Anda di halaman 1dari 59

Pengertian Konflik Sosial

Faktor Penyebab Terjadinya Konflik


Sosial
Bentuk-bentuk Konflik
Dampak Adanya Konflik
Kekerasan
Cara Pengendalian Konflik dan
Kekerasan
 Robert M. Z. Lawang
Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh
kekuasaan, di mana tujuan dari mereka yang
berkonflik tidak hanya untuk memperoleh
kekuasaan tapi juga menundukkan saingannya.
 Soerjono Soekanto
Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang
perorang kelompok manusia berusaha untuk
memenuhi tujuannya dengan jalan menantang
pihak lain disertai dengan ancaman atau
kekerasan.
Perbedaan antar individu
Perbedaan latar belakang kebudayaan
Perbedaan kepentingan
Perubahan sosial yang cepat dan
mendadak
Situasi yang bertolak belakang
Perbedaan cara mancapai tujuan
Ketidaksamaan status
Proses Terjadinya Konflik Sosial
 Tahap disorganisasi sosial
Adalah proses berkurangnya pengaruh kekuatan
norma-norma terhadap masyarakat.
pada tahap ini masyarakat tidak mematuhi norma
dan cenderung bersikap sesuai keinginannya.
 Tahap disintegrasi sosial
Merupakan suatu keadaan di mana setiap anggota
masyarakat tidak menjalin kekuatan dan
kebersamaan lagi, melainkan saling bersaing, saling
bermusuhan, bahkan saling menjatuhkan.
Faktor penyebab terjadinya
disorganisasi dan disintegrasi
1. Ketidaksepahaman antar warga masyarakat
tentang tujuan yang telah disepakati
2. Norma-norma sosial tidak membantu
masyarakat dalam mencapai tujuan bersama
3. Sebagian warga masyarakat tidak mentaati
norma yang berlaku bahkan bertentangan
dengan norma tersebut
4. Lemahnya sanksi bagi warga yang melanggar
norma
 Berdasarkan pendapat Kurt Lewin
 Berdasarkan sifatnya
 Berdasarkan posisi pelaku yang
berkonflik
 Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik
 Berdasarkan konsentrasi aktivitas
manusia di dalam masyarakat
 Berdasarkan cara pengelolaannya
 Berdasarkan bentuknya
 Berdasarkan tempat terjadinya
Bentuk konflik Berdasarkan
pendapat Kurt Lewin

 Konflik positif-positif
 Konflik negatif-negatif
 Konflik positif-negatif
Konflik Destruktif Konflik Konstruktif

Merupakan konflik yang Merupakan konflik yang


muncul karena adanya bersifat fungsional, yang
muncul karena adanya
perasaan tidak senang, perbedaan pendapat
rasa benci, dan dendam dalam kelompok yang
dari seseorang maupun pada akhirnya
kelompok kepada pihak menciptakan kondisi yang
lain. baru yang lebih baik.
Contoh: DPR dalam
Contoh: konflik Ambon, menyelesaikan kasus
Poso korupsi.
Konflik yang diketahui Konflik yang hanya
oleh semua pihak. diketahui oleh pihak-
Contoh: konflik pihak yang berkonflik.
antara penguasa Libya Contoh: konflik yang
(Moammar Khadafi) terjadi antara 2
dengan rakyatnya sahabat.
yang menghendaki
revolusi

Konflik Terbuka Konflik Tertutup


Konflik Vertikal
Merupakan konflik antarkomponen masyarakat yang
memiliki status (kedudukan) yang berbeda
Contoh: konflik antara majikan dengan pembantunya
Konflik Horizontal
Konflik yang terjadi antara 2 individu/ kelompok yang
memiliki kedudukan yang sama
Contoh: konflik yang terjadi antar pelajar SMA
Konflik Diagonal
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya
ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh komponen
sehingga terjadi pertentangan yang ekstrim.
Contoh: konflik yang pernah terjadi antara Indonesia
dengan Timor Leste
Konflik sosial
Merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan
kepentingan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik.
Konflik ini dibedakan menjadi
1) Konflik vertikal, terjadi antara negara dengan
rakyatnya. Contoh: gerakan Reformasi tahun 1998.
2) Konflik horizontal, terjadi antar kelompok dalam
masyarakat. Contoh: konflik antarsuku di Papua
Konflik Ekonomi
Konflik yang terjadi karena perebutan sumber daya
ekonomi dari pihak yang berkonflik.
Contoh: perebutan tender oleh para pengusaha
Konflik Politik
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
kepentingan yang berbeda dengan kekuasaan.
Contoh: konflik yang terjadi antara pengikut parpol
Konflik Budaya
Konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik.
Contoh: adanya perbedaan pendapat mengenai RUU
antipornografi dan pornoaksi.
Konflik ideologi
Konflik akibat adanya perbedaan paham yang diyakini
seseorang.
Contoh: maraknya terorisme di Indonesia yang menganut
konsep jihad
Konflik Interindividu
konflik yang dialami oleh seorang individu
akibat kelebihan beban (role overloads),
atau karena ketidaksesuaian seseorang
dalam melaksanakan peranan (role
incompatibilities).
1) Konflik pendekatan-pendekatan
2)Konflik menghindari-menghindari
3)Konflik pendekatan-menghindari multipel
Konflik antar individu
Konflik antar kelompok
Bentuk Konflik
Berdasarkan bentuknya (Lewis A. Coser)
Konflik Realistis Konflik Non-realistis
Merupakan konflik yang Merupakan konflik yang
berasal dari bukan berasal ari
kekecewaan individu/ tujuan-tujuan saingan
kelompok atas yang bertentangan,
tuntutan-tuntutan tetapi dari kebutuhan
maupun perkiraan untuk meredakan
keuntungan yang terjadi ketegangan, paling
dalam hubungan sosial tidak salah satu pihak.
Contoh: aksi mogok Contoh: meminta
kerja karyawan untuk bantuan dukun untuk
menuntut kenaikan gaji membalas dendam.
Konflik in-group Konflik out-group
Konflik yang terjadi Merupakan konflik
dalam satu kelompok yang terjadi antar
atau masyarakat kelompok yang
sendiri. berbeda.
Contoh: konflik
antara golongan muda Contoh: tawuran
dengan golongan tua antara pelajar SMA 5
mengenai norma- dengan SMA 6.
norma
Dampak secara langsung
Dampak tidak langsung
Dampak positif
1. Keretakan hubungan antar indiviu/
kelompok
2. Perubahan pada kepribadian seseorang
3. Hancurnya harta benda dan korban jiwa
4. Meningktanya kemiskinan
5. Lumpuhnya perekonomian jika konflik
diikuti dengan kekerasan
6. Pendidikn formal dan nonformal terhambat
karena rusaknya sarana dan prasarana
Dampak Konflik Secara Tidak Langsung
Merupakan dampak yang dirasakan oleh
pihak yang tidak terlibat langsung dalam
konflik.
Contoh: konflik pada saat reformasi tahun
1998 yang menyebabkan roda perekonomian
terhambat karena banyak terjadi
penjarahan oleh massa.
Dampak Positif Konflik
1. Meningkatkan solidaritas sesama anggota
kelompok (in-group solidarity)
2. Memunculkan pribadi yang tangguh
3. Menghidupkan kembali norma lama dan
menciptakan norma baru
4. Menghasilkan kompromi baru jika pihak yang
berkonflik memiliki kekuatan yang seimbang.
5. Mengurangi ketergantungan antarindividu dan
kelompok
6. Sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan
antara kekuatan-kekuatan yang ada
7. Memperjelas aspek-aspek yang belum jelas
Tugas kelompok
1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 2 orang!
2. Carilah 5 artikel tentang konflik melalui media
massa!
3. Kemudian analisislah termasuk bentuk konflik
yang mana?
4. Selanjutnya berikan solusi terbaik menurut
kelompok kalian!
Selesaikan soal berikut!
1. Mengapa terjadi konflik dalam masyarakat?
Jelaskan!
2. Berikan 1 contoh dari masing-masing bentuk
konflik!
3. Konflik dapat menyebabkan terbentuknya
norma-norma baru. Jelaskan disertai contoh!
Upaya Penyelesaian Konflik
Secara umum dapat dilakukan melalui:
1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
secara umum sehingga tidak menimbulkan
kecemburuan sosial
2. Mengembangkan sikap toleransi, tenggang
rasa, dan kebersamaan dalam
masyarakat.
3. Menyempurnakan pranata sosial sehingga
dapat diminimalisasikan cela-celah yang
dapat menimbulkan konflik.
Upaya Penyelesaian Konflik
1. Kompromi 8. Ajudikasi
(compromise) (ajudication)
2. Koersi (coercion) 9. Stalemate
3. Rasionalisasi 10. Gencatan senjata
4. Toleransi 11. Majority rule
(tolerantion) 12. Minority consent
5. Konsiliasi 13. Segresi (segretion)
(conciliation) 14. Eliminasi
6. Arbitrasi (elimination)
(arbitration) 15. Subjugation atau
7. Mediasi (mediation) domination
16. Konversi
 Kompromi (compromise)
Merupakan suatu bentuk akomodasi di mana para
pihak yang berkonflik mengurangi tuntutannya
masing-masing agar tercapai penyelesaian.
 Koersi (coercion)
Adalah bentuk penyelesaian konflik dengan cara
paksaan. Ini biasanya dilakukan jika salah satu
pihak dalam keadaan lemah.
 Rasionalisasi
Adalah pemberian keterangan atau alasan yang
rasional untuk membenarkan suatu tindakan agar
tidak menimbulkan konflik.
 Toleransi (tolerantion)
Adalah sikap di mana pihak yang berkonflik tetap
mempertahankan pendidriannya, tetapi bersedia
menghormati pendirian pihak lain.
 Konsiliasi (conciliation)
Adalah bentuk penyelesaian konflik yang dilakukan
melalui lembaga tertentu yang dapat memberikan
keputusan yang adil.
 Arbitrasi (arbitration)
Adalah bentuk pengendalian konflik melalui pihak ketiga
dan kedua belah pihak yang berkonflik menyetujuinya.
Keputusan-keputusan yang diambil pihak ketiga harus
dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik.
Upaya Penyelesaian Konflik
 Mediasi (mediation)
Adalah bentuk penyelesaian konflik yang
dilakukan oleh pihak ketiga, tetapi
kedudukannya hanya sebagai penasihat dan tidak
berwenang memberikan keputusan.
 Ajudikasi (ajudcation)
Adalah bentuk penyelesaian konflik melalui
lembaga pengadilan.
 Stalemate
Adalah suatu keadaan di mana para pihak yang
berkonflik tidak melanjutkan karena masing-
masing pihak memiliki kekuatan yang seimbang.
 Gencatan senjata
Merupakan usaha penangguhan pertikaian atau
peperangan dalam jangka waktu tertentu karena ada
hal-hal tertentu yang tidak dapat ditinggalkan. Misalnya
merayakan hari raya keagamaan, merawat korban yang
terluka.
 Majority rule
Adalah bentuk penyelesaian konflik melalui suara
terbanyak.
 Minority consent
Artinya pihak kelompok minoritas yang kalah menerima
keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan
bersama. Misalnya, persaingan antara 2 perusahaan,
apabila salah satu pihak kalah maka harus bersedia
bekerja sama dengan pihak yang menang.
Menurut George Simmel:
a. Tercapainya kemenangan salah satu pihak
b. Terjadinya kompromi antara pihak-pihak yang berkonflik
c. Terjadinya rekonsiliasi
d. Salah satu pihak memaafkan pihak lain
e. Pencapaian keadaan sepakat untuk mengakhiri konflik.
 Pengertian
 Teori tentang kekerasan
 Macam-macam kekerasan
 Persamaan dan perbedaan kekerasan
 Upaya pencegahan tindak kekerasan
Pengertian Kekerasan

Secara etimologi, istilah kekerasan berasal dari


bahasa latin violentia, yang berarti keganasan,
kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya,
dan perkosaan.
Secara umum kekerasan diartikan sebagai
perilaku dengan sengaja maupun tidak sengaja
yang ditujukan untuk merusak atau menciderai
orang lain, baik secara fisik, mental, sosial,
maupun ekonomi yang melanggar hak asasi
manusia, bertentangan dengan nilai-nilai dan
norma-norma masyarakat sehingga berdampak
trauma psikologi bagi korban.
Konflik dan Kekerasan

SYARAT KONFLIK TIDAK BERAKHIR DENGAN


KEKERASAN

1. Kelompok yang terlibat konflik menyadari akan


terjadinya konflik
2. Pengendalian konflik akan mudah dilakukan
apabila berbagai kekuatan sosial yang saling
bertentangan itu terorganisasi secara jelas
3. Kelompok yang terlibat dalam konflik mematuhi
aturan permainan tertentu sehingga akan
terbentuk suatu pola hubungan tertentu
Macam-macam Kekerasan

 Berdasarkan pelakunya
 Berdasarkan bentuknya
 Berdasarkan sifatnya
Macam-macam Kekerasan
Berdasarkan pelakunya
Kekerasan Individual Kekerasan Kolektif

Yaitu kekerasan yang Yaitu kekerasan yang


dilakukan oleh dilakukan oleh banyak
individu kepada satu individu atau
atau lebih individu. masyarakat.
Contoh: pencurian, Contoh: tawuran antar
penganiayaan, pelajar, tawuran antar
pemukulan supporter sepakbola
Macam-macam Kekerasan
Berdasarkan bentuknya
 Kekerasan fisik, yaitu kekerasan nyata yang dapat
dilihat dan dirasakan oleh tubuh. Contoh: penganiayaan,
pemukulan.
 Kekerasan psikologis, yaitu kekerasan yang dilakukan
pada rohani atau jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan
menghilangkan kemampuan normal jiwa. Contoh:
ancaman, tekanan, dan kebohongan.
 Kekerasan struktural, yaitu kekerasan yang dilakukan
oleh individu atau kelompok dengan menggunakan sistem
hukum, ekonomi, atau tata kebiasaan yang ada dalam
masyarakat. Contoh: terjangkitnya penyakit di suatu
daerah akibat limbah pabrik di sekitarnya.
MACAM-MACAM KEKERASAN BERDASARKAN SIFATNYA
 Kekerasan Langsung (Direct Violence)
 Kekerasan Tidak Langsung (Indirect Violence)
 Kekerasan Represif (Repressive Violence)
 Kekerasan Alienatif (Alienative Violence)
Kekerasan Langsung (Direct Violence)
 Kekerasan langsung mengacu pada tindakan yang
menyerang fisik atau psikologis seseorang secara
langsung.
 Yang termasuk dalam kekerasan ini adalah semua
bentuk pembunuhan (homicide), seperti
pemusnahan etnis, kejahatan perang, pembunuhan
massal, dan semua bentuk tindakan paksa atau
brutal yang menyebabkan penderitaan fisik atau
psikologis seseorang (pengusiran paksa terhadap
suatu masyarakat, penculikan, penyiksaan,
pemerkosaan, dan penganiayaan).Semua tindakan
tersebut merupakan tindakan yang tidak benar
dan menganggu hak asasi manusia yang paling
dasar, yakni hak untuk hidup.
 Merupakan tindakan yang membahayakan
manusia, bahkan kadang-kadang sampai
membunuh, namun tidak melibatkan hubungan
langsung antara korban dan pihak (seseorang,
masyarakat, atau institusi) yang bertanggung
jawab atas tindak kekerasan tersebut.
 Secara umum, yang dikelompokkan dalam
kekerasan tidak langsung adalah setiap
modifikasi terhadap lingkungan sosial ekonomi
yang menyebabkan perusakan makhluk hidup dan
kondisi kesehatannya secara substansial.
KEKERASAN REPRESIF (REPRESSIVE VIOLENCE)
 Kekerasan represif merupakan kekerasan yang
berkaitan dengan pencabutan hak-hak dasar
selain hak untuk hidup dan hak untuk terlindngi
dari kecelakaan.
 Contoh: pencabutan hak pilih seseorang
 Merupakan kekerasan yang menunjuk pada
pencabutan hak-hak individu yang lebih tinggi,
misalnya perkembangan emosional, budaya, dan
intelektual.
 Salah satu bentuk kekerasan alienatif yang paling
kejam adalah ethnocide, yakni kebijakan atau
tindakan yang betul-betul mengubah kondisi
material atau sosial menjadi di bawah satu
identitas kultural kelompok tertentu.
 Identitas itu bisa berupa kebudayaan, misalnya
pelarangan berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa kelompok etnis tertentu.
Teori tentang Kekerasan
 Teori Faktor Individual
 Teori Faktor Kelompok
 Teori Dinamika Kelompok (Deprivasi Relatif)
 Teori Kekerasan Struktural
 Teori Kerumunan
 Setiap perilaku kelompok, termasuk perilaku
kekerasan, selalu berawal dari perilaku individu.
 Agresivitas perilaku seseorang dapat
menyebabkan timbulnya kekerasan, baik yang
dilakukan oleh individu secara sendirian maupun
bersama orang lain; secara spontan maupun
direncanakan.
 Faktor penyebab dari perilaku kekerasan adalah
faktor pribadi dan faktor sosial.
 Faktor pribadi
a. Psikopat
b. Psikoneurosis
c. Frustasi yang kronis
d. Pengaruh obat bius
 Faktor sosial
a. Konflik rumah tangga
b. Faktor budaya
c. Faktor media massa
 Individu cenderung membentuk kelompok dengan
mengedepankan identitas berdasarkan
persamaan ras, agama, atau etnik.
 Identitas kelompok inilah yang cenderung dibawa
ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain.
benturan antara identitas kelompok yang
berbeda sering menjadi penyebab kekerasan.
Contoh yang paling nyata dalam hal ini dapat
kita saksikan pada kerusuhan dalam
pertandingan sepak bola antara dua kubu
suporter. Contoh lain adalah kekerasan berbau
rasial yang pernah terjadi di poso, maluku,
afrika selatan, amerika serikat, dan palestina.
 Menurut teori ini, kekerasan timbul karena adanya
deprivasi relatif (kehilangan rasa memiliki) yang terjadi
dalam kelompok atau masyarakat.
 Artinya, perubahan-perubahan sosial yang terjadi
demikian cepat dalam sebuah masyarakat tidak mampu
ditanggap dengan seimbang oleh sistem sosial dan nilai
masyarakatnya.
 Perkembangan pengaruh perubahan itu berlangsung sangat
cepat dan tidak seiring dengan perubahan atau
perkembangan dalam masyarakat.
 Sebagai contoh, masuknya perusahaan-perusahaan
internasional ke wilayah pedalaman Papua. masuknya
perusahaan tersebut menyebabkan penolakan dari
penduduk asli Papua bahkan sampai sekarang belum
selesai.
Teori Kekerasan Struktural
 Menurut teori ini, kekerasan bukan berasal
dari orang tertentu, melainkan terbentuk
dalam suatu sistem sosial.
 Para ahli teori ini memandang kekerasan
tidak hanya dilakukan oleh aktor (individu)
atau kelompok semata, tapi juga
dipengaruhi oleh suatu struktur, seperti
aparatur negara.
 Contoh: kerusuhan yang terjadi pada Mei
1998
Teori Kerumunan

 Menurut Le Bon, karena kebersamaannya


dengan banyak orang lain, individu yang
semula dapat mengendalikan nalurinya
kemudian memperoleh perasaan kekuatan
luar biasa yang mendorong untuk tunduk
pada dorongan naluri.
 Oleh karena seakan-akan telah terlebur
dalam kerumunan, menjadi anonim (tidak
dikenal) sehingga rasa tanggung jawab yang
semula mengendalikan individu pun lenyap.
Upaya Pencegahan Kekerasan

1. Kampanye anti kekerasan


2. Mengajak masyarakat untuk
menyelesaikan masalah dengan cara
bijak
3. Penegakan hukum secara adil dan
bersih
4. Menciptakan pemerintahan yang baik
1. Merupakan proses social yang
bersifat dissosiatif
2. Terdapat pelanggaran terhadap hak
asasi manusia
3. Membawa korban jiwa dan kerusakan
harta benda
Perbedaan konflik dan kekerasan
. Konflik Kekerasan

1 Hasil proses interaksi yang Agresi jahat yang tidak


bersifat negative terprogram dan tidak adaptif
biologis
2 Sebagai factor social yang Bukan pembawaan manusia,
tidak dapat dihindari memiliki tingkat kedestruktifan
yang berbeda-beda
3 Bertujuan memperoleh Tidak memiliki tujuan dan muncul
kemenangan dan karena dorongan nafsu belaka
menghancurkan pesaingnya
4 Berdampak positif yang Kedestruktifannya

dapat mendorong suatu (bentuk/macamnya) meningkat seiring


dengan perkembangan peradaban
perubahan
Perbedaan konflik dan kekerasan
No. Konflik Kekerasan

5 Terdapat pelanggaran HAM Terdapat pelanggaran HAM


yang dilakukan kedua belah yang dilakukan salah satu
pihak pihak saja
6 Melalui proses yang relative Melalui proses yang relative
panjang pendek

7 Korban nyawa dan harta benda Korban nyawa dan kerusakan


dialami kedua belah pihak harta benda hanya dialami
salah satu pihak yang lemah
8 Penyelesaian dilakukan melalui Penyelesaian masalah
perundingan perdamaian dilakukan melalui pengadilan
berdasarkan kesepakatan
INTEGRASI SOSIAL

 PENGERTIAN
 SYARAT TERJADINYA INTEGRASI SOSIAL
 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CEPAT
LAMBAT INTEGRASI SOSIAL
PENGERTIAN INTEGRASI SOSIAL

INTEGRASI SOSIAL= proses penyesuaian unsur-unsur


yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan.
Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan
kedudukan sosial, ras, etinik, agama, bahasa, nilai
dan norma
SYARAT TERJADINYA INTEGRASI
SOSIAL (WILLIAM F. OGBURN)
 Anggota masyarakat merasa bahwa
mereka berhasil saling mengisi kebutuhan
mereka
 Masyarakat berhasil menciptakan
kesepakatan (consensus) bersama
mengenai norma dan nilai sosial yang
dilestarikan dan dijadikan pedoman.
 Nilai dan norma berlaku lama dan tidak
berubah serta dijalankan secara konsisten
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU
INTEGRASI SOSIAL

Ukuran
Kelompok

Homogenitas INTEGRASI Mobilitas


Kelompok SOSIAL Geografis

Efektifitas
Komunikasi
BENTUK INTEGRASI

ASIMILASI AKULTURASI

Proses sosial yang ditandai dengan


adanya usaha untuk mengurangi
perbedaan yang ada di antara individu Prose penerimaan unsur budaya
atau kelompok dalam masyarakat. baru namun tidak menghilangkan
Tidak lagi ada perbedaan antarindividu unsur budaya yang telah dianutnya.
karena batasan diantara mereka telah Rumus: A+B=AB
hilang
Rumus: A+B=C
FAKTOR PENDORONG INTEGRASI
SOSIAL

 Toleransi terhadap kelompok berbeda


 Kesempatan yang seimbang dalam
ekonomi
 Sikap saling menghargai orang lain dengan
kebudayaannya
 Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa
dalam masyarakat
 Persamaan dalam unsur kebudayaan.
ANALISIS

 Konflik negara dengan GAM terselesaikan


dengan ditandatanganinya Perjanjian
Helsinski. Yang selanjutnya proses
rekonstruksi Aceh dilakukan oleh Indonesia,
GAM, dan AMM (Aceh Monitoring Mission).
 Menurut anda apakah proses ini
memunculkan integrasi sosial? Jelaskan!
Analisa menggunakan konsep yang telah
diberikan.

Anda mungkin juga menyukai