Teori Permintaan Akan Uang Klasik Dan Keynes1
Teori Permintaan Akan Uang Klasik Dan Keynes1
2
Kelompok Pertama
3
Kelompok Kedua
5
Teori Kuantitas Sederhana
(Crude Quantity Theory)
Ricardo
Ricardo telah memecahkan masalah nilai uang
dengan memperhatikan hubungan yang lurus
antara jumlah uang dengan harga barang. Dia telah
mengambil kesimpulan bahwa jumlah uang
dengan nilai uang mempunyai hubungan terbalik.
Bila pendapat itu dihubungkan dengan harga maka
pendapat Ricardo diatas dapat dinyatakan sebagai
berikut:
“Bila jumlah uang naik dua kali lipat, hargapun
akan naik dua kali lipat, demikian pula
sebaliknya”
6
Teori Kuantitas Sederhana
(Crude Quantity Theory)
Ricardo
Rumus:
M = k.p atau P = 1/k.M
M = Jumlah Uang Beredar
P = Tingkat harga
K = Merupakan factor proporsional yang konstan
P = f(M) 7
Teori Kuantitas Sederhana
(Crude Quantity Theory)
Ricardo
Maka apbila M (jumlah uang beredar) naik dua
kali maka harga akan naik dua kali pula. Karena
itu untuk menstabilkan tingkat harga hanya
diperlukan stabilisasi jumlah uang.
Teori kuantitas ini terlalu sederhana, karena tidak
memperhitungkan faktor cepatnya peredaran uang
atau V, atau faktor permintaan terhadap uang.
Lagi pula teori tersebut tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya yang terjadi dalam
masyarakat.
8
Transaction Equation atau
Transaction Velocity Approach
Ini merupakan penyempurnaan daripada teori
yang sebelumnya dilakukan oleh Irving Fisher. Ia
menyatakan bahwa yang menentukan nilai uang
ada 3 faktor yaitu:
– Jumlah uang beredar (M)
– Cepatnya peredaran uang (V)
– Jumlah barang yang diperdagangkan atau volume
barang yang diperdagangkan (T)
9
Transaction Equation atau
Transaction Velocity Approach
Persamaan MV = PT menyatakan bahwa jumlah
total uang yang dikelurkan oleh pembeli sama
dengan jumlah total uang yang diterima oleh
penjual. Saat ini, yang dimaksud dengan M
adalah uang giral ditambah dengan uang kartal.
Seperti diketahui bahwa kaum klasik
beranggapan:
1. Uang hanya untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga
2. Dalam jangka pendek Velocity of Money adalah tetap
3. Barang-barang dan jasa-jasa jumlahnya tetap karena
perekonomian dianggap sudah mencapai full employment
10
Transaction Equation atau
Transaction Velocity Approach
Berdasarkan tiga anggapan diatas maka
sebenarnya teori Fisher dapat dikatakan
”bahwa dalam jangka pendek tingkat harga
umum (P) berubah secara proporsional
dengan perubahan supply uang (M). Hal ini
sama dengan pendapat Crude Quantity Theori
dari Ricardo.
11
Income Flow Equation of
Exchange
Variasi lain daripada teori kuantitas uang adalah
income flow equation of exchange yang dapat
dinyatakan denga rumus sebagai berikut:
MVy =PyTy atau Py= MVy/Ty
– M = Jumlah uang beredar
– Vy = Income velocity dari uang
– Py = Harga rata-rata semua barang dan jasa yang
tercakup dalam Ty
– Ty = Volume barang jadi (barang akhir) dan jasa yang
diperdagangkan
12
Income Flow Equation of
Exchange
Ini berarti persamaan tersebut menyatakan bahwa
pendapatan nasional sama dengan jumlah total
pengeluaran untuk barang-barang jadi (Akhir).
M adalah sama dengan M pada transaction
equation. Vy lebih kecil dari V karena Vy hanya
meliputi jumlah pengeluaran uang yang digunakan
untuk konsumsi barang-barang akhir saja.
Variabel Vy danTy dari pada Income flow
equation adalah lebih realistis lagi dibandingkan
dengan V dan T dari Transaction equation Irving
Fisher.
13
Cambridge Equation of
Exchange
Merupakan bentuk lain dari teori kuantitas
daripada uang yang dikemukakan oleh
Marshall, Pigou, Robertson dan Keynes.
Cambridge Equation mengenal dua versi,
yaitu:
1. Cash balance Equation: M=k.PT
2. Income Version: M=k.PQ=ky
14
Cash Balance Equation
15
Income Version
M = k.PQ = kY (Marshall)
Rumus: M = k.Y
M = Jumlah uang beredar
k = Bagian dari pendapatan nasional yang ingin
dipegang dalam bentuk uang
Y = Pendapatan Nasional
Kalau teori kuantitas yang lain lebih menitikberatkan
pada hubungan antara uang dan harga, maka rumus
Mashal merupakan hubungan antara Jumlah uang
dengan pendapatan nasional.
