Referat KPD
Referat KPD
Muchamad Fadil
Pembimbing:
1. Selaput ketuban
dan cairan amnion
korion merupakan membran eksternal yang berwarna putih dan terbentuk dari vili-
vili sel telur yang berhubungan dengan desidua kapsularis. Selaput ini berlanjut
dengan tepi plasenta dan melekat pada lapisan uterus
cairan Ketuban
Volume cairan amnion pada hamil aterm sekitar 1000 –1500 ml, warna putih, agak
keruh, serta mempunyai bau yang khas, agak amis dan manis. Cairan ini dengan
berat jenis 1.008, terdiri atas 98% air. Sisanya terdiri atas garam anorganik serta
bahan organik.
Mekanik
Homeostasis Proteksi
Ketuban Pecah Dini
1.Definisi
Ketuban pecah dini adalah ketuban pecah, 1 jam kemudian tidak diikuti
2.Epidemiologi
Ketuban pecah dini dapat terjadi pada kehamilan aterm, preterm, dan
3. Etiologi
secara pasti
Kelainan Infeksi Usia ibu tua
letak genitalia Riwayat KPD
sungsang >2
Overdistensi
uterus pada
Faktor Serviks
hidramnion predisposisi inkompeten
patologi
inferior rapuh.
A. Anamnesis:
Kadangkala cairan seperti urin dan vaginal discharge bisa dianggap cairan amnion. Penderita
merasa basah pada vagina atau mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba- tiba dari jalan lahir.
• Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
tampak keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak,
pemeriksaan ini akan lebih jelas.
• Pemeriksaan Inspekulo
• Merupakan langkah pertama dalam mendiagnosis KPD karena pemeriksaan dalam seperti vaginal
toucher dapat meningkatkan risiko infeksi
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan pH-nya.Yang dinilai adalah :
• Keadaan umum dari serviks, juga dinilai dilatasi dan pendataran dari serviks
• Pooling pada cairan amnion dari forniks posterior mendukung diagnosis KPD.
Melakukan perasat valsava atau menyuruh pasien batuk untuk mempermudah
melihat pooling.
• nitrazine test. Kertas nitrazin akan berubah menjadi biru jika pH cairan diatas 6.0 –
6.5. Sekret vagina ibu hamil memiliki pH 4 –5, dengan kertas nitrazin tidak
memberikan perubahan warna. bisa memberikan hasil positif palsu bila tersamarkan
dengan cairan seperti darah, semen atau vaginitis seperti trichomoniasis.
• Mikroskopis (tes pakis). Jika dengan pooling dan tes nitrazin masih samar dapat
dilakukan pemeriksaan mikroskopis dari cairan yang diambil dari forniks posterior.
Cairan di swab kemudian dikeringkan di atas gelas objek dan dilihat dibawah
mikroskop. Gambaran ‘ferning’ menandakan cairan amnion.
• Dilakukan juga kultur dari swab untuk Chlamydia, gonnorhea dan group B
Streptococcus.
C. Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan alpha-fetoprotein (AFP).
Pemeriksaan darah lengkap dan kultur dari urinalisis.
Tes pakis.
Tes lakmus (Nitrazine test).
2.Pemeriksaan ultrasonography (USG)
Diagnosis banding
1. Infeksi
2. Persalinan premature
Tergantung pada Usia kehamilan, keadaan ibu serta janin, dan adanya
infeksi atau tidak.