Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MPKT-B PBL-2

PENURUNAN PERMUKAAN TANAH DI JAKARTA

KELAS M

OLEH HOME GROUP 1

Febiana Nur Azizah 1706035284

Fitri Amalia Nurchasanah 1706973962

Jessye Maria – Deanne Awuy 1706023076

Kezia Angelina Sutjianta 1706031544

Leonardo Karunia Menteng 1706068641

Muhammad Wahyudi 1706032944

Vincentcius Hidajat 1706047403

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya serta kerja keras yang dilakukan, kami mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Penurunan Permukaan Tanah di
Jakarta”.

Makalah ini kami buat dalam rangka untuk memperdalam pemahaman


materi mengenai terjadinya penurunan permukaan tanah, serta untuk memenuhi
tugas mata kuliah wajib yaitu MPKT-B. Makalah ini berisi mengenai penjelasan
mengenai terjadinya peristiwa penurunan permukaan tanah.

Kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada Ibu Nurul Sri
Rahaningtyas selaku dosen mata kuliah wajib MPKT-B kelas M yang telah
membimbimg kami dalam penyusunan makalah ini, serta kepada teman-teman
yang selalu memberikan dukungan kepada kami agar dapat diselesaikannya
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna,
masih terdapat kekurangan, baik dalam cara pengungkapan, penyajian maupun
penulisan kata yang dipergunakan karena keterbatasan kami. Oleh karena itu, kami
harap kritik dan saran yang dapat membangun dari berbagai pihak dengan harapan
bahwa makalah ini akan menjadi semakin baik.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan mampu
memperluas wawasan kita semua. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima
kasih.

Depok, 2 Desember 2017

Home Group 1

ii
ABSTRAK

Kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia yang sebagai pusat kota di
Pulau Jawa tentunya sudah sepatutnya lingkungannya dijaga oleh masyarakat.
Namun, kondisi Kota Jakarta sangat memprihatinkan. Salah satu masalah yang
terjadi adalah penurunan permukaan tanah di Jakarta. Penurunan permukaan tanah
ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penggunaan air tanah yang
berlebihan dan pembangunan gedung-gedung tinggi. Agar bisa terjadinya
penurunan permukaan tanah, tentunya dibutuhkan waktu yang lama. Paling besar
penurunan permukaan tanah terjadi di Jakarta Utara. Oleh karena itu, diperlukan
upaya agar penurunan permukaan tanah ini dapat teratasi dan untuk mengatasi
permasalahan penurunan permukaan tanah ini, dapat digunakan berbagai macam
teknologi yang mampu memantau permukaan tanah di Jakarta seperti iclinometer,
piezometer, settlement plate, dan GPS (Global Positioning System).

Kata kunci: Jakarta; penurunan permukaan tanah; teknologi.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

BAB I: PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah .......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2

BAB II: ISI .............................................................................................................. 3

2.1 Pengertian Penurunan Tanah ......................................................................... 3

2.2 Penyebab Terjadinya Penurunan Tanah ........................................................ 3

2.3 Dampak Penurunan Tanah di DKI Jakarta .................................................... 4

2.4 Cara Menanggulangi Permasalahan Penurunan Tanah di DKI Jakarta ... 5

2.5 Teknologi Pemantauan Penurunan Tanah ..................................................... 6

2.5.1 Hidrogeologi ........................................................................................... 6

2.5.2. Geoteknik ............................................................................................... 6

2.5.3. Geodetik ................................................................................................ 7

2.5.3.1 GPS Geodetik ................................................................................... 7

2.5.3.1.1. Cara Kerja GPS ..................................................................... 8

2.5.3.1.1.1. GPS Control Segment ....................................................... 8

2.5.3.1.1.2. GPS Space Segment .......................................................... 8

2.5.3.1.1.3. GPS User Segment............................................................ 9

BAB III: PENUTUP ............................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 10

iv
3.2 Saran ....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

v
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu, kota-kota yang berada di bumi ini
semakin berkembang. Tanpa terkecuali ibukota negara kita, Indonesia, yaitu
Kota Jakarta. Perkembangan yang ada di Jakarta, seperti kemajuan teknologi,
semakin lengkapnya infrastruktur dan bangunan di kota, serta pesatnya
pertumbuhan masyarakat yang ada di ibukota ini, mempunyai banyak dampak
positif maupun negatif bagi Jakarta. Meskipun perkembangan tersebut
memiliki banyak dampak positif, pemerintah maupun penduduk kota tidak bisa
mengabaikan dampak negatif yang disebabkan perkembangan kota itu sendiri,
yaitu perubahan fisik kota. Salah satu perubahan fisik di Kota Jakarta yang
sangat mengkhawatirkan untuk saat ini adalah penurunan tanah atau land
subsidence, yaitu peristiwa temampatnya lapisan tanah ke bawah yang
disebabkan oleh beberapa faktor, dan biasanya faktor tersebut merupakan efek
dari perkembangan kota. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan tanah
adalah pengambilan air tanah yang berlebih sehingga menyebabkan penurunan
air tanah dan berdampak pada penurunan tanah, dan juga pembangunan
gedung-gedung dalam jumlah besar.

Penurunan tanah merupakan isu yang sangat serius, apalagi level penurunan
tanah pada daerah yang dekat dengan pesisir pantai, yaitu Jakarta Utara, sudah
masuk pada kategori kritis. Penurunan daerah pada pesisir pantai lebih
signifikan dibandingkan daerah Jakarta lainnya karena daerah pesisir pantai
rentan terhadap tekanan lingkungan. Lebih parahnya lagi, muka tanah di
daerah tersebut mengalami penurunan yang cenderung konstan setiap
tahunnya. Jika hal ini dibiarkan lebih lanjut, maka dampak yang disebabkan
akan semakin hebat dan menimbulkan kerugian yang besar.

Oleh sebab itu, makalah ini akan berisikan definisi dan faktor dari
penurunan tanah, dampak dari penurunan tanah, upaya menanggulangi
penurunan tanah, dan teknologi serta metode pemantauan penurunan tanah,

1
diperuntukan sebagai sarana informasi tentang penurunan tanah kepada
masyarakat, khususnya penduduk Kota Jakarta.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang sudah disebutkan, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan penurunan tanah dan apa faktor penyebab
penurunan tanah?
2. Apa saja dampak dari penurunan tanah di daerah tersebut?
3. Bagaimana cara menanggulangi penurunan tanah?
4. Apa saja teknologi serta metode pemantauan penurunan tanah yang dapat
digunakan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:

1. Mengetahui definisi dari penurunan tanah dan faktor-faktor penyebab


terjadinya penurunan tanah
2. Mengetahui dampak dari penurunan tanah di daerah terjadinya penurunan
tanah
3. Mengetahui cara menanggulangi penurunan tanah.
4. Mengetahui teknologi serta metode pemantauan penurunan tanah yang
dapat digunakan untuk memantau penurutan tanah.

1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai definisi dan faktor dari penurunan tanah, dampak dari
penurunan tanah, upaya menanggulangi penurunan tanah, dan teknologi serta
metode pemantauan penurunan tanah sebagai penambah wawasan yang
nantinya dapat digunakan oleh pihak berwajib untuk menanggulangi
permasalah penurunan muka tanah di Kota Jakarta dan menjadikan ibukota
Indonesia menjadi lebih baik.

2
BAB II

ISI
2.1 Pengertian Penurunan Tanah
Penurunan tanah adalah turunnya tanah pada suatu daerah tertentu
diakibatkan terutama karena adanya perubahan volume pada lapisan-lapisan
batuan di bawah tanah tersebut. Penurunan tanah ini dapat mengakibatkan
berbagai dampak yang serius karena tanah tersebut tidak dapat dikembalikan
ke keadaan semula setelah mengalami penurunan. Penurunan tanah ini biasa
terjadi pada kota-kota besar karena berbagai hal.

2.2 Penyebab Terjadinya Penurunan Tanah


• Pengambilan air tanah yang berlebihan
Air dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, salah satunya sebagai air
minum. 70% air minum yang digunakan di perkotaan dan pedesaan berasal
dari air tanah. Kebutuhan manusia akan air menunjukkan kecenderungan yang
terus meningkat yaitu pada tahun 1985 dengan jumlah pengambilan sekitar 30
juta m3/tahun, 1991 sekitar 31 juta m3/tahun, 1993 sekitar 32,6 juta m3/tahun
dan 1994 sekitar 33,8 juta m3/tahun

Peningkatkan kebutuhan akan air ini tentunya menyebabkan peningkatan


jumlah air tanah yang diambil, terkadang hingga melewati batas yang aman.
Pengambilan yang berlebihan terutama dari lapisan akuifer yang tertekan
(confined aquifers) menyebabkan air tanah yang tersimpan dalam pori-pori
lapisan penutup akuifer (confined layer) terperas keluar sehingga lapisan
penutup tersebut mengalami penyusutan dan akhirnya menyebabkan
penurunan tanah.

• Pembangunan bangunan yang berlebihan


Aktivitas ekonomi manusia terus berlangsung dan meningkat. Salah satu
kebutuhan manusia dalam menjalani aktivitas ekonomi ini adalah kebutuhan
akan lahan untuk bekerja. Selain mengurangi pengeluaran untuk pembelian
tanah, perusahaan-perusahaan besar lebih memilih untuk membangun gedung

3
yang tinggi agar para karyawan dapat berkumpul di tempat yang sama
sehingga pekerjaan lebih efisien.

Pembangunan gedung-gedung yang tinggi ini memang memberikan


keuntungan untuk perusahaan-perusahaan tersebut. Namun, pembangungan ini
juga menyebabkan kerugian yaitu penurunan tanah yang tidak dapat
dikembalikan ke keadaan semula . Beban – beban dari bangunan – bangunan
ini menyebabkan terjadinya konsolidasi atau proses kompresi atas tanah
sehingga terjadi penurunan angka pori (void ratio) yang diikuti dengan
keluarnya air dari pori. Keluarnya air dari pori ini ditambah dengan adanya
deformasi dan relokasi partikel dalam tanah menyebabkan terjadinya
penurunan tanah pada suatu daerah tertentu.

2.3 Dampak Penurunan Tanah di DKI Jakarta


Penurunan tanah di DKI Jakarta menimbulkan masalah lingkungan dan
menambah persoalan yang tengah terjadi di Jakarta. Dampak yang ditimbulkan
antara lain:

a) Menyebabkan banjir rob


Banjir rob merupakan salah satu fenomena yang terjadi karena posisi
permukaan tanah berada pada posisi lebih rendah dibandingkan permukaan
air laut saat pasang tertinggi. Wilayah yang paling sering mengalami banjir
rob di Jakarta berada di kawasan pantai Mutiara pluit, selain itu banjir rob
juga menyasar kawasan rentan langganan terdampak banjir rob seperti
Marunda Cilincing, Pademangan, Muara Baru, Muara Angke, Kapuk dan
Kamal Muara.
b) Menyebabkan adanya genangan air hujan
Penurunan tanah selain menyebabkan terjadinya banjir rob saat pasang air
laut, juga dapat menyebabkan adanya genangan air saat terjadi hujan dengan
intensitas yang besar. Genangan air ini dapat menjadi sumber penyakit bagi
masyarakat, contohnya seperti penyakit diare dan demam berdarah.
c) Kerusakan infrastruktur
Kerusakan dapat terjadi pada gedung-gedung dan rumah-rumah, serta
infrastruktur seperti jembatan dan jalan, bahkan dapat menyebabkan

4
meledaknya pipa gas di daerah tersebut. Kerusakan infrastruktur tersebut
terjadi akibat tanah yang berada di bawah infrastruktur tersebut mengalami
perubahan atau pergeseran posisi sehingga akan berdampak pada
infrastruktur.
d) Kerugian ekonomi
Dampak penurunan tanah dapat mempengaruhi dua faktor utama yaitu
berkurangnya pendapatan dan hilangnya mata pencaharian. Rusaknya
infrastruktur seperti jalan dan jembatan dapat menghambat proses
prekonomian yang terjadi, karena infrastruktur merupakan penentu utama
keberlangsungan kegiatan pembangunan, diantaranya untuk mencapai
target pembanguan ekonomi secara kualitatif maupun kuantitatif
e) Kualitas hidup masyarakat menurun
Penurunan muka tanah juga mempunyai implikasi terhadap kehidupan
sosial seperti berkurangnya kualitas hidup dan lingkungan (kondisi sanitasi
dan kesehatan) di wilayah terdampak. Adanya bencana banjir serta
genangan air yang terjadi karena penurunan permukaan tanah dapat
menyebabkan sumber penyakit bagi masyarakat seperti penyakit diare, dan
demam berdarah serta penyakit kulit.

