Anda di halaman 1dari 25

MASALAH PEMBERIAN ASI PADA BAYI

DENGAN TALI LIDAH PENDEK DAN


PENANGANANNYA
Nama Kelompok:

1. Alfira Rahma Desya


2. Novita Maya Rosyada
3. Sekar Prayudasari
Bayi dengan lidah pendek atau lingual frenulum
(jaringan ikat penghubung lidah dan dasar mulut)
yang pendek dan tebal serta kaku tak elastis, sehingga
membatasi gerak lidah dan bayi tidak dapat
menjulurkan lidahnya untuk “mengurut” puting
dengan optimal.
Akibat lidah bayi tidak sanggup “memegang”
puting dan areola dengan baik, maka proses laktasi
tidak dapat berjalan dengan sempurna. Oleh karena
itu, ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir
bayi segera setelah bayi dapat “menangkap” putting
dan areola dengan benar. Kemudian posisi kedua bibir
bayi dipertahankan agar tidak berubah-ubah.
Pengertian Tongue Tie

Tongue-tie (ankyloglossia) adalah kelainan


kongenital di mana lidah tidak leluasa bergerak
karena frenulum lidah yang terlalu pendek.
Frenulum lidah adalah jaringan tipis di bawah
lidah bagian tengah yang menghubungkan lidah
dengan dasar mulut.
Gejala Tongue-tie
Bayi dengan tongue-tie umumnya kesulitan
menggerakkan lidah ke atas atau dari sisi ke sisi, dan
tidak bisa menjulurkan lidah melewati gigi depan.
Tanda lain bahwa bayi menderita tongue-tie adalah
adanya lekukan pada ujung lidah, sehingga
membuat lidah terlihat seperti berbentuk hati.
Bayi dengan kondisi tongue-tie sulit
melakukan gerakan mengisap, sehingga berulang
kali memasukkan dan mengeluarkan puting
payudara. Proses menyusui menjadi lebih lama dan
bayi tidak mendapat asupan ASI yang cukup.
Permasalahan pemberian ASI pada bayi
dengan Tongue Tie
Proses menyusui dapat berjalan dengan baik bila posisi
perlekatan mulut bayi pada payudara ibu tepat. Pada perlekatan
yang tepat, seluruh mulut bayi akan melingkupi seluruh areola dan
sebagian payudara ibu, dan lidah bayi akan berada di bawah puting
ibu, membatasi puting ibu dan gusi bayi.
Pada kondisi tongue tie, bayi tidak bisa membuka mulut
dengan lebar dan tidak bisa menempatkan lidah di bawah puting
ibu (karena pergerakan mulut dan lidah terbatas), sehingga
perlekatan bayi pada payudara ibu sering terlepas dan tidak ada
yang melindungi puting ibu dari gusi bayi. Akibatnya sering terjadi
cedera pada puting ibu (luka, ulkus, berdarah).
Selain itu, rasa sakit pada puting yang dirasakan ibu setiap
kali menyusui bisa mengubah waktu menyusui yang seharusnya
menjadi waktu bonding time dan membahagiakan antara ibu dan
anak menjadi waktu yang menyiksa. Karena proses menyusui yang
tidak maksimal, kebutuhan nutrisi bayi dengan kondisi tongue tie
sering kali tidak terpenuhi, akibatnya pertumbuhan bayi pun
terganggu.
Bayi dengan tongue-tie bisa kesulitan
dalam menyusu. Alih-alih menghisap, bayi
malah mengunyah puting payudara ibunya.
Kondisi ini selain menimbulkan nyeri pada
payudara ibu, juga membuat bayi sulit
mendapat asupan ASI. Akibatnya bayi akan
kekurangan nutrisi dan sulit tumbuh.
Penanganan Permasalahan Menyusui pada bayi dengan
Tongue-tie
Pengobatan tidak diperlukan jika bayi atau anak-anak
dengan kondisi tongue-tie bisa makan tanpa ada masalah.
Bila diperlukan, tindakan bedah dapat dilakukan.
Prosedur bedah seperti frenotomy atau frenuloplasty bisa
dilakukan untuk menangani tongue-tie pada bayi hingga orang
dewasa.
Pada frenotomy, dokter akan memotong bagian frenulum lidah
agar bisa bergerak bebas. Prosedur bedah berlangsung cepat
dan bisa dilakukan dengan atau tanpa bius. Bayi bisa langsung
disusui segera setelah pembedahan selesai dilakukan.
Jika frenulum lidah terlalu tebal, dokter akan menjalankan
tindakan frenuloplasty. Pada tindakan ini, dokter akan
memotong bagian frenulum lidah, dan menutup lukanya dengan
jahitan yang akan hilang setelah luka sembuh. Frenuloplasty
dilakukan setelah pasien dibius terlebih dahulu.
Penanganan
Pertimbangan utama untuk menentukan perlu tidaknya
tindakan dengan mengobservasi seberapa baik lidah berfungsi.
Jika lidah bayi tampak mengetat tetapi bayi masih dapat
menghisap ASI dengan baik, bisa menelan ASI tanpa kesulitan,
pertumbuhan berat badan bayi normal, dan tidak kesakitan,
mungkin tidak perlu tindakan lebih lanjut. Moms bisa
mengobservasi (just wait and see) karena freenulum dapat
teregang dan lentur dengan sendirinya.
Sebaliknya, Jika lidah tidak tampak mengetat tetapi bayi
mengalami kesulitan menyusu, kesulitan menelan ASI, atau ibu
selalu kesakitan saat menyusui, tindakan lanjutan mungkin
perlu dilakukan. Sebaiknya Moms selalu melakukan observasi
didampingi oleh konselor atau dokter.
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
PADA BAYI Ny. M DENGAN BAYI DENGAN TALI LIDAH PENDEK
DI BPM SRI HARYANTI, SUKOHARJO

Tanggal / jam masuk : 18 Mei 2018 / 07.45 WIB


Tempat : BPM Sri Haryanti
A. PENGKAJIAN
Tanggal / jam : 18 Mei 2018 / 07. 55 WIB
1.Data Subyektif
a. Identitas
 Nama : By. Ny. M
 Tanggal/jam lahir : 18 Mei 2018 / 07.45 WIB
 Alamat : Mulur RT 7 RW 2 Bendosari, Sukoharjo

 Penanggung Jawab
 Nama Ibu/Ayah : Ny. M/ Tn. A
 Umur : 33 Tahun / 35 Tahun
 Pekerjaan : Swasta
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
 GPA : G2 P1 A0
 Umur kehamilan : 38 minggu
 Kenaikan BB : 10 kg
 ANC : 15 kali
 TT : 2 kali (kehamilan yang ke 24 mgg dan
kehamilan yang ke 28 mgg)
c. Riwayat Persalinan Sekarang
 Kala I : 12 menit
 Kala II : 15 menit
 DJJ : 128 x / menit
 Warna air ketuban : Jernih
 Caput : Tidak ada
 Cefal Hematuma : Tidak ada
 Bayi lahir jam : 07.45 WIB
 Jenis persalinan : Normal
d. APGAR SCORE
skore 1 menis 5 menit 10 menit
A: Appearance 2 2 2
colour (warna kulit)
P: Pulse/ Head 2 2 2
Rate (frekuensi
jantung)
G: Grimace (reaksi 1 1 2
terhadap
rangsangan)
A: Activity (tonus 2 2 2
otot)
R: Respiration 1 2 2
(usaha nafas)

jumlah 8 9 10
e. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan
Nifas yang lalu

Ha ko Te UK Jeni pen lact per infe JK BB PB Ket


mil mpl mp s olo dar ksi
ke ikas at per ng aha
i per sali n
sali nan
nan
1 - BP 38 nor Bid lanc - - L 340 49 -
M mg mal an ar 0 cm
Har Har gra
yan yan m
ti ti
2 - BP 38 Nor Bid Lan - - P 230 48 -
M mg mal an car 0 cm
Har Har gra
yan yan m
ti ti
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita penyakit menurun ( ashma, DM )
kecuali ayahnya / kakek By. Ny. M cadel (mempunyai pangkal lidah pendek), dan tidak
menderita penyakit menular seperti TBC, Jantung, DM, Asma, Hipertensi, Hepatitis.

