Anda di halaman 1dari 36

Tatalaksana fraktur femur

Ratna dwi krismondani


Farmakologi
• Pasang IVDF 2 jalur RL 500 cc dalam 2 jam

• Oksigen 4l/ menit dengan nasal kanul

• Analgetik ; tramadol drip 200 mg dalam 500 cc RL, ketorolac 30 mg IV


bolus
• Ondansteron 3x 4 mg IV

• ATS/TT IM
NON FARMAKOLOGI
• imobilisasi dengan spalk 3 sisi dari panggul ke lutut

• pasang DC, monitor urin output

• konservasi dengan traksi atau direncanakn untuk operatif dengan ORIF


FARMAKOLOGI
• IVDF adalah memasukan cairan atau obat
langsung kedalam pembuluh vena dalam
jumlah banyak dan dalam waktu tertentu
dengan menggunakan infus set
• Tempat pemasangan ; vena metacarpal,
vena basilica pada pergelangan tangan
dalam, vena sepalica pada pergelangan
tangan luar, bisa juga pada vena umbilicus,
vena frontalis dan temporalis pada bayi dan
anak, vena saphenous, dorsalis pedis Pasang IVFD 2 jalur RL
500 cc dalam 2 jam
• Adalah pemberian oksigen secara kontinyu
dengan kecepatan 1-6 liter/menit serta
konsentrasi 20-40 persen. Dengan cara
memasukan selang yang terbuat dari plastik
dalam hidung dan mengaitkannya kebelakang
telinga. Panjang selang yang dimasukan kedalam
hidung hanya berkisar 0,6-1,3 cm

Tujuan ;

• Memberikan oksigen dengan konsentrasi


relative rendah saat kebutuhan oksigen minimal

• Memberikan oksigen yang tidak terpuus saat


pasien makan atau minum
Oksigen 4l/ menit
dengan nasal kanul
• Adalah analgesik kuat yang bekerja pada
reseptor opiat dimana tramadol mengiklat
secara sterospesifik pada reseptor saraf
pusat sehingga memblok rasa neyri dan
respon terhadap nyeri
• Tramadol juga menghambat pelepasan
neurotransmitter NOREFINEFRIN DAN
SEROTONIN pada ujung saraf aferen yang
peka terhadap rangsang akibatnya impuls
nyeri terhambat Tramadol drip 200 mg
dalam 500 cc RL
• adalah obat golongan anti inflamasi non
steroid / AINS untuk mengobat nyeroi
sedang hingga berat, penggunaannya maks
5 hari. Dan tidak disarankan untuk nyeri
kronis dan nyeri ringan yang masih dapat
di obati oleh obat anti nyeri lain
• Mekanisme kerja dengan menghambat
enzim siklooksigenase 1 dan 2 yang
dibutuhkan dalam sintesis prostaglandin
• Efek samping ; menimbulkan pendarahan Ketorolac 30 mg IV
karena penghambatan agregasi dari
bolus
platelet lambung,
Ondansentron 3x 4 mg IV
• Bekerja sebagai antagonis selektif Dan bersifat
kompetetif pada reseptor 5HT3, obat ini akan
menghambat reseptor serotonin pada ssp dan
saluran pencernaan
• Pemberian sitostatik/kemoterapi dan radiasi
menyebakan terjkadinya pelepasan 5HT dari
usus halus yang merupakan awal terjadinya
reflex muntah pada aktivasi aferen aferen vagal
melalui reseptor 5HT3
Pemberian ATS/TT IM
pasien yang mengalami kecelakaan yang beresiko mengalami tetanus merupakan factor kondisi yang
mengindikasikan pemberian vaksin tetanus. syaratv luka yang terindikasi mendapatkan vaksin tetanus
adalah ;

• fraktur terbuka

• luka gigitan binatang

• luka tusuk dalam luka memar dan luka bakar

• luka yang terkontaminasi dengan tanah

terdiri dari pemberian vaksin tetanus toksoid/tt 0,5 ml tidakuntuk mencegah tetanus saat itu namun
untuk membentuk kekebalan tubuh terhdap tetanus dan imunisasi pasif yaitu pemberian anti tetanus
serum/ats sebanyak 1500 iu yang dapat langsung mencegah timbulnya tetanus
NON FARMAKOLOGI
PRINSIP PENANGAN FRAKTUR

• Recognition diagnosis dan penilaian fraktur

• Reduction mengembalikan atau memperbaiki bagian-bagian yang patah kedalam bentuk


anatomis

• Retention immobilisasi setelah fraktur di reduksi , fragmen tulang harus di mobilisasi atau

dipertahankan dalam bentuk yang benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasidapat


dilakukan dengan fiksasi interna atau eksterna. Fiksasi interna meliputi pembalutan, gips, pin,
bidai, traksi kontinu, dll. Sedangkan implant logam berperan sebagai fiksasi interna untuk
mengimobililisasi fraktur

