PENGRAJIN TENUN
KELOMPOK 3
2. Hal yang perlu dilakukan mengenai masalah Gerakan tangan mendorong dan
menarik yang berlebihan adalah Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
mendesain dan merancang bentuk alat tenun yang sesuai dengan prinsip-
prinsip ergonomi sehingga dapat meminimisasi adanya postur janggal dan
memberikan kenyamanan dalam bekerja. Sedangkan untuk mengatasi luka
gores yang terjadi di tangan sebaiknya pada pekerja di lengkapi dengan APD
yaitu berupa bantalan jari.
3. Hal yang perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak dari masalah mengenai
durasi yang lama dengan penggunaan otot yang sama yaitu Memberikan
pendidikan peregangan atau relaksasi pada setiap pekerja minimal 5 menit pada
setiap 2 jam kerja atau pada saat mulai dirasakannya kram atau pegal pada
bagian-bagian tubuh.
4. Solusi mengenai masalah tata letak barang adalah dengan meletakkan barang
yang tidak digunakan didalam tempat penyimpanan atau gudang yang terpisah
dari tempat pengrajin bekerja. Selain itu, disediakan rak untuk menaruh barang-
barang milik pekerja sehingga tidak mengganggu ruang gerak pekerja. Selain
itu juga perlu disediakan tempat sampah.
Kesimpulan
Dari observasi yang dilakukan di Galeri Tenun Desa
Muara Penimbung Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir,
Sumatra Selatan dapat disimpulkan bahwa masalah yang dapat
mengancam keselamatan dan kesehatan kerja (K3) para
pengrajin tenun adalah masalah ergonomic fisik yang meliputi
postur kerja (work posture), gerakan berulang (repetitive
movement) yang berhubungan dengan risiko muskuloskeletal,
durasi kerja serta tata letak ruangan kerja yang kurng
diperhatika dan dapat mengancam keselamatan dan kesehatan
kerja para pengrajin tenun.
Saran
Berdasarkan hasil observasi, dirasa perlu adanya
tindak lanjut yang diharakan dapat membantu dalam
memperbaiki status kesehatan dan produktivitas pengrajin
tenun Muara Penimbung.
TERIMA KASIH