g. Kebutuhan Dasar
 Nutrisi : Bayi sudah diberi ASI namun hanya sebentar-sebentar (kurang
lebih 15 detik berhenti)
 Eliminasi :
 BAK pertama kali tanggal : 18 Mei 2018, Jam : 08.30 WIB
 Warna : Kuning Jernih
 Jumlah : 20 cc
 BAB pertama kali tanggal : 18 Mei 2018, Jam : 08.20 WIB
 Warna : Hitam Kehijauan ( Mekonium )
 Konsistensi : Lembek
 Jumlah : 50 cc
 Istirahat : belum dikaji
 Tidur : belum dikaji
 Keluhan : belum dikaji
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
• Keadaan umum : baik
• Kesadaran : compos mentis
• HR : 138 x/menit RR: 40 x/menit
• Suhu : 36,4 oC
• BB : 2550 gram
PB : 47 cm
• LK Lahir : 34 cm
LK sekarang : 34 cm
• Warna kulit : Kemerahan
Warna kuku :Kemerah
• Tangis bayi : Kuat
• Tonus otot : Baik
b. Status present
• Kepala : simetris, tidak ada caput, tidak cephalhematoma dan molase.
• Muka : tidak oedem dan tidak tampak syndrome down.
• Mata : simetris, tidak strabismus, tidak ada pengeluaran sekret.
• Telinga : simetris, daun telinga terbentuk sempurna, tidak ada pengeluaran
sekret.
• Mulut : tidak labioskizis dan palatoskizis, pangkal lidah terlihat pendek.
• Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung,
• Leher : tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid.
• Dada : tidak ada retraksi dada.
• Perut : tidak kembung, tali pusat sudah puput,
• Punggung : tidak teraba benjolan di ruas tulang belakang,
• Ekstremitas atas dan bawah : jumlah jari lengkap, tidak ada polidaktili dan
sindaktili.
• Genetalia : labia mayor sudah menutupi labia minor
• Rectum : berlubang,
• Mekonium : 1 kali/hari,
• Miksi : ± 3 popok//hari
c. Sistem saraf
1. Reflek Moro :baik, ada respon memeluk
saat bayi dikagetkan.
2. Reflek Rooting :baik, ada respon
membuka mulut saat jari kita menyentuh mulut
bayi.
3. Reflek Grasping :baik, saat tangan bayi diberi
telunjuk maka tangan bayi akan menggenggam.
4. Reflek Walking :baik, saat telapak kaki
bayi disentuh dengan jari maka akan bergerak-
gerak.
5. Reflek Sucking :lemah (hisapan bayi
pada jari kelingking penulis lemah)
6. Reflek Tonic Neck :ada, bayi dapat menggerak-
gerakkan kepalanya dan dapat memiringkan
kepalanya saat di tengkurapkan.
d. Abdomen
 Bentuk : simetris
 Penonjolan lilitan tali pusat pada saat bayi
menangis : tidak ada
 Perdarahan tali pusat : tidak ada
 Keadaan tali pusat : baik
e. Kelamin
Perempuan :
 Vagina : Berlubang
 Uretra : Berlubang
 Keadaan Labia Mayira dan Minora : labia
mayora menutupi labia minora.
 Kelainan : tidak ada
B. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 18 Mei 2018 / 08. 30 WIB
1.Diagnosa Kebidanan
By.Ny. M lahir spontan, cukup bulan, sesuai
masa kehamilan dengan tongue tie atau
tali lidah pendek.
Dasar :
DS :
ibu mengatakan telah melahirkan anak
keduanya di BPM Sri haryanti tanggal 18
Mei 2018 jam 07. 45 WIB dengan tongue tie
DO :
Bayi lahir tanggal 18 Mei 2013 jam 07. 45 WIB
a.Keadaan umum : baik
 Kesadaran : compos mentis
 HR : 138 x/menit RR : 40 x/menit
 Suhu : 36,4 oC
 BB : 2550 gram PB : 47 cm
 LK Lahir : 34 cm LK sekarang : 34 cm

b.Apgar Score :
 1 menit :8
 5 Menit :9
 10 Menit : 10
c.Jenis kelamin : Perempuan
 BB : 2300 gram PB : 48 cm
 LK : 34 cm LD : 34 cm
d.Warna Kulit: Kemerahan Tonus otot : Aktif
e.Tangis bayi : Kuat Anus : berlubang
f.Kelainan Kongenital : Ada
g.Reflek rooting, moro, grasping, tonic neck:
baik
h.Reflek Sucking : lemah (hisapan bayi pada jari
kelingking penulis lemah)

2.Masalah
Kesulitan menyusui dan penurunan BB signifikan.
C. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada

D. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
C. PERENCANAAN
Tanggal / jam : 18 Mei 2018 / 08. 35 WIB

1. Pantau KU dan TTV bayi. Serta pantau apakah bayi mau menyusui.
2. Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda tanda vital
3. Mengajarkan ibu cara menyusui.
4. Memberitahu ibu untuk tetap menyusui bayinya setap 2 jam sekali
walaupun bayinya sedang tertidur dan harus disendawakan setelah
minum susu.
5. Mengajarkan ibu cara memberikan dan menyimpan ASIP dengan benar agar
kualitan ASI tetap terjaga.
6. Meminta ibu untuk mengisi lembar observasi pemberian minum pada
bayinya.
7. Menyakini ibu bahwa ibu bisa berhasil dalam memberikan bayinya ASI
Eksklusif 6 bulan.
8. Rujuk bayi ke dokter bedah untuk dilakukan fenotomy jika belum ada
perubahan lidah bayi.
9. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi seperti memakaian
topi, dibedong namun tidak terlalu kencang.
D. IMPLEMENTASI
Tanggal / jam : 18 Mei 2018 / 08. 40 WIB
1 .Memantau KU dan TTV bayi. Serta pantau apakah bayi mau menyusui untuk
memastikan keadaan umum dari bayi ny. M
2 .Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda-tanda vital supaya ibu mengerti dan
mengetahui keadaan umum bayi.
3. Mengajarkan ibu cara menyusui supaya ibu mengerti cara menyusui yang benar.
4. Memberitahu ibu untuk tetap menyusui bayinya setap 2 jam sekali walaupun
bayinya sedang tertidur dan harus disendawakan setelah minum susu.
5.Mengajarkan ibu cara memberikan dan menyimpan ASIP dengan benar agar
kualitan ASI tetap terjaga
6 .Meminta ibu untuk mengisi lembar observasi pemberian minum pada bayinya.
7. Menyakini ibu bahwa ibu bisa berhasil dalam memberikan bayinya ASI Eksklusif
6 bulan.
8. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi seperti memakaian topi,
dibedong namun tidak terlalu kencang supaya bayi selalu merasa hangat.
E. EVALUASI
Tanggal / jam : 18 Mei 2018 / 09.00 WIB
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
HR : 138 x/menit
S : 37OC
RR : 44 x/menit
2.Ibu mengerti dan mengatakan bayi agak rewel tidak mau menyusui.
3.Ibu dapat mempratikkan ulang dengan baik, namun karena lidah bayinya yang pendek bayi
agak susah mencapai puting susu dan melekat dengan baik.
4.Ibu mengerti untuk menyusui bayinya setap 2 jam sekali walaupun bayinya sedang tertidur
dan harus disendawakan setelah minum susu.
5.Ibu mengerti cara penyimpanan ASI dengan benar agar kualitan ASI tetap terjaga.
6.Ibu mengerti dan mau untuk mengisi lembar observasi bayi pemberian minum pada bayinya.
7.Ibu mengerti untuk menyakini ibu bahwa ibu bisa berhasil dalam memberikan bayinya ASI
Eksklusif 6 bulan.
8.Ibu sudah mengerti untuk menjaga kehangatan bayi seperti memakai topi dibedonng namun
tidak terlalu kencang
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai