Anda di halaman 1dari 10

Debby Sherly Amanda 1610221109

Succi Islami Putri 1610221094


PEMBIMBING
dr. Andito K. Adisasmito, Sp.M
 Sistem lakrimal berperan penting dalam memelihara
permukaan bola mata
 Gangguan pada sistem lakrimal secara umum
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi
dan drainase air mata
A. Apparatus Lacrimalis
 1. Anatomi dan Fisiologi
Ductus Lacrimal Sistem
lakrimal terdiri dari dua
bagian:
 Sistem sekresi
 kelenjar
lakrimal
Sistem
Ekskresi :
 Kanalikuli
 Punctum
 Sakus lakrimalis
 Duktus nasolakrimalis
Air Mata
 Air mata disekresikan oleh aparatus
lakrimalis dan disertai dengan mukus
dan lipid oleh organ sekretori dari
sel-sel pada palpebra serta
konjungtiva.

 Air mata memiliki konsentrasi garam


didalamnya mirip dengan komposisi
di dalam plasma darah.

 air mata mengandung lisozim yang


merupakan enzim yang memiliki
aktivitas sebagai bakterisidal untuk
melarutkan lapisan luar bakteria.

 Walaupun air mata


mengandung enzim bakteriostatik
dan lisozim,hal ini tidak dianggap
sebagai antimikrobia.

 Air mata lebih cenderung memiliki


fungsi mekanik yaitu membilas
mikroorganisme tersebut dan produk-
produk yang dihasilkannya
Aliran Air Mata stimulus pedas yang
Air mata akan diberikan pada mulut
disekresikan secara atau lidah
refleks sebagai respon  cahaya terang.
dari berbagai stimuli.  Selain itu, air mata
Stimulustersebut berupa juga akan keluar
: sebagai akibat Muntah
 Stimuli iritatif pada
kornea
 Konjungtiva
 mukosa hidung
1.Definisi
 Dakrioadenitis adalah peradangan pars sekretorik
(kelenjar lakrimal) yang jarang ditemukan dan
bersifat unilateral atau bilateral.
 Dibagi menjadi dua yaitu :
 Dakrioadenitis akut
 Dakrioadenitis kronik
2.Etiologi
 Infeksi ; Virus, bakteri, jamur,
 Sarkoid dan Idiopatik.
 Klasifikasi
Akut
 pembesaran kelenjar air mata di
dalam palpebra superior

 kelenjar air mata yang


mengalami proses inflamasi akan
sangat nyeri dan dapat diikuti
oleh gejala klinis lainnya yaitu
kemosis

 konjungtival injeksi,
mukopurulen secret, eritema
dari kelopak mata,
lymphadenopati
(submandibular), pembengkakan
dari 1/3 lateral atas palpebra
mata (S-shape), proptosis,
pergerakan bila mata yang
terbatas
Kronis
 gejala klinisnya lebih
baik daripada yang akut
 pada fase ini tidak
didapatkan nyeri
 pembesaran kelenjar
namun mobile
 ptosis bisa ditemukan
 Virus  self-limiting, terapi supportive seperti kompres air
hangat, NSAID oral

 Bakteri  dapat diberikan antibiotic cephalosporin


generasi pertama seperti Cephalexin 500 mg

 Jamur  dapat diberikan antiamoebic atau antifungal

 Inflammatory (non-infeksi)  dapat dicari etologi


sistemiknya dan diterapi berdasarkan causanya.

 Dakrioadenitis kronis  diterapi berdasarkan penyakit


penyebabnya, apabila pembesaran tidak hilang dalam 2
minggu, dapat dilakukan biopsy glandula lakrimalis
 Dakrioadenitis akut dapat menyebabkan fistula pada
kelenjar lakrimal

Anda mungkin juga menyukai