-KL
Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL
RSUD KOJA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A Jeniskelamin : Laki-laki
Umur : 25 tahun Agama : Islam
Pekerjaan : Mekanik Pendidikan : SMA
Alamat : Jalan Warakas IV Gg 14
No 45 RT 10/11 Status menikah : Menikah
ANAMNESA
Diambil secara : Autoanamnesis
Pada tanggal : 11 September 2017 Jam : 10.00
Keluhanutama : Pasien laki-laki datang dengan keluhan sulit
menelan sejak 6 hari yang lalu
Keluhan tambahan : Demam, nafas terganggu, makanan susah
masuk
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Pasien laki-laki datang dengan keluhan sulit menelan sejak 6 hari
SMRS. Keluhan disertai dengan nafas yang terganggu, dan adanya
demam. 3 hari SMRS keluhan dirasakan semakin memburuk, pasien
merasakan apabila makan, makanan susah untuk masuk, demam
masih dirasakan, dan nafas terganggu juga masih dirasakan. Pasien
mengatakan memiliki riwayat benjolan tersebut sejak umur 9 tahun
dan tidak bertambah besar sampai sekarang.Pasien pernah
berobat ke puskesmas. Benjolan tersebut sempat mengecil, namun
kembali membesar. Pasien mengatakan bahwa benjolan tersebut
tidak nyeri, tidak ada berdarah. Pasien mengatakan bahwa di
keluarganya yaitu ibunya juga memiliki penyakit yang sama.
Riwayat Batuk Pilek disangkal. Riwayat keluhan di telinga, dan
hidung disangkal. Riwayat penurunan berat badan disangkal.
Pasien mengatakan memiliki riwayat merokok sejak SMA, 1 hari 1
bungkus rokok. Riwayat minum alkohol disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
Riwayat hipertensi, asma, diabetes mellitus dan penyakit lainnya
disangkal.
PEMERIKSAAN THT
Telinga
Inspeksi Kanan Kiri

Bentuk daun telinga Normotia Normotia

Kelainan kongenital: Bat Ear/ Fistel Preaurikuler/ lain2 - -

Tanda radang/ Tumor/ Benjolan/ Retroaurikuler/ Mastoid

- -

Palpasi Kanan Kiri

Nyeri tekan tragus - -

Nyeri penarikan daun telinga - -

Nyeri tekan mastoid - -


Kanan Kiri

Liang telinga Liang lapang, serumen Liang lapang, serumen (-),


(-), sekret (-) sekret (-)

Membran timpani Membran timpani utuh, Membran timpani utuh,


warna putih mengkilat warna putih mengkilat
seperti mutiara, reflex seperti mutiara, reflex
cahaya (+) di arah jam cahaya (+) di arah jam 7
5
Tes Penala

KANAN KIRI

Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Swabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Penala yang dipakai - -


HIDUNG
Inspeksi Hasil

Bentuk Simetris

Tanda Peradangan Tidak ada

Daerah sinus frontalis dan Maxillaris Nyeri tekan (-)

Vestibulum Lapang, tidak ada keluhan, sekret (-), krusta (-)

Cavum nasi Lapang, tidak ada kelainan, sekret (-), krusta (-)

Konka inferior kanan/ kiri Eutrofi, warna merah muda

Meatus nasi inferior kanan/ kiri Sekret (-)

Konka Medius kanan/ kiri Eutrofi , warna merah muda

Meatus nasi medius kanan/kiri Sekret (-)

Septum nasi Deviasi (-)


Rhinopharynx

Koana : tidak di periksa


Septum nasi posterior : Tidak diperiksa
Muara tuba wustachius ka/ki: tidak diperiksa
Tuba eustachius ka/ki : tidak diperiksa
Torus tubarius ka/ki : tidak diperiksa
Post nasal drip : tidak diperiksa
Pemeriksaan Transiluminasi

Kanan Kiri

Sinus Maxilla Tidak diperiksa Tidak diperiksa

Sinus Frontal Tidak diperiksa Tidak diperiksa


PHARYNX
Gigi : dalam batas normal, lidah: ulkus (-)
Uvula : berada di tengah, edema (-)
Tonsil : warna merah muda, T1-T4, dendritus (-)
Arkus faring : simetris, licin, warna merah muda
Dinding faring : Licin, merah muda, hiperemis (-), granul (-)
LARYNX
Epiglotis : Tidak diperiksa
Plica Aryepiglotis : Tidak diperiksa
Arytenoids : Tidak diperiksa
Ventricular band : Tidak diperiksa
Pita Suara : Tidak diperiksa
Rima glotis : Tidak diperiksa
Cincin trachea : Tidak diperiksa
Sinus Piriformis : Tidak diperiksa
Kelenjar Limfa Submandibula dan Cervical : Teraba pembesaran
pada leher kiri ukuran sekitar 2 cmx 2 cm.
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap

Hb : 13,5
Leukosit : 9, 43
Hematokrit : 41,0
Trombosit : 276.000
Eritrosit : 6,86
MCV : 60
MCH : 20
MCHC : 33
RDW-CV : 16,0
Laju Endap Darah : 7
Pemeriksaan Penunjang
Hitung Jenis
Basofil : 0,3
Eosinofil : 4,9
Neutrofil : 52,2
Limfosit : 33,7
Monosit : 8,9
Hemostasis
Massa Pendarahan IVY : 3,00 menit
PT : 9,5 detik
APTT : 35,2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Kimia Klinik
Elektrolit
Na : 141
Kalium : 3,93
Klorida : 101

SGOT : 46
SGPT : 105
Ureum : 19,1
Kreatinin : 0,75
Glukosa Sewaktu : 92
Anti HIV : Non Reaktif
HBsAg : Non Reaktif
Pemeriksaan Penunjang
CT SCAN

Kesan : Lesi Solid ukuran 1,3 cmx 2 cm x3,4 cm di


tonsil kiri yang tampak menyangat kuat kontras
dengan lesi yang tampak menempel dengan
pangkal lidah dan berbatas tidak tegas dengan
musculus styloglossus kiri dan menyebabkan
penyempitan orofaring dengan airway yang masih
patent disertai dengan lymphadenopathy ukuran
1cmx 1,5 cmx 1,8 cm di regio coli kiri dapat
merupakan gambaran massa tonsilar kiri. ( Staging
t4aN1MX berdasarkan AJCC edisi 7 tahun 2010)
Foto Thorax : Saat ini Foto Thorax Tidak ada kelainan
RESUME

Dari anamnesis didapatkan: keluhan sulit menelan sejak 6 hari SMRS.


Keluhan disertai dengan nafas yang terganggu, dan adanya
demam. 3 hari SMRS keluhan dirasakan semakin memburuk, pasien
merasakan apabila makan, makanan susah untuk masuk, demam
masih dirasakan, dan nafas terganggu juga masih dirasakan. Pasien
mengatakan memiliki riwayat benjolan pada tonsil tersebut sejak
umur 9 tahun. Pasien mengatakan memiliki riwayat merokok sejak
SMA, 1 hari 1 bungkus rokok. Riwayat minum alkohol disangkal.
WORKING DIAGNOSIS (WD)
Tumor tonsil

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Tonsilitis Kronik
Tumor Faring
Tumor Lidah

TATALAKSANA
Dilakukan biopsi tonsil sinistra tampak massa tonsil berbenjol-benjol,
rapuh dan mudah berdarah
Instruksi Post operasi :
Awasi tanda-tanda vital dan perdarahan
Medikamentosa:
Ceftriaxone 1x1g vial
Ketorolac 3x1 amp
Ondansentron 2x 8 mg amp
Transamin 3x 28mg

Menunggu Hasil Biopsi (untuk melihat staging tumornya dan penentuan


pengobatan)
KOMUNIKASI DAN EDUKASI
Berhenti untuk merokok dan meminum alkohol
Perhatikan hygene mulut
Kontrol ke poli THT seminggu kemudian

PROGNOSIS
Ad vitam : ad malam
Ad functionam : ad malam
Ad sanationam : ad malam
ANATOMI TONSIL 22

Tonsil terdiri dari jaringan limfoid


yang dilapisi oleh epitel respiratori .
Cincin Waldeyer merupakan
jaringan limfoid yang membentuk
lingkaran difaring yang terdiri dari
tonsil palatina, tonsil faringeal
(adenoid), tonsil lingual, dan tonsil
tuba.
Tonsil terletak di lateral orofaring. Dibatasi oleh :
Lateral : m. Konstriktor faring
Anterior : m. Palatoglossus
Posterior : m. Palatofaringeus
Superior : palatum mole
Inferior : tonsil lingual
DEFINISI TUMOR TONSIL 24

Tumor tonsil (kanker tonsil):


Merupakan suatu keganasan yang terdapat di
salah satu dari tiga tipe tonsil pada
tenggorokan.
Tumor tonsil paling sering terjadi pada tonsil
palatina, meskipun dapat juga terjadi pada
tonsil faringeal atau di tonsil lingual.
EPIDEMIOLOGI 25

Di Indonesia : karsinoma tonsil merupakan


keganasan nomor 4 di bidang THT setelah:
karsinoma nasofaring
karsinoma hidung-sinus paranasalis
karsinoma laring.
Sedangkan di luar negeri merupakan
keganasan nomor 2 setelah karsinoma laring.
26

Tumor tonsil yang paling sering ditemukan


adalah :
90% karsinoma sel skuamosa (paling sering
timbul pada usia 50 dan 70 tahun)
10% limfoma
Tumor-tumor ini 3 - 4 kali lipat lebih sering timbul
pada pria dibandingkan wanita.
ETIOLOGI 27

Menurut National Cancer Institute, faktor risiko


karsinoma sel skuamosa termasuk merokok dan
penyalahgunaan alkohol.

Baru baru ini ada indikasi bahwa etiologi virus


juga harus dipertimbangkan.
Human Papilloma Virus ( HPV )
Epstein Barr Virus( EBV )
Karsinoma Sel Skuamosa Tonsil 28

Karsinoma sel
skuamosa tonsil
menunjukkan
pembesaran
dan ulserasi dari
tonsil, namun
tidak selalu
disertai dengan
ulserasi.
Limfoma Tonsil 29

Limfoma merupakan jenis yang paling umum kedua pada


keganasan tonsil. Limfoma tonsil biasanya ditandai
dengan massa submukosa dan pembesaran asimetris
pada salah satu tonsil
Limfoma maligna adalah kelompok neoplasma maligna /
ganas yang muncul dalam kelenjar limfe atau jaringan
limfoid ekstra nodal yang ditandai dengan proliferasi atau
akumulasi sel-sel asli jaringan limfoid (limfosit, histiosit
dengan pra-sel dan derivatnya).
Gejala Klinis 30

Rasa seperti
Tidak khas pada Nyeri tenggorok
adanya benda
stadium yang menjalar
asing di
permulaan ke telinga
tenggorok

Tonsil yang
Keluhan massa Sumbatan pada
membesar
pada leher saluran nafas
secara asimetrik

Kadang-
Gangguan
Trismus kadang
suara
perdarahan
HISTOPATOLOGI

KARSINOMA SEL SKUAMOSA


Lebih dari 80% tumor ganas dari daerah orofaring adalah karsinoma
sel skuamosa.
Karsinoma nonkeratinosis dan keratinosis
Karsinoma nonkeratinosis dapat berdiferensiasi baik maupun buruk.
Karsinoma ini berasal dari mukosa saluran napas yaitu dari endodermal.
Karsinoma sel skuamosa keratinosis sering berasal dari jaringan ektodermal.
Karakteristik karsinoma sel skuamosa keratinosis tidak mempengaruhi angka
metastasis nodus limfe atau kesembuhan dari pasien.
Karsinoma verukosa
Pertumbuhannya biasanya lambat, dan menimbulkan sedikit
gejala. Penatalaksanaan yang paling bagus adalah eksisi melalui
pembedahan. Radioterapi tidak direkomendasikan karena
dilaporkan karsinoma dapat berubah menjadi anaplastik yang lebih
agresif.
Karsinoma spindle cell
Gambaran histopatologi dari karsinoma sel spindel adalah adanya
bentuk spindel pada sel mesenkim yang menyerupai anaplastik
sarkoma, denga berbagai bentuk sel skuamosa.
LESI LIMFOSITIK
Limfoma dapat unifokal ataupun terjadi pada berbagai area.
Lesinya besar dengan riwayat perjalanan penyakit yang singkat.
Tumor ini tidak muncul sebagai lesi ulseratif. Pada beberapa kasus,
penyakit ini dapat didiagnosa lebih awal dan hanya pada tonsil
palatina ataupun bagian bawah tonsil dapat muncul atau penyakit
ini hanya terbatas pada area orofaringeal dan servikal saja.
Diagnosis 34

