Sistem Instalasi Bangunan Laut
Sistem Instalasi Bangunan Laut
FLOATING STRUCTURE
By ALAN FHAJOENG RAMADHAN
D33115301
Offshore Platform atau Anjungan lepas pantai adalah struktur atau bangunan yang dibangun
di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang (minyak dan
gas bumi). Biasanya anjungan lepas pantai memiliki sebuah rig pengeboran yang berfungsi untuk
menganalisa sifat geologis reservoir maupun untuk membuat lubang yang memungkinkan
pengambilan cadangan minyak bumi atau gas alam dari reservoir tersebut.
Video jenis-jenis
platform Offshore
Perencanaan dan Perancangan Struktur
Perencanaan adalah suatu proses yang sangat penting untuk mendefinisikan tujuan organisasi serta
membuat suatu strategi dan mengembangkannya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Perancangan merupakan pemikiran dasar menyangkut proses identifikasi dengan sejumlah kriteria yang berkaitan
dengan kemampuan kinerja, keamanan, keseimbangan dan produksi untuk pemenuhan berbagai target.
Penentuan target bertujuan untuk mendefinisikan Adapun target dalam mendefinisikan nilai ekonomis
kemampuan memenuhi tujuan operasi, yakni diantaranya : struktur sebagai berikut :
Kemampuan difungsikannya struktur (Function Ability) Kemudahan dalam membangun, mereparasi serta
Nilai mutu struktur (Habitability) meletakkan struktur di lokasi operasional
Nilai keandalan struktur (Reliability) (Producibility)
Nilai proporsional struktur secara keseluruhan umur kemudahan untuk melakukan pemeriksaan (Inspect
struktur (Availability) Ability)
Kemampuan struktur selamat selama pengoperasian Kemudahan merawat struktur (Maintainability)
(Safety) Kemudahan untuk membongkar struktur
kemampuan struktur untuk selamat dari kerusakan yang (Disposability)
ekstrim dalam 1 periode (Damage Tolerance) Biaya selama pembangunan dan pengoperasian (Cost)
Berat struktur untuk biaya pengadaan material (Weight)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Perancangan Struktur Bangunan Lepas Pantai (Offshore)
• Riset lapangan
• Peramalan permintaan
• Analisa kecenderungan pasar
• perkembangan teknologi metode perancangan
• perubahan peraturan yang berlaku
• inovasi baru
• perkembangan teknologi material dan fabrikasi
FPSO (floating production, storage, dan offloading system) terdiri dari struktur monohull besar, pada umumnya (tetapi
tidak selalu) berbentuk kapal, dilengkapi dengan fasilitas pengolahan minyak dan gas bumi. Platform ini ditambat ke
lokasi untuk waktu yang lama, dan tidak benar-benar mengebor minyak atau gas
Ship based floating system merujuk pada fasilitas migas yang berbentuk seperti perahu. Wikipedia sendiri mengklasifikasikannya menjadi
beberapa jenis yaitu [1] :
1. FSO, Floating Storage and Offloading – Fasilitas hanya menyimpan dan mentransfer kargo minyak (biasanya minyak mentah yang
sudah diolah/belum diolah)
2. FPSO, Floating Production, Storage and Offloading – Fasilitas yang mengolah fluida sumber, menyimpan dan mentransfer minyak
mentah yang sudah diolah
3. FDPSO, Floating, Drilling and Production, Storage and Offloading– Fasilitas yang melakukan pengeboran secara berkelanjutan,
mengolah fluida sumber hasil pengeboran, menyimpan dan mentransfernya (biasanya berupa minyak mentah yang sudah diolah)
4. FLNG, Floating Liquified Natural Gas – Fasilitas yang mengolah gas alam menjadi LNG. Biasanya prinsip kerjanya seperti FPSO
dimana fluida sumber diolah menjadi LNG, disimpan pada Storage dalam FLNG untuk kemudian ditransfer ke kapal kargo.
5. FSRU, Floating Storage Regasification Unit – Fasilitas yang mengolah LNG menjadi gas konsumsi
Komponen Produksi FPSO
Untuk melangsungkan fungsinya, unit FPSO tidak berdiri sendiri melainkan didukung oleh
beberapa komponen produksi yaitu :
• Sumur satelit & flexible risers/flow line –
FPSO biasanya menerima sumber fluida migas
dari beberapa sumur satelit dari lokasi yang
berbeda. Ini berbeda dibanding fixed platform
dimana sumur produksi terletak tepat dibawah
platform.
• FPSO – Komponen penerima dan
pengolahan fluida migas yang kemudian
disimpan di dalam kapal untuk kemudian
disalurkan ke kapal transporter
Konsep kapal semi-submersible muncul menjelang awal abad ke-21. Menurut banyak sumber, Bruce
Collipp dari Shell Company dianggap sebagai pelopor dan pencipta kapal-kapal besar ini.Tapi juga
dikatakan pada saat bersamaan bahwa gagasan di balik semi-submersibles adalah Edward Robert
Armstrong, yang menggunakan teori pendaratan pesawat terbang di platform laut yang didukung oleh
tangki pemberat dalam bentuk kolumnar.
Awalnya, rig semi-submersible dirancang hanya untuk digunakan di perairan dangkal. Rig semacam itu
bisa digunakan di air setinggi 30 meter. Tapi kemudian karena kebutuhan itu dirasakan untuk rig yang
bisa dioperasikan lebih dalam, penemuan peralatan laut dikembangkan dan diperlebar.
Kapal semi-submersible pertama yang diakui dan diakui adalah kapal yang diluncurkan oleh Blue Water
Drilling Company pada tahun 1961. Nama rig tersebut adalah Blue Water Rig No. 1. Truk semi-
submersible lainnya diluncurkan pada tahun 1963 dan Pada tahun 1972, operasi laut lepas pantai
memiliki sekitar 30 rig semi-submersible yang beroperasi
Prinsip Kerja :
Secara sederhana, kapal semi-submersible didukung dengan cara ponton yang berada di bawah
permukaan air. Di atas ponton submersed, ada kolom baja yang memberikan dukungan pada
kapal semi-submersible
Ponton yang ballasted yang berarti bahwa menjadi mudah bagi kapal-kapal besar untuk
mencapai perendaman dan daya apung dengan mudah. Juga jika kapal harus bergerak dari
kedalaman yang lebih dalam dari daerah lepas pantai ke daerah dangkal, dengan mendorong
keluar air dari tangki pemberat, ketinggian kapal dapat disesuaikan.
Penandaan kapal semi-submersible disediakan dengan cara jangkar yang dilekatkan pada kabel
dan kabel dalam jarak 6 sampai 12
Karena area operasi rig semi-submersible terletak cukup tinggi dari ponton submersible, tidak
ada bahaya kapal-kapal besar ambruk ke air.
Video
3. Drillships
Drillship adalah kapal maritim yang telah dilengkapi dengan peralatan pengeboran. Platform ini
paling sering digunakan untuk eksplorasi pengeboran minyak baru atau sumur gas di perairan dalam,
tetapi juga dapat digunakan untuk pengeboran ilmiah. Versi awal dibangun pada lambung kapal tanker
yang dimodifikasi, namun desain yang sesuai dengan tujuannya sudah digunakan saat ini. Drillship
Kebanyakan dilengkapi dengan sistem positioning yang dinamis (dynamic positioning) untuk
mempertahankan posisi di atas sumur yang dibor. Drillship dapat mengebor di kedalaman air hingga
12.000 ft (3.700 m).
Keuntungan :
Beban deck dan beban total lebih besar daripada jack-up dan semi submersibles,
Mengurangi melintasi samudra waktu transit (mampu melewati Suez dan Panama Canals)
Biaya mobilisasi rendah,
Biaya awal & operasional yang rendah,
Kelayakan superior dan kemampuan survival
Kekurangan :
Kurang baik stabilitas di laut ekstrim
daerah dek minimal
freeboard rendah
• sulit untuk menangani sistem tambat dan tanah tumpukan BOP & riser di laut kasar
Blowout prevention system: peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan
akibat tekanan tinggi dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang
tersusun atas berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).
Drill ship: merupakan tempat rig berdiri dan peralatan pemboran.
Komponen Drillship
Well head: sebagai pengganti well head dipakai serangkaian casing head untuk masing-masing
casing. Masing-masing casing head mempunyai "HUG" yaitu tempat untuk memasang hydraulic
connector dan mempunyai ulir kiri untuk menyambungkan dengan running tool pada waktu
menurunkan casing dan juga untuk penemenan
Acoustic positioning beacons: sebagai sensor agar posisi untuk pemboran dari rig pas pada dasar laut.
Riser: mengalirkan fluida lumpur ke permukaan dalam proses pemboran serta memudahkan dalam
memasukkan peralatan pemboran seperti pahat,kedalaman lubang bor.
Video
Kesimpulan
Offshore Platform atau Anjungan lepas pantai adalah struktur atau bangunan yang
dibangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang
(minyak dan gas bumi). Biasanya anjungan lepas pantai memiliki sebuah rig pengeboran
yang berfungsi untuk menganalisa sifat geologis reservoir maupun untuk membuat lubang
yang memungkinkan pengambilan cadangan minyak bumi atau gas alam dari reservoir
tersebut.
Salah satu jenis offshore platform adalah floating structur (struktur terapung) dimana
kaki-kaki jack up tidak terpancang permanen di dasar laut namun struktur terapung
dilengkapi fasilitas penambatan (MOORING) atau sistem dynamic positioning agar posisi
dari platform tidak bergerak dari posisi tetapnya. Contoh dari floating structure adalah kapal
FPSO (Floating Production Storage and Offloading), Semi-Submerseirable, dan Drill Ship
(kapal pengebor).