Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Radiografi intraoral periapikal

2.1 Definisi

Radiografi periapikal adalah salah satu jenis radiografi intraoral yang


menggambarkan 3-4 gigi dan jaringan sekitarnya. Radiografi periapikal dibagi menjadi
dua teknik yaitu paralel dan bisecting. Pada teknik paralel, film diletakan pada
pegangan film (film holder) dan diposisikan sejajar dengan sumbu gigi. Pada teknik
bisecting, film diletakkan sedekat mungkin dengan permukaan palatal/lingual gigi.7

2.2 Jenis kesalahan

Penyebab kesalahan radiografi dapat dikategorikan sebagai berikut, yaitu:

A. Kesalahan dalam persiapan pasien, penempatan film, dan teknik proyeksi


1. Artefak
Artefak adalah struktur atau tampilan radiografi yang biasanya tidak ada dalam
radiograf dan dianggap sebagai gambaran benda asing pada radiograf. Artefak yang
umum adalah benda logam di jalur sinar-X seperti perhiasan (Gambar 1A, B), peralatan
gigi (Gambar 1C, D), atau penempatan jari antara tabung sinar-X dan film. (seperti
menggunakan jari untuk menstabilkan film pada mulut) sehingga terjadi phalangioma
(Gambar 1E).
Sebelum pengambilan radiograf, pasien harus diinstruksikan untuk melepaskan
semua benda logam yang dapat dilepas seperti perhiasan, peralatan prostodontik (gigi
tiruan sebagian dan seluruhnya yang dapat dilepas), kacamata, jepit rambut, dll yang
berada di area yang akan terkena paparan. Benda-benda asing ini dapat superimpose
dengan gambar dan mengaburkan temuan. Kerah tiroid atau apron timbal juga dapat
dicitrakan pada radiografi.5
Gambar 1. Artefak

2. Cone cut

Cone cut merupakan tampilan sebagian gambar radiografi tampak kosong pada
radiograf, yang menegaskan bentuk lingkaran Positioning Indicator Device (PID)
(Gambar 2). Hal ini dapat disebabkan oleh:

 PID tidak diarahkan pada pusat reseptor


 Sinar X tidak mengekspos seluruh reseptor5

Gambar 2. Cone cut

3. Apical cut off

Tampilan apical cut off berupa daerah apikal gigi tidak terlihat pada foto radiografi.
Idealnya gigi yang akan difoto harus diposisikan di tengah film dan penempatan film
harus menyisakan setidaknya 2 mm dari tepi insisal atau oklusal gigi. Hal ini dapat
disebabkan oleh:

- Angulasi vertikal yang tidak tepat


- Film tidak ditempatkan cukup dalam ke dalam lengkung palatal atau ruang lingual
(penempatan film terlalu kea rah koronal) (Gambar 3A)
- Pasien membuka mulut sesaat setelah paparan (Gambar 3B).5

Gambar 3. (A) Gambar parsial disebabkan oleh peletakan film yang kurang tepat yang
menghasilkan apikal premolar terpotong. (B) Gambar parsial disebabkan oleh pasien yang membuka
mulut selama paparan berlangsung.

4. Overlapped image

Overlapped image memiliki penampilan area putih atau gelap yang muncul pada film
dimana telah terjadi tumpang tindih pada film. Hal ini dapat disebabkan oleh:

 Angulasi horizontal yang tidak tepat (Gambar 4)


 Double exposure. Jika film yang sudah terpapar digunakan kembali secara tidak
sengaja, maka film radiografi yang dihasilkan akan menampilkan dua gambar yang
overlapping (Gambar 5).5
Gambar 4. (kiri) Aspek proksimal gigi yang tumpang tindih (overlap) karena angulasi sudut
horizontal yang tidak tepat. Gambar 5. (kanan) Gambar yang overlap dikarenakan double exposure
yaitu menggunakan film yang sama

5. Foreshortened

Merupakan gambaran radiografi yang menunjukkan objek pada foto terlihat lebih
pendek dari objek sebenarnya (Gambar 6). Hal ini dapat disebabkan oleh:

 Angulasi vertikal yang terlalu besar (teknik biseksi)


 Film tidak diletakkan sejajar dengan sumbu panjang gigi (teknik paralel)5.

Gambar 6. Foreshortened image

6. Elongation

Gambar radiografi yang menampilkan objek terlihat lebih panjang daripada objek
sebenarnya (Gambar 7). Hal ini dapat disebabkan oleh:

 Angulasi vertikal yang terlalu kecil (teknik sudut biseksi)


 Film tidak diletakkan sejajar dengan sumbu panjang gigi (teknik paralel).5
Gambar 7A. (kiri) yaitu elongation image. Gambar 7B. (kanan) partial elongation
karena film yang tertekuk pada saat penempatan film

7. Miscellaneous
a. Film bending
Tampilan radiografi dari kesalahan film bending adalah gambar tampak melebar
dan terdistorsi (Gambar 8). Hal ini dapat disebabkan oleh film yang ditekuk
secara berlebihan pada lengkung palatum pasien.

Gambar 8. Film bending menghasilkan gambaran yang terdistorsi

b. Blurred image
Tampilan foto radiografi tampak kabur. Gambar blur dapat berupa total atau
sebagian. Partial blurred terjadi karena peletakkan film yang terlalu miring saat
ditempatkan pada mulut karena lengkungan palatum atau lengkungan lingual.
Total blurred terjadi karena pergerakan pasien atau kepala tabung sinar-X saat
pemaparan berlangsung (Gambar 9A). Operator disarankan untuk menunggu
beberapa detik setelah menyesuaikan tabung sinar-X pada kepala pasien
sebelum melakukan pengambilan gambar. Pasien juga harus di instruksikan
untuk tetap diam selama pengambilan gambar.
Gambar 9A. (kiri) menunjukan total blurred. Gambar 9B. (kanan) menunjukan partial
blurred

c. Reversed film
Tampilan reversed film berupa gambaran cahaya dengan pola herringbone yang
terlihat pada radiografi. Pola herringbone pada radiograf mewakili pola
sebenarnya yang timbul pada foil timah (Gambar 10). Hal ini dapat terjadi
karena film ditempatkan terbalik dan kemudian dilakukan pemaparan.

Gambar 10. Reversed film dengan pola herringbone

B. Kesalahan dalam parameter paparan dan teknik pemrosesan


1. Yellow or Brown stains
Penampilan foto radiografi tampak berwarna kuning kecoklatan (Gambar 11). Hal
ini disebabkan oleh:
 Proses fixing yang tidak adekuat
 Cairan developer yang rusak atau terkontaminasi
 Cairan fixer yang rusak
 Film tidak dicuci dalam air dengan adekuat
Gambar 11.Yellow or brown stains

2. White spot
Penampilan white spot berupa gelembung udara berwarna putih pada film radiografi
(Gambar 12). Hal ini dapat disebabkan oleh udara terperangkap di permukaan film
setelah film ditempatkan dalam larutan processing. White spot dapat dihindari
dengan menggoyangkan film holder dengan pelan dalam larutan processing.5

Gambar 12. White spot


3. Dark spot
Penampilan dark spot berupa bintik hitam pada film radiografi (Gambar 13). Dapat
disebabkan oleh:
 Pembengkokan film yang berlebihan, sidik jari
 Film yang terkontaminasi dengan cairan developer sebelum processing yang
sebenarnya
 Film bersentuhan dengan film lain atau dinding selama prosedur fixing.5
Gambar 13. Dark spot
4. Light spot
Penampilan light spot berupa bercak putih pada film radiografi (Gambar 14). Hal
ini dapat disebabkan oleh:
 Film yang terkontaminasi dengan larutan fixer sebelum processing yang sebenarnya
(sisa-sisa cairan fixing yang ada akan menyebabkan artefak ini).
 Film yang bersentuhan dengan dinding atau film lain selama proses developing.5

Gambar 14. Light spot

5. Light radiograph
Foto radiografi tampak lebih terang (Gambar 15). Hal ini terjadi karena:
 Kesalahan pemaparan
- MA dan kVp yang rendah serta waktu pemaparan yang tidak cukup.
- Paket film ditempatkan dengan menghadap sisi yang salah pada sumber sinar-
X
- Peningkatan jarak sumber film.5
 Kesalahan pemrosesan
- Ditempatkan dalam larutan developer untuk waktu yang singkat
- Suhu larutan developer terlalu rendah
- Larutan developer yang habis
- Larutan developer yang terkontaminasi
- Fiksasi yang berkepanjangan atau terlalu lama.5

Gambar 15. Light radiograph

6. Dark radiograph
Foto radiografi tampak lebih gelap (Gambar 16). Hal ini dapat terjadi karena:
 Kesalahan pemaparan
- Miliampere (mA), puncak kilovolt (kVp), dan waktu pemaparan yang
berlebihan
- Jarak sumber film-X yang tidak mencukupi.5
 Kesalahan pemrosesan
- Suhu larutan developer terlalu tinggi
- Film diletakkan pada larutan developer untuk waktu yang lebih lama
- Konsentrasi larutan developer terlalu tinggi
- Paparan cahaya yang tidak disengaja.5

Gambar 16. Dark radiograph


BAB III

PEMBAHASAN

Pada jurnal penelitian pertama, Elangovan, et al. mengevaluasi dan membandingkan

kesalahan radiografi intraoral periapikal yang dilakukan oleh mahasiswa kedokteran gigi

tingkat akhir dan magang. Hasil menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat akhir dan magang

masing – masing menghasilkan 2796 dan 742 kesalahan foto radiografi periapikal. Hal ini jelas

menunjukkan bahwa kesalahan dalam pengambilan dan pemrosesan film lebih sedikit pada

mahasiswa magang. Dalam penelitian ini, frekuensi kesalahan radiografi periapikal yang

paling sering dilakukan adalah cone cut (25,5%), kemudian diikuti dengan angulasi vertikal

yang tidak tepat (23,8%), dan penempatan film yang salah (23,1%), sedangkan kesalahan yang

paling sedikit yaitu miscellaneous (2,9%), kesalahan pemrosesan (11%), dan angulasi

horizontal yang tidak tepat (13,7%) (Tabel 1).1

Pada jurnal kedua, Haghnegahdar, et al. menyatakan bahwa kesalahan radiografi

intraoral periapikal paling banyak terjadi di daerah molar maksila, premolar maksila, dan molar

mandibula. Penempatan film yang salah (35,4%), cone cut (18,2%), angulasi horizontal

(16,6%) dan vertikal (14,4%) yang salah merupakan kesalahan radiografi yang paling banyak

terjadi pada penelitian ini, sedangkan yang paling sedikit adalah motion blur (1,1%) dan

kesalahan pemrosesan (2,2%), dan kesalahan exposure (2,2%) (Tabel 1).2

Pada jurnal penelitian ketiga, Gopal, et al. melakukan evaluasi kesalahan radiografi

periapikal berdasarkan gigi maksila dan mandibula. Dari hasil penelitiannya, kesalahan

radiografi pada gigi maksila dan mandibula yang paling banyak adalah cone cut dengan

persentase masing – masing 35,4% dan 46%. Kemudian diikuti dengan elongasi pada maksila

(32,5%) dan mandibula (36,9%), serta penempatan film yang salah pada maksila (21%) dan
mandibula (36,9%). Kesalahan radiografi periapikal yang paling sedikit pada penelitian ini

adalah fingerprint pada maksila (0,1%), light spot (0,2%), dan dark spot (0,3%) (Tabel 1).4

Dari ketiga jurnal di atas, dapat disimpulkan bahwa kesalahan radiografi intraoral

periapikal yang paling sering terjadi adalah cone cut, penempatan film yang salah, dan angulasi

vertikal yang salah.1,2,4 Cone cut dapat terjadi karena PID tidak diarahkan pada pertengahan

reseptor sehingga sinar X tidak menyinari seluruh reseptor film. Cone cut juga dapat

disebabkan oleh pergeseran film akibat pergerakan pasien, serta kesalahan pemrosesan dimana

film tidak terbenam sepenuhnya dalam cairan developer.2 Untuk menghindari cone cut,

sebaiknya PID diposisikan dengan hati-hati dan pastikan bahwa sinar X berpusat pada reseptor

dan seluruh reseptor tertutupi oleh diameter PID.6

Kesalahan kedua yang paling sering terjadi adalah penempatan film yang salah. Hal ini

kemungkinan terjadi karena tekanan jari pasien yang tidak disengaja ke film setelah

penempatan film oleh operator yang mungkin menyebabkan pergerakkan pada film. Kesalahan

ini lebih umum terjadi di daerah molar rahang atas yang merupakan daerah paling rumit untuk

diperiksa oleh operator. Refleks muntah dan resistensi yang tidak disengaja oleh pasien juga

dapat berhubungan dengan penempatan film yang salah.2 Untuk mencegah kesalahan tersebut,

sebaiknya operator memastikan bahwa tepi reseptor ditempatkan sejajar dengan permukaan

oklusal / insisal gigi dan disisakan 1 sampai 2 mm dari tepi insisal atau oklusal gigi. Objek /

gigi yang akan difoto juga harus berada di tengah reseptor film.6

Kesalahan ketiga yang paling sering terjadi adalah angulasi vertikal yang salah yang

dapat menyebabkan kesalahan foto radiografi berupa elongasi, foreshortened, dan apical cut

off. Elongasi terjadi karena angulasi vertikal yang terlalu kecil. Foreshortened image

disebabkan oleh angulasi vertikal yang terlalu besar. Apical cut off dapat terjadi karena angulasi

vertikal tidak mencukupi.5 Untuk menghindari kesalahan tersebut, sebaiknya operator

menggunakan angulasi vertikal yang memadai saat pemaparan sinar.6


Kesalahan radiografi periapikal yang paling sedikit dari tiga jurnal tersebut adalah

kesalahan pemrosesan seperti finger print, light spot, dan dark spot, motion blur, dan kesalahan

exposure1,2,4 Finger print biasanya tampak sebagai sidik jari hitam yang muncul pada film

radiografi. Hal ini terjadi karena film tersentuh oleh jari yang terkontaminasi oleh cairan

developer. Untuk mencegah kesalahan ini, sebaiknya operator menyuci dan mengeringkan

tangan sebelum memproses film, serta memegang film dengan hanya pada bagian tepinya saja.6

Light spot tampak sebagai gambaran bintik putih pada film radiograf. Penyebab

terjadinya light spot adalah film terkontaminasi oleh larutan fixer sebelum processing

sebenarnya dan film bersentuhan dengan dinding atau film lain selama proses developing. Dark

spot tampak sebagai gambaran bintik hitam pada film radiograf. Kesalahan ini dapat terjadi

karena film terkontaminasi dengan cairan developer sebelum processing yang sebenarnya dan

film bersentuhan dengan dinding atau film lain selama prosedur fixing. Light spot dan dark

spot dapat dihindari dengan cara menggunakan area kerja yang bersih di kamar gelap dan

memastikan permukaan kerja yang bersih, serta letakkan tisu di area kerja sebelum membuka

bungkus film.5,6

Motion blur dapat terjadi karena pasien atau tabung X-ray bergerak selama paparan

radiasi. Untuk mencegah kesalahan tersebut, sebaiknya operator menstabilkan tabung X-ray

dan kepala pasien sebelum melakukan exposure pada reseptor film, dan meminta pasien untuk

tidak melakukan gerakan. Jangan pernah melakukan exposure pada reseptor film ketika tabung

X-ray atau pasien bergerak. Jika pasien bergerak, sebaiknya posisikan ulang tabung X-ray,

pasien,atau reseptor, dan kemudian lakukan exposure.6

Kesalahan exposure dapat berupa overexposure maupun underexposure. Jika reseptor

film mengalami overexposure, maka tampilan foto radiografi akan menjadi gelap (dark

radiograph). Hal ini disebabkan karena reseptor terkena radiasi yang berlebihan akibat waktu

penyinaran, kilovoltage (kVp), atau milliamperage (mA) yang berlebihan. Sedangkan, reseptor
film yang mengalami underexposure akan menghasilkan tampilan foto radiografi yang menjadi

terang (light radiograph). Ini dapat terjadi karena reseptor film kurang radiasi akibat waktu

pencahayaan, kilovoltage, atau milliamperage yang tidak memadai. Untuk menghindari

overexposure dan underexposure, operator harus memeriksa pengaturan waktu pencahayaan,

kilovoltage, dan milliamperage pada mesin x-ray sebelum mengekspos reseptor dan mengatur

sesuai dengan kebutuhan pengambilan foto.5,6

Kesalahan radiografi intraoral periapikal lain yang biasa terjadi adalah angulasi

horizontal yang tidak tepat, miscellaneous, artefak, dan kesalahan pemrosesan lain, seperti

yellow brown stain dan light exposed.1,2,4 Angulasi horizontal yang tidak tepat menyebabkan

tampilan objek gigi pada foto radiografi menjadi overlapping atau tumpang tindih. Hal ini

disebabkan oleh sinar sentral X-ray tidak diarahkan melalui ruang interproksimal gigi. Untuk

menghindari kontak yang overlapping pada foto periapikal, sebaiknya operator mengarahkan

sinar x melalui daerah interproksimal gigi.6

Kesalahan miscellaneous dapat berupa film bending dan reversed film. Film bending

dapat terjadi karena film ini ditekuk secara berlebihan karena lengkungan dari palatum mulut

pasien sehingga hasil foto radiografi yang terlihat tampak terdistorsi atau lebih lebar. Untuk

menghindari kesalahan tersebut, sebaiknya penempatan film selalu diperiksa sebelum

dilakukan pemeriksaan. Apabila film tertekuk karena lengkungan palatum keras pasien, cotton

roll dapat digunakan. Film holder juga sangat membantu dalam mencegah film bending.6

Penampilan reversed film terlihat sebagai gambaran cahaya dengan pola herringbone

pada foto radiograf. Hal ini disebabkan karena penempatan film yang terbalik. Sinar X-ray

dilemahkan oleh foil timbal dalam paket film sehingga jumlah sinar x yang terekspos pada film

berkurang. Pola herringbone pada radiograf tersebut mewakili pola sebenarnya yang timbul

pada foil timbal. Untuk menghindari kesalahan ini, operator harus selalu meletakkan sisi putih
film berdekatan dengan gigi dan selalu memperhatikan sisi depan dan belakang film sebelum

menempatkannya di mulut pasien.6

Artefak adalah struktur atau gambaran benda asing yang biasanya tidak ada dalam foto

radiografi, seperti perhiasan, gigi tiruan lepasan, kacamata, apron timbal, dan tyroid shield.

Benda asing ini dapat superimpose dengan struktur gigi dan jaringan sekitarnya. Untuk

menghindari kesalahan ini, operator sebaiknya menginstruksikan pasien untuk melepaskan

semua benda asing tersebut sebelum pemaparan. Apron timbal dan tyroid shield seharusnya

ditempatkan di leher pasien sehingga tidak menghalangi sinar X.

Yellow brown stain dapat terjadi karena waktu fixing yang tidak cukup, rinsing yang

tidak memadai, dan cairan processing yang terkontaminasi atau habis sehingga film radiografi

tampak berwarna coklat kekuningan. Untuk mencegah terjadinya kesalahan ini, sebaiknya

operator mengganti cairan processing yang sudah habis atau rusak dengan cairan yang baru,

pastikan film memiliki waktu fixing dan rinsing yang memadai. Rinsing film sebaiknya

dilakukan dengan waktu minimal 20 menit.5,6

Light exposed dapat terjadi karena paparan cahaya yang tidak sengaja pada film, film

yang rusak atau sobek yang memaparkan sebagian film ke cahaya sehingga area yang terekspos

cahaya tersebut tampak hitam. Untuk mencegah kesalahan tersebut, sebaiknya operator

memeriksa paket film untuk mengetahui apakah ada kerusakan film sebelum digunakan, paket

film yang sobek atau rusak sebaiknya tidak digunakan, dan jangan membuka film di hadapan

cahaya putih.6

Secara sederhana, kesalahan radiografi periapikal terjadi jika hasil foto radiografi yang

diambil tidak memberikan informasi yang diharapkan. Kesalahan teknis dan pemrosesan dapat

mengganggu kualitas diagnostik gambar.2 Oleh karena itu, untuk mengurangi kesalahan

radiografi diperlukan peningkatan kemampuan para mahasiswa kedokteran gigi dalam teknik
pengambilan dan pemrosesan foto radiografi sehingga mengurangi paparan radiasi yang

berlebihan kepada pasien.

Tabel 1. Distribusi kesalahan radiografi intraoral periapikal

Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3

Penempatan film Cone cut pada mandibula


Cone cut (25,5%)
yang salah (35,4%) (46%) dan maksila (35,4%)

Elongasi pada mandibula


Cone cut (18,2%)
(36,9%) dan maksila (32,5%)

Angulasi vertikal Penempatan film yang salah

yang tidak tepat Angulasi horizontal pada mandibula (36,9%) dan

(23,8%) yang tidak tepat maksila (32,5%)


Kesalahan
(13,7%) Overlap pada maksila (5,7%)
radiografi
dan mandibula (4,2%)
intraoral
Light radiograph pada
periapikal
Elongasi (9,4%) maksila (6,9%) dan

mandibula (3,2%)

Penempatan film Dark radiograph pada

yang salah (23,1%) Bending (6,6%) maksila (3,7%) dan

mandibula (2,9%)

Brown stains pada mandibula


Foreshortening (5%)
(3,6%) dan maksila (3,2%)
Light exposed pada maksila

(1,8%) dan mandibula

Kesalahan (1,2%)
Angulasi horizontal
exposure (2,2%) Foreshortening pada maksila
yang tidak tepat
(1,7%) dan mandibula
(13,7%)
(0,6%)

Artefak pada maksila (0,9%)

Kesalahan dan mandibula (0,6%)

pemrosesan (2,2%) Reverse film pada mandibula


Kesalahan
(0,6%) dan maksila (0,4%)
pemrosesan (11%)
Thyroid shield cut Dark spot (0,3%)

(1,1%) Light spot (0,2%)


Miscellaneous
Fingerprint pada maksila
(2,9%) Motion blur (1,1%)
(0,1%) dan mandibula (0%)

DAFTAR PUSTAKA

1. Elangoyan F, Mahabob Nazargi M. Faulty radiographs: A cross-sectional analysis


among dental college students in Namakkal District, Tamil Nadu, India. Journal Of
Pharmacy & bioallied Science.2016 Oct 8.(Suppl 1):1-10
2. Haghnegadar A. , Bronoosh Pegah.Common Intra Oral Radiographic Errors Made by
Dental Students. Galen Medical Journal.2013;2(2):44-48
3. Naebi M. Evaluation of Frequency of Periapical Radiographic errors in Dental
Radiology Department in Zahedan in 2014-201.Scholar Journal of Apllied Medical
Science.2017;5(1B):112-115
4. Gopal S. ,Krisnaraj. Faulty radiographs: A retrospective radiographic
analysis.International Journal Of Applied Dental Science.2018;4(1):72-76
5. Mosby, Saunders. Textbook of Oral Medicine, Oral Diagnosis and Oral Radiology, 2nd
Ed. Ongole and Praveen. Elsevier. 2013.812-821
6. Iannuci J. , Hoerton L. Dental Radiography. Principles and Technique. 4th Ed. Joen M
Iannuci. Elsevier. 2012.100-110
7. Altug HA, Ozkan A, editor. Diagnostic imaging in oral and maxillofacial pathology.
Croatia: Intech Europe; 2011. pp. 215-26.

Anda mungkin juga menyukai