Anda di halaman 1dari 44

KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI

Dr Yolly Dahlia SpKJ


Definisi

• Kegawatdaruratan psikiatri adalah gangguan


dalam proses pikir, alam perasaan, atau tindakan
lain yang membutuhkan pengobatan segera.

• Para staff yang bekerja menangani


kegawatdaruratan psikiatri dapat berada dalam
kondisi yang sangat beresiko untuk mendapat
tindak kekerasan karena perubahan status mental
secara drastis dari pasien yang ditangani.
Kriteria
•Mengancam keutuhan tubuh/jiwa
seseorang
•Mengancam ketenangan/keselamatan
lingkungan
•Ansietas pasien meninggi akibat
penyakitnya
•Ansietas meninggi akibat berbagai
sebab
Beberapa Jenis Kegawatdaruratan Psikiatri

• Bunuh diri
• Membunuh
• Tindak kekerasan
• Intoksikasi, withdrawal, overdosis obat
• opiates, stimulants, central nervous system depressants, hallucinogens,
phencyclidine, and alcohol.
• Gangguan psikiatri lain:
• Gangguan nonpsikotik akut
• Dementia
• Delirium
• Gangguan psikotik akut
Bunuh Diri
Bunuh Diri
• Bunuh diri  masalah kesehatan masyarakat
• 0.9% dari seluruh kematian
• Setiap hari: 1000 orang memutuskan untuk bunuh
diri
• Di USA: urutan ke 8 penyebab kematian (77
bunuh diri tiap hari, 1 tiap 20 menit, dan >30.000
tiap tahun)
Faktor Risiko Bunuh Diri

• Aksi multideterminan
• Faktor risiko:
1. Gangguan psikiatri
2. Faktor sosial
3. Faktor psikologikal
4. Faktor biologis
5. Faktor genetik
6. Gangguan fisik
1. Gangguan Psikiatri

a. Gangguan mood
b. Skizofrenia
c. Penyalahgunaan alkohol
d. Penyalahgunaan obat
e. Gangguan kepribadian
f. Gangguan panik
a. Gangguan Mood

•Gangguan mood yang paling sering berkaitan


dengan bunuh diri: Ganguan mood depresif

•Karakteristik pasien dengan gangguan mood


depresif:
 Laki-laki  2x wanita
 50 tahun
 Sebagian besar korban bunuh diri tidak mendapatkan
pengobatan depresi / tidak mendapatkan obat
antidepresan yang adekuat
b. Skizofrenia
• Merupakan salah satu faktor risiko bunuh diri yang tinggi 
hingga 10%

Karakteristik pasien skizofrenia dengan keinginan bunuh diri:


• Pasien biasanya masih muda
• 75% : laki-laki yang belum menikah
• 50% : keinginan bunuh diri sebelumnya
• Gejala depresif > perintah halusinasi
• Hingga 1/3 bunuh diri pada skizofrenia : beberapa minggu
pertama keluar dari RS
c. Penyalahgunaan Alkohol

• Meningkatkan risiko bunuh diri 2.2 - 3.3%


• Laki-laki > wanita alkoholik
• Komorbid: alkoholism >< gangguan depresif  risiko tinggi
• Pasien jatuh dalam ketergantungan alkohol umumnya berkaitan dengan
reaksi pada peristiwa hidup :
• Kehilangan orang yang dicintai : penyebab paling sering  sendiri
• Masalah finansial
• Masalah pekerjaan  pengangguran
• Bermasalah dengan hukum
• Dukungan sosial : kurang/tidak ada
• 1 dari 50 kasus bunuh diri tidak diketahui penyebabnya
d. Ketergantungan zat lain: obat

• Meningkatkan risiko
• Pecandu heroin >20 x (terutama saat disforia,
depresi dan intoksikasi)
• Komorbid: penyalahgunaan obat >< gangguan
mood
e. Gangguan kepribadian

• Gangguan personaliti : antisosial dan borderline


• Hampir selalu (95%) : gangguan depresi AXIS I, penyalahgunaan
obat, atau keduanya.
f. Gangguan panik

• Gangguan yang ditandai terjadinya serangan panik yang spontan


dan tidak diperkirakan
• Serangan biasanya berlangsung 20 – 30 menit
• Gejala somatik:
• Palpitasi • Pusing bergoyang
• Berkeringat • Derealisasi
• Gemetar/berguncang • Depersonalisasi
• Sesak napas • Takut mati
• Tercekik • Parestesi
• Nyeri dada • Menggigil
• mual • Ketakutan kehiangan kendali
2. Faktor Sosial

• Bunuh diri
• Egoistik : << ikatan kekeluargaan/ interaksi sosial
• Anomik : ketika hubungan antara individu dan
masyarakat rusak karena buruknya sosial atau
ekonomi
• Altruistik : karena integrasi yang berlebihan di
masyarakat (harakiri, sati)
Fakor resiko bunuh diri karena
dorongan sosial

