Anda di halaman 1dari 39

KIAT PRAKTIS MENULIS KARYA ILMIAH

Oleh
Kasmansyah
.

Disampaikan dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia sebagai Informasi


Tambahan di MPK Universitas Sriwijaya,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sriwijaya
2015
Tujuan

• Memperkenalkan kepada mahasiswa bahwa menulis akademik


merupakan penting dalam kegiatan perkuliahan di Universitas
Sriwijaya
• Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai metode, prinsip, dan
jenis karya tulis ilmiah.
• Mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis karya tulis
ilmiah.
• Mahasiswa dapat membuat rujukan (kutipan, catatan kaki,
dan daftar pustaka).
• Mahasiswa dapat membuat abstrak, ringkasan/rangkuman,
ikhtisar, dan ulasan.
• Mahasiswa dapat menulis karya ilmiah (artikel dan makalah).
CAKUPAN MATERI
• METODE-METODE YANG DAPAT
MENJELASKAN GEJALA ALAM, PRINSIP-
PRINSIP ILMIAH, DAN KAIDAH ILMU
• KARYA ILMIAH: CIRI-CIRI DAN JENIS
• PROSES PENULISAN KARYA ILMIAH
• MEMBUAT DAN MENGEMBANGKAN
KERANGKA TULISAN
• MENULIS DRAF I
• MEREVISI ISI/SUBSTANSI, MENYUNTING
BAHASA/TEKNIS
• MENULIS DRAF FINAL
• LATIHAN MENULIS MAKALAH ILMIAH
METODE-METODE YANG DAPAT
MENJELASKAN GEJALA ALAM

ILUSTRASI
• Setelah menonton film yang mengandung adegan kekerasan,
Benny pulang ke rumah dan bertengkar dengan adiknya,
berkelahi dengan anak tetangga, dan merusak meja makan.
Orang tuanya mengambil kesimpulan Benny agresif karena
menonton film. Bila ditanya alasannya, mereka mungkin
mengemukakan berbagai jawaban.

• Pertama, sudah diketahui banyak orang bahwa menonton film


akan berpengaruh pada perilaku: film kekerasan akan
melahirkan perilaku kekerasan pula. Orang sudah yakin hal itu,
dan tidak seorang pun meragukannya. Jawaban seperti ini
termasuk menggunakan metode keteguhan hati.

• Metode keteguhan adalah suatu metode yang digunakan


orang dengan berpegang teguh pada suatu pendapat karena
pendapat itu sudah diyakini sejak lama, apalagi pernyataan itu
diperkuat dengan pernyataan orang lain disekitarnya.
• Kedua, mereka menunjuk pada tulisan dalam majalah yang
mengungkapkan bahwa film memang merusak perilaku remaja.
Ini diperkuat dengan khutbah di masjid. Kiai berkata film adalah
alat setan untuk menghancurkan akhlak. Jawaban seperti ini
termasuk metode otoritas.

• Metode otoritas adalah kebenaran pernyataan dibuktikan dengan


menunjukkan pernyataan orang yang dianggap ahli.

• Ketiga, bila kepada mereka disampaikan suatu hasil penelitian yang


menunjukkan efek posistif film, mereka menjawab, “Penelitian itu
diragukan, sudah sangat jelas film menyebabkan perilaku
menyimpang!”. Jawaban seperti ini termasuk menggunakan metode
intuisi.

• Metode intuisi adalah pendapat kita dibuktikan dengan menegaskan


bahwa keyakinan kita sudah jelas benarnya, dan tidak perlu
pembuktian. Keyakinan ini didasarkan pada anggapan umum.
METODE-METODE YANG DAPAT
MENJELASKAN GEJALA ALAM (LANJUTAN)

• Keempat, orang tua Benny akan mengecek kesimpulan


itu dengan mengamati perilaku anaknya lebih cermat lagi.
Jawaban seperti ini menggunakan metode ilmiah.

• Metode ilmiah adalah pendapat yang didasarkan pada


hasil pengecekan, pengamatan, penelitian terhadap
sesuatu secara cermat.

• Tiga metode (keteguhan, otoritas, intuisi) tergolong


anggapan umum, sedangkan metode yang keempat
merupakan ilmiah. Untuk dapat dikatakan memenuhi
metode ilmiah, hendaknya metode yang digunakan
memenuhi kaidah-kaidah ilmu berikut.
KAIDAH ILMU
• Ilmu ditegakkan atas empat kaidah, yaitu:
orde, determinisme, parsimoni, dan empirisme
(Rakhmat, 1985:1).
• Orde maksudnya ilmu percaya bahwa alam ini
teratur, tidak serampangan. Peristiwa-peristiwa
yang terjadi di dunia ini mengikuti urutan yang
teratur, dalam suatu pola tertentu.
• Determinisme adalah ilmu percaya bahwa
setiap peristiwa mempunyai sebab,
determinan, atau anteseden (pendahulu) yang
dapat diselidiki.
KAIDAH ILMU (LANJUTAN)

• Parsimoni (kesederhanaan) maksudnya,


ilmu lebih menyukai penjelasan yang
sederhana daripada penjelasan yang
panjang bila kedua-duanya sama-sama
menjelaskan fakta. Ilmu juga menyukai
penjelasan yang mencakup lebih banyak
fenomena daripada penjelasan yang terbatas
pada fenomena tertentu.

