KESEHATAN
dr. Agustyas Tjiptaningrum, SpPK
ETHICAL CLEARANCE
• PERSETUJUAN ETIKUNTUK PENELITIAN YANG
MENGIKUTSERTAKAN MANUSIA SEBAGAI SUBJEK
PENELITIAN ATAU MENGGUNAKAN HEWAN COBA
• DIKELUARKAN OLEH KEPK
• UNTUK MENJAMIN :
- PENELITIAN KESEHATAN DILAKSANAKAN OLEH, DI
ATAU BERSAMA DENGAN LEMBAGA MEMENUHI
KITERIA ETIK PENELITIAN
- MARTABAT, PRIVACY, KESEHATAN, KESELAMATAN,
KESEJAHTERAAN DIHORMATI DAN DILINDUNGI
KESEJAHTERAAN DAN PENANGANAN MANUSIAWI
HEWAN COBA
PERKEMBANGAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN
• 1500 SM norma etik tertua adalah sumpah dokter hindu yaitu
penderita yang diobati jangan dirugikan
• 460-337 SM Hippocrates dalam buku The epidemics menyatakan
seorang dokter harus menjalankan prinsip primum non nocere (yang
utama adalah jangan menyakiti)
• 1865 Jean Claude Bernard menerbitkan buku Introduction to
Experimental Medicine yang mengupas dasar-dasar penelitian
semua penelitian harus berguna bagi subyek yang diteliti dan
penelitian yang menyakiti subyek harus dilarang
• 1946 Disusun Nuremberg Code di kota Nuremberg diharuskan
adanya informed consent dari subyek penelitian
• 1948 Declaration of Geneve dokter mengutamakan kesehatan
penderita
• 1964 World Medical Association menghasilkan Deklarasi Helsinki
I panduan dokter dalam melakukan penelitian klinis, kebijakan
diserahkan pada peneliti tanpa mengawasan sehingga banyak terjadi
penyimpangan
PERKEMBANGAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN
• 1975 World Health Assembly ke-20 Tokyo menghasilkan
Deklarasi Helsinki II yang merupakan revisi Deklarasi Helsinki I
terdapat peraturan yang mengharuskan protokol penelitian
pada manusia harus ditinjau dan diteliti dulu oleh suatu
panitia pertimbangan, tuntunan, dan komentar. Protokol harus
mencantumkan Surat Pernyataan Kelayakan Etik (Ethical
Clearance) dan hasil penelitian tidak boleh dipublikasikan
tanpa adanya Ethical Clearance
• 1983 dan 1989 revisi Deklarasi Helsinki berturut2 di
Venesia dan Hongkong menghasilkan pernyataan
komprehensif secara internasional ttg etika penelitian dengan
subyek manusia.
• 2008 revisi terakhir Deklarasi Helsinki di Seoul Korea
Selatan
PERKEMBANGAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Publikasi Penjelasan Deklarasi Helsinki:
• 1982 Proposed International Guidelines for Biomedical
Research Involving Human Subject
• 1993 Penyempurnaan publikasi th 1982 hasil kerjasama
Council for International Organization of Medical Science
(CIOMS) dgn WHO
• 1991 International Guidelines for Ethical Review Of
Epidemiology studies
PANDUAN ETIK PENELITIAN
KODE NUREMBERG
• Referensi internasional pertama mengenai etik penelitian
kesehatan
• Karakteristik kelayakan etik suatu penelitian dengan subyek
manusia :
1. Keikutsertaan subyek dalam penelitian harus berdasarkan
persetujuan sukarela setelah mendapatkan penjelasan
penelitian yang akan dijalani yang dikenal dengan Persetujuan
Setelah Penjelasan atau Informed Consent. Setiap subyek dapat
menghentikan keikutsertaaannya dalam penelitian
2. Penelitian harus bermanfaat bagi masyarakat banyak
3. Penelitian harus mempunyak landasan ilmiah yang kokoh
sehingga hasil yang diharapkan diyakini akan dapat dicapai
PANDUAN ETIK PENELITIAN
KODE NUREMBERG
4. Risiko yang dihadapi subyek harus wajar dan manusiawi
untuk dihadapi
5. Penelitian harus dilaksanakan oleh ahli di bidangnya
DEKLARASI HELSINKI
• Disepakati di Helsinki oleh World Medical Association (WMA)
thn 1964 dg nama Ethical Principles for Medical Aresearch
Involving Human Subjects
• Memberikan pedoman bagi dokter yang melakukan penelitian
kesehatan klinik maupun non klinik.
PANDUAN ETIK PENELITIAN
DEKLARASI HELSINKI
• Mengadopsi dan mengelaborasi Panduan Etik yang tercakup dalam
Kode Nuremberg seperti pertimbangan khusus dlaam merekrut
subyek yang dependen dan pasien yang tidak mampu memberikan
persetujuan.
• Tambahan dalam Deklarasi Helsinki:
1. Hak subyek untuk memanfaatkan hasil penelitian setelah
penelitian selesai dilaksanakan
2. Diperkenalkan formulasi beban (burden= sesuatu yang
direncanakan akan dijalani/ditanggung oleh semua subyek),
disamping risiko (yang mungkin dapat terjadi) yang juga harus
dipertimbangkan dlm menilai kelayakan etik penelitian
3. Keterlibatan dokter yang merawat pasien sebagai peneliti dimana
pasien sebagai subyek penelitian
4. Peneliti harus berhati2 mengambil langkah khusus jika
penelitiannya dapat merusak lingkungan.
PANDUAN ETIK PENELITIAN
• Tambahan dalam Deklarasi Helsinki:
5. Penelitian harus dirancang melalui protokol tertulis yang rinci
sehingga informasi yang dibutuhkan untuk dipenuhinya
Panduan Etik yang berlaku tercakup dalam protokol tersebut.
Penyertaan Pertimbangan Peneliti bahwa penelitiannya telah
memenuhi prinsip etik sesuai Deklarasi Helsinki dalam Protokol
Penelitian sehingga layak etik untuk dilaksanakan
6. Sebelum penelitian dilaksanakan, protokol harus disampaikan
untuk dikaji oleh Komisi Etik untuk mendapatkan
pertimbangan, bimbingan, dan persetujuan kelayakan etik
7. Uji klinik harus diregistrasikan pada pihak berwenang dimana
data basenya harus bisa diakses publik
8. Panduan untuk mendayagunakan spesimen yang berasal dari
manusia dan data tentang manusia
9. Tanggungjawab untuk patuh etik
PANDUAN ETIK PENELITIAN
PANDUAN CIOMS-WHO
• Edisi 2002 diterbitkan buku berjudul International Ethical
Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects
BUTIR 11:
PENELITIAN KESEHATAN YANG MENGIKUTSERTAKAN MSDP HARUS
MEMENUHI PRINSIP-PRINSIP ILMIAH YANG SUDAH DITERIMA
SECARA UMUM, DIDASARKAN PADA PENGETAHUAN SAKSAMA DARI
KEPUSTAKAAN ILMIAH DAN SUMBER INFORMASI LAIN,
PERCOBAAN LABORATORIUM YANG MEMADAI, DAN JIKA LAYAK
PERCOBAAN HEWAN
BUTIR 12:
KEBERHATIAN (CAUTION) YANG TEPAT HARUS DITERAPKAN PADA
PENELITIAN YANG DAPAT MEMPENGARUHI LINGKUNGAN DAN
KESEJAHTERAAN HEWAN YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN
HARUS DIHORMATI
IMPLIKASI ETIK PERCOBAAN PADA HEWAN
1. REPLACEMENT
2. REDUCTION
3. REFINMENT
Prinsip penggunaan hewan coba
REPLACEMENT
• Untuk membuktikan suatu hipotesis, bila diperlukan
penggunaan hewan coba maka menggunakan hewan
yang paling rendah tingkatannya
• Bila memungkinkan menggunakan metoda in vitro
(memakai kultur sel atau jaringan) atau simulasi
komputer
• Walaupun banyak metoda in vitro yang dapat digunakan,
tetapi tidak semua metoda in vitro sudah mengalami
validasi dan menunjukkan hasil yang sama dengan
metoda in vivo
Prinsip penggunaan hewan coba
REDUCTION
• Bila tidak ada pilihan lain dan harus menggunakan
hewan coba maka harus dikaji dengan baik jumlah
hewan yang akan digunakan
• Peneliti tidak dapat dengan mudahnya menggunakan
menggunakan jumlah hewan yang banyak untuk
mendapatkan power (p) statistik yang tinggi
• Jumlah hewan harus dikaji dengan menggunakan
berbagai macam perhitungan sehingga digunakan hewan
dalam jumlah sedikit tanpa menghilangkan arti suatu
penelitian
Prinsip penggunaan hewan coba
REFINEMENT
• Peneliti harus memperhatikan perlakuan yang akan
digunakan pada hewan coba
• Perlakuan tersebut harus memperhatikan asas
kesejahteraan hewan (animal welfare) yang disingkat 5F
(5 Freedom):
1. Freedom from hunger and thirst
2. Freedom from pain
3. Freedom from distress and feeling discomfort
4. Freedom from injury and disease
5. Freedom to express their normal behaviour
PRINSIP DASAR PENGGUNAAN HEWAN COBA
1. UNTUK KEMAJUAN PENGETAHUAN BIOLOGIK DAN
PENGEMBANGAN CARA-CARA YANG LEBIH BAIK DALAM
USAHA MELINDUNGI KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN
MANUSIA DAN MEMERLUKAN PERCOBAAN PADA
SPESIES HEWAN UTUH
2. PERCOBAAN HEWAN HANYA DAPAT DILAKUKAN
DENGAN PERTIMBANGAN SEKSAMA, ADA RELEVANSI
KUAT TERHADAP KESEHATAN MANUSIA DAN PEMAJUAN
PENGETAHUAN BIOLOGIK
3. SPESIES HEWAN COBA HARUS TEPAT DAN DARI
FOLOGENI SERENDAH MUNGKIN
4. PENELITI/PELAKSANA PENELITIAN HARUS MELAKUKAN
HEWAN SEBAGAI MAKHLUK PERASA (SENTIENT)
5. PENELITI HARUS BERANGGAPAN BAHWA PROSEDUR
YANG MENIMBULKAN RASA NYERI PADA MANUSIA JUGA
MENIMBULKAN NYERI PADA HEWAN COBA
6. PROSEDUR YANG MENIMBULKAN NYERI HARUS DENGAN
PEMBIUSAN YANG LAZIM
5. PADA AKHIR PENELITIAN HEWAN YANG MENDERITA
NYERI HEBAT, KECACATAN HARUS DIMATIKAN TANPA
RASA NYERI
6. HEWAN YANG DIMANFAATKAN UTK PENELITIAN
BIOMEDIK HARUS DIJAMIN DALAM KONDISI HIDUP YANG
PALING BAIK BERDASARKAN ANIMAL LABORATORY
SCIENCE
ASPEK ETIK PENGGUNAAN HEWAN COBA
• Bila hasil penelitian hendak dimanfaatkan untuk kepentingan
manusia, diperlukan penelitian lanjutan pada sistem biologik yang
lebih kompleks
• Pada uji pra klinik diperhatikan jumlah hewan dan jenis hewan
(rhodent vs non rhodent) untuk uji keamanan obat, lamanya
pemberian obat, dan jenis obat yang diperlukan
• Harus menggunakan prinsip 3R dan 5F
• Deklarasi Helsinki butir 11 penelitian kesehatan yang
mengikutsertakan manusia sebagai subjek penelitian harus
memenuhi prinsip-prinsip ilmiah yang sudah diterima secara umum.
Ini berdasarkan pengetahuan yg seksama dari kepustakaan ilmiah
dan sumber informasi lain, percobaan di laboratorium yang
memadai, dan jika diperlukan percobaan hewan
• Butir 12 Keberhatian (caution) yang wajar hrs diterapkan pada
penelitian yang mempengaruhi lingkungan dan kesejahteraan hewan
yang digunakan untuk penelitian harus dihormati
PENGATURAN PENGGUNAAN HEWAN COBA
• Setiap peneliti harus mengajukan protokol kepada KEPK
berwenang di tempat penelitian dilaksanakan untuk dinilai
dan diberikan persetujuan etik
• Konsep penilaian 3R dan 5F
• Protokol penelitian, pendidikan, maupun pelatihan harus
dilampirkan persetujuan komisi ilmiah yang menyatakan
bahwa penelitian, pendidikan, dan pelatihan yang akan
dilaksanakan sudah memenuhi semua persyaratan ilmiah
• Untuk melakukan penilaian protokol menggunakan hewan
coba maka anggota KEPK harus ada yang beranggotakan
dokter hewan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
dalam hewan laboratorium atau spesies yang digunakan,
seorang peneliti yang berpengalaman dalam penelitian
hewan, dan awam
• Keseimbangan risiko dan manfaat
PENGATURAN PENGGUNAAN HEWAN COBA
• Hewan coba yang dipilih paling rendah skala filogeninya
• Bila hewan coba merupakan model penelitian untuk penyakit
manusia, maka hewan tersebut harus memberikan gejala yang
mirip dengan gejala penyakit manusia
• Upaya maksimal mengurangi rasa nyeri, ketidaknyamanan,
dan distress tindakan yang direncanakan untuk
meringankan atau menghilangkan penderitaan hewan coba
harus disebutkan rinci dalam protokol penelitian
• Desain penelitian seramping mungkin dan penggunaan hewan
coba dalam jumlah seminimal mungkin
• Dokter hewan sebagai penanggungjawab pemeliharaan dan
penanganan hewan coba
• Pembelian. Transpor, pemeliharaan, pakan, air , kandang ,
sanitasi,suhu, kelembaban, harus memenuhi persyaratan dan
dipantau mengacu UU no 18/2009 ttg peternakan dan
kesehatan hewan
PENGATURAN PENGGUNAAN HEWAN COBA