Anda di halaman 1dari 72

ASKEP GANGGUAN

KESEHATAN MENTAL PADA


LANSIA
BY : KELOMPOK 8
Pendahuluan
• Usia lansia bukan hanya dihadapkan pada
permasalahan kesehatan jasmaniah saja, tapi
permasalahan gangguan mental dalam
menghadapi usia senja. Sejalan dengan
semakin baiknya status kesehatan masyarakat,
usia harapan hidup masayarakat Indonesia juga
semakin tinggi, sehingga mengakibatkan jumlah
lansia juga semakin bertambah
• Berdasarkan Survey Kesehatan Mental Depkes RI,
menyatakan gangguan mental pada usia 55-64
tahun mencapai 7,9 % sedangkan yang berusia
diatas 65 tahun 12,3 %. Angka ini diperkirakan
akan semakin meningkat pada tahun-tahun
mendatang. Karena pengenalan masalah mental
sejak dini merupakan hal yang penting sehingga
beberapa gangguan masalah mental dapat
dicegah dihilangkan atau dipulihkan
DEMENSIA
Definisi
• Demensia adalah suatu kondisi konfusi
kronik dan kehilangan kemampuan kognitif
secara global dan progresif yang
dihubungkan dengan masalah fisik.
Penyebab
• Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia
bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan
gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi
tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan
tingkah laku.Disebutkan dalam sebuah literatur bahwa
penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya gejala
demensia ada sejumlah tujuh puluh lima. Beberapa
penyakit dapat disembuhkan sementara sebagian besar
tidak dapat disembuhkan (Mace, N.L. & Rabins, P.V.
2006). Sebagian besar peneliti dalam risetnya sepakat
bahwa penyebab utama dari gejala demensia adalah
penyakit Alzheimer, demensia Lewy body, dan sepuluh
persen diantaranya disebabkan oleh penyakit lain.
Gejala
• Hal yang menarik dari gejala penderita
demensia adalah adannya perubahan
kepribadian dan tingkah laku sehingga
mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Penderita
yang dimaksudkan adalah Lansia dengan usia
enam puluh lima tahun keatas. Lansia penderita
demensia tidak memperlihatkan gejala yang
menonjol pada tahap awal, mereka
sebagaimana Lansia pada umumnya mengalami
proses penuaan dan degeneratif. Kejanggalan
awal dirasakan oleh penderita itu sendiri,
mereka sulit mengingat nama cucu mereka atau
lupa meletakkan suatu barang
Demensia terdiri atas tiga tingkat yaitu :
Tingkat Satu
• Kehilangan memory, spontanitas yang berkurang,
perubahan kepribadian halus, disorientasi waktu dan
tanggal.
Tingkat dua
• Gangguan kognitif dan berpikir abstrak, gelisah dan
agitasi, keluyuran, ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari, gangguan dalam pengambilan
keputusan, tingkah laku sosial yang tidak sesuai
Tingkat tiga
• Kurus, lupa makan, ketidakmampuan untuk
berkomunikasi, perilaku menyerang
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
• Aktivitas/istirahat
