Anda di halaman 1dari 20

Provinsi : Sulawesi Utara

Kabupaten/Kota : Kota Manado SSR


Tanggal isi : 13 Desember 2017
Nama Peneliti :
Nama-nama peserta kerja kelompok :
No Nama Institusi Jabatan No HP

1 Freti Saroinsong Dinas Kesehatan Kota Wasor TB-HIV 082394292775


Manado
2 Effendy Danakusumah BAPELITBANGDA Kota KaSubBid Urusan 081356067897
Manado pemerintahan
Bidang SosBudPem
3 Joni Wuisan KPA Kota Manado Pengelola 081340621468
Sekretariat
4 Wem Wengke Wilayah Ranotana Weru Tokoh Agama 081356496421

5 Stevie Rengkuan SSR Kota Manado Koordinator 081340208962

6 Christian Lombogia SSR Kota Manado Data collecting 085240855566


Verifikasi hasil Self Assessment (SA)
Advokasi 1
• 1a Memanfaatkan AnSit TB sebagai dasar kegiatan advokasi
 Telah koordinasi dengan badan legislative dan eksekutif, AnSit selalu menjadi
bahan acuan/ dasar dalam advokasi. Respon baik dari lembaga tersebut juga dari
dinas kesehatan seperti keterlibatan dalam lobi eksekutif legislative juga dalam
Kegiatan Roadmap TB HIV Kota Manado. Tertuang dalam kesepakatan bersama
melibatkan eksekutif,legislatif, organisasi dan komunitas. Nilai: 4
• 2a Pertemuan rutin NGO dan Mitra sector terkait dilakukan secara rutin, baik dari
SSR Manado ke KPA contohnya, maupun dari KPA koordinasi ke SSR dalam setiap
kegiatan rapat koordinasi(Rakor) kita terlibat bersama. Dilakukan 2 arah, bimonthly
meeting, quartally meeting capaian meningkat. Kolaborasi meningkat. Nilai: 4
• 3a Pertemuan penggalangan dana CSR dilakukan komunikasi dengan pihak pelkesi,
maupun yayasan rumah sakit advent namun perlu ditinggkatkan.
• 4a Pengembangan internalisasi program. Rapat rutin internal staf SSR sehubungan
dengan evaluasi kegiatan dan capaian vs target. Nilai: 3
• 5a Membangun jejaring mitra untuk advokasi dilakukan kerjasama dengan pihak
KPA, IDI, PPNI, IBI, Darma wanita, WKI(Kaum ibu) dalam kegiatan advokasi, lobby
eksekutif legislatif dan roadmap TB HIV Kota Manado. Kader SSR Manado juga aktif
terlibat dalam koordinasi dan pelatihan dengan CSO (KPA, IAC). Nilai: 3
Advokasi 2
• 6a Pengembangan kapasitas mitra jaringan dilakukan dengan mitra
seperti memberikan materi (Narasumber) terkait informasi dasar TB dan
HIV kepada populasi kunci/ organisasi berbasis komunitas yang dibina
oleh KPA Kota Manado; batamang+, manado men community, satu hati
Sulawesi utara, yayasan salut. Output: para ODHA dan pendamping
memeriksakan TB, sehingga impact terjadi kolaborasi TB-HIV di
masyarakat,mayarakat semakin sadar. Nilai: 4
• 7a Menyusun RAD dan Roadmap telah dilakukan dengan dokumen yang
di tuangkan dalam kesepakatan bersama melibatkan DPRD,Dinas
Kesehatan,BAPELITBANG, Rumah sakit PMDT, KPA, organisasi profesi
IDI,PPNI,IBI, komunitas lainnya. Nilai 3.
• 8a Rapat rutin bersama mitraPertemuan rutin NGO dan Mitra sector
terkait dilakukan secara rutin, baik dari SSR Manado ke KPA contohnya,
maupun dari KPA koordinasi ke SSR dalam setiap kegiatan rapat
koordinasi(Rakor) kita terlibat bersama. Dilakukan 2 arah, bimonthly
meeting, quartally meeting, Nilai: 4
Advokasi 3
• 9a Publikasi Ansit ke media massa yaitu di manado post, kegiatan tb day
kegiatan aksi ketuk pintu menimbulkan dampak cakupan temuan suspek dan
kasus TB meningkat. Masyarakat mendapat informasi lebih luas melalui
media masa. Masyarakat diberi kesempatan dialogue interaktif sehingga
kendala seputar TB HIV mendapat solusi. Nilai 4.
• 10a Melakukan lobby eksekutif telah dilakukan pertemuan koordinasi rutin
