Anda di halaman 1dari 22

PARADIDMA PEMBELAJARAN ABAD 21

b
Dipresentasikan oleh

SUMARDIYANTO
GALAU di 2045 ???
Kontekstual dan Daya Baca ???
Seorang pembeli ingin memesan satu
makanan dan satu minuman dari menu di
samping, tetapi dia hanya memiliki uang
sebesar Rp 15.000,00.
Tentukan banyak pilihan pasangan makanan
dan minuman yang dapat dipilih
(Contoh satu pasangan adalah bakso dan es
the, ayam bakar dan es jeruk, dll). Jelaskan
jawabanmu!
Paket Lebaran. Harga yang tertera pada sebelah kanan menunjukkan pada baris yang
bersesuaian, sebagai contoh pada baris pertama, harga paket dua kaos dan satu celana jeans
adalah Rp 165.000,00. Sedangkan harga pada bagian bawah poster menunjukkan harga paket
pada kolom bersesuaian. Setiap barang dapat dibeli terpisah, tetapi akan dikenakan pajak 15%.
Jika seorang pembeli ingin membeli tiga buah kaos dan dua celana jeans, bantulah dia agar
mendapatkan harga termurah dan tunjukkan perhitungan kalian!
Berapakah harga yang harus dibayarkan oleh pembeli tersebut?
peringkat Indonesia dalam PISA
Peringkat Jumlah Negara yg
Tahun
Indonesia berpartisipasi
2000 39 43
2003 38 41
2006 50 57
2009 61 65
2012 64 65
2015 63 70
Proyeksi pertumbuhan pekerjaan STEM dan non-STEM (kiri) serta
perbandingan income dari kedua jenis bidang tersebut (kanan)
PISA
(Programme Internationale for Student Assesment)

• Bentuk evaluasi kemampuan dan pengetahuan yang dirancang


untuk siswa (Shiel, 2007).
• Merupakan proyek dari Organization for Economic Co-operation and
Development (OECD) yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000
untuk bidang membaca, matematika dan sains.
• Ide utama adalah hasil dari sistem pendidikan harus diukur dengan
kompetensi yang dimiliki oleh siswa dan konsep utamanya adalah literasi
(Neubrand, 2005).
• Sejak tahun 2000 Indonesia mulai sepenuhnya berpartisipasi pada
PISA. Pada tahun 2000 sebanyak 41 negara berpartisipasi sebagai peserta
sedangkan pada tahun 2003 menurun menjadi 40 negara dan pada tahun
2006 melonjak menjadi 57 negara. Jumlah negara yang berpartisipasi pada
studi ini meningkat pada tahun 2009 yaitu sebanyak 65 negara.
• Dalam melakukan studi ini, setiap negara harus mengikuti prosedur
operasi standar yang telah ditetapkan, seperti pelaksanaan uji coba dan
survei, penggunaan tes dan angket, penentuan populasi dan sampel,
pengelolaan dan analisis data, dan pengendalian mutu.
LITERASI MATEMATIKA DAN TUJUANNYA
• Untuk menilai pengetahuan matematika siswa dalam menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
• Metematika tidak hanya dipandang sebagai suatu disiplin ilmu
pengetahuan, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengplikasikan suatu
pengetahuan dalam masalah dunia nyata (real world) atau kehidupan
sehari-hari (pengetahuan tersebut dapat dirasa lebih kebermanfaatan
secara langsung oleh siswa).
• Kemampuan literasi matematika dapat menyiapkan siswa dalam
pergaulan di masyarakat modern (OECD, 2010).
• Seseorang dikatakan memiliki tingkat literasi matematika baik apabila ia
mampu menganalisis, bernalar, dan mengkomunikasikan pengetahuan
dan keterampilan matematikanya secara efektif, serta mampu
memecahkan dan menginterpretasikan penyelesaian matematika,
pengetahuan dan pemahaman tentang literasi matematika sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari siswa.
• Kemampuan literasi matematika dapat dilakukan penilaian, untuk menjadi
warga yang konstruktif, reflektif dan dapat memberikan keputusan dan
pendapat yang baik (OECD, 2010).
• Matematika literasi yang dimiliki siswa dilihat bagaimana cara siswa dalam
menggunakan kemampuan dan keahlian matematika untuk
menyelesaikan permasalahan.
konteks matematika ???
1. Konteks pribadi (Personal)
• Konteks pribadi yang berhubungan langsung dengan kegiatan pribadi siswa sehari-hari (kegiatan diri
sendiri, keluarga, teman sebaya). Matematika diharapkan dapat berperan dan menginterpretasikan
permasalahan dan pemecahan masalah (pada persiapan makanan, belanja, bermain, kesehatan
pribadi, transportasi pribadi, olahraga, traveling, jadwal pribadi, dan keuangan pribadi).
2. Konteks pekerjaan (Occupational)
• Matematika dapat membantu untuk merumuskan, melakukan klasifikasi masalah, dan
memecahkan masalah konteks pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan siswa di sekolah dan
atau tempat lingkungan siswa bekerja. (mengukur, biaya dan pemesanan bahan bangunan,
menghitung gaji, pengendalian mutu, penjadwalan, arsitektur, dan pekerjaan yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan. Konteks pekerjaan berhubungan dengan setiap tingkat tenaga
kerja, dari tingkatan terendah sampai tingkatan yang tertinggi yang dikenal oleh siswa).
3. Konteks umum (Societal)
• Konteks umum berkaitan dengan penggunaan pengetahuan matematika dalam kehidupan
bermasyarakat baik lokal, nasional, maupun global dalam kehidupan sehari-hari (sistem voting,
angkutan umum, pemerintah, kebijakan publik, demografi, iklan, statistik nasional, masalah
ekonomi). Siswa diharapkan dapat menyumbangkan pemahaman mereka tentang pengetahuan dan
konsep matematikanya untuk mengevaluasi berbagai keadaan yang relevan dalam kehidupan di
masyarakat.
4. Konteks keilmuan (scientific)
• Kegiatan keilmuan yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah yang bersifat abstrak dan menuntut
pemahaman dan penguasaan teori dalam melakukan pemecahan matematika (cuaca atau iklim,
ekologi, kedokteran, ilmu ruang, genetika, pengukuran, dan dunia matematika itu sendiri).
Kemajuan bangsa atau negara

ditentukan

Kualitas SDM

Daya Saing
Pendidikan mrpk Sarana Strategik
Abad ‘21
Apakah STEM ?
* science,technology, engineering, dan mathematics
*
gerakan reformasi pend.
unt. menumbuhkan angkatan kerja bidang STEM,
serta meningkatkan daya saing global

Bersaing di PIRLS (progress in international


*
reading literacy study) TIMSS (trends in international mathematics and
science study/matematika dan sains saja) dan PISA (programme
international student assesssment/membaca, sains, dan matematika)
*
Pelaksanaan Pembelajaran sains berbasis STEM

• Pembelajaran sains berbasis STEM perlu dilaksanakan dalam unit-


unit pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL),
yang didalamnya peserta didik ditantang secara kritis, kreatif, dan
inovatif untuk memecahkan masalah nyata, yang melibatkan
kegiatan kelompok (tim) secara kolaboratif. Pembelajaran sains
berbasisSTEM dalam kelas didesain untuk memberi peluang bagi pe
serta didik mengaplikasikan pengetahuan akademik dalam dunia
nyata dan kehidupan profesional.

• Penilaian hasil belajar dalam konteks pembelajaran sains berbasis


STEM perlu lebih menitikberatkan asesmen otentik, khususnya
asesmen kinerja (performance assessment ), menuntut pergeseran
metode penilaian, dari penilaian konvensional yang
bertumpu pada ujian dengan tes kearah penilaian otentik yang
bertumpu pada penilaian kinerja.
Tujuan dan Hasil dari Pendidikan STEM
Tujuan Pendidikan STEM Hasil Pendidikan STEM
Bagi Literasi STEM Belajar dan Berprestasi
Siswa Kompetensi abad 21 Kompetensi abad 21
Kesiapan Tenaga Kerja Ketekunan dan kegigihan belajar dalam
STEM meningkatkan prestasi
Minat dan keterlibatan Pekerjaan yang berhubungan dengan
Membuat koneksi STEM
Meningkatkan minat STEM
Pengembangan identitas STEM
Kemampuan untuk membuat koneksi di
antara disiplin STEM

Bagi Meningkatkan konten Perubahan dalam praktik


Pendidik STEM Peningkatan konten STEM dan PCK
Meningkatkan
Pedagogical Content
Knowledge (PCK)
4 faktor sukses pembelajaran STEM

1. Support atau dukungan (berkaitan dengan berbagai kegiatan yang dapat


mendukung pendidik dalam menerapkan pembelajaran STEM seperti
keikutsertaan dalam pelatihan yang relevan, kolaborasi dengan sekolah
atau institusi lain seperti universitas atau industri, serta adanya
kesempatan untuk berkolaborasi denga guru-guru lain dalam sekolah
yang sama.

2. Teaching (pembelajaran menitikberatkan pada persiapan pembelajaran


dan implementasi pembelajaran di kelas).

3. Efficacy (kepercayaan diri pendidik dalam mengimplementasikan


pembelajaran STEM, tingkat penguasaan materi pembelajaran serta
pedagogik, serta komitmennya dalam melaksanakan pembelajaran).

4. Materials (kesiapan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran).


Paradigma Abad 21
(1) Mengalirnya beragam sumber daya fisik maupun non fisik (data, informasi dan
pengetahuan) dari satu tempat ke tempat lainnya secara bebas dan terbuka;

(2) Meningkatnya kolaborasi dan kerjasama antar bangsa dalam proses penciptaan
produk dan/atau jasa yang berdaya saing tinggi secara langsung maupun tidak
langsung telah menggeser kekuatan ekonomi dunia dari “barat” menuju “timur”;

(3) Membanjirnya produk-produk dan jasa-jasa negara luar yang dipasarkan didalam
negeri selain meningkatkan suhu persaingan dunia usaha juga berpengaruh
langsung terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat dalam menjalankan
kehidupannya sehari-hari; dan

(4) Membludaknya tenaga asing dari level buruh hingga eksekutif memasuki bursa
tenaga kerja nasional telah menempatkan sumber daya manusia lokal pada
posisi yang cukup dilematis di mata industri sebagai pengguna.
Paradigma Pembelajaran Abad 21

Informasi (tersedia
dimana saja, kapan Pembelajaran diarahkan untuk mendorong
saja) peserta didik mencari tahu dari berbagai
sumber observasi, bukan diberi tahu
Komputasi (lebih Pembelajaran diarahkan untuk mampu
cepat memakai merumuskan masalah (menanya), bukan hanya
mesin) menyelesaikan masalah
Otomatisasi harus Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir
(menjangkau segala
analitis (pengambilan keputusan) bukan
pekerjaan)
berfikir mekanistis

Komunikasi Pembelajaran menekankan pentingnya


(dari mana saja, ke kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan
mana saja)
masalah
Lulusan SMA ?
Tamatan sekolah menengah dan perguruan tinggi
masih kurang kompeten dalam hal:
• komunikasi lisan
• komunikasi tulisan
• berfikir kritis dan mengatasi masalah
• etika bekerja dan profesionalisme
• bekerja secara tim dan berkolaborasi
• bekerja di dalam kelompok yang berbeda
• menggunakan teknologi dan manajemen projek
dan kepemimpinan.
Apakah Sasaran Pend. Abad 21 ?
3 keterampilan

alternatif
pembelajaran
Ciri Pend. Abad 21
STEM
o Learning and Innovation Skills
(Keterampilan Belajar dan Berinovasi),
o Information, Media, and Technology Skills
(Keterampilan Teknologi dan Media Informasi)
o Life and Career Skills
(Keterampilan Hidup dan Berkarir).
Keterampilan Abad 21 ?

1. Learning and Innovation Skills (Keterampilan Belajar dan Berinovasi),


2. Information, Media, and Technology Skills (Keterampilan Teknologi dan
Media Informasi) dan
3. Life and Career Skills (Keterampilan Hidup dan Berkarir)
4 pilar belajar yang dianjurkan
UNESCO
1. Learning to know (Belajar untuk Mencari Tahu): melalui buku, orang,
internet, dan teknologi lainnya.

2. Learning to do (Belajar untuk Mengerjakan): upaya untuk senantiasa


melakukan dan berlatih keterampilan untuk keprofesionalan dalam
bekerja.

3. Learning to be (Belajar untuk Menjadi Pribadi: berkembang secara utuh,


berkarakter pada diri sendiri, menjadi pribadi yang baik secara moral,
intelektual, emosi, spiritual, maupun sosial, sehingga.

4. Learning to live together (Belajar untuk Hidup Berdampingan): memahami


bahwa keberagaman tergabung dalam suatu lingkungan masyarakat, saling
membantu, menghargai satu sama lain, masyarakat yang tertib dan aman,
hidup dalam kebersamaan dan kedamaian.
14 prinsip pembelajaran abad 21
1. Pembelajaran dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik menari tahu;
2. Pembelajaran dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar;
3. Pembelajara dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
4. Pembelajaran dari berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. Pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban
yang kebenarannya multidimensi
7. Pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan
mental (softskills);
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun
Karso dan Tut Wuri Handayani;
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah
peserta didik dan dimana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Sintaks Pembelajaran STEM PBL
1. Teacher Introduction (memperkenalkan)
• Guru mengenalkan materi (tentang redoks) untuk mempermudah peserta didik dalam memecahkan
masalah.
• Guru juga menyajikan masalah konstektual.

2. Exploration (menggali pengetahuan)


• Peserta didik memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep
yang dipelajari melalui penyelidikan.
• Peserta didik diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok.
• Pesertadidik diberi kesempatan untuk mengamati data, merancang eksperimen dan mengembangkan
hipotesis.

3. Explanation (menjelaskan)
• Peserta didik menjelaskan temuannya dalam bentuk laporan dan mengemukakan temuannya.

4. Extension (membimbing/memperluas pengetahuan)


• Guru membimbing siswa untuk menerapkan pengetahuan yang telah didapat pada konteks baru.
• Mengaitkan materi konteks baru dengan materi yang telah dipelajari.

5. Evaluation (penilaian)
• Melakukan refleksi/umpan balik.
• Membuat rangkuman.
• Uji penguasaan materi.

Anda mungkin juga menyukai