• Usia :
• puncak 45 tahun (wanita >55 tahun).
• >75 tahun : 3x muda
• Kelamin:
• Laki-laki
• Etnis RAS dan kelompok minoritas: kulit hitam>putih, imigran >penduduk
lokal
• Status pernikahan : single person 2x married, separaterd/widow >4-5x
• Previous suicidal behavior
• Keadaan mental
3. Faktor Psikologi

• Menninger Building on Freud's concepts


Seseorang yang ingin bunuh diri  pembunuhan
retrofleksi, karena kemarahan terhadap orang lain, yang
diputar ke dalam dirinya, atau digunakan sebagai alasan
untuk hukuman.
• 3 komponen permusuhan atas bunuh diri:
• keinginan untuk membunuh
• keinginan untuk dibunuh
• keinginan untuk mati.
4. Faktor Biologi

• Kurangnya serotonin sentral


• Kurangnya konsentrasi serotonin metabolite 5-hydroxy-
indoleacetic acid (5-HIAA) di CSF lumbar ( 8 dari 11
korban bunuh diri)
• The Karolinska group menyimpulakn : rendahnya
konsentrasi CSF 5-HIAA memprediksikan risiko bunuh
diri dalam waktu dekat pada kelompok risiko tinggi
pasien depresi
5. Faktor Genetik

• Run in families
• Polimorfism gen TPH dengan alel : U dan L
• Tryptophan hydroxylase (TPH)  enzim biosintesis
serotonin
• Rendahnya konsentrasi 5-HIAA di CSF (pada
alkoholik)  genotif LL dan UL >>
6. Gangguan Fisik
Gangguan Fisik yang meningkatkan dorongan bunuh diri
• Kanker dan kanker payudara : 70% pada wanita dengan kanker
• Epilepsi, MS, cedera kepala, KV, Huntington, demensia, dan
AIDS  mood
• Endokrin : Cushing’s, anorexia nervosa, Klinefelter syndrome,
profiria. mood
• GI: peptic ulcer dan sirosis  alkoholik
• Urogenital: prostatic hypertrophy dan hemodialysis  merubah
mood
• cerebrovascular disorders and progressive organic deterioration
 demensia
Bunuh Diri Pada Orang Tua

• >65 tahun : risiko tertinggi untuk bunuh diri


• Orang tua dengan risiko yang lebih tinggi daripada yang lain: laki-
laki, kulit putih, duda, dan ≥75 tahun.
• 2 kondisi psikiatri yang berkaitan dengan bunuh diri pada orang
tua: depresi dan alkoholism
• Faktor depresi dan alkoholism  kehilangan dan stres
• Kehilangan fisik: kesehatan yang buruk, defisit sensorik,
penurunan kognitif.
• Kehilangan sosial: kematian pasangan dan peran kerja
• Kehilangan penghasilan: PHK dan biaya kesehatan
• Kehilangan dapat menurunkan hubungan sosial dan
isolasi sosial  kesepian, demoralisasi, ketergantungan
pada orang lain, tidak ada harapan, dan berpikir untuk
bunuh diri.
Bunuh Diri Pada Pasien Rawat Inap

•Paling sering dengan diagnosis : depresi 


risiko bunuh diri paling besar: beberapa
hari pertama
•Paling sering: saat pergantian rotasi staf
•Pasien rawat inap jangka panjang 
skizofrenia
Manajemen pasien dengan keinginan
ingin bunuh diri
Bunuh diri  dapat dicegah

Manajemen pada pasien:


• Eksplorasi motivasinya
• Atasi dulu keadaan gawat fisik
• Lanjutkan dengan menggeledah pasien untuk mencegah
berulangnya kejadian tersebut, lalu wawancara dengan
pihak keluarga
Setelah kegawatan fisik teratasi, perlu ditinjau:

• Beratnya risiko bunuh diri dalam waktu dekat dengan kriteria dari
Tuckman dan Youngman yang dimofikasi (kriteria MAS SALAD)
– Mental status: gangguan afektif berat, psikosis
– Attempt: niat PBD kuat, PBD ini bukan yang pertama kali
– Support system: tidak ada seseorang yang penting & dekat dg pasien
– Sex: wanita di atas 25 th, pria di atas 45 th
– Age: usia lanjut
– Loss: kehilangan (status/pasangan) dalam 6 bln terakhir
– Alcoholism: peminum minuman keras
– Drug: penyalahgunaan & ketergantungan zat
• Kondisi klinis pasien seluruhnya
• Sumber intrapsikis/ sosial untuk mengatasi masalah tersebut
Membunuh
Membunuh
• Paling sering: malam 8:00 pm Sabtu dan 2:00 am minggu.
• 50%  liburan/weekend, di rumah, pelaku atau korbannya
adalah anggota keluarga
• Laki-laki 5x wanita
• Risiko : karakter psikosis dengan delusi persecutory
 berat jika delusi fokus pada 1 individu.
 riwayat kekerasan, antisosial, tanda-tanda jealously,
konflik seksual, obat-obatan
Tindak Kekerasan
• Berdasarkan DSM IV TR:
• Physical abuse
• Sexual abuse pada anak
• Neglect

