bekas pasien atau terpercik bahan infeksius perlu pengelolaan yang cermat dan tepat serta efektif untuk mencegah semaksimal mungkin terjadinya infeksi yang tidak diinginkan. Pajanan yang memiliki risiko penularan infeksi adalah: Perlukaan kulit tusukan jarum suntik bekas pasien Pajanan pada selaput mukosa Pajanan melalui kulit yang luka
Bahan yang memberikan risiko penularan infeksi adalah:
Darah Cairan bercampur darah yang kasat mata Cairan yang potensial terinfeksi: semen, cairan vagina, cairan serebrospinal, cairan sinovial, cairan pleura, cairan peritoneal, cairan perikardial, cairan amnion Tatalaksana Pajanan Tujuan: mengurangi waktu kontak dengan darah, cairan tubuh, atau jaringan sumber pajanan dan untuk membersihkan dan melakukan dekontaminasi tempat pajanan. Tatalaksana Pajanan Pertolongan Pertama/ Cuci Pelaporan Pajanan Telaah pajanan Pertolongan Pertama/ Cuci Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air mengalir dan sabun/cairan antiseptik sampai bersih. Bila darah/cairan tubuh mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau tusukan cuci dengan sabun dan air mengalir selama 1 menit Bila darah/cairan tubuh mengenai mulut ludahkan dan kumur- kumur dengan air beberapa kali (selama 1 menit). Bila terpecik pada mata cucilah mata dengan air mengalir (irigasi), dengan posisi kepala miring ke arah mata yang terpercik selama 15 menit. Bila darah memercik ke hidung hembuskan keluar dan bersihkan dengan air. Bagian tubuh yang tertusuk tidak boleh ditekan dan dihisap dengan mulut. Pelaporan Pajanan Setiap pajanan dicatat dan dilaporkan kepada atasan langsung dan Komite PPI/K3RS. Laporan tersebut sangat penting untuk menentukan langkah berikutnya. Memulai PPP sebaiknya secepatnya kurang dari 4 jam dan tidak lebih dari 72 jam, setelah 72 jam tidak dianjurkan karena tidak efektif. Alur Penanganan/ Pelaporan Pajanan di RS Kurnia Serang: Telaah Pajanan Pajanan yg memiliki Perlukaan kulit tusukan jarum suntik bekas pasien risiko penularan Pajanan pada selaput mukosa Pajanan melalui kulit yang luka infeksi
Bahan pajanan yg Darah
Cairan bercampur darah yang kasat mata memberikan risiko Cairan yang potensial terinfeksi: semen, cairan vagina, cairan serebrospinal, cairan sinovial, cairan pleura, cairan peritoneal, cairan perikardial, cairan amnion penularan infeksi HbsAg untuk Hepatitis B Status infeksi sumber Anti HCV untuk Hepatitis C Anti HIV untuk HIV pajanan Untuk sumber yang tidak diketahui, pertimbangkan adanya faktor risiko yang tinggi atas ketiga infeksi di atas
Pernahkan mendapat vaksinasi Hepatitis B.
Kerentanan orang Status serologi terhadap HBV (titer Anti HBs ) bila pernah mendapatkan vaksin. Pemeriksaan Anti HCV (untuk hepatitis C) yang terpajan Anti HIV (untuk infeksi HIV) Kapankah PPP HIV diberikan? Tatalaksana Klinis PPP HIV Pada Kasus Kecelakaan Kerja Menetapkan apakah korban memenuhi syarat untuk PPP HIV. Memastikan bahwa korban tidak menderita infeksi HIV dengan melakukan tes HIV terlebih dahulu. Memberikan informasi singkat mengenai HIV untuk mendapatkan persetujuan (informed consent). Pemberian obat-obat untuk PPP HIV. Melaksanakan evaluasi laboratorium. Menjamin pencatatan. Memberikan follow-up dan dukungan. Menetapkan apakah korban memenuhi syarat untuk PPP HIV Waktu terpajan PPP diberikan secepat mungkin setelah pajanan, dalam 4 jam pertama. Tidak diberikan >72 jam setelah pajanan. Status HIV orang terpajan jika orang yang terpajan sudah terinfeksi HIV sebelumnya, PPP tidak diberikan. Jenis dan risiko pajanan jenis pajanan dikaji lebih rinci untuk menentukan risiko penularan (menggunakan algoritma penilaian risiko). Status HIV sumber pajanan jika sumber pajanan HIV (-), PPP jangan diberikan. Jika memenuhi syarat untuk pemberian PPP HIV rujuk ke klinik VCT RSDP atau ke SpPD (mana yang lebih dahulu) Profilaksis Pasca Pajanan (PPP) untuk Hepatitis B Sebelum memberi obat PPP untuk hepatitis B, perlu dikaji keadaan berikut: Pernahkah mendapat vaksinasi hepatitis B Lakukan pemeriksaan HBsAg Lakukan pemeriksaan anti HBs jika pernah mendapat vaksin Diberikan sesegera mungkin, terbaik dalam 24 jam pertama. Tindak Lanjut Tes HIV diulang 3-6 bulan setelah pajanan Pemantauan petugas yang terpajan dilakukan oleh K3RS Kesimpulan Jika ada petugas yang tertusuk jarum atau terkena pajanan sudah melakukan pertolongan pertama dan melapor datang ke IGD diperiksa & dilakukan pemeriksaan laboratorium (anti-HIV dan HBsAg) lengkapi formulir pelaporan (formulir B) rujuk ke Sp.PD atau klinik VCT RSDP (sertakan surat pengantarnya).