JAKARTA
KELAS MPKTB - F
KELOMPOK HG - 1
Aldhi Anarta 1506734746
Aleta Violina Purba 1506732646
Annisa Zahra 1506767246
Marcellino Ryan Rinaldi 1506733043
Nisrina Nurfitria 1506766943
Zenshiny Starlin 1506766804
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
1
ABSTRAK
DKI Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia merupakan salah satu kota paling maju di Indonesia
dan dapat disebut sebagai sebuah megacity yang mengalami pertumbuhan penduduk serta
pembangunan yang pesat. Beban bangunan beserta isinya, ekstraksi air tanah, maupun faktor alam
telah menimbulkan dampak negatif berupa penurunan permukaan tanah di wilayah DKI Jakarta
yang terus berlangsung dan memerlukan upaya penanggulangan lebih lanjut. Makalah ini
memaparkan upaya penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan permukaan
tanah di DKI Jakarta, antara lain pembangunan ruang terbuka hijau, rainwater harvesting, injeksi
air tanah, pembangunan sumur resapan, dan penggunaan air PAM.
Kata Kunci: beban bangunan; DKI Jakarta; ekstraksi air tanah; megacity; penurunan permukaan
tanah; upaya penanggulangan.
2
DAFTAR ISI
Abstrak ............................................................................................................... 1
Daftar Isi.............................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penanggulangan
Penurunan Permukaan Tanah di DKI Jakarta” ini.
Penulis
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Permukaan luar kulit bumi berada dalam bentuk batuan, hasil pelapukan
batuan, atau sedimen lepas. Sebagian daratan merupakan dataran pesisir (coastal
plain) yang berdaya dukung rendah terhadap beban bangunan, seperti Bangkok-
Thailand, Osaka-Jepang, Tianjin-China, Yun-Lin-Taiwan, Hongkong, Antartika,
Bangladesh, California-USA, Jawa Timur-Indonesia, Jakarta-Indonesia, Mexico,
Singapura, Kepulauan Aleutian-Salomon, Utah-USA dan Semarang-Indonesia.
Penurunan muka tanah (land subsidence) merupakan suatu proses gerakan
penurunan muka tanah yang didasarkan atas suatu datum tertentu (kerangka
referensi geodesi) di mana terdapat berbagai macam variabel penyebabnya
(Marfai, 2006). Proses atau gerakan turunnya permukaan tanah telah banyak
terjadi di berbagai wilayah di dunia terutama di kota-kota besar yang berlokasi di
kawasan pantai atau dataran aluvial (endapan lepas yang tertranspor ke tempat
lain atau tidak berada disekitar batuan induk di mana berukuran butiran berupa
pasir dan lempung). Berdasarkan penelitian penurunan muka tanah sebelumnya,
faktor-faktor penyebab terjadinya penurunan muka tanah, antara lain:
pengambilan air tanah yang berlebihan (Burbey J.T., 2005), penurunan karena
beban bangunan (Quaxiang, 2001), konsolidasi alamiah lapisan tanah (Wei,Q.,
2006), gaya-gaya tektonik (Chang, C.P., 2005), ekstraksi gas dan minyak bumi
(Odijk, D., 2005), penambangan bawah tanah (Rizos, C., 2007), ekstraksi lumpur
(Deguchi, T., 2007), dan patahan lempeng bumi (Rahtje et al., 2003).
Kota Jakarta merupakan salah satu kota yang terletak di daerah pesisir
dan pondasi tanahnya merupakan hasil penumpukan sedimen. Namun dalam
kondisi permukaan tanah yang seperti itu, kota Jakarta menjadi kota metropolitan,
di mana pembangunan dan segala aktivitas pemerintahan terpusat. Gedung-
gedung pencakar langit menjadi salah satu ciri khas kota Jakarta. Ditambah
dengan kendaraan-kendaraan yang melintasi jalanan kota Jakarta sepanjang hari
dan populasi penduduk yang beraktivitas baik penduduk asli maupun yang berasal
dari kota-kota lain. Maka dari itu, diperlukan sistem pengaturan dan
5
BAB 2
ANALISIS PERMASALAHAN
Kata kunci yang digunakan oleh penulis yaitu DKI Jakarta sebagai
kota megacity, penurunan permukaan tanah, faktor penyebab, beban
bangunan, ekstraksi air tanah, dan upaya penanggulangan. Kata kunci
tersebut merupakan pokok-pokok dari materi yang dibahas dalam makalah
ini sehingga menghasilkan jawaban atas masalah yang dirumuskan.
2.4 Hipotesis
BAB 3
PEMBAHASAN
b. Rainwater harvesting
Rainwater harvesting merupakan metode menghemat
air dengan cara mengumpulkan, menampung lalu menyimpan
air hujan di sebuah bak. Air hujan tersebut akan digunakan
untuk penggunaan sehari-hari seperti mencuci dan menyiram
tanaman.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA