FIK UI
Target Pelayanan Kesehatan Jiwa
Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa
Jenis Kegiatan dalam upaya promosi
Kesehatan Jiwa
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
4/5/2018 4
USIA PROMOSI TEMPAT
KESEHATAN JIWA
BUMIL TKT IBU HAMIL POSYANDU BUMIL
Kesehatan Mental Ibu Hamil DSSJ/PUSKESMAS
Persiapan Menjadi Orang Tua RSU/RSJ
BAYI TKT BAYI POSYANDU
Stimulasi Perkembangan DSSJ/PUSKESMAS
Pola Asuh RSU/RSJ
KANA TKT KANAK-KANAK POSYANDU
Stimulasi Perkembangan DSSJ/PUSKESMAS
K2 Pola Asuh PAUD, TK, UKS JIWA
RSU
APRAS TKT APRAS POSYANDU
Stimulasi Perkembangan DSSJ/PUSKESMAS
Pola Asuh PAUD,4/5/2018
TK, UKS JIWA 5
RSU
USIA PROMOSI KESEHATAN JIWA TEMPAT
ANAK TKT USIA SEKOLAH DSSJ/PUSKESMA
SEKOLA Stimulasi Perkembangan S
Pola Asuh UKS JIWA
H Pencegahan Buyilling & Bunuh Diri RSU/RSJ
KELURAHAN SEHAT
KSSJ adalah yang penduduknya
memiliki:
• kesiapan sumber daya
• kemampuan untuk mengatasi
masalah kesehatan jiwa secara
mandiri
21
•Mengetahui kondisi
DETEKSI
kesehatan jiwa keluarga
yang tinggal di desa
siaga sehat jiwa
• Sehat jiwa
HASIL • ODMK
DETEKSI • ODGJ
Jumlah Yang
Jumlah ODGJ/Keluarg
Yang Sehat/ a baik yang
Keluarga ringan
maupun berat
Jumlah Yang
ODMK/
Keluarga
ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa)
ODMK (Orang dengan Masalah Kejiwaan)
SEHAT JIWA
Pelatihan KKJ/2010
DETEKSI ODGJ
2. Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk
berfikir dengan cara logis tentang “here and now” dan bukan tentang
abstraksi (Potter dan Perry, 2009). Bentuk perkembangan kognitif ialah
perkembangan bahasa yang berhubungan dengan aktivitas membaca. Anak
juga mengalami kemajuan dari membuat penilaian berdasarkan apa yang
mereka lihat (Pemikiran Perseptual) sampai membuat penilaian berdasarkan
alasan mereka (Pemikiran Konseptual).
3. Perkembangan psikososial
Menurut Erickson (2000) dalam Keliat (2006), perkembangan psikososial anak
usia sekolah adalah interaksi dan prestasi belajar dalam menghasilkan suatu
karya berdasarkan kemampuan diri sendiri. Tantangan psikososial untuk tahun-
tahun sekolah inilah yang disebut Erikson industry versus inferiority (ketekunan
versus perasaan rendah diri).
Erikson menerjemahkan industry sebagai tahapan tumbuh kembang dimana
anak mulai menyadari bahwa tidak selamanya mereka akan tinggal bersama
dengan orangtua.
Rasa percaya akan kemampuan diri dalam mengatur hidup didorong oleh
orangtua dan guru atau lingkungan keluarga dan sekolah.
Kurang atau tidak adanya dorongan dari orangtua, guru, atau peer group
kepada anak akan menimbulkan keraguan terhadap kemampuan mereka
dalam mencapai kesuksesan. Erikson menyebut keadaan ini sebagai inferiority,
yaitu lawan dari industry.
Tahapan Perkembangan Usia Sekolah
4. Perkembangan Spiritual
Menurut Wong (2009) anak-anak usia sekolah mengambarkan Tuhan sebagai manusia
dan menggunakan sifat “sayang” dan “membantu” untuk menggambarkan Tuhannya.
Mereka sangat tertarik dengan konsep surga dan neraka, dan dengan perkembangan
kesadaran diri dan perhatian terhadap peraturan, anak takut akan masuk neraka
karena kesalahan dalam berperilaku.
5. Perkembangan Sosial
Salah satu agen sosial terpenting dalam kehidupan anak sekolah adalah
kelompok teman sebaya. Walaupun kelompok teman sebaya berpengaruh dan
penting untuk perkembangan anak secara normal, orang tua merupakan
pengaruh utama dalam membentuk kepribadian anak, membuat standar perilaku
dan menetapkan sistem nilai (Wong, 2009).
6. Perkembangan moral
Anak mulai memahami adanya peraturan dan berfikir secara logis berdasarkan
pengalaman mereka dengan peer group. Tingkat kepatuhan terhadap
peraturan tinggi, namun pada perkembangan berikutnya anak menjadi lebih
fleksibel dalam menjalankan peraturan.
Diagnosis Keperawatan
Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Sekolah
PENGKAJIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6 – 12 TAHUN)
Kegiatan
yang Nutrisi
Pola Koping Moral dilakuka
n
PENGKAJIAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL REMAJA
Perkembangan yang normal : a) Diskusikan dengan remaja ciri perkembangan psikososial remaja
yang normal dan menyimpang
Pembentukan identitas diri
b) Diskusikan cara-cara untuk mencapai perkembangan psikososial yang
normal :
Anjurkan remaja berinteraksi dengan orang lain yang membuat
remaja nyaman untuk mencurahkan perasaan, perhatian dan
kekhawatiran
Anjurkan remaja mengikuti organisasi yang mempunyai kegiatan
positif (OR, seni, beladiri, pramuka, keagamaan)
Anjurkan remaja melakukan kegiatan dirumah, sesuai dengan
perannya
c) Bimbing dan motivasi remaja membuat rencana kegiatan dan
melaksanakan rencana yang telah dibuatnya
Penyimpangan
a) Diskusikan aspek positif/kelebihan yang dimiliki remaja
perkembangan :
b) Bantu mengidentifikasi berbagai peran yang dapat ditampilkan remaja
Bingung peran dalam kehidupannya
c) Diskusikan penampilan peran yang terbaik untuk remaja
d) Bantu remaja mengidentifikasi perannya dikeluarga
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya
kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual (Efendi, 2009).
Usia pertengahan (middle age) ialah 45-59
tahun, Lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun
Lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun
Usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.
1.Tipe arif bijaksana
2. Tipe mandiri
3.Tipe tidak puas.
4.Tipe pasrah
5.Tipe bingung
6.Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe
konstruktif, tipe independen (ketergantungan),
tipe defensife (bertahan), tipe militan dan serius,
tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan
dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa
(benci pada diri sendiri).
1. Beradaptasi dengan penurunan kekuatan fisik dan
kesehatan
2. Mengatasi perubahan fisik penuaan
3. Menyesuaikan diri dengan pensiun dan mengurangi
pendapatan
4. Menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan
5. Mengalihkan energi ke peran dan aktivitas baru, seperti
pensiun, janda, dan kakek-nenek
6. Membangun asosiasi eksplisit dengan kelompok usia
seseorang
7. Beradaptasi dengan peran sosial dengan cara yang fleksibel
8. Menetapkan pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
9. Menerima kehidupan seseorang
10. Mengembangkan sudut pandang tentang kematian.
1. Melakukan pembicaraan terarah tinggal bersama
2. Mempertahankan kehangatan 12. Mintalah nasehatnya dalam
keluarga peristiwa-peristiwa penting
3. Membantu mempersiapkan makanan 13. Mengajaknya dalam acara-acara
bagi lansia keluarga
4. Membantu dalam hal transportasi 14. Membantu mencukupi
5. Membantu memenuhi sumber- kebutuhannya
sumber keuangan 15. Memberi dorogan untuk mengikuti
6. Memberikan kasih sayang kegiatan diluar
7. Menghormati dan menghargai 16. Memeriksakan kesehatan secara
8. Bersikap sabar dan bijaksana teratur
terhadap perlakuan lansia 17. Mencegah kecelakaan baik di dalam
9. Menyediakan waktu serta perhatian maupun diluar rumah
terhadap lansia, maka anak-anak kita
nanti akan melakukan hal yang sama
10. Jangan menganggapnya sebagai
beban
1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan
keperawatan dapat berupa dukungan tentang
personal hygine, kebersihan lingkungan serta
makanan yang sesuai dan kesegaran jasmani.
2. Untuk lanjut usia yang telah mengalami pasif,
yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya
sama sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan
bantuan penuh oleh anggota keluarga atau
petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu
dicegah agar tidak terjadi dekubitus.
1. Pendekatan fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yakni :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih mampu melakukan sendiri
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau sakit.
2. Pendekatan psikis
Di sini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan adukatif pada
klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhaadap segala
sesuatu yang asing, sebagai penamung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.
Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan
waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia
merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar, simpatik, dan
service.
3. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah satu upaya perawat dalam
pendekatan social.
4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang di anutnya, terutamabila klien lanjut usia dalam keadaan
sakit atau mendekati kematian
Menurut Wahyudi, Nugroho (2008)
1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri
dengan :
Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
Pencegahan penyakit
Pemeliharaan kesehatan.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya
telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.
3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau
semangat hidup klien lanjut usia (Life Support ).
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit /
mengalami gangguan tertentu ( kronis maupun akut ).
5. Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat )untuk dapat
mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka
menjumpai suatu kelainan tertent.
6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang
menderita suatu penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan
kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (Memelihara
kemandirian secara maksimal ).
1. Peningkatan kesehatan (health
promotion)
2. Pencegahan penyakit (preventif)
3. Mengoptimalkan fungsi mental.
4. Mengatasi gangguan kesehatan yang
umum.
Memberikan alat bantu untuk
meningkatkan keselamatan . bila
mengalami kekurangan penglihatan berikan
kacamata.
Menggunakan alat pendengaran bila
ketajaman pendengaran mulai berkurang
Tempatkan lansia di ruanga yang mudah
dijangkau.
Pasang pegangan di kamar mandi/ wc
Usahakan ada yang menemani jika
berpergian
PENGKAJIAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL LANSIA
SP 1
1 Persiapan Individu 1.1 Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal
Perkembangan dan menyimpang
Lanjut Usia : 1.2 Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang
Integritas Diri normal:
a. Mempunyai harga diri tinggi
b. Menilai kehidupannya berarti
c. Menerima nilai dan keunikan orang lain
d. Menerima dan menyesuaikan kematian pasangan
e. Menyiapkan diri menerima datangnya kematian
f. Melaksanakan kegiatan agama secara rutin
g. Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga
h. Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan kelompok
masyarakat
i. Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri