Anda di halaman 1dari 39

OSTEOARTRITIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Kepaniteraan Klinik Madya

Oleh :
Rizal Pramudya
Pembimbing :
dr. Nuryatien Husna, Sp.KFR

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG


2018
Latar Belakang
• Osteoartritis (OA) berasal dari bahasa Yunani,
- osteo yang berarti tulang
- arthro yang berarti sendi
- itis yang berarti inflamasi.

• Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang belum


diketahui secara pasti penyebabnya.
• Kelainan utama pada OA adalah :
- Kerusakan rawan sendi
- Dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan
osteofit, kerusakan ligamen
• Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada penderita
• Mengganggu aktivitas sehari-hari
• Selain itu dampak ekonomi, psikologi dan sosial dari OA sangat besar
• Tidak hanya untuk penderita, tetapi juga keluarga dan lingkungan.
Gambar 3. Sendi lutut (Rosjad, 2003).
ekstensi3
Definisi Osteoartritis

Osteoartritis (OA) adalah


Suatu kelainan sendi kronis dimana terjadi proses :
- Pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi (kartilago)
- Yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang rawan baru
pada sendi
- Sehingga fungsi sendi berkurang bahkan sampai hilang.

Proses
Degeneratif
Klasifikasi Osteoartritis

- Degeneratif artikular sendi yang terjadi pada sendi


Primer - Tanpa adanya abnormalitas lain pada tubuh.

- Paling sering terjadi pada trauma atau terjadi akibat


dari suatu pekerjaan
Sekunder - Atau dapat pula terjadi secara kongenital dan adanya
penyakit sistem sistemik.
- Osteoarthritis sekunder biasanya terjadi pada umur
yang lebih awal daripada osteoarthritis primer.
EPIDEMIOLOGI
• Osteoartritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang
sering dijumpai di dunia.
• Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama
pada orang tua.
• Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia.
• OA terjadi pada 13,9% orang dewasa berusia lebih dari 25 tahun
• Dan 33,6% dari mereka yang berusia lebih dari 65 tahun.
Faktor Resiko
1. Faktor Predisposisi
2. Faktor Biomekanis

a. Faktor Demografi : c. Faktor Gaya Hidup : a. Riwayat Trauma


- Usia - Kebiasaan merokok Lutut
- Jenis Kelamin - Konsumsi vit. D b. Kelainan Anatomis
- Ras / Etnis d. Faktor Metabolik c. Pekerjaan
b. Faktor Genetik - Penyakit Lain d. Aktivitas Fisik
e. Kebiasaan Olahraga
a. a. Faktor Demografi :

- Usia
Proses penuaan dianggap sebagai penyebab : - Ras / Etnis
1. Penurunan kelenturan sendi Penduduk Asia memiliki risiko
2. Kalsifikasi tulang rawan menderita OA lutut > penduduk
3. Penurunkan fungsi kondrosit Amerika, Afrika dan Eropa
Yang semuanya mendukung terjadinya OA

- Jenis Kelamin
Setelah usia lebih dari 50 tahun prevalensi perempuan > menderita OA dibandingkan
laki-laki. Hal ini berhubungan dengan pengurangan hormon estrogen
b. Faktor Genetik
Hal ini berhubungan dengan abnormalitas kode genetik
untuk sintesis kolagen yang bersifat diturunkan

c. Faktor Gaya Hidup


1. Kebiasaan merokok 2. Konsumsi vitamin D
↑ kadar RB dalam darah Orang yang kekurangan vit.
↑ kematian jaringan e.c kekurangan O2 D memiliki ↑ risiko 3 kali
Yang memungkinkan terjadinya kerusakan lipat menderita OA lutut
kartilago
d. Faktor Metabolik
1. Obesitas
- Obesitas merupakan FR terkuat yang dapat dimodifikasi.
- Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut.
- Peningkatan berat badan akan melipatgandakan beban sendi lutut saat berjalan

2. Osteoporosis
e. Faktor Biomekanisme
1. Riwayat Trauma Lutut
- Trauma lutut akut termasuk robekan pada ligamentum krusiatum dan meniskus
merupakan faktor risiko timbulnya OA lutut

2. Kelainan Anatomis
- Genu varum, genu valgus, Legg – Calve –Perthes disease dan displasia
asetabulum.
- Kelemahan otot kuadrisep dan laksiti ligamentum pada sendi lutut termasuk
kelainan lokal yang juga menjadi faktor risiko OA lutut
3. Pekerjaan
- Pekerja fisik berat, terutama yang banyak menggunakan kekuatan yang
bertumpu pada lutut.
- Seperti kuli pelabuhan, petani dan penambang memiliki resiko > dibandingkan
pekerja administrasi

4. Kebiasaan Olahraga
Olah raga membebani lutut seperti sepak bola, lari maraton dan kung fu memiliki
risiko > menderita OA lutut
5. Aktivitas Fisik
- Aktivitas fisik berat :
- Berdiri lama (2 jam atau lebih setiap hari)
- Berjalan jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari)
- Mengangkat barang berat (10 kg – 50 kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu)
- Mendorong objek yang berat (10 kg –50 kg selama 10 kali atau lebih setiap
minggu)
- Naik turun tangga setiap hari merupakan faktor risiko OA lutut
PATOGENESIS

Cairan Sinovial

Lubricin

Berhenti di ekskresi jika


terjadi cedera / peradangan
sendi
Stress mekanik Pelepasan enzim
MPP TIMP
Mempengaruhi
metabolisme Memecah Proteoglikan
kondrosit dan kolagen Ketidak seimbangan
TIMP dan MPP
-Proteoglikan ↓
-Kolagen masih normal Menghasilkan NO dan
-Sintesis kondrosit ↑ Radikal bebas ↑ Proteolisis
(repairing)
Kerusakan Kerusakan
↑ Sitokin dan aktivasi kartilago sendi kartilago sendi
enzim proteolitik
Manifestasi Klinis
a. Nyeri : Terutama terjadi bila sendi digerakkan dan pada waktu berjalan.
b. Kekakuan :
- Terutama terjadi akibat pergeseran sendi atau oleh adanya cairan yang
viskosa.
- Keluhan yang dikemukakan berupa kesulitan untuk bergerak setelah
duduk,
- Menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari.
c. Oedem
d. Gangguan Pergerakan
e. Deformitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan radiologi foto polos lutut
• Analisa cairan sendi (tes arthrosintesis) :
Jernih, viscous, Leukosit < 2000/mm3
• Grade 1 : ragu-ragu (tanpa osteofit, permukaan sendi normal)
• Grade 2 : minimal (osteofit sedikit pada tibia dan patella, permukaan
sendi menyempit asimetris)
• Grade 3 : moderat (adanya osteofit moderat pada beberapa tempat,
permukaan sendi menyempit dan tampak sklerosis subkondral)
• Grade 4 : berat (ada osteofit yang besar, permukaan sendi menyempit
secara komplit, sklerosis subkondral berat dan kerusakan permukaan
sendi.
DIAGNOSIS
• Anamnesis :
Nyeri. (Dirasakan berangsur-angsur)
- Berupa nyeri sendi yang membatasi aktifitas, hambatan gerakan sendi,, krepitasi,
pembesaran sendi secara perlahan dan asimetris, serta perubahan gaya berjalan
bahkan ketidak mampuan untuk berjalan
Kaku (< 30 menit)
- Kaku pada pagi hari setelah imobilitas
- Kaku ketika perubahan posisi
Tidak disertai gejala sistemik
• Pemeriksaan Fisik :
1. Tentukan BMI
2. Gaya berjalan
3. Range of Motion :
- Fleksi : 130°
- Ekstensi : 10°
- Internal dan Eksternal Rotasi : 10°
- Krepitasi saat gerakan aktif
Mc Murray Test
(Meniskus damage) Posteriror Drawer Test
Anterior Drawer Test
(PCL Damage)
(ACL damage)

Valgus Stress Test Varus Stress Test


(MCL Injury) (LCL Damage)

Lachman Test
Apley Compression Test (ACL Damage)
Apley Distraction Test
(Meniscus / Lig damage)
• Pemeriksaan Penunjang : Foto Genu
• Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris
• Peningkatan densitas (sclerosis) subkondral
• Kista tulang
• Osteofit pada pinggir sendi
• Perubahan struktur anatomi sendi
DIAGNOSA BANDING
1. Rheumathoid Arthritis
• Penyakit autoimun yang ditandai oleh poliartritis kronik yang menyerang
sendi bilateral simetris, perubahan erosis pada rontgen dan sering dengan
gejala sistemik seperti demam.
• Pada sendi sering terasa panas.
• Pada pemeriksaan DL didapatkan peningkatan LED >40 mm/jam
• Pada pemeriksaan Rheumatoid Factor didapatkan ≥ +70%. 2
Gout Artritis

• Gangguan metabolisme asam urat ditandai oleh hiperurisemia dan deposit


Kristal urat dalam jaringan sendi dan menyebabkan serangan akut.
• Gejala nyeri hebat, sendi panas, nyeri tekan berwarna merah kebiruan dan
membengkak, disertai demam.
• Sering ditemukan tofi (benjolan keras tidak nyeri) diluar persendian dapat
di sekitar jari tangan, ujung siku, sekitar ibu jari kaki, daun telinga, tendon
achilles. Biasanya dalam pemeriksaan laboratorium ditemukan kadar asam
urat yang diatas normal, diatas 10 mg/dl
Gambaran Radiologi Osteoartritis Artritis Reumatoid Gout

Sendi penyangga berat Mengenai sendi-sendi Paling sering pada MTP 1


badan seperti coxae, kecil PIP, MCP,
Daerah Predileksi
genu, vertebre pergelangan siku,
pergelangan kaki, dll

Celah sendi Menyempit Menyempit Baik hingga menyempit

Tidak ada Erosif sekitar sendi Erosi pada pinggir tulang


“over hanging lip”
Erosi
Punched out
dengan garis sklerotik
Simetri Tidak simetris Simetris dan bilateral Asimetris
Kista Ada Ada (pseudocyst) Tidak Ada

Osteofit Ada pada pinggir sendi Tidak ada Tidak ada


TATALAKSANA
• Modalitas Terapi : SWD
• Indikasi SWD adalah kondisi-kondisi subakut dan kronik pada gangguan
neuromuskuloskeletal (seperti sprain/strain, osteoarthritis, cervical
syndrome, dan lain-lain)
TATALAKSANA
• Modalitas Terapi : USD • Kelainan / penyakit pada sirkulasi
• Indikasi USD adalah Kelainan- darah.
kelainan / penyakit pada jaringan • Penyakit-penyakit pada organ
tulang sendi dan otot. dalam.
• Keadaan-keadaan post traumatik. • Kelainan / penyakit pada kulit.
• Fraktur. • Luka bakar.
• Rheumathoid Arthritis pada • Jaringan parut oleh karena operasi.
stadium tidak aktif. • Kontraktur.
• Modalitas Terapi : MWD • Kontra indikasi :
• Indikasi MWD Indikasi : • Akut traumatic
• Terhadap jaringan <3cm, musculoskeletal injury,

• Banyak mengandung cairan, • Acute inflammatory


condition,
• Pada daerah arteri, otot.
• Area dengan ischemis.
• Modalitas Terapi : TENS • Nyeri miofasial
• Indikasi TENS Indikasi : • Nyeri visceral
• Trauma musculoskeletal • Nyeri berhubungan dengan
(akut/kronik) sindroma sensorik
• Nyeri kepala • Nyeripsikogenik
• Nyeri pasca operasi • Sindroma kompresi
• Nyeri pasca melahirkan neurovaskular
• Modalitas Terapi : Infra Red • Gangguan sirkulasi darah,
• Indikasi Infra Red : seperti : tromboplebitis,
Raynold’s disease.
• Kondisi setelah peradangan
sub–akut, seperti, sprain, • Penyakit kulit, seperti :
muscle strain, contusion. folliculitis, wound.

• Arthritis seperti : Rheumatoid • Persiapan exercise dan


arthritis, osteoarthritis, massage
mialgia, neuritis.
Stretching LATIHAN FISIK

ROM
Ortesa

Edukasi
- RICE
Knee Braces - Diet
a. TERAPI FARMAKOLOGI

Analgetik oral non opiad: asetaminofen, aspirin dan ibuprofen untuk menghilangkan nyeri.

Analgetik topical: krim kapsaisin mengurangi nyeri pada ujung saraf lokal.

Obat Anti Inflamasi non Steroid (OAINS): Na diclofenac, asam mefenamat

Chondroprotective agent: obat- obat yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan tulang
rawan sendi

Anda mungkin juga menyukai