Anda di halaman 1dari 21

PEMERIKSAAN CAIRAN

LAMBUNG
Dr. Ibrahim Abd Samad, SpPK(K)
Penentuan fungsi cairan
lambung :
A. Volume sekresi cairan lambung
B. Pemeriksaan pH
C. Keasaman (secara titrasi)
1. Acid Out Put 5. Anacidity
2. Basal Acid Out Put 6. Hiposekresi/hipersekresi
3. Maximal AO 7. Achlorhydria
4. Peak AO 8. Asam terikat/asam bebas
(HCl bebas)
Ad.1. ACID AOUT PUT : keasaman yang dapat
dititrasi (mEq/L) tiap sampel 15 menit

RUMUS :
Volume 0,1 N NaOH (ml)
AO = ------------------------------------------- x 100
Volume sampel

Volume sampel (ml) = volume sekresi lambung


yang keluar tiap 15 menit.
Volume 0,1 N NaOH = jumlah ml 0,1 N NaOH
yang diperlukan menetralisasi sejumlah
sekresi lambung sehingga mencapai
pH 7/ pH 7,4
Ad.2. Basal AO : sekresi lambung basal
(mEq/jam) sesudah isi lambung
dikeluarkan diambil 4 sampel
sekresi lambung tiap 15 menit
secara terpisah

BAO jumlah AO 4 sampel berturut-turut


dalam 1 jam

Normal : laki-laki 1-4 mEq/jam


wanita/lansia : < dari laki-laki
Ad.3. Maximal AO (MAO) :
jumlah mEq asam yg disekresi/ 1 jam
sesudah suntukan histamin pd Augmented
Histamin Test
Normal: laki-laki = < 30 mEq/jam
wanita = < 20 mEq/jam
Ad.4. Anacidity : kegagalan sekresi lambung untuk
mencapai pH < 6,0/7,0 pd Augmented
Histamin Test

Ad.5. Peak AO : AO tertinggi antara 2 sampel


berturut- turut dengan interval 15 menit pd
Augmented Histamin Test
Normal : laki-laki = < 20 mEq/L
wanita = < 15 mEq/L
Ad.6. Hipo/hipersekresi : sekresi
asam lambung kurang/lebih
dari normal

Ad.7. Achlorhydria/hipochlorhydria
Sudah tidak dipakai lagi
Pengambilan sampel dengan
sonde lambung
 Indikasi Utama :
Kesanggupan sekresi HCl pd anemia
pernisiosa (hiposekresi) dan syndroma
Zollinger Elison (hipersekresi)
 Indikasi tambahan :
a. Pemeriksaan sitologi
b. Menyelidiki enzim-enzim
c. Menyelidiki motilitas lambung
d. Memeriksa adanya darah/pus/fungi/bakteri
e. Memeriksa efektifitas terapi ulkus
Kontra indikasi :
a. Stenosis/ tumor ganas oesophagus
b. Varises/divertikulus oesophagus
c. Aneurysma aorta
d. Dekompensasi jantung
e. Perdarahan lambung

Tes sekresi cairan lambung :


a. Tes Makroskopik
b. Tes Mikroskopik
c. Tes Fungsi sekresi lambung
Tes Makroskopik terdiri atas :
1. Volume 
Normal = 10 – 50 ml
Abnormal = > 50 ml:
hipersekresi,hipomotilitas,
obstruksi.
2. Warna 
Normal = warna mutiara
Abnormal =
a. Kuning : empedu/ bilirubin
b. Hijau : empedu  ada obstruksi
partial
c. Merah Muda : darah segar  mungkin
trauma, perdarahan lambung
 ulkus/karsinoma
3. Bau
Normal : agak asam/apek seperti
mentega busuk
Abnormal :
a. Asam  statis lambung
b. Busuk  nekrosis
lambung/karsinoma
c. Tinja  obstruksi usus/fistel
usus dan lambung
d. Bau alkohol  koma oleh karena
alkohol
e. Bau amoniak  uremia
4. Lendir 
Normal : sangat sedikit
Abnormal : banyak 
gastritis
5. Sisa makanan 
Normal : tidak ada
Abnormal : ada, mungkin :
- motilitas kurang
- obtruksi pilorus
6. Potongan jaringan  mungkin trauma/
tumor
Tes Mikroskopik
1. Periksa sampel puasa/tetesan cairan lambung
 periksa secara natif.Perhatikan : eri, leko,
sel epitel, sisa makanan.
2. Setetes  campuran larutan Sudan III  cari
butir-butir lemak.
3. Setetes  campur Lugol  cari butir amilum
4. Setetes cairan lambung yg tidak disaring
dipulas sec.pewarnaan gram  lihat jenis
bakteri.
5. Setetes cairan lambung yg tidak disaring
dipulas secara papanicoloau  untuk cari sel-
sel ganas
6. Untuk kuman TBC  pulas homogen 
sentrifuse  sedimen dipakai untuk
bakterioskopi
Tes Kimia
a. Analisa cairan lambung bertingkat
Pada tes ini  jumlah sama yg disekresi sesudah
rangsangan alkohol 7 %. Normal HCl bebas : 25 – 50
satuan. HCl total : 50-75 satuan.
b. Tes asam laktat menurut Kelling
Indikasi : bila HCl bebas < 20 m satuan
Normal : asam laktat tidak ada dalam cairan lambung
Abnormal : HCl bebas kurang/ tidak ada  pada
karsinoma, gastritis kronik, dilatasi lambung; obstruksi
pilorus dgn hiposekresi asam lambung
c. Tes darah samar dgn Benzedine Test.
Normal : negatif
Abnormal : darah samar ada mungkin oleh ulkus,
karsinoma papilomata, diatesis hemorhagika
Tes fungsi sekresi lambung

1. Basal gastric secretion


Tujuan : melihat respon lambung terhadap
stimuli endogen  pd saat puasa/antara
waktu makan
Stimuli endogen : pengaruh
psikoneurogenik, pemgaruh hormonal 
gastrin + edenocorticosteroid
Syarat minimal :
 Penderita puasa tanpa melihat/mencium
bau makanan
 24 jam sebelumnya tdk diberi obat
perangsang sekresi lambung, seperti :
antasida, antikolinergik, reserpin, alkohol
 Suasana penderita bebas pengaruh
psikis,ketakutan, marah/ depresi
Interpretasi :
 Normal (basal AO) 1,3 – 4,0 mEq/jam
 Wanita/lansia  normal < laki-laki
 Nilai rendah : Ca.Lambung/tukak lambung
 Nilai tinggi : ulkus duodeni/jejenum
 Nilai ekstrim tinggi : syndroma Zollinger
Ellison
2. Augmented Histamin Test
 Pemberian Histamin asam folat 0,04 mg/kg
BB  hasilkan asam maksimal
 Tujuan : untuk menentukan fungsi sel
parietal sec keseluruhan  baik/tidak
 Efek samping histamin dpt dicegah dgn
pemberian antihistamin sebelumnya.
 Kontra indikasi tes:
 asma bronkial , urtikaria, peny.jantung,
peny. Paru, peny.ginjal, hipertensi
paroksismal
 Sekresi maksimal 15 menit sesudah
suntikan histamin. Sesudah 60 menit
sekresi asam kembali ke nilai basal
 Normal : laki-laki 22,6 ; wanita 15,2
Ulkus ventrikuli: laki-laki 19,6 ; wanita
13,1
Ulkus duodeni : laki-laki 35,2; wanita 25,7
Ulkus jejenum : laki-laki 25,1; wanita 16,4
Ca ventrikuli : laki-laki 6,7; wanita 3,0
3. Histamin infusion Test
4. Histalog test
Histalog (3-B-aminoethyl pyrazole
dihydrochlorida betazole)  analog dgn
histamin  digunakan sbg pengganti
histamin
Dosis : 1,7 mg/kgBB intramuskuler
Hasil tes :
 Pada histalog  puncak sekresi 30-75 menit,
sedang histamin 30-45 menit
 Peak AO  menit 30 pd kedua tes sebanding
± 12-14 mEq pd orang normal
5. Insulin hipoglycemic test
6. Gastrin secretory test
7. Twelve– hour noctural aspiration
8. Tubeless gastric analysis
Metode tes secara tdk langsung
menyelidiki sekresi asam lambung dan
keuntungannya  tdk digunakan
intubasi lambung

Anda mungkin juga menyukai