Disusun oleh :
NIM : B0219335
CI LAHAN CI INSTITUSI
2024
A. PENGERTIAN
Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang cukup cepat
dan asimetris system vestibuler perifer (telinga dalam) (Smeltzer & Bare, 2002).
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala, penderita
merasakan benda-benda di sekitarnya bergerak-gerak memutar atau bergerak naik-turun
karena gangguan pada sistem keseimbangan
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar merujuk pada sensasi
berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh
gangguan pada sistim keseimbangan
B. ETIOLOGI
Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat kecelakaan, stres,
gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran darah
ke otak, dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui
organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang
berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam
telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya
sendiri (Mardjono, 2008).
Keseimbangan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi tentang posisi
tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata. Penyebab umum dari vertigo
(Marril KA,2012):
1. Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
2. Obat-obatan : alkohol, gentamisin.
3. Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal positional.
4. Vertigo, infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit maniere.
5. Peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.
6. Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis, sklerosis
multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin, persyarafannya atau
keduanya.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling
besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil
kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di
pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan
proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron
dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot
mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak.
Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan
sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak
normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom;
di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan
abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/berjalan dan
gejala lainnya (Price & Wilson, 2006).
D. MANIFESTASI KLINIS
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan
lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan
selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur,
E. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan medis.
1.Terapi kausal
2.Terapi simtomatik
3.Terapi rehabilitatif
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan CT-scan atau MRI kepala dapat menunjukkan kelainan tulang atau tumor
yang menekan saraf. Jika diduga infeksi maka bisa diambil contoh cairan dari telinga
atau sinus atau dari tulang belakang.
2. Pemeriksaan angiogram, dilakukan karena diduga terjadi penurunan aliran darah ke otak.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
menuju ke otak.
3. Pemeriksaan khusus : ENG, Audiometri dan BAEP, psikiatrik.
4. Pemeriksaan tambahan : EEG, EMG, EKG, laboratorium, radiologik.
5. Pemeriksaan fisik : mata, alat keseimbangan tubuh, neurologik, otologik, pemeriksaan
fisik umum
VERTIGO
Penurunan fungsi tekanan intra kranial stress meningkat tekanan pada otot leher
kognitif meningkat
FORMAT PENGKAJIAN
REKAMAN ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN AWAL KEPERAWATAN UMUM
DIRUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH
A. IDENTITAS
Alamat : tinambung
B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama MRS dengan keluhan pusing, sakit kepala seperti berputar putar, mual
C. KEADAAN UMUM
D. KEBUTUHAN DASAR
- Gambaran nyeri :
Masalah Keperawatan :
ELIMINASI OKSIGENIASI
- Kebisaan BAB : - x /hari BAK : 2 x/hari - Nadi : 100 x/menit Pernafasan : 20 x/menit
- Menggunakan laxsan : (√) tidak ( ) ya. - TD :141/82 mmHg Bunyi Nafas : normal
Jenis : - - Sirkulasi oksigenasi : (√)TAK ( )Pusing ( ) Sianosis
- Menggunakan ancer : ( √ ) tidak ( ) ya. ( ) akral dingin ( ) clubbing finger
Jenis : - - Dada : ( √) TAK ( ) retraksi dada ( ) nyeri dada
- Keluhan BAK Saai ini : tidak ada ( ) berdebar-debar ( ) Deviasi trackhea
( ) Retensi urin () inkontinensia urin ( ) disuria Bunyi jantung Normal (frekwensi : x/m
( ) Keseringan ( ) Urgensi ( ) Nocturia ( )Mur-mur ( ) gallop
- Peristaltik usus : - Riwayat penyakit : (-) bronchitis ( - )Asma
( √ ) tidak ada peristaltic ( ) Hiperperistaltik (- ) Tuberkulosis ( - ) Empisema () hipertensi (- ) demam
- Keluhan BAB saat ini : rematik (- ) flebitis (- ) kesemutan
() Belum pernah BAB selama di RS - Lain-lain :
- Abdomen :
Lunak/keras : lunak
Massa : ( ) ada (√ ) tidak ada
Ukuran/lingkar Abdomen : -
- Terpasang kateter urine : (√) Tidak ( ) ya
(dimulai tgl :
- Pengguna alcohol : tidak ada Jumlah/frekwensi : -
- Lain-lain : -
NEOROSENSORIS KEAMANAN
- Babinsky : ( √ ) tidak ( ) ya
- Chaddock : ( √ ) tidak ( ) ya
- Brudinsky : ( √ ) tidak ( ) ya
( ) Gangguan perfusi jaringan cerebral ( )Resiko injury b/d penurunan absorpsi VitK
baru).
SEKSUALITAS
- Lama perkawinan : 20 tahun , hidup dengan: anak dan - Sosiologis : (√ ) TAK () menarik diri
suami ( ) komunikasi ancer ( ) komunikasi tidak ancer
- Masalah-masalah kesahatan/stress : - ( ) afasia ( ) isolasi diri ( ) amuk
- Cara mengatasi stress : - - Perubahan bicara :
- Orang Pendukung Lain : keluarga - Adanya laringektomi : -
- Peran Dalam Struktur Keluarga : ibu rumah tangga - Komunikasi verbal/nonverbal dengan keluarga/orang terdekat
- Masalah-masalah Yang berhubungan Dengan lain : komunikasi verbal
Penyakit/Kondisi : - - Spiritual : () TAK
- Psikologis : (√)Tak ()gelisah ( )Takut - Kegiatan keagamaan : -
( )Sedih ( )Rendah diri ( )Hiperaktif ( ) acuh tak acuh - Lain-lain :
( )Marah ( )Mudah Tersinggung
( ) Merasa Kurang sempurna ( ) Eurofik
( ) tidak Sabar
- Lain-lain :
Masalah keperawatan : ( ) kecemasan ( ) ketakutan ( ) koping individu tidak efektif ( ) isolasi diri
( ) hambatan komunikasi verbal ( ) spiritual distress ( ) resiko merusak diri ( ) harga diri rendah
fanofibrat 30 gr oral
Keterangan
: Meninggal
: laki-laki
: perempuan
: garis perkawinan
: garis keturunan
G.
DATA FOKUS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN &
INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1 2 3 4
1 Gangguan pola tidur b.d restraint Setelah dilakukan Dukungan tidur
fisik d.d mengeluh sulit tidur, intervensi selama 3 kali Tindakan
mengeluh pola tidur berubah 8 jam maka pola tidur Observasi
membaik dengan 1. identifikasi pola aktivitas dan tidur
kriteria hasil: 2. identifikasi factor penganggu tidur
1. keluhan sulit tidur 3. identifikasi makanan dan minuman yang
menurun menganggu tidur
2. keluhan sering 4. mendekati waktu tidur minum banyak air sebelum
terjaga menurun tidur
3. keluhan pola tidur 5. identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
berubah menurun Terapeutik
1. modifikasi lingkungan
2. batasi waktu tidur siang,jika perlu
3. fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
4. tetapkan jadwal tidur rutin
5. lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
(mis. pijat, pengaturan posisi, terapi akupresure)
6. sesuaikan jadwal pemberian obat atau tindakan
mengurangi siklus tidur-terjaga
Edukasi
1. jelaskan pentingnya tidur tidur cukup selama sakit
2. anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3. anjurkan menghindari makanan/minuman yang
menganggu tidur
4. anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
5. ajarkan factor –faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
6. ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya.
2 Nyeri akut b.d agen pencedera Setelah dilakukan Manajemen nyeri
fisiologis d.d mengeluh nyeri, intervensi selama 1 Tindakan
tampak meringis, gelisah, sulit tidur kali 24 jam maka Observasi
diharapka nyeri akut 1. identifikasi
menrun dengan lokasi,karakyeristik,durasi,frekuensi,kualitas,
kriteria hasil intensitas nyeri
1. keluhan nyeri 2. identifikasi nyeri
menurun 3. identifikasi respon nyeri non verbal
3. identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri
4. identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
5. identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas
tidur
Terapeutik
1. berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (misal terapi relaksasi
napas dalam)
2. control lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
3. fasilitasi istirahat dan tidur
HARI PERTAMA
No Jam
Implementasi Evaluasi
Dx
1 08.30 identifikasi factor penganggu tidur Tanggal 03/02/2024
hasil : nyeri dibagian ulu hati dan kepala terasa berputar- Jam 08.30
putar S : pasien mengatakan masih sering terjaga pada
identifikasi makanan dan minuman yang malam hari
menganggu tidur O : pasien masih tampak lemas
hasil : tidak ada A : gangguan pola tidur
mendekati waktu tidur minum banyak air sebelum P : lanjutkan intervensi
tidur batasi waktu tidur siang,jika perlu
hasil : pasien sering minum air fasilitasi menghilangkan stress sebelum
identifikasi obat tidur yang dikonsumsi tidur
hasil : pasien mengonsumsi obat merlopam 50 mg tetapkan jadwal tidur rutin
jelaskan pentingnya tidur tidur cukup
selama sakit
anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
anjurkan menghindari makanan/minuman
yang menganggu tidur
HARI KEDUA
No Jam
Implementasi Evaluasi
Dx
1 08.30 batasi waktu tidur siang,jika perlu Tanggal 04/02/2024
Jam 08.30
hasil : pasien mengatakan jarang tidur siang S : pasien mengatakan tidurnya sudah mulai
tetapkan jadwal tidur rutin membaik dan tidak terjaga pada malam hari
O : pasien tampak segar
hasil : pasien mengatakan jam tidurnya diatas jam 10 A : gangguan pola tidur teratasi
jelaskan pentingnya tidur tidur cukup selama sakit P : lanjutkan intervensi bila perlu
ajarkan factor –faktor yang berkontribusi
hasil : perawat sudah memberikan edukasi kepada pasien terhadap gangguan pola tidur
terkait dengan pentingnya tidur cukup selama sakit ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya.
anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
hasil : kebiasaan tidur pasien yaitu pada malam hari
anjurkan menghindari makanan/minuman yang
menganggu tidur
hasil :
HARI KETIGA
No Jam
Implementasi Evaluasi
Dx
1 08.30 batasi waktu tidur siang,jika perlu Tanggal 05/02/2024
Jam 08.30
hasil : pasien mengatakan jarang tidur siang S : pasien mengatakan tidurnya sudah mulai
tetapkan jadwal tidur rutin membaik dan tidak terjaga pada malam hari
O : pasien tampak segar
hasil : pasien mengatakan jam tidurnya diatas jam 10 A : gangguan pola tidur teratasi
jelaskan pentingnya tidur tidur cukup selama sakit P : lanjutkan intervensi bila perlu
ajarkan factor –faktor yang berkontribusi
hasil : perawat sudah memberikan edukasi kepada pasien terhadap gangguan pola tidur
terkait dengan pentingnya tidur cukup selama sakit ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya.
anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
hasil : kebiasaan tidur pasien yaitu pada malam hari
anjurkan menghindari makanan/minuman yang
menganggu tidur
hasil :