RESPIROLOGI
1
ISPA ATAS- BAWAH
ISPA ATAS
•Common cold
•Faringitis
•Otitis media
•Croup
ISPA BAWAH
•Bronkitis
•Bronkiolitis
•Pneumonia
2
SESAK NAPAS
• Manifestasi utama gawat darurat paru/saluran napas
• Bisa karena sebab lain diluar paru/saluran napas
1. SSP : Cheyne Stoke, Biots
2. Jantung : gagal jantung
3. Metabolik Asidosis : diare akut dehidresi berat,
gagal ginjal,D.M., intoksikasi salisilat, Syok,DBD
4. Kelainan intra abdominal: tumor,asites,hernia
diafragmatika.
5. Hematologi : Anemia
3
SESAK NAPAS ?
Napas Cepat (tachypnea)
Umur
< 2 bulan > 60 x/mnt
2 - 12 bulan > 50 x/mnt
1 - 5 tahun > 40 x/ mnt
Kesulitan napas
(dyspnea)
- Tarikan dinding dada
(retraction)
- Pch
- Sianosis, gelisah, kejang
4
SESAK NAPAS
• Penyakit bidang respirologi dengan gejala
sesak :
- Bronkopneumonia
- Bronkiolitis
- Asma
- Sindroma Croup
5
1. PEUMONIA
6
DEFINISI
– Radang yang mengenai parenkim paru
– Penyakit respiratorik yang ditandai dengan
batuk, sesak nafas, demam, ronki basah halus,
dengan gambaran infiltrat pada foto toraks
– Menurut anatominya : Pneumonia lobaris,
Pneumonia lobularis, Bronkopneumonia,
Pneumonia interstisialis.
7
ETIOLOGI
• Sebagian besar : mikro organisme (virus/bakteri), sebagian
kecil hal lain (aspirasi, bahan kimia, fungi, protozoa)
• Penyebab pneumonia biasanya berubah sesuai distribusi
umur
• Secara umum bakteri penyebab :
- Streptococcus pneumoniae
- Haemophilus influenzae
- Staphylococcus aureus
- Streptococcus group B
- Pseudomonas aeruginosa
- Chlamydia spp
- Mycoplasma pneumoniae
8
ETIOLOGI…….
9
MANIFESTASI KLINIS
• Bervariasi tergantung pada : kuman penyebab, usia, status
imunologis, berat penyakit
Anamnesis
- umur berapapun berapapun usia sekolah
- awitan mendadak mendadak tidak nyata
- sakit serumah tidak ya, bersamaan ya, berselang
- batuk produktif nonproduktif kering
- gx penyerta toksik mialgia, ruam nyeri kepala, otot
Fisis
- kead. Umum klinis > tem klinis ≤ tem klinis < temuan
- demam ≥ 39’C < 39’C < 39’C
- auskultasi ronki ± ronki bilateral ronki unilateral
11
TANDA KLINIS SEDERHANA PNEUMONIA (WHO)
Napas Cepat
(tachypnea)
Umur
< 2 bulan > 60 x/mnt
2 - 12 bulan > 50 x/mnt
1 - 5 tahun > 40 x/ mnt
12
DIAGNOSIS….
13
DIAGNOSIS BANDING
• BRONKIOLITIS
• PAYAH JANTUNG
• ASPIRASI BENDA ASING
• ABSES PARU
14
TATA LAKSANA
Indikasi MRS :
1. Ada kesukaran nafas, toksis
2. Sianosis
3. Umur kurang 6 bulan
4. Ada penyulit, misalnya : empiema
5. Diduga infeksi oleh Staphylococcus
6. Perawatan di rumah kurang baik
15
Tata laksana …
TERAPI OKSIGEN
Dapat berupa : nasal prong, masker, ventilasi mekanik
TERAPI CAIRAN
Jumlah sesuai berat badan, suhu, status hidrasi
ANTIBIOTIKA
Pemilihan berdasarkan umur, keadaan umum penderita
dan ‘dugaan’ penyebab.