dengan dinas kesehatan, belum ke top eksekutif namun sudah melakukan
lobby ke dinas kesehatan, dan Bapelitbang tertuang dalam RKA. Nilai 3.
• 11a Melakukan lobby legislatif telah dilakukan pertemuan dan advokasi
dalam beberapa pertemuan, dan diundang dalam kesempatan roadmap
mnghasilkan kesepakatan bersama. Nilai: 3
• 12a Monitoring advokasi telah dilakukan koordinasi dengan legislative dan
eksekutiv terkait perhatian program TB. Nilai 2
Komunikasi 1
• 15a Pelatihan kader telah dilakukan dengan hasil yang baik mencapai target bahkan
melebihi target. Di masyarakat kader kami sangat aktif menyuluh dalam setiap
kesempatan. Nilai 4.
• 16a Pelatihan penyegaran(re training) dilakukan untuk 1 kader dari puskesmas
tikala baru. Dengan melibatkan kader tsb dalam acara2 TB, monev, Pelatihan PMO,
Health education dan pembinaan langsung dari staff SSR. Nilai 3
• 17a Pelatihan toga dilakukan sejak 2016. Toga aktif menyuluh dalam setiap
kesempatan termasuk sempat membuat brosur (mandiri). Nilai 4.
• 18a Pelatihan PMO rutin dilakukan setiap per Kasus TB, BTA+,rontgen+,TB anak.
PMO melakukan tugas mendampingi pasien hingga tuntas berobat. PMO aktif
berkonsultasi dengan petugas TB puskesmas maupun DC SSR seputar kendala yang
dialami seputar minum obat. Nilai 4
• 19a KMP; telah dilakukan pelatihan dan koordinasi membentuk KMP melibatkan
pasien supporter, kader, petugas tb puskesmas, mitra kerja terkait TB. Nilai 2
Komunikasi 2
• 20a Penyuluhan kader aktif. Penyuluhan kader telah dilakukan dengan hasil
yang baik terlihat capaian mencapai target bahkan melebihi target. Di
masyarakat kader kami sangat aktif menyuluh dalam setiap kesempatan,
seperti posyandu, ibadah, dan pengumuman lewat pengeras suara. Nilai 4.
• 21a Penyuluhan Toga aktif. Di masyarakat toga sangat aktif menyuluh dalam
setiap kesempatan, seperti posyandu, ibadah, dan di wilayah kerja toga
koordinasi dengan kader. Nilai 4.
• 22a Sosialisasi TB Day melalui tv local(kompas tv, radio RAL Fm, media masa
Manado post). Nilai 4
• 23a Sosialisasi media massa terkait penanggulangan TB. Nilai 3
Mobilisasi social 1
• 30a KMP telah melaksanakan kegiatan tapi belum secara rutin. Nilai 2
• 31a Nilai 4. Kegiatan terkait kesehatan (TB day, HAS, HKN)Sudah sesuai.
4. Kegiatan pengendalian TB dan TB-HIV di kabupaten (fokuskan apakah
sudah berjalan dengan efektif dan apakah ada yang tidak terlaksana,
mengapa ada yang berhasil dan ada yang tidak, bagaimana solusi yang
diberikan
• Sudah efektif dilakukan. Beberapa kendala yakni kader keaktifan tidak
merata/ volunteer. Pertemuan evaluasi (Monev) dilakukan rutin,
memang kendala dalam hal re training kader, namun telah
diupayakan seoptimal mungkin.
5. Kegiatan Promkes yang telah dilakukan di kota manado yang
berhubungan dengan TB, TB-HIV

• Kegiatan promosi kesehatan melibatkan kader dan toga dalam Health


Education/HE.
• Sosialisasi kepada organisasi berbasis komunitas dan jejaring.
• Program PIS PK Dinas Kesehatan  Program Indonesia sehat dengan
pendekatan keluarga. Petugas turun langsung ke rumah2, masalah2
kesehatan
B. OUTPUT/OUTCOME
1. Apa kontribusi kegiatan ACSM terhadap kegiatan TB dan TB-HIV di
kabupaten baik secara umum atau khusus

• AnSit
• Melakukan evaluasi kinerja.
• Supervisi
• Lobi.
• Roadmap
2. Apakah hasil kegiatan ACSM selama ini sudah terlihat manfaatnya dan
apa dampaknya selama ini untuk Aisyiyah, SR, SSR, dan masyarakat?

