Anda di halaman 1dari 39

Berbagai Kegagalan Teknik Pengambilan Radiografi

& Berbagai Kegagalan Pemrosesan Film Rontgen


Kegagalan Teknik Pengambilan
Radiografik

Kesalahan Penempatan Film

Kesalahan Pengaturan
Sudut

Kesalahan Penempatan
Cone Beam

Kesalahan Teknik yang


lain
1. Kesalahan Penempatan Film

Apikal terpotong
Penempatan film tidak sampai apikal

Gambaran radiografi akar terpotong


1. Kesalahan Penempatan Film

Oklusal gigi terlihat miring


Posisi film miring

Gambaran radiografi posisi dari bidang oklusal gigi miring


2. Kesalahan Pengaturan Sudut

Kesalahan pengaturan sudut terhadap bidang


horisontal arah sinar x dengan proksimal gigi tidak
tepat lurus

Gambaran radiografi Kontak mesial/distal dari


mahkota gigi yang tumpah tindih
2. Kesalahan Pengaturan Sudut

Kesalahan pengaturan sudut terhadap bidang Vertikal.


1. Foreshortened
sudut sinar x terlalu berlebih/tajam (terlalu ke apikal)

Gambaran Radiografik panjang gigi yang tampak lebih


pendek
2. Kesalahan Pengaturan Sudut

Kesalahan pengaturan sudut terhadap bidang Vertikal.


2. Elongated
Sudut sinar x terlalu datar (terlalu ke oklusal)

Gambaran Radiografik panjang gigi yang tampak lebih


panjang
3. Kesalahan Penempatan Cone Beam

Posisi cone beam tidak mengenai keseluruhan film

Gambaran Radiografik terpotong (Cone-cut)


4. Kesalahan teknik yang lain

5. Movement
Film, cone beam, atau pasien bergerak (goyang)

Gambaran Radiografi kabur


Kegagalan Teknik Pengambilan Radiografik

2. Kesalahan Pengaturan Sudut


Kesalahan pengaturan sudut terhadap bidang horisontal
arah sinar x dengan proksimal gigi tidak tepat lurus
Gambaran Radiografik kontak mesial/distal dari mahkota
gigi yang tumpang tindih
Kegagalan Teknik Pengambilan Radiografik

4. Kesalahan Teknik yang lain


1. Film Creasing
film terlipat
Gambaran Radiografik garis radiolusen tipis pada film
Kegagalan Teknik Pengambilan Radiografik

4. Kesalahan Teknik yang lain


3. Phalangioma
posisi jari pada waktu memegang film tidak tepat
Gambaran Radiografik bentukan ruas jari pada film
Kegagalan Teknik Pengambilan Radiografik
4. Kesalahan Teknik yang lain
6. Reserved Film
film terbalik
Gambaran Radiografik bentukan pola dari lapisan
pelindung (foil) film
Teknik Pemrosesan dan
Kegagalan Pemrosesan Film
Ronsen
Prosesing Film
Tahapan pengolahan film secara konvensional  terdiri dari
1.Pembangkitan (developing),
2.Pembilasan (rinsing),
3.Penetapan (fixing),
4.Pencucian (washing), dan
5.Pengeringan (drying).
1. Developing ( Pembangkitan )
Pembangkitan merupakan langkah pertama dalam memproses film.
Suatu larutan kimia yang dikenal sebagai larutan pengembang atau
developer digunakan dalam proses pembangkitan. Tujuan dari
developer atau pengembang adalah mengurangi paparan, energi Kristal
perak halida kimia ke perak hitam metalik. Larutan pengembang ini
melembutkan emulsi film selama proses ini
1. Developing ( Pembangkitan )
• a. Sifat dasar
disebut pembangkitan adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang
telah mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten
menjadi bayangan tampak. Sementara butiran perak halida yang tidak mendapat
penyinaran tidak akan terjadi perubahan.
Perubahan menjadi perak metalik ini berperan dalam penghitaman bagian-bagian yang
terkena cahaya sinar-X sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh film.Sedangkan
yang tidak mendapat penyinaran akan tetap bening. Dari perubahan butiran perak halida
inilah akan terbentuk bayangan laten pada film.

• b. Bayangan laten (latent image)\

Emulsi film radiografi terdiri dari ion perak positif dan ion bromida negative (AgBr) yang
tersusun bersama di dalam kisi kristal (cristal lattice). Ketika film mendapatkan eksposi
sinar-X maka cahaya akan berinteraksi dengan ion bromide yang menyebabkan
terlepasnya ikatan elektron. Elektron ini akan bergerak dengan cepat kemudian akan
tersimpan di daiam bintik kepekaan (sensitivity speck) sehingga bermuatan negatif.
Kemudian bintik kepekaan ini akan menarik ion perak positif yang bergerak bebas untuk
masuk ke dalamnya lalu menetralkan ion perak positif menjadi perak berwarna hitam atau
perak metalik. Maka terjadilah bayangan laten yang gambarannya bersifat tidak tampak.
1. Developing ( Pembangkitan )
• c. Larutan developer terdiri dari:
1. bahan pelarut (solvent)
dipergunakan sebagai pelarut adalah air bersih yang tidak mengandung mineral.
2. Bahan pembangkit (developing agent).
adalah bahan yang dapat mengubah perak halida menjadi perak metalik. Di dalam
lembaran film, bahan pembangkit ini akan bereaksi dengan memberikan elektron
kepada kristal perak bromida untuk menetralisir ion perak sehingga kristal perak halida
yang tadinya telah terkena penyinaran menjadi perak metalik berwarna hitam, tanpa
mempengaruhi kristal yang tidak terkena penyinaran. Bahan yang biasa digunakan
adalah jenis benzena (C6H6).
3. Bahan pemercepat (accelerator).
Bahan developer membutuhkan media alkali (basa) supaya emulsi pada film mudah
membengkak dan mudah diterobos oleh bahan pembangkit (mudah diaktifkan). Bahan
yang mengandung alkali ini disebut bahan pemercepat yang biasanya terdapat pada
bahan seperti potasium karbonat (Na2CO3 / K2CO3) atau potasium hidroksida (NaOH /
KOH) yang mempunyai sifat dapat larut dalam air.
1. Developing ( Pembangkitan )
4. Bahan penahan (restrainer).
Berfungsi untuk mengendalikan aksi reduksi bahan pembangkit terhadap
kristal yang tidak tereksposi, sehingga tidak terjadi kabut (fog) pada bayangan
film. Bahan yang sering digunakan adalah kalium bromida.
5. Bahan penangkal (preservatif).
berfungsi untuk mengontrol laju oksidasi bahan pembangkit. Bahan
pembangkit mudah teroksidasi karena mengabsorbsi oksigen dari udara.
Namun bahan penangkal ini tidak menghentikan sepenuhnya proses oksidasi,
hanya mengurangi laju oksidasi dan meminimalkan efek yang ditimbulkannya.
6. Bahan-bahan tambahan.
Selain dari bahan-bahan dasar, cairan pembangkit mengandung pula bahan-
bahan tambahan seperti bahan penyangga (buffer) dan bahan pengeras
(hardening agent). Fungsi dari bahan penyangga adalah untuk
mempertahankan pH cairan sehingga aktivitas cairan pembangkit relatif
konstan. Sedangkan fungsi dari bahan pengeras adalah untuk mengeraskan
emulsi film yang diproses.
2. Rinsing (Pembilasan)

• Setelah proses pembangkitan, rendaman air digunakan


untuk mencuci atau membilas film. Pembilasan
digunakan untuk menghilangkan developer atau
pengembang dari film dan memberhentikan proses
pengembangan. Pada waktu film dipindahkan dari tangki
cairan pembangkit, sejumlah cairan pembangkit akan
terbawa pada permukaan film dan juga di dalam emulsi
filmnya.
3. Fixing (Penetapan)
• Setelah proses pembilasan, difiksasi. Suatu larutan kimia yang dikenal
sebagai fiksator digunakan dalam proses fiksasi. Tujuan dari fiksator
adalah untuk menghilangkan Kristal perak halida yang tidak terpapar
dan terkena energi emulsi film. Fiksator menguatkan emulsi film selama
proses ini.
Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi
permanen dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena
sinar-X. Tanpa mengubah gambaran perak metalik. Perak halida
dihilangkan dengan cara mengubahnya menjadi perak komplek.
Senyawa tersebut bersifat larut dalam air kemudian selanjutnya akan
dihilangkan pada tahap pencucian.
Tujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk menghentikan aksi
lanjutan yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh
emulsi film. Pada proses ini juga diperlukan adanya pengerasan untuk
memberikan perlindungan terhadap kerusakan dan untuk
mengendalikan akibat penyerapan uap air.
4. Washing (Pencucian)

• Setelah film menjalani proses penetapan maka


akan terbentuk perak komplek dan garam.
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan
bahan-bahan tersebut dalam air. Tahap ini
sebaiknya dilakukan dengan air mengalir agar
dan air yang digunakan selalu dalam keadaan
bersih.
5. Drying (Pengeringan)

• Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan


film. Tujuan pengeringan adalah untuk
menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil
akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi
yang tidak rusak, bebas dari partikel debu,
endapan kristal, noda, dan artefak.
Cara yang paling umum digunakan untuk
melakukan pengeringan adalah dengan udara.
Ada tiga faktor penting yang mempengaruhinya,
yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan aliran
Teknik prosesing film yg lain
1. MANUAL
a. dengan dark room ;
1) Metode visual
2) Metode temperatur dan waktu
b. Tanpa dark room (self processing)
2. OTOMATIS
dengan film processing otomatics machine
Kegagalan Pemrosesan Film
1. Kesalahan waktu dan temperatur
1.1 Underdeveloped Film
prosesing singkat dalam developer, temperatur developer rendah
Gambaran Radiografik sangat terang
1. Kesalahan waktu dan temperatur
Overdeveloped Film
prosesing lama dalam developer, temperatur developer tinggi
Gambaran Radiografik sangat gelap
1. Kesalahan waktu dan temperatur
1.3 Reticulation of Emultion
perbedaan suhu drastis antara developer dengan air(pencuci)
Gambaran Radiografik pecah-pecah (seperti kaca retak)
2. Kontaminasi dari larutan pemrosesan
2.1 Developer Spots
developer kontak dengan film sebelum prosesing
Gambaran Radiografik bercak hitam
2. Kontaminasi dari larutan pemrosesan
2.2 Fixer Spots
fixir kontak dengan film sebelum prosesing
Gambaran Radiografik bercak terang
2. Kontaminasi dari larutan pemrosesan
2.3 Yellow-Brown Stains
kekuatan fixir atau developer lemah
Gambaran Radiografik kuning kecoklatan
3. Kesalahan Penanganan Film
3.1 Developer Cut-off
developer tidak mengenai keseluruhan film pada waktu prosesing
Gambaran Radiografik terpotong dengan gambaran terang
3. Kesalahan Penanganan Film
3.2 Fixer Cut-off
fixir tidak mengenai keseluruhan film pada waktu prosesing
Gambaran Radiografik terpotong dengan gambaran gelap
3. Kesalahan Penanganan Film
3.3 Overlapped Film
film tumpang tindih waktu prosesing
Gambaran Radiografik daerah yang lebih gelap atau terang
pada sebagian film
3. Kesalahan Penanganan Film
3.4 Fingerprint Artefak
film tersentuh jari yang terkontaminasi developer
Gambaran Radiografik sidik jari pada film
3. Kesalahan Penanganan Film
3.5 Scratched Film
lapisan film terkelupas oleh benda tajam (kuku,klip)
Gambaran Radiografik goresan terang pada film
4. Kesalahan Pengaturan Cahaya dalam Ruang Gelap
4.1 Light Leak
sebagian film terkena sinar UV/neon
Gambaran Radiografik tampak gelap pada bagian yang
terkena sinar UV
4. Kesalahan Pengaturan Cahaya dalam Ruang Gelap
4.2 Fogged Film
film kadaluarsa, larutan prosesing terkontaminasi
Gambaran Radiografik berkabut/keabuabuan dan kurang
kontras
Selamat belajar, semoga sukses

Anda mungkin juga menyukai