• Sirkulasi
• Integritas ego
• Neurosensori
• Kenyamanan
• Interaksi sosial
Diagnosa dan Intervensi
1. Risiko tinggi terhadap trauma berhubungan
dengan
Ketidakmampuan untuk mengenali bahaya dalam
lingkungan, bingung.
Intervensi :
• Kaji derajat gangguan atau kompetensi,
munculnya tingkah laku yang impulsif dan
penurunan persepsi – visual.
• Hilangkan atau minimalkan sumber bahaya
dalam lingkungan
• Alihkan perhatian lansi ketika perilaku
teragitasi atau berbahaya
2. Perubahan proses berpikir berhubungan
dengan kehilangan memori
Intervensi :
• Kaji derajat gangguan kognitif seperti
perubahan orientasi terhadap orang,
tempat, waktu, rentang perhatian dan
kemampuan berpikir
• Pertahankan lingkungan yang tenang dan
menyenangkan
3. Perubahan pola tidur berhubungan
dengan tekanan psikologis
Intervensi :
Berikan kesempatan untuk beristirahat/ tidur
Evaluasi tingkat stress/orientasi sesuai
perkembangan hari demi hari
Lengkapi jadwal tidur secara teratur
Evaluasi
• Keluarga mengenali risiko potensi
dilingkungan dan mengidentifikasi tahap-
tahap untuk memperbaikinya
• Klien mampu mengenali perubahan
berpikir/tingkah laku
• Dapat menciptakan pola tidur yang
adekuat dan pikiran yang melayang-
layang (melamun)
Depresi
Definisi
• Depresi adalah kondisi umum yang terjadi
pada lansia dan alasan terjadinnya kondisi ini
dapat dilihat pada saat mengakaji kondisi
sosial, kejadian hidup, dan masalah fisik pada
lansia.
Penggolongan Depresi
• Depresi Eksogen
• Depresi Endogen
Tanda dan Gejala
• Tanda dan gejala yang sering muncul pada
gangguan depresif adalah menurunnya
konsentrasi dan fisik, gangguan tidur
(khususnya bangun pagi terlalu cepat dan
sering terbangun [multiple awakenings]),
nafsu makan menurun, penurunan berat
badan, dan masalah-masalah pada tubuh
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
• Kaji status mental
• Kaji latar belakang individu
• Kaji aktivitas /istirahat
• Lakukan pemeriksaan fisik
Diagnosa dan Intervensi
1. Risiko tinggi trauma berhubungan dengan
depresi
Intervensi;
Tentukan tingkat keseimbangan dengan
berbicara pada klien/ orang terdekat
Evaluasi untuk membuktikan trauma
kepala
Kaji status emosional, catat riwayat
psikiatri/ gerakan tubuh yang menunjukkan
tindakan bunuh diri
2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan ketidak cukupan
Intervensi :
 Evaluasi kebutuhan energi
 Berikan kesempatan untuk memilih
makanan
3. Koping individu tidak efektif berhubungan
dengan ansietas
• Intervensi :
Bantu klien untuk belajar /mendorong
penggunaan ketrampilan relaksasi,
bimbingan imajinasi, visualisasi
Berikan umpan balik positif untuk
mengekspresikan kesadaran terhadap
menyangkal pada diri sendiri/orang lain
Dorong dan dukung pengambilan
tanggung jawab klien untuk
pemulihannya sendiri
SISTEM PERNAPASAN
PADA LANSIA

BY: KELOMPOK V
PENDAHULUAN
• Penurunan secara bertahap dalam fungsi
pernapasan yang dimulai pada awal masa
dewasa pertengahan dan mempengaruhi
struktur juga fungsi system pernapasan.
Selama penuaan, perubahan yang terjadi
dalam alveoli mengurangi area permukaan
yang tersedia untuk pertukaran oksigen
dan karbon dioksida. Pada sekitar usia 50
tahunan, alveoli mulai kehilangan
elastisitasnya.
Terdapat beberapa perubahan system respirasi pada penuaan, yaitu :

Perubahan fungsional
Perubahan morfologi dan struktur
TORAKS
Kalsifikasi pada bronkus dan kartilago kosta Peningkatan tahanan dinding dada
Peningkatan kekuatan sendi kosto-vertebralis Penurunan keefektifan
Peningkatan diameter antero-posterior Penurunan volume tidal
Peningkatan kerja otot pernapasan penggunaan otot Peningkatan exercise-induce hyperpnea
Bantu pernapasan Penurunan ventilasi sadar maksimal
Peningkatan resiko aspirasi
PARU-PARU
Peningkatan ukuran duktud alveolus Penurunan area pertukaran gas
Penurunan jaringan penyokong Peningkatan ruang rugi fisiologis
Peningkatan ukuran alveolus Penurunan elastisitas regangan paru
Peningkatan kerja glandula mukosa Penurunan kapasitas vital paru
Peningkatan pemenuhan alveolar Penurunan volume cadangan inspirasi
Peningkatan volume cadangan ekspirasi
Peningkatan volume residu dan volume residu
fungsional
Penurunan arus ventilasi paru
Penurunan distribusi ventilasi
Peningkatan penutupan aliran udara bebas
Peningkatan desaturasi arterial
Peningkatan tahanan terhadap aliran udara pada
saluran udara yang kecil
Debu, hawa udara, asap industri, dan kebiasaan
merokok dapat mempengaruhi system pernapasan
orang lanjut usia dank arena daya tahan tubuhnya
menurun dapat mudah terkena infeksi. Infeksi yang
sering diderita pada lansia adalah Pneumonia
bahkan mempunyai angka kematian cukup tinggi
sampai 40% dan biasanya diikuti penyakit
penyerta, misalnya diabetes mellitus, payah
jantung kronik, dan penyakit-penyakit vaskuler
(menurut Mangunnegoro, 1992). Selain itu ada
juga penyakit pada lansia yang diperkirakan masih
cukup tinggi ditemukan yaitu Tuberkulosis.
PNEUMONIA
• PENGERTIAN
Pneumonia adalah inflamasi parenkim
paru, biasanya berhubungan dengan
pengisian alveoli dengan cairan.
ETIOLOGI
Pneumonia dikelompokkan berdasarkan
agen penyebabnya dan dikategorikan
sebagai:
• Pneumonia bakterialis (yang disebabkan
oleh Streptococcus pneumoniae)
• Pneumonia atipikal (yang berkaitan
dengan mikoplasma, fungus, klamidia, dan
virus).
PATOFISIOLOGI
• Pneumonia bacterial menyerang baik ventilasi
maupun difusi. Suatu reaksi inflamasi yang
dilakukan oleh pneumokokus terjadi pada alveoli
dan menghasilkan eksudat, yang mengganggu
gerakan dan difusi carbon dioksida. Sel-sel
darah putih, kebanyakan netrofil, juga
bermigrasi ke dalam alveoli memenuhi ruang
yang biasanya mengandung udara. Area paru
tidak mendapat ventilasi yang cukup karena
sekresi, edema mukosa, dan bronkospasme,
menyebabkan oklusi parsial bronchi atau alveoli
dengan mengakibatkan penurunan tahanan
oksigen alveolar
MANIFESTASI KLINIS
• Manifestasi klinis dari pneumonia pada
lansia yaitu ditandai dengan kemunduran
kesehatan secara umum, kelemahan,
gejala-gejala abdomen, anoreksia,
konfusi, takikardia, dan takipneu.
Diagnosis pneumonia mungkin tidak
terdeteksi karena gejala-gejala klasik
batuk, nyeri dada, pembentukan sputum,
dan demam sering tidak tampak pada
pasien lansia
PENATALAKSANAAN
• Pengobatan suportif termasuk
meningkatkan masukan cairan (dengan
kewaspadaan dan pengkajian sering
dalam mengamati resiko kelebihan cairan
pada lansia), terapi oksigen, dan bantuan
dengan napas dalam, batuk, pembentukan
sputum dan perubahan posisi, yang
semuanya penting dalam asuhan
keperawatan pasien lansia dengan
pneumonia.
KONSEP KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Pada pasien lansia dikaji terhadap
perilaku yang tidak biasa, perubahan
status mental, prostrasi, dan gagal jantung
kongestif. Mungkin klien tampak gelisah,
delirium, terutama pada pasien dengan
pecandu alcohol.
DIAGNOSA
– Resiko tinggi perubahan volume cairan
kurang dari kebutuhan tubuh b/d kehilangan
cairan berlebih (berkeringat banyak).
– Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan
difusi Oksigen dan karbondioksida.
– Ansietas/ketakutan b/d sesak.
INTERVENSI
• Resiko tinggi perubahan volume cairan
kurang dari kebutuhan tubuh b/d
kehilangan cairan berlebih (berkeringat
banyak).
– Kaji perubahan tanda vital, contoh
peningkatan suhu/demam memanjang
– Kaji turgor kulit, kelembaban membrane
mukosa (bibir, lidah).
– Catat laporan mual/muntah. (rasional: adanya
gejala ini menurunkan masukan oral).
LANJUTAN….

• Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan


difusi Oksigen dan karbondioksida.
– Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan
bernapas.
– Kaji status mental.
– Kaji tingkat ansietas.
LANJUTAN…

• Ansietas/ketakutan b/d sesak.


– Observasi kegagalan pernapasan, agitasi,
gelisah, emosi labil.
– Tunjukkan/Bantu dengan teknik relaksasi,
meditasi, bimbingan imajinasi.
– Identifikasi persepsi pasien terhadap
ancaman yanga ada oleh situasi
EVALUASI
• Pasien menunjukkan volume cairan yang
normal.
• Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi
dan oksigenasi serta tidak ada gejala
distress pernapasan.
• Pasien tampak rileks dan melaporkan
tingkat ansietasnya mulai menurun.
TUBERCULOSIS
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit
infeksius yang teutama menyerang
parenkim paru. Tuberculosis dapat juga
ditularkan ke bagian tubuh lainnya termasuk
meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe.
Agen infeksius utama adalah
Mycobacterium tuberculosis, adalah batang
aerobic tahan asam yang tumbuh dengan
lambat dan sensitive terhadap panas dan
sinar ultraviolet
CARA PENULARAN
Tuberculosis ditularkan dari orang ke orang
oleh transmisi melalui udara. Individu
terinfeksi, melalui berbicara, tertawa, batuk,
bersin, tertawa, atau bernyanyi, melepaskan
droplet besar (lebih besar dari 100µ) dan
kecil (1 sampai 5 µ). Droplet yang besar
menetap, sedangkan yang kecil tertahan di
udara dan terhirup oleh individu yang
rentan.
PATOFISIOLOGI
Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis
dan menjadi terinfeksi. Bakteri dipindahkan
melalui jalan napas ke alveoli dimana mereka
berkumpul dan memperbanyak diri. Basil juga
dipindahkan melalui system limfe dan aliran
darah ke bagian tubuh lainnya (ginjal, tulang,
korteks serebri) dan area paru-paru lainnya
(lobus atas). System imun tubuh berespon
dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit
(neutrofil dan makrofag) menelan banyak bakteri,
limfosit spesifik tuberculosis melisis
(menghancurkan) basil dan jaringan normal.
Reaksi jaringan ini menyebabkan penumpukan
eksudat dalam alveoli, menyebabkan
bronkopneumonia. Infeksi awal biasanya terjadi 2
-10 minggu setelah pemajanan.
MANIFESTASI KLINIS
• Tuberculosis dapat mempunyai
manifestasi atipikal pada lansia, seperti
perilaku tidak biasa dan perubahan status
mental, demam, anoreksia, dan
penurunan berat badan. Basil TB dapat
bertahan lebih dari 50 tahun dalam
keadaan dorman
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
• Diagnosis TB ditegakkan dengan
mengumpulkan riwayat kesehatan, pemeriksaan
fisik, roentgen dada, usap basil tahan asam
BTA, kultur sputum, dan tes kulit tuberculin.
Roentgen dada biasanya menunjukkan lesi
pada lobus atas. Sputum pagi hari untuk kultur
BTA dikumpulkan, usap BTA akan menunjukkan
apakah terdapat mycobacterium, yang
menandakan diagnosis dari tuberculosis.
PENATALAKSANAAN
• TB paru diobati terutama dengan agens
kemoterapi (agens antituberculosis)
salaam periode 6 sampai 12 bulan. Lima
medikasi garis depan digunakan: isoniasid
(INH), rifampin (RIF), streptomisin (SM),
etambutol (EMB), dan pirasinamid (PZA).
Kapreomisin, kanamisin, etionamid,
natrium para-aminosalisilat, amikasin, dan
siklisin merupakan obat-obatan baris
kedua.
KONSEP KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Paru-paru dikaji terhadap konsolidasi dengan
mengevaluasi bunyi napas (menghilang, bunyi
bronchial atau bronkovesikular, krekles),
fremitus, egofoni, dan hasil pemeriksaan perkusi
(pekak). Pasien dapat juga mengalami
pembesaran nodus limfe yang terasa sangat
nyeri. Setiap perubahan suhu tubuh atau
frekuensi pernapasan, jumlah dan warna
sekresi, frekuensi dan batuk parah, dan nyeri
dada dikaji.
DIAGNOSA
• Resiko tinggi infeksi b/d kerusakan
jaringan.
• Kerusakan pertukaran gas b/d
penumpukan eksudat dalam alveoli
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d anoreksia.
INTERVENSI
• Resiko tinggi infeksi b/d kerusakan
jaringan.
– Identifikasi orang lain yang beresiko contoh
anggota keluarga
– Kaji tindakan control infeksi sementara,
contoh masker atau isolasi pernapasan
– Awasi suhu sesuai indikasi.
LANJUTAN

• Kerusakan pertukaran gas b/d penumpukan


eksudat dalam alveoli
– Kaji dispneu, takipneu, tak normal/menurunnya
bunyi napas, peningkatan upaya pernapasan,
terbatasnya ekspansi dinding dada dan kelemahan.
– Tunjukkan/dorong bernapas bibir selama ekshalasi,
khususnya untuk pasien denganfibrosis atau
kerusakan parenkim
– Tingkatkan tirah baring/batasi aktivitas dan Bantu
aktivitas perawatan diri sesuai keperluan.
LANJUTAN…

• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh b/d anoreksia
• Pastikan pola diet biasa pasien, yang
disukai/tak disukai
• Awasi masukan/pengeluaran dan berat
badan secara periodic Dorong dan
berikan periode istirahat sering
EVALUASI
• Menunjukkan penurunan resiko
penyebaran infeksi.
• Pasien menunjukkan bebas dari distress
pernapasan.
• Pasien menunjukkan berat badan yang
meningkat.
Masalah dan Penyakit Yang
Sering Dihadapi Lansia

Kep. Gerontik
DATA
• WHO : Trend demografik global th 2050
bahwa rasio pddk Eropa : Asia, 468 jt : 2,2
milyar dimana 75 % berada di Cina, India,
Indonesia
• WHO (2003) : M’identifikasi lansia sbg klp
yg mudah terserang kemunduran fisik dan
mental
• Perkiraan jlh lansia di Indonesia thn 2020 :
29 jt (11, 44 %)
Latar Belakang
Kemunduran Biologis :
Kulit mengendur
Keriput
Beruban
Gigi mulai lepas
Penglihatan & pendengaran berkurang
Mudah lelah & jatuh
Lamban
Latar Belakang……….Lanjutan
 Kemunduran Kognitif :
Suka lupa
Ingatan jangka panjang lbh baik dari
jangka pendek
Disorientasi
Sulit menerima ide – ide baru
Masalah Fisik
Masalah fisik yang sering ditemukan pada lansia :
Mudah jatuh
Mudah lelah
Kekacauan mental akut
Nyeri dada
Sesak napas
Palpitasi
Pembengkakan kaki bawah (varises)
Nyeri pinggang / punggung
Masalah Fisik………….Lanjutan
Nyeri sendi
Enuresis (ngompol)
Sukar menahan BAB
Gangguan ketajaman penglihatan
Ggn pada pendengaran (preqbiakusis)
Insomnia
Pusing-pusing
Mudah gatal-gatal
Mudah Jatuh……
Jatuh adalah suatu kejadian yg dilaporkan
pndrta atau saksi mata yg melihat
kejadian, yg mengakibatkan seseorg
mendadak terbaring / terduduk di lantai
dengan atau tanpa kehilangan kesadaran
(Ruben, dalam buku ajar geriatri, Darmojo,
1999).
Penyebab jatuh : Faktor instrinsik dan
ekstrinsik
Mudah Jatuh……
• FAKTOR INSTRINSIK :
 Ggn jantung dan sirkulasi
 Ggn sistem anggota gerak : parese, artritis
 Ggn sst saraf : neuropati perifer
 Ggn psikologis
 Infeksi telinga
 Vertigo
 Ggn adaptasi gelap
 Penyakit sistemik
 Pengaruh obat-obatan : diazepam, anti
hipertensi
Mudah Jatuh……
• FAKTOR EKSTRINSIK :
Cahaya ruangan yg krg terang
Lantai yg licin
Tersandung benda-benda
Alas kaki kurang pas
Tali sepatu
Kursi roda yg tak terkunci
Turun tangga
Mudah Lelah
Disebabkan oleh :
a. Faktor Psikologis (bosan, letih, depresi)
b. Ggn organis : anemia, prbhn pd tulang,
ggn pencernaan, kelainan metabolik
(DM), ginjal, uremia, ggn fx. Hati
c. Pengaruh obat-obatan : obat penenang,
obat jantung, obat yg melelahkan daya
kerja otot
Kekacauan Mental Akut
Sebab :
- Keracunan
- Infeksi
- Alkohol
- Penyakit metabolik
- Dehidrasi
- Ggn fungsi otak
- Ggn fungsi hati
- Meningitis
Nyeri Dada
• Penyakit jantung koroner (PJK) yg
menyebabkan iskemia
• Aneurisma aorta
• Perikarditis
• Ggn sistem alat pernapasan mis emboli
paru
Sesak Napas
• Kelemahan jantung
• Ggn sistem sal. Napas
• Overweight
• Anemia
Berdebar-debar (Palpitasi)
• Ggn irama jantung
• Keadaan umum badan yang lemah karena
penyakit kronis
• Faktor-faktor Psikologis
Pembengkakan kaki bagian bawah
• Kaki yg lama digantung (edema gravitasi)
• Gagal jantung
• Bendungan vena bagian bawah
• Kekurangan vitamin B
• Ggn hati
• Ggn ginjal
• Kelumpuhan pada kaki
Nyeri pd Sendi Pinggul
1. Ggn sendi pinggul : artritis, osteoporosis
2. Kelainan tulang-tulang sendi : fraktur,
dislokasi
3. Akibat kelainan pada saraf dari
punggung bagian bawah yang terjepit :
HNP, LBP
Sukar Menahan BAK
• Obat-obatan yang mengakibatkan sering
berkemih atau obat penenang
• Radang kandung kemih
• Radang saluran kemih
• Kelainan kontrol pada kandung kemih
• Kelainan persarafan kandung kemih
• Faktor psikologis
Sukar Menahan BAB
• Obat-obat pencahar perut
• Keadaan diare
• Kelainan pada usus besar
• Kelainan pada ujung sal. pencernaan
Ggn Ketajaman Penglihatan
 Presbiop
 Kelainan lensa mata (refleksi lensa mata
kurang)
 Katarak
 TIO meningkat pd glaukoma
 Radang saraf mata
Penyakit Yang Sering Dijumpai
Pada Lansia
• Menurut Stieglitz (1945) ;
1. Ggn sirkulasi darah : hipertensi, ggn
pembuluh darah di otak, ginjal
2. Ggn metabolisme hormonal :DM,
klimakterium, ketidakseimbangan tiroid
3. Ggn pd persendian : osteoartritis, gout
4. Berbagai macam neoplasma
Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia
• Menurut “The national Old People’s Welfare Council”,
ada 12 macam penyakit
 Depresi mental
 Ggn pendengaran
 Bronkitis kronis
 Ggn pd tungkai
 Ggn pada sendi panggul
 Anemia
 Demensia
 Ggn Penglihatan
 Ansietas
 Dekompensasi kordis
 DM
 Ggn defekasi
Darmojo, B, et al dari WHO
Penyakit/keluhan %
Artritis / rheumatoid 49,0 (F>M)
Hipertensi 15,2 (F>M)
Bronkitis /dyspnea 7,4 (F<M)
DM 3,3 (F=M)
Jatuh 2,5 (F>M)
Stroke 2,1 (F=M)
TBC 1,8 (F=M)
Fraktur tulang 1,0 (F=M)
Kanker 0,7 (F=M)
Penyakit Pd Lansia Di Indonesia
Penyakit Sistem Paru dan Kardiovaskular :
• Paru-Paru
• Jantung & pembuluh darah
• PJK
• Hipertensi
Penyakit Pencernaan Makanan :
1. Penyakit & gangguan pada lambung
- Gastritis
- ulkus peptikum
2. Konstipasi
3. Refluks disease
Penyakit Sistem Urogenital
• Peradangan sistem urogenital terutama
dijumpai pada wanita lansia berupa
peradangan kandung kemih sampai
peradangan ginjal
• Pada pria di atas 50 thn, biasanya terjadi
BPH (prostat)
Penyakit Ggn Metabolik
• Kel.endokrin ad/ kel. Yg memproduksi hormon
dlm tubuh spt kel. Pankreas, kel. Tiroid, kel.
Adrenal, dll
• Kel. Adrenal berfungsi mengatur arus darah ke
organ tertentu agar berjalan dengan baik.
• Stres hormon berfungsi mengatasi stres dan pd
lansia mengalami penurunan
• Penurunan fungsi kel. Tiroid, lansia kadang
tampak lesu dan krg bergairah
Penyakit Keganasan Kanker
• Penyebab kanker masih idiopatik
• Pada wanita, banyak kanker dijumpai
pada rahim, payudara dan sal.
Pencernaan biasanya usia 50 thn ke atas
• Bahan-bahan karsinogen misalnya
tembakau, sinat ultraviolet, sinar radioaktif,
sinar X berlebihan dapat menimbulkan
keganasan.

Anda mungkin juga menyukai