a. Sifat dasar
disebut pembangkitan adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang telah
mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten menjadi
bayangan tampak. Sementara butiran perak halida yang tidak mendapat penyinaran tidak akan
terjadi perubahan.
Perubahan menjadi perak metalik ini berperan dalam penghitaman bagian-bagian yang terkena
cahaya sinar-X sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh film.Sedangkan yang tidak
mendapat penyinaran akan tetap bening. Dari perubahan butiran perak halida inilah akan
terbentuk bayangan laten pada film.
Emulsi film radiografi terdiri dari ion perak positif dan ion bromida negative (AgBr) yang tersusun
bersama di dalam kisi kristal (cristal lattice). Ketika film mendapatkan eksposi sinar-X maka
cahaya akan berinteraksi dengan ion bromide yang menyebabkan terlepasnya ikatan elektron.
Elektron ini akan bergerak dengan cepat kemudian akan tersimpan di daiam bintik kepekaan
(sensitivity speck) sehingga bermuatan negatif.
Kemudian bintik kepekaan ini akan menarik ion perak positif yang bergerak bebas untuk masuk ke
dalamnya lalu menetralkan ion perak positif menjadi perak berwarna hitam atau perak metalik.
Maka terjadilah bayangan laten yang gambarannya bersifat tidak tampak.
1. Developing ( Pembangkitan ) FKG Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri
Setelah proses pembilasan, difiksasi. Suatu larutan kimia yang dikenal sebagai
fiksator digunakan dalam proses fiksasi. Tujuan dari fiksator adalah untuk
menghilangkan Kristal perak halida yang tidak terpapar dan terkena energi
emulsi film. Fiksator menguatkan emulsi film selama proses ini.
Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen
dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa
mengubah gambaran perak metalik. Perak halida dihilangkan dengan cara
mengubahnya menjadi perak komplek. Senyawa tersebut bersifat larut dalam
air kemudian selanjutnya akan dihilangkan pada tahap pencucian.
Tujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan
yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi film. Pada
proses ini juga diperlukan adanya pengerasan untuk memberikan perlindungan
terhadap kerusakan dan untuk mengendalikan akibat penyerapan uap air.
4. Washing (Pencucian) FKG Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri
Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek
dan garam. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut
dalam air. Tahap ini sebaiknya dilakukan dengan air mengalir agar dan air
yang digunakan selalu dalam keadaan bersih.
5. Drying (Pengeringan) FKG Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri
Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah
untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses
pengolahan film adalah emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel debu,
endapan kristal, noda, dan artefak.
Cara yang paling umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah
dengan udara. Ada tiga faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu
udara, kelembaban udara, dan aliran udara yang melewati emulsi.
Teknik prosesing film yg lain FKG Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri
1. MANUAL
a. dengan dark room ;
1) Metode visual
2) Metode temperatur dan waktu
b. Tanpa dark room (self processing)
2. OTOMATIS
dengan film processing otomatics machine
FKG Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri
Overdeveloped Film
prosesing lama dalam developer, temperatur developer tinggi
Gambaran Radiografik sangat gelap
1. Kesalahan waktu dan temperatur FKG Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri