Anda di halaman 1dari 53

TEKNIK PRODUKSI I

“PRODUCTIVITY INDEX”
“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani
“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani
TEKNIK PRODUKSI
Adalah ilmu yang mempelajari tentang pengangkatan
hidrokarbon dari reservoir sampai ke permukaan, yang
meliputi :

• Perhitungan Potensi Sumur


• Produksi Natural Flofw (Sembur alam)
• Identifikasi dan penyelesaian problem produksi
• Artificial Lift (Sembur buatan)

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


PERKIRAAN PRODUKTIFITAS FORMASI

Produktivitas formasi adalah kemampuan suatu formasi


untuk mengalirkan fluida dari reservoir ke dalam sumur-
sumur produksinya pada kondisi tekanan tertentu,
sedangkan kelakuan formasi produktif dinyatakan dalam
bentuk grafik IPR (Inflow Performance Relationship)

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


PRODUCTIVITY INDEX

Productivity Index merupakan index yang digunakan untuk menyatakan


kemampuan suatu sumur untuk berproduksi pada kondisi tertentu.
Dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut

q = laju produksi, bbl/day


q
PI  Ps = tekanan static reservoir, psi
Ps  Pwf Pwf = tekanan aliran dasar sumur, psi

Pengukuran PI selalu didasarkan pada gross liquid


production (produksi cairan total air dan minyak )

qo  qw
PI  qo = laju produksi minyak, bbl/day
Ps  Pwf  qw = laju produksi air, bbl/day

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


PRODUCTIVITY INDEX

Harga q dapat didekati dengan persamaan Darcy untuk aliran


radial fluida satu fasa dengan kompresibilitas kecil dan konstan
pada reservoir yang homogen dan horizontal
0.007082 h k (pe  p wf )
q
μ B lnre /rw 

Persamaan diatas dapat didekati oleh persamaan radial dari darcy untuk
fluida homogen, incompressible dan horizontal.

7.082 x 10 -3 x k x h
PI 
Bo x  o x ln (re/rw)

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


PRODUCTIVITY INDEX

Bila alirannya terdiri dari minyak dan air


0.007082 h  Ko Kw 
PI    
lnre /rw  μ
 o o
B μ w 

K = permeabilitas batuan, md
ko & kw = permeabilitas efektif batuan terhadap minyak dan air,
md
µo & µw = viskositas minyak dan air, cp
Bo & Bw = faktor volume formasi minyak dan air, bbl/STB
re & rw = jari-jari pengurasan dan jari-jari sumur, ft
h = tebal formasi, ft

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PI

Karakteristik batuan reservoir:


 Permeabilitas

Bila permeabilitas batuan kecil, maka fluida akan lebih sulit untuk mengalir
sehingga kemampuan berproduksi (PI) akan turun.

 Saturasi
Dalam proses produksi, saturasi minyak akan berkurang dengan naiknya
produksi kumulatif minyak dan akibatnya pori-pori yang kosong akan diganti
oleh air atau gas bebas. Di samping itu produksi terus seiring dengan
penurunan tekanan reservoir, sehingga akan timbul fasa gas yang
mengakibatkan saturasi gas bertambah dan saturasi minyak berkurang dan hal
ini akan mengurangi permeabilitas effektif terhadap minyak sehingga dapat
menurunkan harga PI.

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PI

Karakteristik fluida reservoir :


 Kelarutan gas dalam minyak

Dalam proses produksi penurunan tekanan reservoir dibawah tekanan


gelembung dapat menyebabkan bertambahnya gas yang dibebaskan dari
larutan. Hal ini akan menyebabkan harga PI turun karena permeabilitas efektif
terhadap minyak juga akan berkurang yang disebabkan oleh naiknya saturasi
gas.

 Faktor volume formasi minyak


Di atas tekanan gelembung penurunan tekanan akan menyebabkan naiknya
factor volume formasi minyak (Bo) akibat adanya pengembangan gas dari
minyak, sedangkan di bawah tekanan gelembung penurunan tekanan akan
mengakibatkan Bo turun dengan cepat karena adanya penyusutan akibat
dibebaskannya gas yang terlarut. Jadi dengan adanya kenaikan Bo akan
menurunkan harga PI.

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PI

 Viscositas
Di bawah tekanan gelembung akan mengakibatkan bertambahnya gas
dibebaskan dari larutan sehingga viscositasnya naik, hal ini akan menghambat
proses produksi, sehingga harga PI akan turun.
Draw-down Makin besar draw-down, makin besar pula laju aliranya sehingga
PI naik

Ketebalan lapisan
Makin tebal lapisan produktif, makin besar pula harga PI-nya.

 Mekanisme pendorong
Kecepatan perubahan tekanan reservoir akibat proses produksi sangat
dipengaruhi oleh jenis mekanisme pendorongnya

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PI

Minyak diproduksikan secara alami, berdasarkan tenaga


pendorong dari reservoir (Drive Mechanism), meliputi :

 Solution Gas Drive Reservoir


Tenaga pendorong oleh gas yang terlarut dalam minyak (fluida)
 Gas Cap Drive Reservoir
Tenaga pendorong didominasi oleh gas yang terperangkap dalam
reservoir
 Water Drive Reservoir
Tenaga pendorong minyak di dominasi oleh air.
 Combination Drive Reservoir
Gabungan dari beberapa tenaga pendorong.
 Gravity Drainage

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


MEKANISME PENDORONG RESERVOIR

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


ISTILAH :

 GOR (Gas Oil Ratio)


Perbandingan antara gas yang terproduksi dengan minyak, (Qg /
Qo mmscf/bbl)
 GLR (Gas Liquid Ratio)
Perbandingan antara gas yang terproduksi dengan total Liquid,
(Qg / Qo + Qw mmscf/bbl)
 Recovery Factor
Prosentase jumlah pengambilan minyak dari reservoir
 Reservoir Drainage
Batas penyebaran reservoir
 Pb (Tekanan bubble)
Tekanan dimana saat pertama kali mulai terbentuk gelembung-
gelembung gas
 Pres
Tekanan Reservoir

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


MEKANISME PENDORONG RESERVOIR

 Tenaga dorong alamiah yang dimiliki oleh reservoir untuk dapat


memproduksikan minyak / gas bumi secara primary recovery
sampai batas ultimate recovery

 Drive mechanism harus diketahui secepat mungkin untuk


keperluan :
 Reservoir drainage strategy
 Ultimate primary recovery, recovery factor
 Individual well production performance
 Reservoir Performance
 Keputusan waktu yang tepat dilakukan EOR

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


SOLUTION / DISSOLVED DRIVE MECHANISM

 Gaya dorong berasal dari gas yang terlarut yang berada


dalam zona minyak, dimana akan ikut terproduksikan apabila
tekanan reservoir dibawah tekanan gelembung (bubble
point).
 RF Ultimate Rec = 8 – 20 %

Performance :
 Rate produksi minyak turun drastis

 Tekanan reservoir menurun tajam

 GOR meningkat seiring dengan produksi, dan apabila Pres <


Pb
 Sedikit memproduksikan air, relatif stabil

 Kandidat yang baik untuk EOR

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


Pres > Pb Pres < Pb

Undersaturated Saturated

GOR

BOPD Pressure
Oil rate

WOR

Time or Cum.
“PRODUCTIVITY INDEX”
Production
Oleh : Muchamad Yani
GAS CAP DRIVE MECHANISM

 Gaya dorong yang berasal dari tudung gas


 RF Ultimate Rec = 20 – 35 %

Performance :
 Rate produksi minyak menurun

 Tekanan reservoir menurun landai

 GOR meningkat pesat

 Sedikit memproduksikan air, relatif stabil

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


Pressure
GOR

BOPD
Oil rate

Time or Cum.
OlehProduction
“PRODUCTIVITY INDEX”
: Muchamad Yani
WATER DRIVE MECHANISM

 Water drive
 Gaya dorong berasal dari aquifer aktif yang berada di
bawah zona minyak
 RF Ultimate Rec = 35 – 55 %

Performance :
 Rate produksi minyak menurun landai

 Tekanan reservoir menurun konstan / landai

 GOR konstan

 Rate produksi air meningkat tajam (high WC)

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


WOR
Pressure

BOPD
Oil rate GOR

Time or Cum. Production


“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani
COMBINATION DRIVE MECHANISM

 Ditandai dengan adanya Gas Cap dan Aquifer aktif pada


reservoir (kombinasi dari drive mechanism yang ada)
 RF Ultimate Rec = 30 – 60 %

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


GRAVITY DRAINAGE MECHANISM

 gejala alam yang mempengaruhi fluida formasi yang


menyebabkan terjadinya pemisahan akibat perbedaan berat
jenis (densitas) dari fluida reservoir
 Tergantung pada :
 Sudut kemiringan
 Permeabilitas di arah kemiringan
 Viscositas fluida

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


Gas Cap Drive
Produksi

Water Drive

Solution Gas Drive

Waktu

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


ASPEK RESERVOIR TERHADAP PERILAKU SUMUR

ALIRAN FLUIDA DALAM MEDIA BERPORI

(DARCY’S Law sebagai dasar perhitungan aliran didalam media


berpori)
Fluida yang mengalir dari formasi ke lubang sumur, dipengaruhi
oleh beberapa factor, yaitu :

1. Sifat fisik dari formasI


2. Geometri sumur dan daerah pengurasan
3. Sifat fisik fluida yang mengalir
4. perbedaan tekanan antara formasi dengan lubang sumur
saat terjadi aliran

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


dimana :
kA dP q = laju aliran
q
 dx  = viskositas
k = permeabilitas
A = luas penampang
dP/dx = gradien tekanan

Area
q (A)

x
“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani
Asumsi yang digunakan untuk persamaan diatas adalah:

1. Kondisi aliran steady state


2. Ruang pori batuan 100 % disaturasi oleh fluida yang mengalir
3. Viscositas dari fluida yang mengalir adalah tetap
4. Kondisi Isothermal
5. Alirannya horizontal dan linier

Secara teoritis Kermitz E. Brown (1967) telah mencoba


memberikan batasan terhadap besarnya produktivitas sumur,
yaitu :

•PI rendah jika kurang dari 0.5


•PI sedang jika antara 0.5 sampai 1.5
•PI tinggi jika lebih dari 1.5

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


ASPEK RESERVOIR TERHADAP PERILAKU SUMUR

PRINSIP ALIRAN DARI RESERVOIR KE LUBANG SUMUR


(Classification of Reservoir Type According to Absolute
Permeability)

Permeability Millidarcy (md)


Classification

Very Low 0 – 0.01


Low 0.01 – 1.0
Average 1.0 – 100
High 100 – 10,000
Very High 10,000 – 100,000

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


LAJU ALIR PADA SUMUR VERTIKAL

Pada laju alir pada sumur vertical ini akan dibahas laju alir
vertical pada aliran steady state dan pseudo steady state.
Kedua laju alir tersebut mempunyai cara perhitungan yang
berbeda.

1. Laju Alir Steady –State


Kondisi stedy state (kondisi mantap) terjadi jika tekanan
disetiap titik di reservoir tidak berubah terhadap waktu.
Pada kenyataanya sangat sedikit reservoir yang
mempunyai kondisi ini. Banyak reservoir yang
diproduksikan, tekanannya berubah (menurun) terhadap
waktu. Ketika fluida mengalir pada sumur vertical dan
diproduksikan, daerah aliran akan mengecil. Hal ini akan
menyebabkan peningkatan kecepatan aliran dan
peningkatan gradien tekanan.
“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani
harga q untuk aliran steady state sebagai berikut :
2kh( Pe  Pw )
q  FD
 ln( Re / Rw )

Jika pengaruh skin diperhitungkan maka

2kh( Pe  Pw )
q  FD
l[ln( Re / Rw )  S ]

dimana :
FD = 0,001127

Aliran fluida akan berkurang jika S positif, misalnya ada


kerusakan reservoir di sekitar lubang sumur dan aliran
fluida akan meningkat jika dilakukan stimulasi misalnya
acidizing.

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


2. Laju Aliran Pseudo Steady State pada Sumur Vertikal

Kondisi steady state dimulai ketika gangguan tekanan yang


dihasilkan oleh sumur yang berproduksi, sampai pada batas
dari daerah pengurasan sumur. Dengan kata lain, ketika
massa fluida terletak pada batas reservoir mulai bergerak
menuju sumur produksi produksi kondisi steady state mulai
terjadi

persamaan laju aliran untuk sumur vertical pada


pusat bidang pengurasan didapat :

kh ( pe  p wf )
q
141,2 o Bo [ln(re / rw )  0,5]

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


Persamaan pseudo-steady state berdasarkan tekanan
reservoir rata-rata untuk sumur vertical yang
ditemapatkan tidak dipusat pada daerah pengurasan
ditulis sebagai berikut :

kh ( p  p wf ) /(141,2 o Bo )
q
 
ln 2,2458 A / (C A rw2 )  s  s m  Dq

dimana :
sm = faktor skin mekanis
s = faktor skin
Dq = turbulensi di sekitar lubang sumur
CA = shape factor

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani
LATIHAN-1

Diketahui data reservoir Gas Cap Drive dengan tekanan reservoir, Ps


2000 psi; tekanan alir dasar sumur, Pwf 1400 psi dan laju produksi,
qo 65 bpd

Pertanyaan :
Berapakah Productivity Index-nya ?

q
PI  J 
(Ps - Pwf)
65
PI 
2000 - 1400 
PI = 0,11 bbl/psi

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani
INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP

Inflow Performance Relationship (IPR) adalah kelakuan aliran air,


minyak dan gas dari formasi ke dasar sumur yang dipengaruhi oleh
Produktivitas Index.
Data yang diperlukan untuk membuat grafik IPR adalah laju produksi
(qo), tekanan alir dasar sumur (Pwf) yang diperoleh dari uji produksi dan
tekanan static (Ps) dari uji tekanan.

1. IPR Aliran Fluida Satu Fasa


Perhitungan aliran fluida satu fasa dari formasi ke dasar sumur pertama
kali dikembangkan oleh Darcy untuk aliran non-turbulen dan
dikembangkan oleh Jones, Blount dan Glaze untuk aliran turbulen.

q
J 
Pe  Pwf

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP

Untuk menentukan besarnya laju produksi dapat digunakan


persamaan Darcy, untuk aliran radial, yaitu :

ko h ( Pav  Pwf )
q  0,007082
 o Bo {Ln (re / rw )  0,5  S }
S = skin factor,
S = +, diasumsikan terjadi kerusakan formasi
S = -, diasumsikan terjadi perbaikan
S = 0, keadaan normal

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


Sudut AOB adalah :
OB Ps  PI
tan     PI
OA Ps

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


2. IPR untuk Aliran Fluida Dua Fasa
Untuk sumur yang telah berproduksi dimana tekanan dasar sumur telah
turun di bawah tekanan gelembung sehingga gas bebas ikut terproduksi,
maka kurva IPR tidak linier lagi tetapi berupa garis lengkung.
Vogel menurunkan persamaan aliran fluida dua fasa :

2
qo  Pwf  P 
 1  0,2   0,8 wf 
qomax  Pr   Pr 

qo = laju produksi minyak, bbl


qomax = laju produksi minyak maksimum, bbl
Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi
Pr = tekanan reservoar rata-rata, psi

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani
“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani
“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani
Kurva IPR satu Fasa
Asumsi : 4. Membuat sumbu koordinat q pada sumbu x dan
tekanan pada sumbu y
- Minyak saja
5. Memplot tekanan statiknya
- Dengan atau tanpa pengaruh skin 6. Menentukan laju produksi maksimal, bila Pwf = 0
- Reservoir homogen untuk setiap fisik batuan qmaks= J x Ps
- Reservoir isotropik (Permeabilitas sama besar) 7. Menghubungkan tekanan reservoir dengan q maks

- Formasi dibuka pada seluruh ketebalan


- Fluida satu fasa
Prosedur Perhitungan :
1. Dari data uju tekanan tentukan tekanan reservoir
rata-rata atau tekanan statik sumur
2. Berdasarkan data uji produksi, menentukan q
dan Pwf
3. Hitung PI dengan menggunakan

q
PI 
Ps  Pwf

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


Kurva IPR Dua Fasa

Dengan Pengaruh skin Sehingga apabila dibuat IPR dengan persamaan Pwf1
 Metode Standing 1. Akan lurus atau hampir lurus untuk harga FE < ,
Merupakan pengembangan persamaan Vogel meskipun alirannya dua fasa.
2. Berlawanan dengan definisi kinerja aliran karena
2 dengan berkurangnya harga Pwf laju alirpun berkurang
qo Pwf  Pwf 
 1  0,2  0,8 
maka
qo yang
max
harus dihitung Ps  Ps  b. Metode Couto
Pwf1 = Pr – FE (Pr – Pwf)
Memanipulasi persamaan Standing untuk kelakuan
FE = Flow efficiency
aliran fluida dari formasi ke lubang sumur, dengan cara
Merupakan perbandingan antara indek produktifitas nyata
menggabungkan definisi indek produktivitas.
dengan produktifitas ideal. Dengan demikian FE berharga
< 1 apabila mengalami kerusakan dan sebaliknya
FE = Jactual/Jideal

Disarankan digunakan di awal sumur berproduksi


karena harga Ko, Bo, μo dapat diperoleh dengan mudah
B
J ideal  141,2 xS dan teliti
kh   Ko 
 Pr( FE ) x(1  R)1,8  0,8( FE )(1  R)
h
q  0,00419  
 ln(0,472re / rw )   o Bo 
Pwf
R
Pr

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


c. Metode Harrison e. Metode Fetkovich
Merupakan penyempurnaan metode Standing Memplot antara qo terhadap (Pr2 – Pwf2) pada
khususnya untuk kurva IPR yang tidak kertas grafik.
seharusnya. qo = J (Pr2 – Pwf2)n

 
q n = faktor turbulensi
 1,2  0,2 Exp (1,791759 Pwf ' / Pr)
q max n mendekati satu berarti derajat turbyulensi
rendah yaitu aliran merupakan aliran laminer,
Pwf1 = Pr – FE (Pr – Pwf) sedangkan untuk harga n minimum 0,5,
d. Metode Pudjo Sukarno menunjukkan bahwa derajat turbulensi sangat
tinggi. Makin kecil harga n maka makin besar
Persamaan ini dikembangkan dengan
derajat turbulensinya.
menggunakan simulasi reservoir hipotesis
dengan memperhitungkan pengaruh faktor skin.

a1…,aa51 = Konstatnta
a3 Pd  a5 P persamaan
2
q
 Dimana yang
: Pd merupakan
d
Pwf / Pr
fungsi1 
qmax@ S 0 dari  a skin.
a Pfaktor Pd2
2 d 4
an = c1 Exp (c2S) + c3 Exp (c4S)

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


Kurva IPR tiga Fasa

1. Metode Petrobras - Laju produksi total


Asumsi :
merupakan pengembangan metode Vogel tetap q tot =qomaks + Fw (Pr – (qomaks/J))tan ( )
dengan melihat (qo, qw, qg). IPR pada Petrobras
merupakan IPR gabungan. b.  alir dasar sumur lebih kecil dari pada
Tekanan
Perhitungan awal Menentukan Kurva IPR 3 Fasa tekanan saturasi
Data yang diperlukan
Perhitungan sama seperti pada point a. beda
Tekanan reservoir
Tekanan saturasi untuk menentukan harga J
Tekanan alir dasar sumur
Laju produksi total pada tekanan alir dasar sumur
Fraksi air
Dapat terjadi dua kemungkinan qt ,test
J 
Dimana :
a. Tekanan alir dasar sumur lebih besar dari X
tekanan saturasi. X = Fo [Pr Pb(Pb.A/1,8)] + Fw (Pr – Pwf, test)
- Menghitung PI
PI = q / (Ps – Pwf), bbl/day/Psi A = 1 – 0,2 (Pwf, test/Pb) – 0,8 (Pwf,test/Pb)2
- Laju produksi pada tekanan saturasi
qb = J (Pr – Pb)
- Laju produksi maksimum
qo maks = qb + (JPb)/1,8

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


2. Metode Pudjo Sukarno
Asumsi : - Faktor skin sama dengan nol
- Gas, minyak dan air berada dalam satu lapisan dan mengalir bersama-sama,
secara radial dari reservoir menuju lubang sumur.

2
qo  Pwf   Pwf 
 Ao  A1    A2  
qt, max  Pr   Pr 
An = Co + C1 (WC) + C2 (WC)2
Cn ditunjukkan dalam tabel

WC  P Pwf 
p1 xExp  2 
WC @ Pwf  Pr  Pr 
Harga P1 dan P2 tergantung pada harga water cut

P1 = 1,606207 – 0,1300447 x ln (WC)

P2 = - 0,517792 + 0,110604 x ln (WC)

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


Kinerja Aliran Fluida Dalam Pipa Vertikal

Metode Poettman & Carpenter


Metode Gilbert
Metode Baxendall & Thomas
Metode Fancher Dan Brown

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


LATIHAN-2
Reservoir dengan mekanisme water-drive reservoir,
Data sumur :
Tekanan Reservoir (Pr) = 2200 psia
Tekanan Alir Dasar Sumur (Pwf) = 950 psia
Rate Produksi (q) = 100 bbl/day
Radius Pengurasan Sumur, rw = 0.39 ft
Radius Pengurasan Efektif, reff = 750 ft;
Tebal lapisan (h) = 15 ft
Permeabilits (k) = 10 mD
Viskositas = 0.95 cP
Produksi Minyak, qo = 75 bbl/day
Faktor Volume Formasi (Bo) = 1.240 bbl/stb

Hitung
(1) (dp)skin,
(2) Jika (dp)skin = 0, hitung rate produksi minyak
(3) Hitung (dp)skin, jika rw = 5.5 ft.
(4) Hitung PI

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


Persamaan yang digunakan :

1,3.

2.

q
4. PI  J 
(Ps - Pwf)

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


Penyelesaian

(1)

(2). Jika (dp) skin = 0

(3) Untuk rw = 5.5 ft.

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


(4) Perhitungan PI

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani


Maman Suryaman, H., ST.
Email : maman_s@pertamina-dohsbs.com

Pendidikan
• S1 Teknik Perminyakan Trisakti
• Pengalamn Bekerja
• Petroleum Engineer @ BATM USAKTI
• Supervisor Pompa ESP @ PT PSS
• Production Engineer @ PT Pertamina EP
• Analis Data Produksi @ PT Pertamina EP

Pengalaman Akademik
 Assisten Praktikum Lab. Konservasi Peralatan Pemboran & Produksi
Univ. Trisakti
 Tugas Akhir di TotalFinaElf Kalimantan Timur: Re-entry Dual Exit
Used Coiled Tubing Drilling

Pengalaman Organisasi
 Anggota Parlemen MM-USAKTI
 Ketua BP-HMJTP Teknik Perminyakan
 Anggota SPE student chapter Trisakti
 Anggota IATMI

“PRODUCTIVITY INDEX” Oleh : Muchamad Yani

Anda mungkin juga menyukai