• Terlihat perkembangan dari temuan suspek


• Kesembuhan pasien.
3. Apakah hasil kegiatan ACSM TB dan TB-HIV di kabupaten sudah atau
berpeluang ada peningkatan anggaran (20%) dan ada kebijakan yang
direkomendasikan? Berikan penjelasan.

• Kesepakatan bersama.
• Selalu dibuat usulan untuk anggaran.
• Keterbatasan anggaran.
1. Isu terkini atau masalah apa saja yang terkait dengan program TB-HIV
di kabupaten ini terutama terkait dengan kegiatan ACSM?
A.Bagaimana SSR dan kabupaten mengantisipasi isu tsb?
B. Rencana kegiatan apa yang akan dilakukan? Bekerjasama dengan
siapa saja (lintas sektor)

• Isu pendanaan Donor


 Menggandeng Dinkes, sektor swasta
 Mendorong DPRD utk merumuskan kebijakan terkait TB HIV
c. Tantangan apa yang dihadapi oleh SSR dan
kabupaten dalam upaya penanggulangan TB-HIV?
• Semakin meningkatnya kasus TB, semakin banyak tugas (sec umum)
• Belum menyeluruh ke seluruh wilayah Kota Manado.
• Kesejahteraan Kader dan petugas/ pengelola program TB HIV.
• Dana
d. Pendapat tentang peluang untuk menaikkan
anggaran TB-HIV sebesar 20% dari dana APBD)

• Usaha Kesepakatan bersama.


• Selalu dibuat usulan untuk anggaran.
• Keterbatasan anggaran.
Peluang: perda HIV telah ada. Menciptakan peluang untuk kolaborasi
TB-HIV
2. Closing Program
a. Bagaimana kabupaten mengantisipasi jika GF tidak lagi mendanai
kegiatan TB di kabupaten? Apa yang harus dilakukan? (mis: bekerjasama
untuk mendapatkan CSR)
• Pendanaan melalui APBD dan CSR.
3. KEKUATAN/KELEBIHAN KABUPATEN/KOTA DALAM MENDUKUNG PROGRAM TB-HIV
a. Apa kekuatan yang dimiliki oleh kabupaten dalam penanggulangan program TB-
HIV? (probe: TB sebagai prioritas, komitmen daerah, dana, faktor tokoh masyarakat
dan masyarakat, SDM, dll)

• TB  Perhatian Global.
• Di Kota Manado terdapat organisasi berbasis komunitas bisa
membantu program TB HIV.
• Komitmen PemDa: Eliminasi TB tahun 2025
• SDM bidang kesehatan di kota manado punya lembaga
pendidikan/perguruan tinggi bid kesehatan, fak kedokteran, IKM,
Akper.
4. SARAN
a. Apa saran Bapak/Ibu agar program TB-HIV
menjadi lebih baik?
• Advokasi
- Followup rutin terkait program TB HIV kepada legislatif maupun eksekutif.
- Adanya peraturan walikota terkait tb-hiv
• Komunikasi
- Re training kader dilakukan. Insentif kader.
- PMO (pasien stabil) turut diedukasi
- Petugas/ pemegang program insentif terkait pekerjaan resiko tinggi.
• Mobilisasi Sosial
- KMP TB dan koordinasi dengan mitra jejaring digiatkan.
- Keterlibatan dalam kegiatan TB day, HKN, HAS dll
b. Mohon saran dan masukan untuk memperkuat dan mencapai tujuan
program TB-HIV Aisyiyah di masa yang akan datang, terutama untuk
meningkatkan anggaran sebesar 20% program TB-HIV dari total
anggaran kesehatan di kabupaten ini?
• Advokasi oleh Asiyiyah kepada pemerintah pusat.
• Payung hukum/ legal aspect kuat mendorong daerah2 kab/kota
terkait anggaran kesehatan TB- HIV (20% dari anggaran kesehatan)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai