Anda di halaman 1dari 21

FILM IMAGING

1. RAHMAYANTI (01)
2. NI KADEK RATIH GEGEL PUSPITA (11)
3. SRI NURAISYAH HASAN BASRI (14)
4. DEWA AYU NINDYA GAMELINDA (21)
5. I GUSTI NGURAH AGUNG HARI SUDEWA (24)
6. PUTU RENITA PUTRI AGUSTINA (28)
7. NI PUTU TARA PRATAMA WEDAYANTI (29)
8. IDA KETUT ARI WIYASA (32)
9. IDA AYU GEDE KARUNISUTENSU (48)
10. MADE YURIKA NINGSARI (49)
11. MARIA JESSICA ANGGAKUSUMA (50)
12. CHIESA ADIGUNA SETIAJID (51)
13. DEVY PRICYLIA PUSPITASARI (54)
14. AYU CITRA LAKSMI WIBAWA (59)
FILM IMAGING
• Film x-ray
• Intensifying Screen
• Pembentukan Latent image
• Prosessing manual
• Karakteristik pencitraan
• Kesalahan umum
Film x-ray
Sinar-X adalah bentuk energi tinggi radiasi
elektromagnetik. Sinar-X dapat menembus
tubuh untuk membentuk sebuah gambar pada
film.
Dental X-ray adalah alat diagnostik yang
berguna membantu dokter gigi untuk
mendeteksi kerusakan atau penyakit yang
tidak terlihat selama pemeriksaan rutin
pada gigi pasien
Film rontgen adalah film yang digunakan
sebagai tempat terciptanya gambar radiograf
dalam ilmu radiologi.

Adapun jenis-jenis film sinar x terbagi atas:


1. Jenis film menurut lapisannya.
2. Jenis film menurut sensitivitasnya.
3. Jenis film menurut butir emulsi.
1. Jenis Film Menurut Lapisannya Film sinar x
tersusun atas:
• Base (dasar film)
• Subratum (perekat film)
• Emulsi
• Supercoat (pelindung film)

2. Jenis Film Menurut Sensifitasnya


• Green Sensitive
• Blue sensitive

3. Jenis Film Menurut butir emulsi


• Butir emulsi ukuran besar
• Butir emulsi ukuran sedang
•Butir emulsi ukuran kecil
Intensifying Screen

• Intensifying Screen/ IS (Bahasa Indonesia :


Tabir Penguat) adalah lembaran plastik yang
dilapisi dengan bahan flouresensi yang disebut
fosfor.
• Fosfor adalah bahan dimana energi foton
dikonversi menjadi cahaya.
• Bahan tabir penguat harus bersifat : lumenisensi
(berpendar) yaitu keluarnya cahaya oleh bahan
yang disebabkan oleh perubahan nomor atom
dari bahan tersebut, terbagi atas :
fluoronsensi : bahan ini apabila menerima
radiasi sinar-x akan menyerap terlebih dahulu baru
memancarkan cahaya tampak setelah selang waktu
tertentu.
Phosforesensi : Bahan ini akan berpendar
setelah menerima radiasi, langsung memancarkan
cahaya tampak.
Faktor Intensifikasi
Bila memakai IS dapat menghemat nilai
penyinaran dan menghasilkan mutu gambar
yang lebih baik. Proses yang demikian kita sebut
dengan intensifikasi gambar. Dengan demikian
apabila menggunakan intensifying screen
memerlukan faktor intensifikasi yaitu nilai
perbandingan antara penyinaran tanpa
menggunakkan IS dengan penyinaran dengan
menggunakkan IS.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan IS
• Komposisi Fosfor
• Ketebalan Lapisan Fosfor
• Ukuran Kristal Fosfor
• Adanya Lapisan Pemantul / Penyerap
• Pemilihan Nilai Tegangan Tabung
Kecepatan IS
1. Kecepatan tinggi : lapisan tebal, dan Kristal besar
relatif digunakan, kecepatan maksimum dicapai tetapi
dengan beberapa pengorbanan dalam definisi (low
definition).
2. Kecepatan rendah atau high definition : lapisan tipis
dan kristal kecil relatif digunakan; detail terbaik, tetapi
kecepatan lambat sehingga memerlukan dosis yang
lebih tinggi dari radiasi pengion.
3. Kecepatan sedang : lapisan lumayan tebal, kristal
berukuran menengah, kecepatan dan definisi sedang.
Karakteristik IS

