Gangguan Keseimbangan
MOTION SICKNESS
NAMA ANGGOTA :
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik tempat anda bekerja dengan
keluhan pusing berputar.
Keluhan terutama dirasakan saat menggerakan kepala dan disertai mual dan muntah.
Keluhan dirasakan setelah pasien menempuh perjalanan dari medan menuju bandung
dengan menggunakan bus. Pasien tiba di Bandung satu hari yang lalu namun perasaan
pusing masih dirasakan sampai sekarang. Keluhan tidak disertai dengan telinga
berdengung telinga terasa penuh dan penurunan pendengaran keluhan tidak disertai
dengan nyeri kepala atau migran. Pasien memiliki riwayat keluar cairan dari telinga kanan
dua tahun yang lalu dan tidak pernah kambuh lagi. Riwayat tekanan darah tinggi tidak
ada. Riwayat stroke tidak ada. Riwayat kejang tidak ada
Pemeriksaan fisik:
Status generalis : keadaan umum sakit sedang. Tensi : 110/70
nadi 84 x/m. suhu : 36,5 C .Pernapasan : 18x/m
Status lokalis :
Pemeriksaan telinga luar : preaurikular tenang +/+, kista -/-
auricular : normotia+/+, tenang +/+
retroaurikula tenang +/+
Otoskopi : Auris dekstra sinistra : CAE tenang+/+, sekret -/-, serumen -
/-
Membran timpani kanan perforasi sentral/ kiri intak, refleks cahaya -/+
Tes suara : pada jarak 1 meter dapat mengulang suara bisik pada telinga
Tes garputala : Rinne +/+, Weber : tidak ada lateralisasi, schwabach
kanan kiri sama dengan pemeriksa
Tes Romberg negative
Tes Gait negative
Overview case
ANAMNESIS KETERANGAN
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke Keluhan khas vertigo perifer
poliklinik tempat anda bekerja dengan keluhan DD :/ - Motion Sickness
pusing berputar. - BPPV
- Meniere Disease
Keluhan terutama dirasakan saat menggerakan Khas vertigo perifer
kepala dan disertai mual dan muntah.
keluhan tidak disertai dengan nyeri kepala atau Menyingkirkan keluhan vertigo sentral
migran.
Pasien memiliki riwayat keluar cairan dari telinga Riwayat penyakit OMSK /OMA
kanan dua tahun yang lalu dan tidak pernah
kambuh lagi.
Riwayat tekanan darah tinggi tidak ada. Riwayat Menyingkirkan penyebab vertigo sentral
stroke tidak ada. Riwayat kejang tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK:
Status generalis : keadaan umum sakit sedang. Tensi : Dalam batas normal
110/70
nadi 84 x/m. suhu : 36,5 C .Pernapasan : 18x/m
STATUS LOKALIS:
Pemeriksaan telinga luar : preaurikular tenang +/+, Dalam batas normal
kista -/- auricular : normotia+/+, tenang +/+
retroaurikula tenang +/+
Otoskopi : Auris dekstra sinistra : CAE tenang+/+,
sekret -/-, serumen -/-
Membran timpani kanan perforasi sentral/ kiri intak, Kelainan perforasi Membran Timpani
refleks cahaya -/+ AD
Tes suara : pada jarak 1 meter dapat mengulang
suara bisik pada telinga Dalam batas normal tidak ada
Tes garputala : Rinne +/+, Weber : tidak ada gangguan dengar
lateralisasi, schwabach kanan kiri sama dengan
pemeriksa
Tes Romberg negative
Tes Gait negative Menyingkirkan vertigo sentral
MOTION SICKNESS
GERAKAN BERULANG DIRASAKAN OLEH OTAK MELALUI NERVUS OPTIKUS,
NERVUS VESTIBULARIS, NERVUS SPINOVESTIBULOSEREBRALIS
KEGAGALAN KOORDINASI
KETIDAKTERATURAN KERJA OTOT
FAKTOR RESIKO
Non-Farmakologi
Menjaga agar posisi kepala tidak bergoyang saat duduk disandaran kursi
Hindari duduk di kursi yang menghadap ke belakang , usahakan selalu melihat gerakan
yang sama dengan yang dirasakan tubuh dan telinga misalnya ketika hendak bepergian
didalam mobil atau bus usahakan duduk didepan dan melihat pemandangan keluar
Farmakologi
Antikolinergik : Scopolamine
Antihistamin : Dymenhydrinate oral ( Antimo), Dypenhydramin , promethazine,
meclizine , cycline
Mekanisme : mengurangi sensitivitas terhadap gerakan sehingga mengurangi kekacauan
sinyal yang di terima otak
ESO : Mengantuk, Mulut kering
RESEP
Prognosis
Q.A.V : ad bonam
Q.A.F : ad bonam
EPIDEMIOLOGI
Lebih sering terjadi pada wanita, anak usia 2 – 12 tahun dan penderita Migrain
Kendaraan mobil, perahu paling banyak menyebabkan motion sikness
Sekitar 33 % populasi rentan terhadap motion sickness
Mudah terjadi pada orang yang jarang berpergian jauh
ASPEK PBHL
Medical indication : Beneficence GRP ( dokter mampu menegakan
diagnosis Motion sickness dan mampu menyingkirkan diagnosis banding )
Patient Preference : Autonomi ( informed consent )
Quality of Life : Beneficence
Nonmaleficence ( dokter melakukan tatalaksana dengan tepat sesuai
kompetensi dokter umum dan mencegah komplikasi lanjut )
Contextual Feature
Justice : Menghargai hak pasien untuk mendapatkan kesehatannya
kembali.