• Empirisme adalah kesimpulan-kesimpulan


didasarkan pada observasi atau eksperimen
yang didasarkan fakta dan data.
CIRI-CIRI ILMU
• BEROBJEK
• BERMETODE
• BERSISTEM
• EMPIRIS-RASIONAL
• MENGEJAR OBJEKTIVITAS DAN
INTERSUBJEKTIVITAS
• DAPAT DIVERIFIKASI ATAU
DIFALSIFIKASI
PRINSIP ILMIAH

• OBJEKTIVITAS
• AKTUALITAS
• EMPIRIS (DATA DAN FAKTA)
• RASIONALITAS
• SISTEMATIS
KARYA ILMIAH: CIRI-CIRI, JENIS

SECARA UMUM, KARYA ILMIAH MERUPAKAN:

•HASIL PENERAPAN METODE ILMIAH


•HASIL PENELITIAN
•HASIL PEMIKIRAN (TELAAH ANALISIS KRITIS)
•BENTUK KOMUNIKASI ILMIAH
CIRI KARYA ILMIAH

• BERDASARKAN METODE ILMIAH


• LOGIS
• SISTEMATIS
• KOMUNIKATIF
• MENGGUNAKAN BAHASA ILMIAH
Jenis Karya Ilmiah

Dapat dilihat Berdasarkan:


• Bentuk
• Keberkalaan
• Kadar Keilmiahan
• Media yang Memuat
JENIS KARYA ILMIAH (1)

DILIHAT DARI BENTUK:


1. BUKU ILMIAH
2. LAPORAN PENELITIAN
3. SKRIPSI, TESIS, DISERTASI
4. MAKALAH ILMIAH
5. ARTIKEL ILMIAH
JENIS KARYA ILMIAH (2)

DILIHAT DARI KEBERKALAAN


1. BERKALA
2. TIDAK BERKALA
JENIS KARYA ILMIAH (3)

DILIHAT DARI KADAR


KEILMIAHANNYA:

1. ILMIAH
2. ILMIAH POPULER
JENIS KARYA ILMIAH (4)

DILIHAT DARI MEDIA YANG


MEMUATNYA
1. MAJALAH/JURNAL ILMIAH
2. PROSIDING
3. KUMPULAN KARANGAN
4. MAJALAH UMUM & KORAN
PROSES PENULISAN KARYA ILMIAH:
MAKALAH/ARTIKEL

GAGASAN/ BACA RINCIAN KERANGKA


TOPIK LITERATUR GAGASAN TULISAN

LENGKAPI BACA DRAF MENULIS


REVISI
LITERATUR SCR. KRITIS DRAF
SUBSTANSI

EDITING
TULISAN
BAHASA &
ASPEK TEKNIS JADI
PROSES PENULISAN KARYA ILMIAH

• Pilih topik/masalah: menarik dan terbuka/tersedia


(available)
• Cek sumber pustaka/referensi.
• Persempit topik/masalah.
• Cari sumber pustaka untuk masalah yang sudah
dipersempit.
• Baca dan buat catatan.
• Kembangkan pernyataan tesis dan kerangka awal.
• Tulis draf bagian batang tubuh.
• Tulis draf pengantar dan simpulan.
• Baca keseluruhan tulisan.
• Tambahkan kutipan dan daftar rujukan.
• Edit kesalahan mekanis.
• Tulis judul tulisan.
KERANGKA UMUM KARYA ILMIAH
• PENGENALAN
• Judul
• Nama penulis dan lembaganya
• Abstrak dan kata kunci (artikel jurnal)
• ISSN (untuk jurnal), ISBN, Penerbit, kota, tahun,
dsb. (untuk buku)
• BATANG TUBUH
• Pendahuluan
• Isi
• Penutup
• KEPUSTAKAAN (DAFTAR PUSTAKA/BIBLIOGRAFI)
PENDAHULUAN

• LATAR BELAKANG
• KESENJANGAN: DATA/FAKTA, KEBIJAKAN
DENGAN KONDISI IDEAL, TEORI,
KEBIJAKAN YANG LEBIH TINGGI
• RUMUSAN MASALAH
• EKSPLISIT, IMPLISIT
• KALIMAT TANYA, KALIMAT PERNYATAAN
• TUJUAN
• EKSPLIT, IMPLISIT
• KALIMAT PERNYATAAN
TINJAUAN PUSTAKA (TENTATIF)

• TEORI
• PENDAPAT AHLI
• HASIL PENELITIAN
• RELEVAN DENGAN MASALAH
• PRO DAN KONTRA
• DIBERI KOMENTAR
• DIRANGKAI SECARA LOGIS
• KERANGKA BERPIKIR
PEMBAHASAN

• JAWABAN TERHADAP MASALAH


• LOGIS ARGUMENTATIF
• MEMANFAATKAN HASIL TINJAUAN
PUSTAKA
• DAPAT DISUSUN DALAM SUB-SUB
JUDUL
SIMPULAN & SARAN/IMPLIKASI

• BUKAN RINGKASAN MAKALAH


• PUTUSAN/PANDANGAN AKHIR
PENULIS
• SARAN RELEVAN DENGAN
PEMBAHASAN/SIMPULAN
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH

• Penulisan artikel ilmiah/makalah


ilmiah dapat merupakan:
(1) bagian akhir dari kegiatan penelitian;
(2) dari kegiatan berpikir secara ilmiah;
(3) bagian awal dari publikasi ilmiah.

• Publikasi artikel ilmiah/makalah


ilmiah merupakan bentuk
komunikasi antarilmuwan.
ARTIKEL ILMIAH/MAKALAH
• Artikel/makalah adalah jenis tulisan atau
karangan yang menyajikan gagasan atau hasil
penelitian.
• Artikel ilmiah adalah artikel yang ditulis secara
ilmiah dan dimuat di dalam jurnal ilmiah.
• Makalah ilmiah adalah karangan yang ditulis
secara ilmiah, yang disampaikan dalam
pertemuan ilmiah (Misal: seminar, simposium,
kongres)
• Jurnal ilmiah adalah jenis publikasi atau
penerbitan suatu bidang ilmu atau cabang dari
suatu bidang ilmu.
JENIS ARTIKEL

• Menurut kadar keilmiahan:


• Artikel ilmiah
• Artikel ilmiah populer
• Menurut media:
• Artikel majalah hiburan
• Artikel majalah ilmiah (jurnal ilmiah)
• Artikel koran
• Artikel elektronika
• Menurut sumber:
• Artikel hasil penelitian
• Artikel gagasan/konseptual
CIRI ARTIKEL ILMIAH/MAKALAH

• Berisi hasil pemikiran ilmiah:


• Gagasan ilmiah
• Bukti pendukung
• Memiliki alur ilmiah:
• Metode ilmiah
• Kerangka/sistematika
• Menggunakan bahasa ilmiah:
• Lugas dan jelas
• Berfokus pada objek
• Mengikuti penalaran yang logis
• Menggunakan istilah teknis
Contoh Pemakaian Bahasa yang Belum Memenuhi
Kaidah Bahasa Ilmiah

• Contoh
• Perkembangan teknologi informasi yang sangat dramatis dalam
beberapa tahun terakhir ini telah membawa dampak transformational
pada beberapa aspek kehidupan termasuk di dalamnya dunia bisnis.
Setelah berlalunya era “Total Quality” dan “Reengineering” kini
saatnya era elektronik yang ditandai dengan menjamurnya istilah-
istilah e (elektronik) seperti E-business, e-commerce, e-school, e-
news, e-office, e-product, e-service, e-government dan berbagai
istilah yang sejenis.
• Perumusan Masalah
• Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa system informasi
e-business bukan hanya sebatas pada manajemen sistus web, namun
lebih luas daripada itu dan mencakup pula layanan pelanggn
kolaborasi dengan mitra bisnis dan transaksi elektronik internal dalam
sebuah organisasi. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka
penulis bermaksud mengangkat persamasalahan utama dalam karya
ilmiah ini adalah “Bagaimana Penggunaan Sistem Informasi E-
Business dalam dunia usaha”?
Contoh Pemakaian Bahasa yang Belum
Memenuhi Kaidah Bahasa Ilmiah
• Dalam era globalisasi, kemajuan informasi berlari dengan
sangat kencang khususnya pada perkembangan duni
teknologi computer. Saat ini computer tidak hanya
digunakan untuk menangani proses yang rumit dengan
data sedikit seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan
pada saat computer pertama kali ditemukan.
• Penggunaan terbanyak computer adalah pada dunia
usaha/bisnis dimana proses umumnya tidak terlalu rumit
namun menyangkut data/informasi yang sangat banyak,
dengan ragam jenis yang sangat banyak ini seharusnya
para analis system perlu mengetahui tentang proses-
proses bisnis, pengetahuan tentang ekonomi perusahaan
serta aturan-aturan main dalam perusahaan, disamping
itu tentu saja pengetahuan tentang teknik computer
seperti jaringan computer, basis data, pemrograman,
serta metodologi-metodologi analisis serta perancangan
sistem harus dikuasai.
SISTEMATIKA MAKALAH

