Anda di halaman 1dari 30

EMULSI

DOSEN PENGAMPU :
SEPTIANITA HASTUTI, M.Sc., Apt
KELOMPOK 2
ARYANDA FICO BASTIAN (174840102)
DIAN OKTARIZKA SALASA (174840106)
RISYA SANDEI (174840122)
SALSA SABILA (17484010)
TRI RIZKI PERTIWI (1748401)
EMULSI

EMULGATOR

PEMBUATAN
EMULSI
DEFINISI EMULSI

Emulsi adalah suatu dispersi


dimana fase terdispersi terdiri
dari bulatan-bulatan kecil zat
cair yang terdistribusi ke seluruh
pembawa yang tidak saling
bercampur
Beberapa keuntungan sediaan
emulsi adalah sebagai berikut :
1. Dapat membentuk sediaan yang saling tidak
bercampur menjadi dapat bersatu membentuk
sediaan yang homogen dan stabil

2. Bagi orang yang susah menelan tablet dapat


menggunakan sediaan emulsi sebagai alternatif

3. Dapat menutupi rasa tidak enak obat dalam


bentuk cair, contohnya minyak ikan

4. Meningkatkan penerimaan oleh pasien

5. Memudahkan absorpsi minyak


Beberapa kerugian emulsi
adalah sebagai berikut :
1. Sediaan emulsi kurang praktis daripada sediaan
tablet
2. Sediaan emulsi mempunyai stabilitias yang
rendah daripada sediaan tablet karena cairan
merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri
3. Takaran dosisnya kurang teliti
4. Sulit diformulasikan karena harus mencampur 2
fase yang tidak tercampurkan
5. Mudah ditumbuhi mikroba
Komponen dari emulsi dapat
digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Komponen Dasar

Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus


terdapat dalam emulsi. Terdiri atas :

a. Fase dispers/ fase internal / fase discontinue. Yaitu,


zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil
kedalam zat cair lain.

b. Fase continue / fase external / fase luar. Yaitu, zat


cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan
dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.

c. Emulgator. Yaitu,bagian dari emulsi yang berfungsi


untuk menstabilkan emulsi.
2. Komponen Tambahan

• Merupakan bahan tambahan yang sering


ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh
hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen saporis,
corrigen odoris, corrigen colouris, preservative
(pengawet) dan anti oksidan.

• Preservative yang digunakan Antara lain metil


dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat,
fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium
klorida, fenil merkuri asetas, dll.

• Antioksidan yang digunakan Antara lain asam


askorbat, a-tocopherol, asam sitrat, propil
gallat, asam gallat.
Bentuk emulsi dalam sediaan
farmasi
1. menurut konsistensinya dan maksud
pemakaiannya
a. Emulsi cair : pemakaian oral, topikal,
parenteral.
Misalkan : emulsi, ol lecuris aselli, balsamus
papilare, intera lipid injeksi.
b. Emulsi semisolid : pemakaian topikal
Misalkan : vanishing cream.
2. Menurut asal bahan pembuatan emulsi
a. Emulsi alam atau emulsi vera
Dibuat dari bahan dasar biji-bijian yang
mengandung emulgendum dan emulgens,
dengan penambahan air dari luar akan
berbentuk emulsi.
b. Emulsi buatan atau emulsi spuria
Dibuat dari bahan cair yang umumnya berupa
minyak dengan penambahan emulgator dan
air dari luar akan terbentuk emulsi.
3. menurut tipe emulsi/jenis emulsi
a. Emulsi tipe M/A (minyak dalam air).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran
minyak yang tersebar kedalam air. Minyak
sebagai fase internal dan air fase eksternal.
b. Emulsi tipe A/M (air dalam minak).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air
yang tersebar kedalam minyak. Air sebagai
fase internal sedangkan fase minyak sebagai
fase eksternal.
Teori emulsifikasi
1. Teori Tegangan Permukaan (Surface
Tension)
2. Teori Orientasi Bentuk Baji (Oriented
Wedge)
3. Teori plastik/teori lapisan antarmuka
Macam-macam stabilisasi
• Stabilisasi karena penurunan tegangan muka
• Stabilisasi karena elektric double layer
(lapisan listrik rangkap)
• Stabilisasi karena film antar muka
Cara identifikasi fase
• Pengenceran dengan fase luar
• Perubahan warna
• Fluoresensi
• Penghantaran arus listrik
• Uji kertas saring
EMULGATOR
• Bahan aktif permukaan yang menurunkan
tegangan antar muka antara minyak dan air
dan mengelilingi tetesan terdispersi dengan
membentuk lapisan yang kuat untuk mencegah
koalensi dan pemisahan fase terdispersi dengan
membentuk lapisan yang kuat untuk mencegah
koalensi dan pemisahan fase terdispersi.
• Bahan yang digunakan untuk pembentukan
proses emulsifikasi pada waktu pembuatan dan
pengontrolan pada penyimpanan.
• Penurunan tegangan antarmuka (stabilisasi
termodinamika) terbentuk film antarmuka
yang kaku (pelindung mekanik terhadap
koalensi) terbentuk lapisan ganda listrik.
JENIS DAN CONTOH
EMULGATOR

BAHAN EMULGATOR
SINTETIK :
A. ANIONIK (BERMUATAN
NEGATIF). EX:
BAHAN EMULGATOR
TRIETANOLAMIN OLEAT,
ALAM :
Na Lauril Sulfat.
A. DARI TUMBUH-
B. KATIONIK (BERMUATAN
TUMBUHAN. EX: Pulvis
POSITIF). EX :
Gummi, Agar-Agar,
Benzalkonium, Amonium
Chondrus, GOM Arab, dll.
Kwarter
B. DARI HEWAN. EX: CMC,
C. ANIONIK. EX : Sorbitan,
Kuning Telur, Adeps
Sapo, dll.
Lanae, dll.
C. DARI TANAH MINERAL.
EX: Magnesium,
Alumunium Silikat,
Veegum, dan Bentonit.
MEKANISME STABILISASI

1. EMULGATOR SURFAKTAN.
2. EMULGATOR KOLOID HIDROFIT.
3. EMULGATOR PARTIKEL HALUS.
HLB
Angka yang menunjukkan
perbandingan antara senyawa
hidrofilik (suka air) dengan
senyawa oleofilik (suka minyak).
Semakin besar harga HLB berarti
semakin banyak kelompok
senyawa yang suka air. Artinya,
emulgator tersebut lebih mudah
larut dalam air dan demikian
sebaliknya. Kegunaan suatu
emulgator ditinjau dari harga
HLB-nya.
BERIKUT TABEL HARGA HLB DAN
KEGUNAANNYA

1 – 3 Anti Foaming Agent


4 – 6 Emulgator tipe W/C
7 – 9 Bahan penambah (Wething Agent)
8 – 18 Emulgator tipe O/W
13 – 15 Detergent
10 - 18 Kelarutan (Solubilizing Agent)
PERHITUNGAN HLB
CAMPURAN

RUMUS 1 :

A% b = [( X- HLB b)/(HLB a-
HLB d)] . 100%
B% a = (100% - A%) RUMUS 2 :

(B1 . HLB1) +(B2 . HLB2) =


(B campuran . HLB campuran
KETERANGAN :
X = harga HLB yang
diminta (HLB buatan)
A = Harga HLB tinggi
B =Harga HLB rendah
METODE EKSPERIMENTAL
Berikut beberapa kriteria yang penting dari
metode eksperimental tersebut :

1. Masalah yang dipilih harus masalah yang


penting dari metode tersebut.

2. Faktor-faktor serta variabel dalam percobaan


harus didefinisikan seterang-terangnya.

3. Percobaan harus dilaksanakan dengan desain


percobaan yang cocok sehingga maksimalisasi
variabel perlakuan dan meminimalisir variabel
pengganggu dari variabel random.
4. Ketelitian dalam observasi serta ketepatan
ukuran sangat diperlukan.
5. Metode, material serta reformasi yang
digunakan dalam penelitian harus
diputuskan seterang-terangnya karena
kemungkinan pengulangan percobaan
ataupun penggunaan metode dan material
untuk percobaan lain dalam bidang serupa.
6. Interpretasi serta uji statistik jarus
dinyataka dalam beda signifikan dari
parameter-parameter yang dicari atau
diestimasi.
KESTABILAN
EMULSI
METODE
PENCAMPURAN
CARA
EVALUASI
AKHIR

PEMBUATAN
EMULSI
PENGUJIAN
STABILITAS
EVALUASI DIPERCEPAT
BIOLOGI
(UNTUK ZAT JENIS ALAT
AKTIF YANG
ANTIBIOTIK) DIGUNAKAN
METODE PENCAMPURAN
1. CAMPURAN POSITIF
2. CAMPURAN NEGATIF
3. CAMPURAN NETRAL
JENIS ALAT YANG DIGUNAKAN
GILINGAN
MIXER KOLOID

HOMOGENIZER PERALATAN
ULTRASONIK
KETIDAKSTABILAN EMULSI
Ketidakstabilan emulsi adalah terjadinya
inversi fasa. Inversi fasa terjadi bila emulsi
yang semula merupakan emulsi minyak
dalam air berubah menjadi emulsi air dalam
minyak. Inversi fasa dapat terjadi karena
jumlah fasa terdispersi ditinkatkan hingga
mencapai atau melebihi batas maksimum
yaitu 74% dari volume total, perubahan
suhu atau penambahan bahan yang dapat
terjadi karena penggunaan peralatan yang
kotor atau prosedur pencampuran yang
salah
CARA EVALUASI AKHIR

EVALUASI DALAM IN
PROCCES CONTROL (IPC)
ADALAH MENGUJI MUTU
FARMASETIK SEDIAAN
AKHIR DARI SEGI FISIKA,
KIMIA, DAN BIOLOGI SEDANGKAN EVALUASI
SEDIAAN AKHIR DITAMBAHKAN
DENGAN PENGUJIAN VOLUME
TERPINDAHKAN, PENENTUAN
UKURAN GLOBUL,
PENGUKURAN VISKOSITAS DAN
SIFAT ALIRAN, VOLUME
SEDIMENTASI, DAN
SENTRIFUNGSI.
EVALUASI BIOLOGI
(UNTUK ZAT ANTIBIOTIK)
• Uji efektivitas pengawet inokulasi mikroba pada
sediaan untuk mengetahui efektivitas pengawet.

• Penetapan potensi antibiotik secara mikrobiologi


(untuk zat aktif antibiotik) menentukan aktivitas
antibiotik selama proses pembuatan.

• Kandungan zat antibiotik (khusus untuk formula


yang menggunakan pengawet)

- metode 1 kromatografi gas

- metode 2 polarigrafi
PENGUJIAN STABILITAS
DIPERCEPAT

• Pengamatan mikroskopik
• Uji viskositas dan tipe aliran
• Pengukuran volume kriming sampai emulsi
TERIMAKASIH
~KELOMPOK 2~

Anda mungkin juga menyukai