• Rehabilitation yaitu mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin


Prinsip Umum Pengobatan Fraktur
ada 6 prinsip umum :
1. Jangan membuat keadaan lebih jelek
2. Pengobatan berdasarkan atas diagnosis dan prognosis yang akurat. (Faktor penting
: umur, lokalisasi dan konfigurasi, pergeseran awal serta vaskularisasi dari fragmen
fraktur)
3. Seleksi pengobatan dengan tujuan khusus. (menghilangkan nyeri, memperoleh
posisi yg baik dari fragmen, mengusahakan terjadinya penyambungn tulang,
mengembalikan fungsi secara optimal)
4. Mengingat hukum-hukum penyembuhan secara alami
5. Bersifat realistik dan praktis dalam memilih jenis pengobatan
6. Seleksi pengoatan sesuai dengan penderita secara individual. (mempertimbangkan
faktor umur, jenis fraktur, komplikasi yg terjadi, keadaan sosial ekonomi)
• Tujuan penyembuhan fraktur adalah ;

1. Mengurangi rasa nyeri ; poemasangan bidai danbgips

2. Mempertahankan posisi ideal dari fraktur ; pemasangan traksi continue,


fiksasi internal, fiksasi eksternal
3. Membuat tulang kembali menyatu

4. Mengembalikan fungsi seperti semula


prosedur operatif ORIF
• ORIF / OPEN REDUKSI INTERNAL FIKSASI adalah suatu tindakan pembedahan

untuk memanipulasi fragmen fragmen tulang yang patah/fraktur sedapat


mungkin kemlai seperti letak asalnya. Internal fikasasi biasanya melibatkan
penggunaan plat, sekrup, paku maupun suatu intermedulary untuk
mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembhan tulang
yang solid terjadi

• Sebelum dilakukan reduksi dan imobilisasi fraktur pasien harus diperoleh izin

untuk melakukan prosedur dan analgetik diberikan sesuai dengan ketentuan.


Bila perlu dilakukan anestesi, ekstremitas yang akan di manipulasi harus
dirtangani dengan lembut untuk mencegaj kerusakan lebih lanjut
Penanggulangan fraktur tertutup
• pengobatan standar dengan cara konservatif berupa reposisi tertutup dan

dilakukan imobilisasi dengan gips. Jika setelah dilakukan reposisi tertiutup


hasilnya kurang baik dan menghasilkan angulasi maka ianjurkan dilakukan
open reduksi dengan operasi dan pemasangan internal fiksasi setelah 3
minggu. Metode pengobatan operatif ; pemasangan plate dan screw, nail
intrameduler. Immobilisasi dengan gips biasanya sulit dipertahankan
sehngga diperlukan jalan operasi
Metode pengobatan fraktur
• Fraktur Tertutup

• Konservatif

• Reduksi tertutup dengan fiksasi eksterna atau fiksasi perkutaneus dengan


K-wire
• Reduksi terbuka dan fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang

• Eksisi fragmen tulang dan penggantian dengan protesis


Konservatif
Terdiri atas :
1. Proteksi semata-mata (tanpa reduksi atau imobilisasi).
Untuk mencegah trauma lebih lanjut, misal pakai sling
(mitela) atau tongkat. Diindikasikan pada fraktur-frakur
tidak bergeser.
2. Imobilisasi dengan bidai eksterna (tanpa reduksi).
Hanya memberikan sedikit imobilitas, biasanya
menggunakan plaster of Paris (gips) atau bidai dari
plastik atau metal.
3. Reduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi eksterna,
menggunakan gips. Dilakukan baik dengan pembiusan umum atau lokal.

4. Reduksi tertutup dengan traksi berlanjut diikuti imobilisasi. Bisa


dengan beberapa cara, yaitu traksi kulit dan traksi tulang.

5. Reduksi tertutup dengan traksi kontinu dan counter traksi. Dengan


menggunakan alat mekanik seperti bidai Thomas, bidai Brown Bohler,
bidai Thomas dengan Pearson knee flexion attachment. Dua tujuan
utama berupa reduksi yg bertahap dan imobilisasi.
4 metode traksi yang digunakan :
• Traksi kulit
• Traksi menetap
• Traksi tulang
• Traksi berimbang dan traksi sliding
Reduksi tertutup dengan fiksasi eksterna atau fiksasi
perkutaneus dengan K-wire

Setelah dilakukan reduksi tertutup pada fraktur yang


bersifat tidak stabil, maka reduksidapat dipertahankan
dengan memasukan K-wire misalnya pada fraktur proksimal
femur dengan memasukan batangan metal.
REDUKSI TERBUKA DENGAN FIKSASI INTERNA ATAU
FIKASASI EKSTERNA TULANG

Operasi dengan menggunakan alat seperti kirschner wire,


kuntscher nail, screw, plate and screw.
Pemasangan kateter untuk monitor urin

Anda mungkin juga menyukai