• HALAMAN SAMPUL
• ABSTRAK (BILA ADA)
• KATA PENGANTAR/UCAPAN
TERIMA KASIH
• DAFTAR ISI
• PENDAHULUAN
• PEMBAHASAN
• PENUTUP
• DAFTAR PUSTAKA
• LAMPIRAN (BILA ADA)
SISTEMATIKA MAKALAH (LANJUTAN)

• HALAMAN SAMPUL
• Judul
• Nama Penulis dan Institusi
• Penjelasan Kapan dan di mana Disampaikan
(boleh ada/boleh tidak)
• Nama Lembaga/Institusi Penyelenggara
Kegiatan

• KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA


KASIH
• DAFTAR ISI
SISTEMATIKA MAKALAH (LANJUTAN)

• Judul hendaknya informatif, lengkap,


berkisar antara 5 hingga 15 kata.

• Abstrak berisi pernyataan ringkas dan


padat tentang ide-ide yang paling
penting, seperti: masalah dan tujuan,
metode penulisan/pembahasan, dan
kesimpulan. Panjang abstrak berkisar
50 kata hingga 75 kata dan ditulis
dalam satu paragraf dengan spasi
tunggal. Dalam abstrak juga disertai
kata kunci. Kata kunci sekitar 3-5 buah.
SISTEMATIKA MAKALAH (LANJUTAN)

• Pendahuluan memuat: (1) latar


belakang, (2) masalah, (3) rumusan
tujuan penulisan (dan harapan tentang
manfaat tulisan).
• Pembahasan merupakan bagian
utama makalah ilmiah, memuat
jabawan dari masalah yang dibahas.
Pembahasan dapat disajikan dalam
bentuk uraian, tabel dan/atau grafik.
SISTEMATIKA MAKALAH (LANJUTAN)

• Kesimpulan dan saran menyajikan


ringkasan dari uraian pembahasan
dalam bentuk esai bukan dalam bentuk
angka. Saran dapat mengacu kepada
tindakan praktis, atau pengembangan
teoritis.
• Daftar pustaka harus lengkap sesuai
dengan rujukan yang disajikan dalam
batang tubuh makalah ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Adul, M. Asfandi. 1981. Bahasa Indonesia Baku dan Fungsi Guru dalam
Pembinaan Bahasa Indonesia. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Ali Masri, R.H.M., N. Ahmad, dan M.E. Purnomo. 2001. Kesinoniman


Disfemisme dalam Surat Kabar Terbitan Palembang Lingua. 1 (3):20-27.

Adhitama, Prahastoeti. 1998. Pembinaan Bahasa Indonesia Melalui Media


Massa. Bahasa dan Sastra, 10:100-115 (CD-ROM: Bahasa dan Sastra
Digital, 2006)

Astraatmaja, Atmakusumah. 1998. Bahasa Indonesia dalam Media Massa.


Kompas, hlm. IV.

Baran, Stanley J. dan Dennis K. Davis. 2000. Mass Communication Theory:


Foundations, Ferment, anda Future. Canada: Wadsworth.

Kompas. 10 Februari 2004. Peningkatan Mutu Tenaga Kebahasaan dalam


Pembinaan Bahasa Indonesia, hlm. VI.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan
Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online),
Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari
2000).
Lauer, Robert H.. 1993. Perspektif Tentang Perubahan Sosial.
Terjemahan oleh Arief Furchon. 1995. Jakarta: Rineka Cipta.
Moeliono, Anton M. 1998. Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Idonesia di Dalam Era Globalisasi. Makalah Disajikan dalam
Kongres Bahasa Indonesaia VII, Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta, 28 Oktober.
Mulyana, Deddy. 1999. Nuasa-nuansa Komunikasi,
Menoropong Politik dan Budaya Komunikasi Masyarakat
Kontemporer. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pangaribuan, T. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan
Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT
Armas Duta Jaya
KODE ETIK PENULIS

• Menjaga kebenaran tulisannya sehingga tidak


menyesatkan orang lain.
• Bersikap jujur kepada dirinya dan kepada umum.
• Menjauhi segala bentuk plagiat (pencurian ide
orang lain yang diakui sebagai idenya sendiri).
• Mengutip pernyataan/pendapat orang lain
dengan secara jelas menunjukkan sumbernya.
• Bertanggung jawab terhadap semua isi tulisan
dan menanggung akibat hukumnya apabila
secara hukum terbukti sebagai pelanggaran
hukum.

Anda mungkin juga menyukai