• Physical abuse
pada dewasa
• Sexual abuse
Etiologi

Segi orang tua dan lingkungan Segi anak

• Abusive parents • Premature


• Kondisi hidup penuh dengan stres • Retardasi mental
• Isolasi sosial • Cacat fisik
• Gangguan mental • Rewel
• Depresi • Anak yang tidak diinginkan
• Psikotik
Tindak Kekerasan

• Prediktor tindak kekerasan:


• Alkoholisme yang berlebihan
• Riwayat tindak kekerasan, tindakan kriminal
• Riwayat childhood abuse
Perkosaan

• Tatalaksana emergency pada korban perkosaan:


• Fokus pada individu untuk merasa terlindungi, aman dan
mampu untuk meraih kekuatan kontrol atas dirinya.
• Assessed  to rule out: dekompensasi psikiatri akut, seperti:
ide bunuh diri/psikosis (recovery will take years)
• Pasien jangan dipaksa untuk menceritakan ttg perkosaannya.
• Benzodiazepin : bila sangat panik dan cemas (syarat: bukan
pasien dengan penyalahgunaan zat/obat)
Child abuse

• 1.5jt anak mengalami kekerasan


• suspek:
• orang tua yang sering membawa anaknya ke dokter karena cedera,
terutama bila cedera tidak masuk akal atau seperti kurang terawat.
• Pemeriksaan radiologi: trauma lama
• Periksa genital area
• Keluarga harus di anamnesisi terpisah
• Harus dilaporkan
• Sebagian besar anak tidak mau mengakui karena takut dihukum
oleh pelaku.
• Tatalaksana: bersama-sama orangtua dan anak
Diagnosis dan manifestasi klinis korban Physical abuse
pada anak:

• Memar / trauma
• Anak tampak menghindar atau ketakutan, perilaku agresif
atau mood yang labil
• Depresi
• Poor self-esteem
• Cemas
• Gangguan perkembangan mental
KDRT
• Korban biasanya wanita
• 30% wanita yang dibunuh  dibunuh oleh pasangannya
• Karena hubungan maladaptasi kronik dengan pasangannya.
• Sering berhubungan dengan penyalahgunaan obat/alkohol
• Organ: tubuh yang tidak terpapar (payudara, abdomen)
• Biasanya di rumah
• Pasangan posesif, cemburu, dan sangat tergantung dengan
istrinya (takut akan diabaikan ketika istri bekerja atau
mengurus anak)
• Korban sering menyalahkan dirinya sendiri
• Takut kehilangan pasangan
Manifestasi pada korban KDRT
• Cemas
• Depresi
• Gejala somatik
• Dan tidak mau mengaku mengalami KDRT
• Keinginan bunuh diri  sering
• Terdapat tanda2 cedera (banyak)
Penatalaksanaan pada pasien KDRT

• Periksa:
• Bukti-bukti trauma sebelumnya
• Foto
• Pemeirksaan tidak boleh terlihat bersifat konfrontasi dan overjudgment
terhadap suami pasien  bisa menolak pengobatan

• Pada keadaan emergency:


• diberikan emergency shelter pada pasien dengan risiko besar bila pulang
kerumah.
• Ps dengan keinginan bunuh diri atau membunuh  rawat inap
• Wanita yang menolak  ditawarkan pengobatan kapanpun ia siap.
Gangguan Psikiatrik Lain
Delirium

• Merupakan kasus psikiatri yang paling sering di


IGD
• Biasanya terkait dengan alkohol atau intoksikasi
obat
• Bisa juga akibat: trauma kepala, KV, metabolik,
obat resep, dan infeksi.
Demensia

• Tidak terlalu agresif


• Kontrol emosi lebih rendah dan sering
menyerang bila mereka tidak mengerti situasinya.
Gaduh Gelisah

Etiologi:
• Kelainan fungsi SSP
• Penggunaan obat yang mempengaruhi SSP
• Riwayat ketergantungan obat
Penatalaksanaan Gaduh Gelisah

• Tentukan etiologi dengan observasi


• Segera atasi dengan fiksasi atau medikamentosa
• Beri penjelasan ke pasien
• Wawancara dilakukan setelah pasien teratasi
keadaannya
• Bila pasien menolak wawancara, terapis menunggu
• Bila pasien tenang, kendorkan ikatan
• Adakan jarak antara pasien dan terapis dan tetap siaga
• Medikamentosa: Haloperidol IV
Referensi
• Sadock JB, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry: Behavioural sciences/clinical psychiatry;
tenth ed. Philadelphia: Lipincott Williams & Wilkins,
2007.
• Depkes RI: Pedoman Penggolongan Diagnosis
Gangguan Jiwa. Jakarta, 1993.
• Vishal.Review of General Psychiatry.5th Ed. E-book.
• Mansjoer A, et al. Kapita selekta kedokteran. Edisi ke-3.
Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2001. p. 232-
236.

Anda mungkin juga menyukai