Anda di halaman 1dari 34

ETIKA PENELITIAN

KESEHATAN
Sumber :
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
BADAN LITBANG KESEHATAN, 2001

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 1
LANDASAN NORMATIF

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 2
1. INTERNASIONAL

1. NUREMBER CODE TAHUN


1947
2. WORLD MEDICAL
ASSOCIATION
DECLARATION OF
HELSINKI TAHUN 1964
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 3
3. CIOMS (Council for
International Organizations
of Medical Sciences )
TAHUN 1993
4. WHO TAHUN 2000

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 4
2. NASIONAL

1.PANCASILA
2.UU tentang Kesehatan No.
23/1992
3.PP No. 39 / 1995

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 5
U.U. No 23/1992
• PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
TERMASUK DALAM SUMBER DAYA
KESEHATAN (PASAL 49 f.)
• PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DIATUR DALAM PASAL 69 DAN
PASAL 70

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 6
PASAL 69

1. Penelitian dan pengembangan kcsehatan


dilaksanakan untuk memilih dan menetapkan
ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna
yang diperlukan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan.

2. Penelitian, pengembangan, dan penerapan


hasil penclitian padamanusia sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan dengan
memperhatikan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 7
3. Penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan pada manusia harus
dilakukan dengan memperhatikan
kesehatan dan keselamatan yang
bersangkutan.
4. Ketentuan mengenai penclitian,
pengembangan, dan penerapan hasil
penelitian sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 8
PASAL 70
1. Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan
dapat dilakukan bedah mayat untuk penyelidikan
sebab penyakit dan atau sebab kematian serta
pendidikan tenaga keschatan.
2. Bedah mayat hanya dapat dilakukan koleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu dan dengan memperhatikan
norma yang berlaku dalam masyarakat.
3. Ketentuan mengenai bedah mayat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 9
PP No 39 /1995
• PENGATURAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KESEHATAN :
• DILAKSANAKAN OLEH
PENYELENGGARA PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
• DILAKSANAKAN BERDASARKAN
STANDAR PROFESI PENELITIAN
KESEHATAN
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 10
UU KES 23/1992
PP 39/1995
PP 39/1995: - standar profesi penelitian
- mendapatkan ijin dari yang
berwenang
- PERSETUJUAN TERTULIS
setelah mendapat informasi
UU Kesehatan 23/1992:
menyalahi: denda Rp. 10.000.000
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 11
PRINSIP ETIKA PENELITIAN
HORMAT PADA MARTABAT MANUSIA
* KESEHATAN
* KESELAMATAN
* KESEJAHTERAAN
* KEADILAN
KAJIAN ETIKA DILAKUKAN OLEH KOMISI ETIK
YANG BERSIFAT:
• INDEPENDEN
• BEBAS DARI PENGARUH :
- POLITIK
- INSTITUSI
- PROFESI
- TUJUAN KOMERSIAL

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 12
PENELITIAN YANG MEMBUTUHKAN
ETHICAL CLEARANCE
• SEMUA PENELITIAN YANG MENGGUNAKAN
MANUSIA SEBAGAI SUBYEK PENELITIAN

CONTOH :
PENELITIAN FARMASETIKA
ALAT KESEHATAN
RADIASI DAN PEMOTRETAN
PROSEDUR BEDAH
REKAM MEDIS
BIOLOGIK
EPIDEMIOLOGIK
SOSIAL DAN PSIKOSOSIAL
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 13
ETHICAL CLEARANCE :
SUBYEK BINATANG
PENELITIAN DENGAN SUBYEK
PENELITIAN BINATANG:
- FKH UNAIR mengeluarkan Ethical
Clearance untuk binatang.
- Diusahakan anggota Komisi Etik, yang
menguasai etik penelitian pada binatang.

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 14
TANGGUNG JAWAB DAN
TUGAS KOMISI ETIK
1. MELAKUKAN REVIEW PROTOKOL PENELITIAN.
2. MEMBAHAS HASIL REVIEW
3. MENELITI INFORMED CONSENT
4. MEMBERIKAN ETHICAL CLEARANCE
5. MENGEVALUASI PELAKSANAAN PENELITIAN
YANG TERKAIT DENGAN ETIK
6. MENGHADIRI - RAPAT RUTIN 1 X/ BULAN
- BILA DIANGGAP PERLU
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 15
KELENGKAPAN BERKAS
PENGAJUAN E.C
 SURAT USULAN DARI INSTITUSI
 REKOMENDASI DARI PANITIA ILMIAH SUATU
LEMBAGA.
 PROTOKOL PENELITIAN,
 DAFTAR TIM PENELITI,
 CURRICULUM VITAE PENELITI UTAMA ATAU
KETUA PELAKSANA,
 ETHICAL CLEARANCE DARI INSTITUSI LAIN (BILA
ADA).
 PENJELASAN UNTUK PERSETUJUAN SUBYEK
 KUESIONER / PEDOMAN WAWANCARA
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian (BILA ADA)
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 16
PROSEDUR PENGAJUAN E.C
CEK KELENGKAPAN
USULAN E.C SEKRETARIAT
BERKAS

Mahasiswa S1, S2, S3,


Peneliti (Dosen, dll) LENGKAP TDK LENGKAP

Ka. P.E PENELITI

PROSES PERBAIKAN
ETHICAL REVIEW /KEKRGAN

DITOLAK OK P.E
E.C DITERBITKAN
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 17
ASPEK-ASPEK YG TERCANTUM DLM
PENJELASAN UTK MENDAPATKAN
PERSETUJUAN SUBYEK
1. Latar belakang penelitian
2. Berapa lama dan berapa banyak subyek
penelitian diperlukan
3. Perlakuan terhadap subyek
4. Kemungkinan risiko kesehatan
5. Penjelasan kompensasi bagi subyek
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 18
ASPEK-ASPEK YG TERCANTUM DLM
PENJELASAN UTK MENDAPATKAN
PERSETUJUAN SUBYEK
6. Penjelasan terjaminnya rahasia subyek
7. Pengobatan medis dan ganti rugi apabila perlu
8. Nama jelas dan alamat penanggung jawab
medis
9. Partisipasi haruslah bersifat sukarela, setiap
saat subyek dapat mengundurkan diri
10. Kesediaan dari subyek penelitian
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 19
PROSES UNTUK MENDAPATKAN
PERSETUJUAN SUBYEK

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 20
1. PERSETUJUAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN(PSP)/INFORMED
CONSENT

a. Kepada siapa PSP diberikan ?


b. Siapa yang memberikan penjelasan ?
c. Kapan PSP dijelaskan ?
d. Apakah subyek diberikan waktu yang
cukup untuk membuat keputusan ?
e. Tempat memberikan penjelasan ?
f. Siapa yang menandatangani PSP ?
g. Siapa yang menyaksikan penandatanganan
PSP ?
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 21
ISI PSP /INFORMED CONSENT

a) Keterangan ringkas penelitian


b) Perlakuan yang diterapkan pada subyek
c) Manfaat untuk subyek
d) Bahaya potensial
e) Hak untuk undur diri
f) Adanya insentif untuk subyek(bila ada)
g) Jenis insentif/cindera mata yang
diberikan(bila ada)

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 22
Bila ada pengambilan specimen
a) Apakah ada specimen yang diambil?
b) Kalau ada sebutkan jenis specimen, jumlah
specimen, frekuensi pengambilan
specimen, cara pengambilan specimen,
cara penanganan specimen, resiko
potensial pengambilan specimen bagi
subyek
c) Adakah tindakan invasif pada subyek ?
d) Kalau ada sebutkan …..

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 23
Tindakan Invasif
• Permenkes RI No
290/MENKES/PER/III/2008 tanggal 26
Maret 2008 Tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran
• Bab I, Pasal 1 ayat 4 :
• Tindakan invasif adalah suatu tindakan
yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh pasien

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 24
• Konsil Ilmu Kedokteran A.S.
mendefinisikan prosedur operatif dan
prosedur invasif lainnya sebagai
prosedur operatif dalam mana kulit
atau membran mukosa dan jaringan
ikat diiris, atau instrumen dimasukkan
tubuh melalui lubang tubuh alami
(mulut, hidung, rektum, vagina,
saluran kencing.

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 25
• Prosedur invasif meliputi :
• Prosedur dermatologis invasif minimal (misal, biopsi,
eksisi, atau deep cryotherapy untuk lesi keganasan)
• Transplantasi multi-organ ekstensif
• Semua prosedur dalam bab Bedah dari Current Procedural
Terminology (CPT)
• Prosedur seperti “percutaneous transluminal angioplasty “
dan kateterisasi jantung
• Prosedur invasif minimal yang melibatkan biopsi atau
penempatan probes atau kateter yang memerlukan entry ke
dalam rongga tubuh melalui jarum atau trocar

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 26
Bukan Invasif
• Memasukkan alat ke lubang telinga
• Pengambilan darah

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 27
KERAHASIAAN

a) Adalah keterangan tentang kerahasiaan


subyek ?
b) Adakah keterangan tentang kerahasiaan
specimen ?
c) Adakah keterangan tentang kerahasiaan
data?

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 28
KONTAK PERSON

• SEBUTKAN KONTAK PERSON LOKAL


BAGI SUBYEK
• SEBUTKAN KONTAK PERSON PUSAT
BAGI SUBYEK

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 29
PERNYATAAN
1. Ketua pelaksana penelitian terlibat dalam
atau dihukum karena :
a. tindakan kriminal ?
b. tindak disiplin profesi (IDI, MKI) ?
2. Berapa lama data disimpan oleh peneliti
setelah penelitian selesai ?
3. Adakah tindakan pencegahan untuk
menjaga keamanan dan kerahasiaan data ?

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 30
Penyimpanan Data Penelitian
• Disimpan dalam lokasi aman ?
• Dalam komputer diproteksi dengan password
khusus tim peneliti ?
• Sebelum akses data, petugas membuat formulir
pernyataan persetujuan untuk melindungi
keamanan dan menjaga kerahasiaan informasi
kesehatan subyek ?
• Sebelum membuka berkas penelitian, petugas
menandatangani persetujuan untuk menjaga
kerahasiaan dokumen ?
• Identitas subyek dibuat “anonym “ ?
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 31
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
PENELITIAN OLEH KOMISI ETIK
• PEMANTAUAN BERKALA PERLU
DILAKSANAKAN OLEH KOMISI
ETIK
• KOMISI ETIK MEMINTA
DIKIRIMKAN LAPORAN
PELAKSANAAN KEJADIAN YANG
BERKAITAN DENGAN ETIK,
SEPERTI EFEK SAMPING, KEJADIAN
YANG TIDAK DIHARAPKAN.
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 32
MENGAPA E.C PERLU ?
* BAGI SUBYEK :
KEPASTIAN PERLINDUNGAN HAM
• BAGI PENELITI :
1. MENGHINDARI PELANGGARAN HAM
2. PUBLIKASI ILMIAH DI JURNAL
INTERNASIONAL
3. PENCAIRAN DANA PENELITIAN
Bahan Sosialisasi Etik Penelitian
2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 33
Research Ethical Clearance Committee
Airlangga University School of Public Health
SK Dekan FKM Unair No 84/H3.1.10/KD/2012 tanggal 11 September 2012

• Chairman : Prof. R. Bambang Wiryatmadi, dr, MS, MCN, PhD, SpGK


• Secretary : Dr Lilis Sulistyorini, Ir., M.Kes
• Members :
• Prof. Kuntoro, dr, MPH, DrPH
• Fariani Syahrul, SKM, M.Kes
• Dr. Merryana Adriani, SKM, M.Kes
• Dr. F. Sustini, dr, MS
• Dr. Hari Basuki N., dr.M.Kes
• Dr. Setya Haksama, drg, M.Kes
• Endang Dwiyanti, Dra, Psi, M.Kes
• Dr. Djazuly Chalidyanto, SKM, MARS
• Dr. Shrimarti Rukmini Devy, Dra, M.Kes
• Dr. Sri Widati, S.Sos, M.Si
• Indriati Paskarini, SH, M.Kes
• Dr. Toetik Soebardiati
• Dr Budi Utomo, drh, M.Kes
• Prof Dr. Nursalam,M.Nurs.
• Prof Dr. Suryanto, Drs.,MSi
• Dr. Rachmat Hargono, dr,,MS, MPH

Bahan Sosialisasi Etik Penelitian


2/20/2018 Kesehatan - Balitbangkes 34

Anda mungkin juga menyukai