0 FAILURE MECHANISMS
Tetapi bila tidak ada kriteria durasi waktu ditetapkan untuk menentukan
short term atau long term, pertimbangan yang membingungkan dapat
terjasi, ketika mencoba mengkatagorikan kerusakan secara pasti
Figure 5-1 Time to Tupture Curve
Figure 5-2 Effect of Time and Temperature on Tube Steel Deformation
Kenaikan pada temperatur operasi pipa dapat secara sangat berarti
mempercepat terjadinya kerusakan pada tingkat stress yang spesifik.
Pada 10.000 psi, temperatur emningkat 60 F dan dapat mempercepat
waktu untuk terjadinya rupture dari 100.000 jam menjadi 10.000 jam,
khususnya jika ini terjadi, maka kerusakan tidak disebut shor-term
ataupun long term . Figure 5-2 menghadirkan grafik satuan waktu
versus perubahan bentuk pipa untuk memperlihatkan waktu dan efek
temperatur. Besaran perubahan bentuk dari pipa biasanya merupakan
suatu indikasi dari periode waktu yang terlibat. Short-term failure akan
memperagakan pengurangan yang hebat pada tebal dinding pipa pada
permukaan yang pecah yang di kenal dengan “ thin-lipped.” sementara
long-term failure memperagakan tidak begitu ada perubahan
ketebalan dinding pipa yang terjadi pada pecahan permukaan yang
disebut “thick-lipped.” perbedaan pengurangan ketebalan dinding pipa
ini sangatlah extrim antara short-term dengan long-term.
5.1.1b Indikasi
Kerusakan yang terjadi berupa suatu pecahan yang elestis (ductile
rupture) pada metal pipa, secara normal diklasifikasikan seperti
pecahan mulut ikan ( fish mouth ), pembukaan pada pipa dengan ujung
permukaan tipis.
Figure 5-4
Contoh tipe contoh kerusakan terjadi , ketika kondensasi pada pipa
superheater belum selesai saat start up boiler , menghalangi aliran
uap. Temperatur metal pipa mencapai temperatur pembakaran gas
871oC atau lebih besar yang membuat pipa rusak.
T (20 + loq t) = P
Dimana : P = Larson Miller Parameter.
T = temperatur Absolut dalam satuan Rankine
(oF + 460)
t = rupture time dalam jam
Kerusakan pipa boiler dapat dihasilkan dari LTO pada atau dekat
dengan pendukung pipa atau perekat yang dilas untuk mendukung
pipa. Perekat yang dilas dapat meninngkatkan stres disekeliling pipa
karena : (1) ekspansi yang berbeda antara properti, (2) sisa stres dari
penyusutan las-lasan, (3) konsentrasi stres pada weld contour dan (4)
tertahannya expansi pipa yang merata.
Design dari perekat ini sangat penting untuk mengurangi potensi akan
masalah creacking. Bentuk “C” yang lebar atau tipe dudukan perekat
harus tidak di gunakan, karena hal ini akan menahan ekxpansi pipa.
Tingkatkan design perekat , dan terhadap boiler yang sudah tua
mungkin perlu dimodifikasi untuk mengurangi masalah keretakan pada
support dan spacer. Bila modifikasi diperlukan, karena kerusakan
yang berulangkali, maka pertimbangan kehati-hatian harus diberikan
dengan saran sebagai berikut :
Kerusakan DMW hasil dari aplikasi temperatur tinggi dan stress yang
melebihi angka design. DMW yang beroperasi pada temperatur tertinggi lebih
cendrung rusak dari pada yang lain beroperasi pada temperatur terendah.
Degradasi DMW dapat gagal secara tiba-tiba dengan aplikasi dari beban
tegangan yang kecil saja. Kehati-hatian harus diperlukan ketika memasang
scaffolding sementara pada superheater dan reheater tubing bank untuk
melksanakan pemeriksaan dan perbaiikan.
Tiga tipe beban utama yang berkontribusi kepada total stres pada sambungan
seperti berikut ini :
Caustic Corrosion
Hydrogen Damage
Pitting (localized corrosion)
Stress Coorosion Cracking.
5.1.5 Water Side Corrosion Failure Mechanismsm
Suatu faktor yang cukup penting pada water side corrosion adalah
jumlah product deposit korosi pada dinding pipa. Caustic corrosion dan
hydrogen damage hasil dari rusaknya lapisan pelindung magnetite oleh
konsentrasi bahan kimia yang bersifat korosi di dalam dinding deposit.
Deposiit terbentuk sering terjadi dimana air pendingin terganggu oleh
tekukan. Las-lasan dengan backing ring, daerah diimana heat flux
tinggi dan pada pipa yang cendrung dipanasi dari atas atau bawah.
Deposit menghambat perpindahan panas dan menyebabkan
temperatur dinding pipa meningkat.
Sama juga laju korosi yang tinggi mungikn disadari dengan adanya
serangan cuatic ( PH tinggi) atau serang acidic ( PH rendah); tetapi
hydrogen damage pada tube steel akan terjadi hanya dibawah kondisi
PH rendah.
Alasan akan perbedaan ini melibatkan lokasi dari pada anoda dan
ketoda pada electrochemical cell yang dilakukan pada proses korosi.
Anoda adalah ditempat dimana iron melarut untuk menghasilkan
electron dan iron oxide; katoda adalah diditempat dimana hydrogen
atom dihasilkan. Dengan serang caustic, ion-ion hydrogen (OH)
terkonsentrasi di dalam lapisan deposit sehingga konsentarsi ion
hydrogen (H+) tinggi pada air boiler.
Katoda dapat dimana saja yang terbuka terhadap campuran uapair dan
ditempatkan jauh dari anoda.
Lokalisasi penipisan dinding pipa pada diameter dinding pipa bagian dalam,
yang mendapat dampak stress dan strain dan adanya metal loss .
Kerusakan pipa boiler disebabkan oleh SCC dan hasil dari kombinasi
penyebab dari tensile stress, lingkungan yang korosif, dan material
yang rentan terhadap SCC. Kerusakan SCC pada boiler biasanya
terjadi pada austenitic stainless steel digunakan untuk pipa superheater
dan pipa reheater. Bagaimanapun, kerusakan SCC telah terjadi pada
beberapa pipa reheater ferritic ketika kandungan caustic tinggi masuk
dari desuperheating atau attemperator spraying station.
Kondisi strres corrosion crack di awali dan pemicu yang ada dibawah
keadaan berikut ini :
Korosi temperatur tinggi dari abu coal dan abu oil juga dikenal
liquid phase corrosion dan diamati apabila temperatur tube metal
berada pada batasa antara 1100 oF (593 oC) dan 1300 oF (704
oC). Figure 5-16 Memperlihattkan hubungan antara temperatur
Coal ash corrosion hasil dari bilaman abu cair dari alkali-iron
trsulfate terbentuk pada permukaan pipa dengan temperatur
berada pada batas antara 1000oF (593oC) dan 1300oF (704oC).
Cairan trisulfate melarutkan protective iron oxide scale dan
membuka permukaan base metal terhadap oxygen. Hal ini
memproduksi oxide berlebihan, menyebabkan metal loss.
Kerusakan karena erosi oleh fly ash adalah karena hasil dari dampak i
partikel abu pada kecepatan tinggi menghantan tube steel. Jumlah dari
partikel abu dan kecepatannya adalah faktor utama tentang lajunya
erosi metal. kerusakan karena fly ash dialami oleh ekonomiser, primary
superheater , dan inlet section pipa reheater dimana distribusi aliran
gas tidak uniform.
Erosi fly ash didapat dari hasil apabila aliran gas tidak uniform dan
berkembang dibawah kondisi berikut ini :
Erosi disini terjadi karena jatuhan dari slag yang ditimpa jatuhan
slag tersebut . Masalah yang diakibat jatuhan slg ini adalah
dibagian slop bawah yang langsung ke bagian bawah boiler
atau diatas SDCC.
Figure 5-25 Terjadi Penyumbatan pada boiler bottom karena jatuhan slagging
yang terlalu banyak
5.3.3 Sootblower Erosion
Kebocoran pipa boiler dapat terjadi karena erosi pada pipa boiler.
Sootblower berfungsi untuk membersihkan slag dan abu pada pipa
boiler . Sootblower karena menggunakan uap yang kadangkalanya
mengandung moisture akan membawa fly ash kemudian menghantam
deposit yang ada dengan kecepatan yang tinggi. Lokasi utama dimana
erosi terjadi di daerah corner waterwall dan pipa pertama dan pipa
yang terakhir dari pipa pltern di area konveksi.
Indikasi yang ada pada pipa boiler sama dengan erosi yang lainnya,
dimana terjadi penipisan dinding pipa boiler.
5.4 Fatique Failure Mechanisms
• Vibration Fatique
• Thermal Fatique
• Corrosion Fatique.
Sering kajadian kerusakan pada gantungan dan di vertical screen tubes dan
horizontal rear pass tubes.
Quenching dari furnace bottom tubing yang terletak langsung diatas air
dari bottom ash hopper dapat disebabkan :
Kerusakan pipa boiler dapat di picu oleh bahan pipa yang cacat
atau menggunakan marerial yang salah. Cacat dapat diterjadi di
dalam tube steel selama pembuatannya, fabrikasi, penyimpanan
dan pemasangan dan dapat menghasilkan kerusakan pipa boiler.
Pemakaian material yang salah dapat saja digunakan pada boiler
melalui kesalahan design, pasokan, penyimpanan dan tertukarnya
dalam penyimpanan atau lainnya.