Anamnesa
Pemeriksaan klinis
Laboratorium
Radiologis
- Photo Thoraks
- Ct- Scan
- MRI
Biopsi
Staging (Klasifikasi klinis TNM ) 35
T (tumor primer)
Tx Tumor primer tidak dapat ditemukan
To Tidak ada tumor primer
Tis Karsinoma in situ
T1,T2,T3,T4 Besarnya tumor primer

N (kelenjar limfa regional)


Nx Tidak menemukan kelenjar limfe regional
No Tidak ada metastasis kelenjar lemfe regional
N1,N2,N3 Besarnya kelenjar limfe regional
M (metastasi jauh)
Mx Tidak ditemukan metastasis jauh
Mo Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
Staging 36

Nx Kelenjar limfe regional tidak ditemukan


No Tidak ada metastasis kelenjar limfe regional
N1 Metastasis pada satu sisi, tunggal, ukuran < 3 cm
N2 Metastasis pada satu sisi, tunggal, ukran >3cm - < 6cm, multipel, pada satu sisi dan
tidak >6cm atau bilateral /kontralateral juga tidak lebih dari 6cm.

Metastasis pada satu sisi, tunggal, >3cm - <6cm

Metastasis pada satu sisi, multipel tidak lebih dari 6 cm


N2a
Metastasis bilateral/kontralateral, tidak lebih dari 6cm
N2b

N2c

N3 Metastasis ukuran lebih dari 6cm


Staging 37

Stadium I T1 N0 M0
Stadium II T2 N0 M0
Stadium III T3 N0 M0

T1 atau T2 atau T3 N1 M0

Stadium IV T4a N0M0

T4a N1M0

T1-4 N2M0
Terapi 38

Tumor N0M0 N+M0 N+M+

T1 Operasi + Radiasi RND+Operasi+Radiasi+ Radiasi+Kemoterapi


(Kemoterapi)

T2 Operasi + Radiasi RND+Operasi+Radiasi+ Radiasi+Kemoterapi


(Kemoterapi)

T3 Operasi + RND+Operasi+Radiasi+ Radiasi+Kemoterapi


Radiasi(+Kemoterapi) (Kemoterapi)

T4 Operasi + RND+Operasi+Radiasi+ Radiasi+Kemoterapi


Radiasi(+Rekonstruksi) (Kemoterapi)
Prognosis
Kesimpulan
Karsinoma tonsil adalah keganasan kepala dan leher kedua yang
paling banyak setelah karsinoma laring di Amerika Serikat. Pada
pemeriksaanhistopatologi 90-95% dari lesi ini adalah karsinoma sel
skuamosa. Secara umum,tembakau (rokok), alkohol, dan virus (HPV)
telah diidentifikasi sebagai faktor etiologi utama. Kebanyakan
pasien karsinoma tonsil datang sudah dalam keadaan stadium
lanjut karena lesi awal biasanya tanpa gejala yg jelas dan khas.
Prinsip penatalaksanaanya meliputi pembedahan, radioterapi,
atau kombinasi keduanya.Prognosis berhubungan dengan staging
tumor saat didiagnosis. Makin besar tumor atau makin lanjut staging
tumornya, prognosis bertambah jelek.

Anda mungkin juga menyukai