16
ANTIBIOTIKA SESUAI UMUR DAN PENYEBAB
Eritromisin Kotrimoksazol
17
OBAT DOSIS/KG/24JAM CARA
18
TERAPI LAIN :
• Simptomatis : oksigenasi, uap, ekspektoran
• Fisioterapi: drainase postural, menepuk-nepuk dada
• Terapi penyulit : empyema, pneumotoraks
19
KOMPLIKASI
• Abses paru, perdarahan paru, bronkiektasis
• Empiema
• Atelektasis
• Piopneumothorak
• Pneumatosel
• Gagal nafas
• Meningitis
• Sepsis +/- renjatan
• artritis
20
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
Bila YA
• Tanya berapa lama ?
• Lihat, dengar : napas 1 menit, tarikan dinding dada, stridor
21
GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN
Ada tanda bahaya umum PNEUMONIA Beri dosis pertama antibiotik yang
atau BERAT atau sesuai
Tarikan dinding dada PENYAKIT Rujuk SEGERA
kedalam atau SANGAT BERAT
Stridor
Tidak ada tanda-tanda BATUK : BUKAN Jika batuk lebih dari 30 hari, rujuk
pneumonia atau penyakit PNEUMONIA untuk pem lebih lanjut
sangat berat Beri pelega tenggorokan dan
pereda batuk yang aman
Nasihati ibu kapan harus segera
kembali
Kunjungan ulang setelah 2 hari
22
ANTIBIOTIK MTBS
23
2. BRONKIOLITIS
24
DEFINISI
Infeksi virus akut saluran napas bawah , terutama
pada bayi kecil, tersering berumur 2-24 bulan
Sindroma klinis pada bayi berumur kurang dari 12
bulan, serangan pertama, setelah suatu prodromal
infeksi saluran napas atas dengan karakteristik :
wheezing expir, dyspnea, respiratory distress, poor
feeding dan tachypnea dan pada pem radiologi
menunjukkan hiperaerasi
25
EPIDEMOLOGI
Musiman, puncak pada musim dingin.
Hemisfer utara : Desember sampai Maret
Hemisfer selatan : Juli dan Agustus.
Pada daerah tropis , bronkiolitis sering didapatkan pada
musim hujan
75% terjadi pada anak-anak < 1 tahun dan 95% pada anak <
2 tahun, insiden puncak umur 2-8 bulan.
2,2 kasus per 100 anak per tahun
♂ > ♀ = 1,5 : 1
Penyebaran : droplet dan inokulasi/kontak langsung
26
60 – 90% disebabkan karena Respiratory
Syncytial Virus (RSV) Penyebab lainnya:
27
Faktor resiko terjadinya bronkiolitis:
jenis kelamin laki-laki
prematuritas, BBLR
sosio ekonomi rendah, kondisi padat penduduk
titer antibodi maternal RSV yang rendah
bayi yang tidak mendapat ASI
paparan asap rokok, bayi terpapar ibu yang merokok
frekuensi bronkiolitis meningkat hingga 3-60%
28
PATOGENESIS-PATOFISIOLOGI
Infeksi RSV
Respon paru
29
PATOGENESIS…..
30
PATOGENESIS…..
Hipoksemia As.Laktat
Intake kalori & cairan << ASIDOSIS METABOLIK
Pemberian salisilat
31
Berkaitan dengan Asma ?
- patologi
32
PROSES INFLAMASI
Deskuamasi of
Desquamation
epithel
epithelium
Hiperplasia
Hyperplasia of Mucus plug
Mucous plug
Mucous
Mucosglands
glands
Penebalan
membrana
basalis
Oedema
Neutrophil and
Infiltrasi neutrofil &
Hipertrofi dan kontraksi eosinophil infiltration
eosinofil
otot polos
33
Barnes PJ
34
MANIFESTASI KLINIS
Kontak dengan penderita ISPA dewasa /anak besar
Didahului ISPA atas ringan (pilek encer, bersin,batuk)
Kondisi memberat : distres nafas (takipnu, retraksi,
nafas cuping hidung, sianosis, takikardi)
Terdapat wheezing, ekspirasi memanjang
Hepar & lien teraba karena pendorongan diafragma
Kadang-kadang : konjungtivitis ringan, otitis media,
faringitis
35
DIAGNOSIS
Kriteria bronkiolitis
Wheezing pertama kali
36
GAMBARAN RADIOLOGIS
Normal (10 %)
Hiperinflasi
Patchy infiltrates (infiltrat tersebar)
Patchy Atelectasis (atelektasis tersebar)
37
Normal (10%) 38
Diafragma datar,
diameter AP >
subcostal >
retrosternal space >
Asma Bronkiolitis
Umur > 2 tahun Umur < 2 tahun
Demam : biasanya – Demam : +
Wheezing berulang Wheezing pertama
ISPA : + / - ISPA : +
Atopi keluarga : + Atopi keluarga: -/+
Riwayat Alergi : + Riwayat Alergi : -/+
Respon terhadap Respon terhadap
bronkodilator: cepat bronkodilator: lambat
42
BEDA PNEUMONIA-BRONKIOLITIS
Pneumonia Bronkiolitis
Umur Semua umur < 2 tahun
Penyebab Bakteri / virus Virus
Onset Lebih lama cepat
Pemeriksaan fisis Inspiratory effort Expiratory effort
Foto thoraks Infiltrat Hiperaerasi
Tes RSV Negatif Positif
43
TATA LAKSANA
Prinsip dasar : terapi suportif ( oksigen, cairan, nutrisi)
Bronkiolitis ringan ; rawat jalan
Bronkiolitis sedang-berat : MRS
Saturasi O2 <92% dengan udara ruangan
Usia < 3 bulan
Dehidrasi
Distres napas
Penyakit paru kronik
Kelainan jantung
Defisiensi imun
44
Tata laksana …
TERAPI OKSIGEN
Untuk kasus-kasus yang sedang-berat
TERAPI CAIRAN
Jumlah sesuai berat badan, suhu, status hidrasi
45
Tata laksana …
ANTIBIOTIKA
Diberikan sesuai keadaan penderita
ANTIVIRUS ( RIBAVIRIN)
synthetic nucleoside analogue menghambat aktifitas
virus
Efektifitas masih kontroversi
46
Tata laksana …
BRONKODILATOR
Telah lama diperdebatkan
Agonis β2 :
Efek bronkodilatasi
Mengurangi pelepasan mediator
Mengurangi sembab mukosa
Menurunkan tonus kolinergik
Meningkatkan efektifitas mukosilier
47
Tata laksana …
KORTIKOSTEROID
48
PROGNOSIS
Perjalanan penyakit:
Perbaikan klinis : 3 - 4 hari
Perbaikan radiologis : 9 hari
49
PENCEGAHAN
Membatasi penularan
Cuci tangan
Penggunaan sarung tangan dan masker
Isolasi penderita
Pemberian ASI
Menghindari kontak dengan penderita ISPA dewasa
50
3. ASMA BRONKIAL
51
DEFINISI ASMA
• Asma adalah penyakit saluran respiratori dengan dasar
inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan
hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat
bervariasi
52
BATUK KRONIS BERULANG
• Batuk kronik berulang (BKB, chronic recurrent
cough ) dapat menjadi petunjuk awal untuk
membantu diagnosis asma.
53
GEJALA ASMA
• Gejala asma adalah batuk, mengi, sesak
napas, dada tertekan yang timbul secara
kronik dan atau berulang, reversibel,
cenderung memberat pada malam atau
dini hari, dan biasanya timbul jika ada
pencetus.
54
PATOGENESIS
Alergen Inflamasi
(sel mast, eosinophil, limfosit & sel epitel)
56
PATOFISIOLOGI
57
DIAGNOSIS ASMA
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisis
• Pemeriksaan Penunjang
58
ANAMNESIS
Karakteristik yang mengarah ke asma adalah1:
• Episodisitas : gejala timbul episodik/berulang
• Faktor pencetus
– Iritan: asap rokok, asap bakaran sampah, asap obat nyamuk,
suhu dingin, udara kering, makanan minuman dingin, penyedap
rasa, pengawet makanan, pewarna makanan
– Alergen: debu, tungau debu rumah, rontokan hewan, serbuk
sari
– Infeksi respiratori akut karena virus
– Aktivitas fisis: berlarian, berteriak, menangis, atau tertawa
berlebihan
59
1.Papadopoulus NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, Lemanske R et al. International consensus on (ICON) pediatric asthma. Allergy 2012.
Anamnesis
• Riwayat alergi pada pasien atau riwayat asma
dalam keluarga
60
PEMERIKSAAN FISIK
• Gejala asma:
– Tanpa gejala
– Ada gejala: batuk, sesak,
wheezing, ekspirasi memanjang
Allergic shiner
• Tanda alergi:
– Dermatitis atopik, rinitis alergi
– Allergic shiners, geographic
tongue
Geographic tongue
61
ALUR DIAGNOSIS ASMA
62
63
ASMA
!!
BALITA
Gejala (batuk, Gejala (batuk, Gejala (batuk, wheezing,
wheezing,sulit bernapas) wheezing,sulit bernapas) susah bernapas ) > 10 hari,
selama IRA
≤10 hari, selama IRA >10 hari, selama IRA >3 episode/thn, atau
2-3 episode/thn >3 episode/thn, atau episode berat dan/atau
episode berat dan/atau perburukan malam hari
perburukan malam hari !
! !
Tidak ada gejala!di antara Di antara episode anak Di antara episode anak
episode mungkin batuk, wheezing batuk, wheezing atau sulit
atau sulit bernapas bernapas saat bermain
atau tertawa!
Keterangan: Skema di atas menggambarkan bahwa asma pada balita merupakan suatu
spektrum yang dinamis, semakin ke kanan pola gejala yang ditemui, maka makin kuat
dugaan ke arah asma, dan seorang pasien dapat berubah posisinya seiring waktu.
! 64
KLASIFIKASI ASMA
Klasifikasi kekerapan dibuat pada kunjungan-
kunjungan awal dan dibuat berdasarkan
anamnesis :
Kekerapan Uraian kekerapan gejala asma
<6x/tahun atau jarak antar gejala ≥6
Intermiten
minggu
Persisten
>1x/bulan, <1x/minggu
ringan
Persisten
>1x/minggu, namun tidak setiap hari
sedang
Persisten
Gejala asma terjadi hampir tiap hari
berat
1. 65 2012.
Papadopoulus NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, Lemanske R et al. International consensus on (ICON) pediatric asthma. Allergy
4. Hamasaki Y, Kohno Y, Ebisawa M, Kondo N, Nishima S, Nishimuta T et al. Japanese Guideline for Childhood Asthma 2014. Allergol Inter 2014;
KLASIFIKASI ASMA
Kesetaraan klasifikasi PNAA 2004 dengan PNAA 2015 adalah:
66
KLASIFIKASI ASMA
2. The Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention 2014. Available from: www.ginasthma.org
6763:335-
4. Hamasaki Y, Kohno Y, Ebisawa M, Kondo N, Nishima S, Nishimuta T et al. Japanese Guideline for Childhood Asthma 2014. Allergol Inter 2014;
56.
KLASIFIKASI ASMA
Berdasarkan keadaan saat ini:
• Tanpa gejala
• Ada gejala
• Serangan ringan-sedang
• Serangan berat
• Ancaman gagal napas
Serangan asma adalah episode perburukan yang progresif
akut dari gejala-gejala batuk, sesak nafas, mengi, rasa
dada tertekan, atau berbagai kombinasi dari gejala-gejala
tersebut.
68
SERANGAN ASMA
• Adalah episode peningkatan yang progresif
(perburukan) dari gejala-gejala batuk, sesak
napas, mengi, rasa dada tertekan, atau berbagai
kombinasi dari gejala-gejala tersebut
• Mencerminkan gagalnya tata laksana asma
jangka panjang, atau adanya pajanan dengan
pencetus
69
Tujuan tata laksana serangan asma
70
PATOFISIOLOGI SERANGAN ASMA
71
PENILAIAN DERAJAD SERANGAN ASMA
Serangan asma
Asma serangan
Asma serangan berat dengan ancaman
ringan-sedang
henti napas
• Bicara dalam kalimat • Bicara dalam kata • Mengantuk
• Lebih senang duduk • Duduk bertopang • Letargi
daripada berbaring lengan • Suara napas tak
• Tidak gelisah • Gelisah terdengar
• Frekuensi napas • Frekuensi napas
meningkat meningkat
• Frekuensi nadi • Frekuensi nadi
meningkat meningkat
• Retraksi minimal • Retraksi jelas
• SpO2 (udara kamar): • SpO2 (udara kamar) <
90 – 95% 90%
• PEF > 50% prediksi • PEF < 50% prediksi
atau terbaik atau terbaik
72
TATA LAKSANA SERANGAN ASMA DI RUMAH
Berikan inhalasi β2-agonis kerja pendek
Via nebulizer Via MDI + spacer
• Berikan 2-agonis kerja pendek, • Berikan serial β2 agonis kerja
lihat responsnya gejala pendek via spacer dengan dosis: 2
menghilang cukup diberikan – 4 semprot
satu kali • Berikan satu semprot diikuti 6 – 8
• Jika gejala belum membaik dalam tarikan napas, lalu diberikan
30 menit ulangi pemberian semprotan berikutnya dengan
sekali lagi siklus yang sama
• Jika dengan 2 kali pemberian 2- • Jika membaik dengan dosis 2-4
agonis kerja pendek via nebuliser semprot, inhalasi dihentikan.
belum membaik segera bawa • Jika gejala tidak membaik dengan
ke fasyankes dosis 4 semprot, segera bawa ke
fasyankes
73
TATA LAKSANA SERANGAN ASMA DI FASYANKES
74
Bila tidak tersedia obat-obatan lain, ADRENALIN untuk asma yang berhubungan dengan
anafilaksis dan angioedema, dosis 10 ug/kg (0,01 ml/kg adrenalin 1:1.000), maksimal 500 ug (0,5 75
ml)
TATA LAKSANA SERANGAN ASMA DI FASYANKES &
RS/UGD
76
77
**Pilihan steroid untuk serangan asma
78
TATA LAKSANA DI RUANG RAWAT INAP
79
TATA LAKSANA DI RUANG RAWAT INAP
81
TATA LAKSANA DI RUANG RAWAT INAP
82
Nebuliser
83
Jet Nebuliser
84
Ultrasonik Nebuliser
85
Babyhaler
86
Daftar Obat untuk nebulasi
Golongan antikolinergik
Ipratropium bromide Atrovent Solution 0,025 % > 6 thn : 8 – 20 tetes
6 thn : 4 – 10 tetes
Golongan steroid
Budesonide Pulmicort Respules
Flutikason Flixotide Nebules
Golongan agonis + antikolinergik
Salbutamol + Combivent UDV Unit dose vial ½ - 1 vial
ipratropium bromide
87
4. SINDROMA CROUP
88
DEFINISI
• Sindroma “CROUP” : - Batuk
- Suara Parau
- Stridor Inspiratoir
89
PATOFISIOLOGI
INFEKSI
MEKANIS
ALERGI
90
ETIOLOGI
• LARINGITIS DIFTERIA
• EPIGLOTITIS AKUTA
• LARINGITIS AKUTA
• LARINGOTRAKEOBRONKITIS AKUTA
• LARINGITIS SPASMODIK
92
93
GEJALA KLINIS
• Timbul suara serak, batuk menggonggong dan
terdengar stridor inspiratoir
• Bila obstruksi bertambah, stridor makin keras
• Bila payah, stridor melemah
• Retraksi interkostal, supraklavikular, suprasternal
dan epigastrial.
• Anak menjadi gelisah bila terjadi hipoksia
• Bila bertambah berat bisa terjadi gagal napas.
94
1. EPIGLOTITIS AKUT
96
PENATALAKSANAAN LA/LTBA
97
3. LARINGITIS SPASMODIK
98
Stridor Laring Kongenital
• Paling sering Laringomalasia, Trakeomalasia
- deformitas/ kelembekan epiglotis dan apertura
supraglotis, kelemahan dinding sal napas.
- kolap/ obstruksi jalan napas saat inspirasi
• Klinis : stridor Inspiratoar, masa neonatus- 1 thn,
intermitten, berat bila terlentang, retraksi inspiratoar,
deformitas, dispnea, kesukaran menetek, bisa malnutrisi.
99
Stridor Laring Kongenital
• Diagnosis : Laringoskopi
• Terapi :
- Tidak ada tx spesifik
- Sembuh spontan
- trakeostomi (4 : 1.415)
- Tidur tengkurap lbh enak
- k/p nutrisi per NGT.
• Prognosis : membaik s/d 18 bulan.
100
101