• Tabir penguat terdiri dari dasar polyester


atau selulosa triasetat mirip dengan film
radiografi
• Dasar ini harus radioparent dan kimia inert.
• Harus menggabungkan karakteristik
ketangguhan dan fleksibilitas.
• Harus tidak keriting
• Tidak menghitamkan dengan usia.
• Dasar ini pertama dilapisi dengan lapisan reflektif dari
titanium dioksida untuk membangkitkan
cahayakembali ke film.
• Divergen dari sinar cahaya menyebabkan gambar
buram.
• Dengan homogen fosfor standar lapisan-seragam atau
tanah jarang.
• Ditutupi dengan supercoat tipis transparan yang terdiri
dari gelatin.
• Fleksibilitas dari bahan yang penting untuk
memungkinkan layar untuk membungkuk tanpa retak.
Fungsi IS
• Emulsi film lebih peka terhadap foton cahaya
tampak (cahaya tampak lebih efisien dalam
menghitamkan emulsi film).
• Dengan IS intensitas sinar-X yg diperlukan
untuk menghasilkan densitas tertentu lebih
lebih sedikit dibanding tanpa IS.
• Memperkecil dosis radiasi yang harus diterima
pasien.
Perawatan IS
• Layar mudah rusak. emisi neon akan terpengaruh
jika permukaan aktif kotor bahkan sedikit. Layar
harus tetap bersih jika tidak photon cahaya akan
dicegah dari tercapainya layar dan menciptakan
gambar dan layar di daerah itu akan tampak jelas.
• Dibersihkan dengan larutan antistatik (Larutan)
• Gunakan kain basah dan gosok perlahan.
• Pastikan layar kering sebelum menutup
• Tidak pernah meninggalkan kaset terbuka karena
kotoran dan debu akan menumpuk pada layar.
Syarat IS
• QDE (Quantum Detection Efficiency) besar
• Efisiensi konversi besar
• Cahaya yang dipancarkan sesuai dengan film
• Tidak ada after glow
• Kristal bisa dibentuk seragam dan dapat
dilapiskan secara merata
Latent image
Sebuah gambar laten adalah
gambar yang tidak terlihat yang
dihasilkan oleh paparan cahaya dari
bahan fotosensitif seperti film
fotografi. Area yang terkena paparan
film fotografi yang akan terlihat lebih
gelap dan akan membentuk suatu
gambar yang nyata
Pengguna Pengolahan Dalam metode pengolahan manual,
film dipindahkan dari satu solusi ke depan secara manual
sampai proses selesai. Metode ini membutuhkan lebih
banyak tenaga kerja dan waktu dan lebih rentan terhadap
variasi dari pemrosesan otomatis. Untuk alasan ini, proses
manual jarang digunakan dalam pencitraan diagnostik hari
ini. Untuk film yang akan diproses secara manual,
beberapa langkah yang diperlukan setelah film digantung
di gantungan khusus.
1. Wetting agent.
2. Developer.
3. Stop bath atau bilas air.
4. Fixer.
5. Washing
6. Drying
Kesalahan umum
• Pergerakan anggota tubuh baik pada anggota tubuh
yang di lakukan proses penyinaran(proses radiografi)
maupun pada anggota tubuh pasien yang
menyebabkan pergerakan pada alat radiografi pasien
selama dilakukannya penyinaran sinar X menyebabkan
gambar tidak jelas atau kabur pada hasil foto
radiografinya.
• dapat menyebabkan kesulitan dalam mengipretasikan
hasil radiografi karena batas antara radiopak dan
radiolusen tidak jelas. Selain itu juga, kegagalan ini
dapat tejadi di seluruh anggota.
• kesalahan ini disebabkan oleh faktor-faktor
sebagai berikut:
– Adanya pergerakan pasien saat dilakukan
penyinaran
– Adanya pergerakan film saat dilakukan
penyinaran
– Adanya double exposure pada film

Anda mungkin juga menyukai