Teori Marshal ini merupakan dasar dari ”demand for
money”. Selanjutnya pandangan dari Marshal (kY)
inilah, benih “liquidity Preference Theory” dari Keynes.
16
Kesimpulan dari Teori
Kuantitas secara umum
17
Income Payment Approach
(Liquidity Preperence) J.M.
Keynes
Keynes membedakan 3 motif untuk apa
orang menahan uang. Berdasarkan
“psychological Law of Consumers
Behavior” yaitu:
– Transaction Motive (motif transaksi)
– Precautionary motive (motif berjaga-jaga)
– Speculative motive (motif spekulasi)
18
Income Payment Approach
(Liquidity Preperence) J.M.
Keynes
Adanya tiga motif inilah yang
menimbulkan tiga macam demand
terhadap uang , yaitu:
– Demand untuk transaksi
– Demand untuk keperluan berjaga-jaga
– Demand untuk keperluan spekulasi
19
Income Payment Approach
(Liquidity Preperence) J.M.
Keynes
20
Permintaan uang untuk
transaksi dan berjaga-jaga
Perlunya seseorang ataupun masyarakat (pemerintah)
selalu menginginkan memegang uang kas untuk tujuan-
tujuan ini disebabkan karena penerimaan tidak selalu
selaras (sepadan) dengan pengeluaran. Hal ini disebabkan
karena adanya kesenjangan waktu atau time lag antara
penerimaan dan pengeluaran uang.
Permintaan uang untuk tujuan transaksi meningkat jika
penerimaan dan pengeluaran tidak sinkron pada berbagai
keadaan, hutang-hutang tidak secara sempurna dapat
dibagi atau ada biaya (transaksi) untuk membuat hutang.
Permintaan uang untuk transaksi dianggap tergantung pada
tingkat pendapatan
21
Permintaan uang untuk
transaksi dan berjaga-jaga
Permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan
refleksi dari ketidaktentuan yang menyangkut
(berkaitan dengan) pendapatan dan pengeluaran.
Mengikuti pendapat Keynes, kita anggap bahwa
permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga adalah
fungsi daripada tingkat pendapatan (Y).
Permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga
dikaitkan dengan pendapatan adalah sejalan bahwa
cadangan untuk sesuatu hal yang tak terduga
dikaitkan dengan skala operasinya.
22
Kurva Permintaan Uang untuk
Transaksi dan Berjaga-jaga
LT
Fungsi LT
k = Kecondongan LT
LT1
= Sudut yang dibentuk
LT0 oleh fungsi LT dan Y
Y0 Y1 Y
23
Income Payment Approach
(Liquidity Preperence) J.M.
Keynes
Demand untuk keperluan spekulasi :
LL = Li
Artinya permintaan uang untuk keperluan
spekulasi tergantung pada tingkat bunga i
24
Permintaan uang untuk
spekulasi
Uang kas diinginkan untuk dipegang karena uang
ini dapat melakukan spekulasi pada tingkat bunga
yang akan datang.
Spekulasi ini dikaitkan dengan ketidaktentuan
harapan (Uncertainty expectation) dari tingkat
bunga yang akan datang.
Tujuan spekulasi pemegangan uang kas adalah:
mencari untuk atau menghindari kerugian dari
perubahan nilai-nilai obligasi.
25
Permintaan uang untuk
spekulasi
Yang dimaksud dengan spekulasi disini adalah spekulasi
dalam surat-surat berharga khususnya obligasi. Para spekulan
membeli surat-surat berharga (obligasi) pada waktu obligasi
murah, dan menjulanya pada waktu surat obligasi mahal.
Dengan cara begini spekulan mendapat keuntungan.
Jadi menurunnya harga obligasi mempunyai tendensi yang
mengakibatkan jumlah uang diminta masyarakat dengan motif
spekulasi berkurang. Sebaliknya, meningkatnya harga obligasi
akan mengakibatkan jumlah uang yang dibutuhkan
masyarakat dengan motif spekulasi meningkat.
Hubungan antara tingkat bunga dengan surat obligasi adalah
meningkatnya tingkat bunga bertendensi mengakibatkan
menurunnya harga obligasi (Pob) dan sebaliknya menurunnya
tingkat bunga bertendensi mengakibatkan meningkatnya
harga obligasi.
26
Permintaan uang untuk
spekulasi
Kesimpulan teoritis tentang motif spekulasi
dari Keynes adalah: pada waktu tingkat
bunga tinggi jumlah uang yang diminta
masyarakat untuk motif spekulasi sedikit,
sedangkan pada waktu tingkat bunga rendah
jumlah uang yang dibutuhkan masyarakat
untuk motif spekulasi besar. Berarti tingkat
bunga dan motif memegang uang untuk
spekulasi mempunyai hubungan terbalik
27
Kurva Permintaan Uang Untuk
Spekulasi
i
io
i1
i2
28
Fungsi permintaan uang dari Keynes
(Fungsi Liquidity Preference) Fungsi
penawaran uang dan liquidity trap
Bentuk fungsi permintaan akan uang (preferensi
likuiditas) dalam jangka pendek, terutama
merupakan fungsi dari pendapatan dan tingkat
bunga yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
L = L (Y,i) atau L = LT (Y) + LS (i)
Permintaan transaksi dan berjaga-jaga. LT = LT
(Y) adalah searah dengan perubahan pendapatan.
Permintaan uang untuk spekulasi LS = LS (i)
adalah berlawanan dengan tingkat bunga. Total
permintaan uang : L (Y,i) menjadi L = LT (Y) +
LS (i).
29
Kurva Permintaan Uang Total
Liquidity Trap
i0 (Kurva Md)
0 Ms → Md
30
Perbedaan Teori Moneter Klasik
dan Teori Moneter Keynes
KLASIK KEYNES
1.Menganggap nilai uang adalah stabil 1.Menganggap nilai uang adalah tidak stabil.
2.Menolak anggapan bahwa fenomena- 2.Fenomena-fenomena moneter merupakan
fenomena moneter sebagai variabel yang variable-variabelyang dapat mempengaruhi
sanggup mempengaruhi perekonomian perekonomian secara keseluruhan.
secara keseluruhan 3.Tambahan jumlah uang beredar akan
3.Adanya tambahan jumlah uang beredar mempengaruhi sektor riel.
tak akan mempengaruhi sektor riil 4.Permintaan dan penawaran uang akan
(Classical Dichotomy). menentukan tingkat bunga.
4.Permintaan dan penawaran uang 5.V dan T dapat berubah-ubah sesuai dengan
menentukan tingkat harga umum. keadaan perekonomian yang terjadi.
5.V dan T dianggap tetap dan hanya
dipengaruhi faktor-faktor non moneter.
31
Perbedaan Teori Moneter Klasik
dan Teori Moneter Keynes
KLASIK KEYNES
6. Adanya hubungan langsung antara 6. Hubungan secara tidak langsung antara
kelebihan uang tunai dimasyarakat kelebihan uang tunai dimasyarakat
dan kecenderungan perubahan harga. dengan kecenderungan perubahan
7. Belum secara jelas memasukkan motif harga yaitu melalui tingkat bunga.
spekulasi untuk permintaan akan uang, 7. Telah memasukkan unsur spekulasi,
yang ada baru unsur transaksi dan disamping unsur transaksi dan berjaga-
berjaga-jaga. jaga.
8. Harapan perubahan harga dimasa 8. Harapan perubahan harga dimasa
mendatang bukan merupakan factor mendatang merupakan factor-faktor
penting dalam menentukan besarnya penting yang menentukan besarnya
permintaan uang. permintaan akan uang.
9. Berlaku untuk perekonomian yang 9. Berlaku untuk perekonomian yang
sector perekonomiannya belum rumit. sector keuangannya sudah maju. Pasar
10. Cocok untuk situasi yang terjadi modalnya terorganisasi dengan baik.
inflasi dalam waktu yang lama 10. Cocok untuk perekonomian yang tidak
(inflatoir) inflantoir. 32
Perbedaan Teori Moneter Klasik
dan Teori Moneter Keynes
KLASIK KEYNES
11. Bentuk Fungsi Permintaan uang adalah: 11.Bentuk situasi permintaan uang adalah:
Md = k.PT L = (Y,i)
Md = k.Y L = LT + LL
Permintaan akan uang adalah Proporsion dengan L = LT (Y) + LL (i)
tingkat pendapatan nasional. Atau dengan kata lain Atau
permintaan akan uang tergantung dari tinggi Md = K.Y + LL (i)
rendahnya pendapatan nasional. Artinya:
Md = Permintaan akan uang Permintaan akan uang tergantung dari tingkat
Y = Tingkat pendapatan nasional pendapatan nasional dan tingkat bunga.
k = Bagian dari pendapatan nasional yang ingin •L = Md = Permintaan akan uang
dipegang masyarakat dalam bentuk uang. •LT = Permintaan akan uang untuk motif transaksi dan
berjaga-jaga.
12. Fungsi Permintaan uang mempunyai sifat yang
•LL = Permintaan akan uang untuk motif spekulasi.
stabil karena VT dianggap berubah secara lambat,
sejalan dengan factor kelembagaan. 12.Fungsi permintaan uang adalah fungsi yang tidak
stabil, karena adanya faktor uncertainty dan
13. Lebih menekankan fungsi uang sebagai Medium
expectation.
of Exchange. 13.Fungsi uang selain sebagai medium of exchange,
juga sebagai store of value.
33