2.4 Cara Menanggulangi Permasalahan Penurunan Tanah di DKI


Jakarta
Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menanggulangi
permasalahan penurunan tanah cukup sulit dan dapat dilakukan apabila
semua pihak turut serta berkontribusi dalam upaya menanggulangi
penurunan tanah tersebut,baik masyarakat sekitar lingkungan kota Jakarta
dan Pemerintah yang berwenang.

Berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi penurunan


tanah yang terjadi di Jakarta :

• Melakukan reboisasi pada daerah yang diduga mengalami penurunan


permukaan tanah

5
• Mengurangi jumlah proyek pembangunan gedung terutama gedung
bertingkat

• Pemerintah DKI berupaya untuk meninggikan area yang mengalami


penurunan permukaan tanah dengan cara melakukan injeksi air tanah.
Selain itu dilakukan juga dengan cara membuat sumur resapan untuk
menghindari terjadinya banjir dan erosi, menambah persediaan air tanah,
menahan terjadinya intrusi air laut.

2.5 Teknologi Pemantauan Penurunan Tanah


2.5.1 Hidrogeologi
Hidrogeologi merupakan bagian dari hidrologi yang mempelajari
penyebaran dan pergerakan air tanah dalam tanahdan batuan di kerak Bumi
(umumnya dalam akuifer) dengan tekanan pada hubungannya terhadap
kondisi geologi suatu daerah
Manfaat Hidrogeologi :
1. Mengukur ketinggian air tanah
2. Mengukur penurunan permukaan tanah berhubungan dengan defisit air
tanah

2.5.2. Geoteknik
Geoteknik adalah salah satu cabang dari ilmu Teknik Sipil. Di dalamnya
diperdalam pembahasan mengenai permasalahan kekuatan tanah dan batuan
serta hubungannya dengan kemampuan menahan beban bangunan yang
berdiri di atasnya. Alat-alat yang digunakan:

1. Inclinometer
Merupakan alat
instrumen monitoring
geoteknik yang memiliki
fungsi membaca
pergerakan tanah
(kemiringan tanah). instrumen ini dipasang didalam pipa inclino

6
dengan panjang lebih dari 20meter, pipa ini bersifat elastis yang
mampu melindungi istrumen pada saat ditanam didalam tanah.
2. Piezometer
Piezometer merupakan salah satu
alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan cairan statis di
sistem dengan mengukur
ketinggian yang kolom cairan naik
melawan gravitasi, atau perangkat yang mengukur tekanan (lebih
tepatnya, kepala pisometrik) dari tanah pada titik tertentu.

3. Settlement Plate
Berfungsi untuk mengukur penurunan
tanah yang terjadi selama periode waktu
tertentu yang kita amati dengan survey
menggunakan alat baik itu sokkia maupun
topcon.

2.5.3. Geodetik

Survei geodetik, atau survei pemetaan, atau pemetaan Bumi, atau


pemetaan (mapping) adalah kegiatan pengukuran dalam pemetaan
Bumi. Surveyor adalah orang yang terlibat dalam survei geodetik.
Pemetaan Bumi merupakan kegiatan pengukuran, perhitungan, pendataan,
dan penggambaran Bumi, khususnya permukaan Bumi. Alat Geodetik :

2.5.3.1 GPS Geodetik


GPS Geodetik adalah alat ukur GPS dengan
mengunakan satellite dimana akurasi yang
sangat tinggi serta ketelitian yang
dihasilkan sangat akutrat, alat ini dapat
digunakan dalam pengukuran lahan, seperti
Hutan, perkebunan, dengan akurasi sampai
5-10 mm.

7
2.5.3.1.1. Cara Kerja GPS

Bagian yang paling penting dalam sistem navigasi GPS adalah


beberapa satelit yang berada di orbit bumi atau yang sering kita
sebut di ruang angkasa. Satelit GPS saat ini berjumlah 24 unit yang
semuanya dapat memancarkan sinyal ke bumi yang lalu dapat
ditangkap oleh alat penerima sinyal tersebut atau GPS Tracker.
Selain satelit terdapat 2 sistem lain yang saling berhubungan,
sehingga jadilah 3 bagian penting dalam sistem GPS. Ketiga
bagian tersebut terdiri dari: GPS Control Segment (Bagian
Kontrol), GPS Space Segment (bagian angkasa), dan GPS User
Segment (bagian pengguna).

2.5.3.1.1.1. GPS Control Segment

Control segment GPS terdiri dari lima stasiun yang


berada di pangkalan Falcon Air Force, Colorado Springs,
Ascension Island, Hawaii, Diego Garcia dan Kwajalein.
Kelima stasiun ini adalah mata dan telinga bagi GPS.
Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian kontrol,
kemudian dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit.
Data koreksi lokasi yang tepat dari satelit ini disebut data
ephemeris, yang kemudian nantinya dikirimkan ke alat
navigasi yang kita miliki.

2.5.3.1.1.2. GPS Space Segment

Space Segment adalah terdiri dari sebuah jaringan


satelit yang tediri dari beberapa satelit yang berada pada orbit
lingkaran yang terdekat dengan tinggi nominal sekitar
20.183 km di atas permukaan bumi. Sinyal yang dipancarkan
oleh seluruh satelit tersebut dapat menembus awan, plastik
dan kaca, namun tidak bisa menembus benda padat seperti
tembok dan rapatnya pepohonan. Terdapat 2 jenis

8
gelombang yang hingga saat ini digunakan sebagai alat
navigasi berbasis satelit. Masing-masingnya adalah
gelombang L1 dan L2, dimana L1 berjalan pada frequensi
1575.42 MHz yang bisa digunakan oleh masyarakat umum,
dan L2 berjalan pada frequensi 1227.6 Mhz dimana jenis ini
hanya untuk kebutuhan militer saja.

2.5.3.1.1.3. GPS User Segment

User segment terdiri dari antenna dan prosesor


receiver yang menyediakan positioning, kecepatan dan
ketepatan waktu ke pengguna. Bagian ini menerima data dari
satelit-satelit melalui sinyal radio yang dikirimkan setelah
mengalami koreksi oleh stasiun pengendali (GPS Control
Segment).

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penurunan permukaan tanah di Jakarta dapat disebabkan oleh
pengambilan air tanah yang berlebihan dan pembangunan bangunan yang
berlebihan. Penurunan permukaan tanah di Jakarta tentunya berdampak
pada lingkungan sekitar antara lain menyebabkan banjir rob, menyebabkan
adanya genangan air hujan, kerusakan infrastruktur, kerugian ekonomi, dan
kualitas hidup masyarakat menurun.

3.2 Saran
Untuk bisa menanggulangi masalah penurunan permukaan tanah di
Jakarta, seharusnya pemerintah lebih tegas dalam menegakkan peraturan.
Selain itu, dapat digunakan teknologi yang mampu memantau penurunan
permukaan tanah sehingga dapat membantu masyarakat ataupun
pemerintah untuk bisa mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini
kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.testingindonesia.com/mengenal-inclinometer-sebagai-instrumen-
monitoring-geoteknik-33 (diakses pada 3 November 2017 pukul 17.02 WIB)

Dunnicliff, John (1988, 1993). Geotechnical Instrumentation for Monitoring Field


Performance. Wiley-Interscience. p. 117.

http://teknologisurvey.com/gps/gps-geodetik (diakses pada 3 November 2017


pukul 19.43 WIB)

Casagrande, A (1949). Soil Mechanics in the design and Construction of the


Logan Airport. J. Boston Soc. Civil Eng., Vol 36, No. 2. pp. 192–221.

http://heruhendrayana.staff.ugm.ac.id/web/down/dampakabt.pdf (diakses pada 3


November 17.18 WIB)

http://blogs.unpad.ac.id/irvansophian/files/2011/03/5-Irvan-Sophian-41-60.pdf
(diakses pada 3 November 17.33 WIB)

11

Anda mungkin juga menyukai