Anda di halaman 1dari 68

Depertemen Keperawatan Jiwa

FIK UI
 Target Pelayanan Kesehatan Jiwa
 Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa
 Jenis Kegiatan dalam upaya promosi
Kesehatan Jiwa

ASUHAN KEPERAWATAN PERKEMBANGAN


PSIKOSOSIAL
1. SEHAT JIWA TETAP SEHAT
2. RISIKO GANGGUAN JIWA JADI
SEHAT JIWA
3. GANGGUAN JIWA JADI
MANDIRI DAN PRODUKTIF

INDONESIA SEHAT JIWA


 Promotif

 Preventif

 Kuratif

 Rehabilitatif

4/5/2018 4
USIA PROMOSI TEMPAT
KESEHATAN JIWA
BUMIL TKT IBU HAMIL POSYANDU BUMIL
Kesehatan Mental Ibu Hamil DSSJ/PUSKESMAS
Persiapan Menjadi Orang Tua RSU/RSJ
BAYI TKT BAYI POSYANDU
Stimulasi Perkembangan DSSJ/PUSKESMAS
Pola Asuh RSU/RSJ
KANA TKT KANAK-KANAK POSYANDU
Stimulasi Perkembangan DSSJ/PUSKESMAS
K2 Pola Asuh PAUD, TK, UKS JIWA
RSU
APRAS TKT APRAS POSYANDU
Stimulasi Perkembangan DSSJ/PUSKESMAS
Pola Asuh PAUD,4/5/2018
TK, UKS JIWA 5
RSU
USIA PROMOSI KESEHATAN JIWA TEMPAT
ANAK TKT USIA SEKOLAH DSSJ/PUSKESMA
SEKOLA Stimulasi Perkembangan S
Pola Asuh UKS JIWA
H Pencegahan Buyilling & Bunuh Diri RSU/RSJ

REMAJA TKT REMAJA DSSJ/PUSKESMA


Stimulasi Perkembangan S
Pola Asuh UKS JIWA
Pencegahan Buyilling & Bunuh Diri RSU/RSJ

DEWAS TKT DEWASA DSSJ/PUSKESMA


A Manajemen Stres dan Manajemen S
Konflik UKS JIWA
RSU
LANSIA TKT LANSIA DSSJ/POSBINDU
4/5/2018 6
 Sehat adalah sebagai keadaan
yang sempurna dari fisik,
mental, sosial tidak hanya
bebas dari penyakit atau
kelemahan. (WHO)
 Sehat jiwa adalah keadaan sehat
emosional, psikologis, dan sosial
yang dibuktikan dengan
hubungan interpersonal yang
memuaskan, perilaku dan koping
yang efektif, konsep diri yang
positif, dan stabilitas emosional.
1. Sikap positif terhadap diri sendiri.
2. Tumbuh kembang dan aktualisasi diri.
3. Integrasi (keseimbangan dan
keutuhan).
4. Otonomi (mampu mengambil
keputusan sendiri).
5. Persepsi realitas (persepsi sesuai
dengan kenyataan).
6. Environmental mastery (kecakapan
dalam adaptasi dengan lingkungannya.
Karakteristik Sehat
Sakit Jiwa

Karakteristik atau ciri-ciri


orang yang sehat jiwanya
adalah adalah seseorang yang
memiliki sikap positif terhadap
diri sendiri, tumbuh kembang
dan aktualisasi diri, integrasi
(keseimbangan keutuhan),
otonomi, persepsi realitas, dan
penguasaan lingkungan (Stuart
& Laraia, 2005).
Karakteristik sehat jiwa menurut WHO
(Hawari, 2002):
1. Dapat menyesuaikan diri secara
konstruktif pada kenyataan, meskipun
kenyataan itu buruk baginya
2. Memeperoleh kepuasan dari hasil jerih
payah usahanya
3. Merasa lebih puas memberi daripada
menerima
4. Secara relatif bebas dari rasa tegang
(stress)
5. Berhubungan dengan orang lain secara
tolong menolong dan saling memuaskan
6. Menerima kekecewaan untuk dipakainya
sebagai pelajaran di kemudian hari
7. Mengarahkan rasa permusuhan pada
penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar
Kelurahan yang penduduknya memiliki:
• kesiapan sumber daya
• kemampuan untuk mengatasi masalah
kesehatan secara mandiri

KELURAHAN SEHAT
KSSJ adalah yang penduduknya
memiliki:
• kesiapan sumber daya
• kemampuan untuk mengatasi
masalah kesehatan jiwa secara
mandiri

KELURAHAN SEHAT JIWA


 Memiliki TOMA peduli kesehatan
 Memiliki ORMAS peduli KESMAS
 Memiliki Polkesdes
 Memiliki Sistem Surveilans berbasis
masyarakat
 Memiliki Sistem Pelayanan
kegawatdaruratan
(safe community)
 Memiliki Sistem Pembiayaan Kesehatan
berbasis masyarakat
 Menerapkan Perilaku Hidup Bersih &
Sehat
 Memiliki Kader Kesehatan Jiwa (KKJ)
 Memiliki Kelompok Tokoh Agama, Pengobat
tradisional, Guru, Petugas Keamanan Peduli
kesehatan jiwa
 Memiliki Poskesdes kesehatan jiwa
 Mempunyai survey kondisi KESEHATAN JIWA
KELUARGA
 Memiliki Sistem Rujukan Kesehatan jiwa
 Memiliki Sistem Pembiayaan kesehatan berbasis
masyarakat
 Menerapkan Perilaku Sehat Jiwa
Terwujudnya masyarakat
kelurahan yang:
•Sehat
•Peduli
• Tanggap terhadap
permasalahan kesehatan jiwa
di wilayahnya
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya kesehatan jiwa
 Meningkatkan kemampuan masyarakat
menolong dirinya dalam bidang kesehatan
jiwa
 Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat
risiko dan bahaya kesehatan jiwa
 Meningkatkan dukungan dan peran aktif
STAKEHOLDERS/
 Meningkatnya masyarakat melaksanakan
Perilaku Sehat Jiwa
 SASARAN PRIMER: Individu
Semua individu (kepala keluarga) mampu hidup sehat,
peduli, dan tanggap terhadap masalah kesehatan jiwa di
kelurahannya

 SASARAN SEKUNDER: Indv & Kelompok


TOMA: tokoh agama, perempuan, pemuda, kader desa,
profesional, petugas kesehatan jiwa yang peduli
kesehatan jiwa di kelurahannya

 SASARAN TERTIER: Indv, Klmp & Institusi


Kades, Camat, Pejabat, Swasta, Donatur, dan Stakeholder
yang peduli terhadap kesehatan jiwa di kelurahannya
1. Pemilihan kader
2. Pelatihan kader
3. Kegiatan kader
4. Supervisi, Monitoring dan
Evaluasi (Monev)

21
•Mengetahui kondisi

DETEKSI
kesehatan jiwa keluarga
yang tinggal di desa
siaga sehat jiwa

• Sehat jiwa
HASIL • ODMK

DETEKSI • ODGJ
Jumlah Yang
Jumlah ODGJ/Keluarg
Yang Sehat/ a baik yang
Keluarga ringan
maupun berat
Jumlah Yang
ODMK/
Keluarga
 ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa)
 ODMK (Orang dengan Masalah Kejiwaan)
 SEHAT JIWA

Pelatihan KKJ/2010
DETEKSI ODGJ

• Sedih berkepanjangan dalam waktu lama


• Kemampuan melakukan kegiatan sehari – hari
(kebersihan, makan, minum, aktivitas) berkurang
• Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun (malas)
• Marah – marah tanpa sebab
• Bicara atau tertawa sendiri
• Mengamuk
• Menyendiri
• Tidak mau bergaul
• Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri
• Mengatakan atau mencoba bunuh diri
DETEKSI ODMK

1. Kehilangan anggota keluarga atau orang yang dicintai


2. Kehilangan perkerjaan
3. Kehilangn harta benda
4. Kehilangan anggota tubuh
5. Penderita penyakit kronis: Tekanan darah tinggi, TBC, Kencing
manis/Diabetes, Jantung, Ginjal, rematik.
6. Rematik berlebihan
7. Kurang Gizi
8. Kenakalan remaja
9. Bullying
10. Ibu hamil dan Ibu melahirkan.
DETEKSI SEHAT
JIWA

Keluarga yang sehat jiwa


adalah keluarga yang
anggota keluarganya tidak
ada ciri-ciri ODMK/ ODGJ
;

KELOMPOK UMUR SEHAT JIWA:


Ibu hamil
Bayi: 0 – 18 bulan
Toddler: 18 bulan – 3 tahun
Pra Sekolah: 3 – 6 tahun
Sekolah: 6 – 12 tahun
Remaja: 12 – 18 tahun
Dewasa Muda: 18 – 25 tahun
Dewasa Menengah: 25 – 45 tahun
Dewasa Akhir: 45-60 tahun
Lansia >60 tahun
1. Asuhan Perkembangan Psikososial pada ibu
Hamil
2. Asuhan Perkembangan Psikososial pada bayi
3. Asuhan Perkembangan Psikososial pada todler
4. Asuhan Perkembangan Psikososial pada anak
pra sekolah
5. Asuhan Perkembangan Psikososial pada anak
sekolah
6. Asuhan Perkembangan Psikososial pada remaja
7. Asuhan Perkembangan Psikososial pada dewasa
8. Asuhan Perkembangan Psikososial pada lansia
1. Mengikuti Program Keluarga Berencana
2. Ibu Bersalin di Fasilitas Kesehatan
3. Bayi Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap
4. Bayi Mendapat ASI
5. Balita Mendapat Pantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
6. Penderita TBC Paru Mendapat Pengobatan Standar
7. Penderita Hipertensi Mendapat Pengobatan Teratur
8. Penderita Gangguan Jiwa Mendapat Pengobatan dan Tidak
Terlantar
9. Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok
10. Keluarga Menjadi Anggota Jaminan Kesehatan Nasional
11. Keluarga Memiliki Akses Sarana Air Bersih
12. Keluarga Memiliki Akses Jamban Sehat
INSTRUMEN INDIKATOR KELUARGA SEHAT
Nama Pasien : ______________________
Alamat Keluarga : ______________________
Alamat : ______________________
Petunjuk Pengisian:
1. Beri tanda check (√) pada kolom dan baris yang sesuai dengan kondisi pasien dan keluarga
NO INDIKATOR YA TIDAK
1 Keluarga mengikuti program keluarga
berencana
2 Ibu melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi mendapat air susu ibu secara ekslusif
(ASI)
5 Balita mendapatkan pemantauan
pertumbuhan
6 Penderita tuberkolosis paru
mendapatkan pengobatan standar
7 Penderita hipertensi mendapatkan
pengobatan secara teratur
8 Penderita gangguan jiwa mendapatkan
pengobatan dan tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10 Keluarga sudah menjadi anggota jaminan
kesehatan nasional (JKN)
11 Keluarga memiliki akses sarana air bersih
12 Keluarga memiliki akses jamban sehat
Periode usia sekolah atau masa kanak-kanak menengah adalah
periode yang dimulai sejak anak masuk ke dalam lingkungan sekolah
pada saat usia enam atau tujuh tahun sampai dengan anak
mengalami pubertas pada usia 12 tahun (Potter & Perry, 2009).

Pada usia sekolah, anak akan mengenal kerja sama, kompetisi,


dan kompromi.
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik meliputi perubahan tinggi dan berat
badan, perubahan sistem kardiovaskuler dan neuromuskular,
nutrisi, dan perubahan lain (Potter dan Perry, 2009).

2. Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk
berfikir dengan cara logis tentang “here and now” dan bukan tentang
abstraksi (Potter dan Perry, 2009). Bentuk perkembangan kognitif ialah
perkembangan bahasa yang berhubungan dengan aktivitas membaca. Anak
juga mengalami kemajuan dari membuat penilaian berdasarkan apa yang
mereka lihat (Pemikiran Perseptual) sampai membuat penilaian berdasarkan
alasan mereka (Pemikiran Konseptual).
3. Perkembangan psikososial
Menurut Erickson (2000) dalam Keliat (2006), perkembangan psikososial anak
usia sekolah adalah interaksi dan prestasi belajar dalam menghasilkan suatu
karya berdasarkan kemampuan diri sendiri. Tantangan psikososial untuk tahun-
tahun sekolah inilah yang disebut Erikson industry versus inferiority (ketekunan
versus perasaan rendah diri).
Erikson menerjemahkan industry sebagai tahapan tumbuh kembang dimana
anak mulai menyadari bahwa tidak selamanya mereka akan tinggal bersama
dengan orangtua.
Rasa percaya akan kemampuan diri dalam mengatur hidup didorong oleh
orangtua dan guru atau lingkungan keluarga dan sekolah.
Kurang atau tidak adanya dorongan dari orangtua, guru, atau peer group
kepada anak akan menimbulkan keraguan terhadap kemampuan mereka
dalam mencapai kesuksesan. Erikson menyebut keadaan ini sebagai inferiority,
yaitu lawan dari industry.
Tahapan Perkembangan Usia Sekolah

4. Perkembangan Spiritual
Menurut Wong (2009) anak-anak usia sekolah mengambarkan Tuhan sebagai manusia
dan menggunakan sifat “sayang” dan “membantu” untuk menggambarkan Tuhannya.
Mereka sangat tertarik dengan konsep surga dan neraka, dan dengan perkembangan
kesadaran diri dan perhatian terhadap peraturan, anak takut akan masuk neraka
karena kesalahan dalam berperilaku.

5. Perkembangan Sosial
Salah satu agen sosial terpenting dalam kehidupan anak sekolah adalah
kelompok teman sebaya. Walaupun kelompok teman sebaya berpengaruh dan
penting untuk perkembangan anak secara normal, orang tua merupakan
pengaruh utama dalam membentuk kepribadian anak, membuat standar perilaku
dan menetapkan sistem nilai (Wong, 2009).
6. Perkembangan moral
Anak mulai memahami adanya peraturan dan berfikir secara logis berdasarkan
pengalaman mereka dengan peer group. Tingkat kepatuhan terhadap
peraturan tinggi, namun pada perkembangan berikutnya anak menjadi lebih
fleksibel dalam menjalankan peraturan.

7. Pengembangan konsep diri


Anak berfikir bahwa harga diri dinilai dari kemampuan seseorang dalam
menyelesaikan tugas dan sejauh mana ia menguasai tugas tersebut.
Selama usia sekolah, identitas dan konsep diri menjadi lebih kuat dan
individual (Potter dan Perry, 2009).
Tugas Perkembangan Usia Sekolah
Menurut Gunarsa (2008), anak-anak pada masa ini menjalani tugas-
tugas perkembangan yaitu :
• Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan
yang umum
• Membentuk sikap sehat mengenai dirinya sendiri
• Belajar bergaul dan menyesuaikan diri dengan teman-teman
seusianya
• Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
• Mengembangkan keterampilan dasar : membaca, menulis dan
berhitung
• Mengembangkan pengertian atau konsep yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari
• Mengembangkan hati nurani, nilai moral, tata dan tingkatan sosial
• Memperoleh kebebasan pribadi
• Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan
Menurut Ali, (2006) tugas perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah yaitu:
 Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sehat
 Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan
 Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
Beberapa contoh diagnosis menurut NANDA antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Kesiapan meningkatkan proses keluarga
2. Kesiapan meningkatkan komunikasi lebih baik
3. Kesiapan meningkatkan kesejahteraan spiritual
4. Kesiapan meningkatkan pengetahuan
5. Kesiapan meningkatkan konsep diri

Diagnosis Keperawatan
Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Sekolah
PENGKAJIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6 – 12 TAHUN)

Tugas perkembangan Perilaku Anak

Perkembangan yang 1. Menyelesaikan tugas (sekolah atau rumah) yang diberikan


normal : 2. Mempunyai rasa bersaing (kompetisi)
Industri/Produktif 3. Senang berkelompok dengan teman sebaya, dan mempunyai sahabat karib
4. Berperan dalam kegiatan kelompok

Penyimpangan 1. Tidak mau mengerjakan tugas sekolah


perkembangan : 2. Membangkang pada orang tua untuk mengerjakan tugas
Rendah diri 3. Tidak ada kemauan untuk bersaing, dan terkesan malas
4. Tidak mau terlibat dalam kegiatan kelompok
5. Memisahkan diri dari teman-teman sepermainan dan teman sekolah
Pertemuan

No. Diagnosis Tindakan 1


1 Kesiapan Individu 1. Kaji perkembangan psikososial anak pada masa
Peningkatan bayi, toddler, dan pra sekolah
Perkembang 2. Kaji kemampuan anak dalam menyelesaikan
an Anak tugas rumah/tugas sekolah
Sekolah 3. Latih anak mengenal kemampuan/kelebihan diri
4. Beri pujian pada pencapaian anak terhadap
tugas rumah/tugas sekolah
5. Beri kesempatan dan fasilitasi anak dalam
melakukan kegiatan kelompok

Keluarga 1. Jelaskan ciri perkembangan anak usia sekolah


yang harus dicapai dan yang menyimpang
2. Jelaskan cara menstimulasi kemampuan anak
3. Libatkan anak mengikuti kegiatan sederhana di
rumah
4. Puji keberhasilan anak
5. Beri kesempatan dan fasilitasi anak dalam
melakukan kegiatan kelompok
6. Tetapkan aturan/disiplin di rumah bersama anak
7. Demonstrasikan dan latih anak meningkatkan
 Teori Perkembangan Remaja
(Definisi Remaja, Tugas
Perkembangan, Yang Perlu
Diperhatikan Pada Usia Remaja,
Peran Perawat Kesehatan Jiwa )
 Asuhan Keperawatan Jiwa
Pada Remaja Sehat Jiwa
Definisi Remaja :
 fan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun
(Monks, 2006)
• Remaja Awal : usia 12-15 tahun
• Remaja Pertengahan : 15-18 tahun
• Remaja Akhir : 18-21 tahun
 Remaja adalah satu tahapan perkembangan yang unik
terjadi antara usia 11 sampai dengan 20 tahun (Stuart, 2016).
 Masa remaja disebut juga sebagai periode perubahan, tingkat
perubahan dalam sikap, dan perilaku selama masa remaja
sejajar dengan perubahan fisik (Hurlock, 2008).
Pertumbuhan fisik, kecepatan
Biologis pertumbuhan mencapai puncak,
timbul karakteristik seks sekunder.

Pubertas sebagai tahap GENITAL,


Psikoanalitik muncul ketertarikan seksual
Ketidakseimbangan id dan ego
Pandangan
Teoritis Mencoba mengembangkan
Tentang Psikososial identitasnya dalam lingkungan
sosial.
Remaja
Stuart Kemampuan memberi alasan terhadap
Kognitif cara berfikir konkrit akan lebih ke arah
(2016) berfikir abstrak, yang digambarkan
sebagai cara berfikir formal operasional

Memiliki hak-hak seperti layaknya


Budaya orang dewasa namun masih dibatasi

Remaja pria umumnya mencari


penyelesaian secara langsung dan remaja
Moral putri menghindari konflik untuk
mempertahankan hubungan.
Mencapai kemampuan membina hubungan yang
lebih dewasa dengan teman sebaya dari kedua
gender.

Mencapai kemampuan dalam melaksanakan


peran sosial maskulin atau feminin

Menerima perubahan fisik dan menjaga tubuh secara


efektif
Tugas
Perkembangan
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua
Remaja dan orang dewasa lainnya
Stuart (2016)
Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan
kehidupan keluarga

Mempersiapkan diri untuk karier

Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika


sebagai panduan dalam berprilaku
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dari Remaja Potter & Perry
(2009):
Hubunga Hubungan
Hubunga
n Dengan dengan
n dengan kelompok
Konsep Diri
Ketakutan
Saudara
Orang sebaya
Kandung
Tua

Kegiatan
yang Nutrisi
Pola Koping Moral dilakuka
n
PENGKAJIAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL REMAJA

Tugas perkembangan Perilaku remaja

Perkembangan yang  Menilai diri secara obyektif


normal : Identitas diri  Merencanakan masa depannya
 Dapat mengambil keputusan
 Menyukai dirinya
 Berinteraksi dengan lingkungannya
 Bertanggungjawab
 Mulai memperlihatkan kemandirian di keluarga
 Menyelesaikan masalah dengan meminta bantuan orang
yang menurutnya mampu
Penyimpangan  Tidak menemukan ciri khas (kekuatan dan kelemahan)
perkembangan : Bingung dirinya
peran  Merasa bingung, bimbang
 Tidak mempunyai rencana untuk masa depan
 Tidak mampu berinteraksi dengan lingkungannya
 Memiliki perilaku antisosial
 Tidak menyukai dirinya
 Sulit mengambil keputusan
 Tidak mempunyai minat
 Tidak mandiri
TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK MEMFASILITASI
PERKEMBANGAN REMAJA
Tugas perkembangan Tindakan keperawatan

Perkembangan yang normal : a) Diskusikan dengan remaja ciri perkembangan psikososial remaja
yang normal dan menyimpang
Pembentukan identitas diri
b) Diskusikan cara-cara untuk mencapai perkembangan psikososial yang
normal :
 Anjurkan remaja berinteraksi dengan orang lain yang membuat
remaja nyaman untuk mencurahkan perasaan, perhatian dan
kekhawatiran
 Anjurkan remaja mengikuti organisasi yang mempunyai kegiatan
positif (OR, seni, beladiri, pramuka, keagamaan)
 Anjurkan remaja melakukan kegiatan dirumah, sesuai dengan
perannya
c) Bimbing dan motivasi remaja membuat rencana kegiatan dan
melaksanakan rencana yang telah dibuatnya
Penyimpangan
a) Diskusikan aspek positif/kelebihan yang dimiliki remaja
perkembangan :
b) Bantu mengidentifikasi berbagai peran yang dapat ditampilkan remaja
Bingung peran dalam kehidupannya
c) Diskusikan penampilan peran yang terbaik untuk remaja
d) Bantu remaja mengidentifikasi perannya dikeluarga
 Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya
kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual (Efendi, 2009).
Usia pertengahan (middle age) ialah 45-59
tahun, Lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun
Lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun
Usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.
 1.Tipe arif bijaksana
 2. Tipe mandiri
 3.Tipe tidak puas.
 4.Tipe pasrah
 5.Tipe bingung
 6.Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe
konstruktif, tipe independen (ketergantungan),
tipe defensife (bertahan), tipe militan dan serius,
tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan
dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa
(benci pada diri sendiri).
1. Beradaptasi dengan penurunan kekuatan fisik dan
kesehatan
2. Mengatasi perubahan fisik penuaan
3. Menyesuaikan diri dengan pensiun dan mengurangi
pendapatan
4. Menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan
5. Mengalihkan energi ke peran dan aktivitas baru, seperti
pensiun, janda, dan kakek-nenek
6. Membangun asosiasi eksplisit dengan kelompok usia
seseorang
7. Beradaptasi dengan peran sosial dengan cara yang fleksibel
8. Menetapkan pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
9. Menerima kehidupan seseorang
10. Mengembangkan sudut pandang tentang kematian.
1. Melakukan pembicaraan terarah tinggal bersama
2. Mempertahankan kehangatan 12. Mintalah nasehatnya dalam
keluarga peristiwa-peristiwa penting
3. Membantu mempersiapkan makanan 13. Mengajaknya dalam acara-acara
bagi lansia keluarga
4. Membantu dalam hal transportasi 14. Membantu mencukupi
5. Membantu memenuhi sumber- kebutuhannya
sumber keuangan 15. Memberi dorogan untuk mengikuti
6. Memberikan kasih sayang kegiatan diluar
7. Menghormati dan menghargai 16. Memeriksakan kesehatan secara
8. Bersikap sabar dan bijaksana teratur
terhadap perlakuan lansia 17. Mencegah kecelakaan baik di dalam
9. Menyediakan waktu serta perhatian maupun diluar rumah
terhadap lansia, maka anak-anak kita
nanti akan melakukan hal yang sama
10. Jangan menganggapnya sebagai
beban
 1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan
keperawatan dapat berupa dukungan tentang
personal hygine, kebersihan lingkungan serta
makanan yang sesuai dan kesegaran jasmani.
 2. Untuk lanjut usia yang telah mengalami pasif,
yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya
sama sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan
bantuan penuh oleh anggota keluarga atau
petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu
dicegah agar tidak terjadi dekubitus.
1. Pendekatan fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yakni :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih mampu melakukan sendiri
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau sakit.

2. Pendekatan psikis
Di sini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan adukatif pada
klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhaadap segala
sesuatu yang asing, sebagai penamung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.
Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan
waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia
merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar, simpatik, dan
service.
3. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah satu upaya perawat dalam
pendekatan social.

4. Pendekatan spiritual
 Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang di anutnya, terutamabila klien lanjut usia dalam keadaan
sakit atau mendekati kematian
Menurut Wahyudi, Nugroho (2008)
1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri
dengan :
Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
Pencegahan penyakit
Pemeliharaan kesehatan.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya
telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.
3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau
semangat hidup klien lanjut usia (Life Support ).
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit /
mengalami gangguan tertentu ( kronis maupun akut ).
5. Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat )untuk dapat
mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka
menjumpai suatu kelainan tertent.
6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang
menderita suatu penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan
kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (Memelihara
kemandirian secara maksimal ).
1. Peningkatan kesehatan (health
promotion)
2. Pencegahan penyakit (preventif)
3. Mengoptimalkan fungsi mental.
4. Mengatasi gangguan kesehatan yang
umum.
 Memberikan alat bantu untuk
meningkatkan keselamatan . bila
mengalami kekurangan penglihatan berikan
kacamata.
 Menggunakan alat pendengaran bila
ketajaman pendengaran mulai berkurang
 Tempatkan lansia di ruanga yang mudah
dijangkau.
 Pasang pegangan di kamar mandi/ wc
 Usahakan ada yang menemani jika
berpergian
PENGKAJIAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL LANSIA

Tugas Perilaku Lansia


perkembangan
Perkembangan yang  Mempunyai harga diri tinggi
normal :  Merasa disayang oleh keluarga
Integritas diri  Menilai kehidupannya berarti
 Memandang sesuatu hal secara keseluruhan (tuntutan dan
makna hidup)
 Menerima nilai dan keunikan orang lain
 Menerima datangnya kematian
Penyimpangan  Memandang rendah/menghina/mencela orang lain
perkembangan :  Merasa kehidupannya selama ini tidak berarti
Putus asa  Merasakan kehilangan
 Masih ingin berbuat banyak tetapi takut tidak punya waktu
lagi
PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SEHAT PADA LANSIA : INTEGRITAS DIRI

No Diagnosa Tindakan Pertemuan

SP 1
1 Persiapan Individu 1.1 Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal
Perkembangan dan menyimpang
Lanjut Usia : 1.2 Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang
Integritas Diri normal:
a. Mempunyai harga diri tinggi
b. Menilai kehidupannya berarti
c. Menerima nilai dan keunikan orang lain
d. Menerima dan menyesuaikan kematian pasangan
e. Menyiapkan diri menerima datangnya kematian
f. Melaksanakan kegiatan agama secara rutin
g. Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga
h. Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan kelompok
masyarakat
i. Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri

Keluarga 1.1 Jelaskan kepada keluarga tentang perkembanga lansia


yang normal dan menyimpang.
1.2 Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi
perkembangan psikososial lansia yang normal.
1.3 Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan
psikososial lansia yang normal.

Anda mungkin juga menyukai