Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

TUGAS ERGONOMI
“PT. Sri Rejeki Isman-Sritex”

Disusun oleh:

Ghifari Syafiq Alhakim (10317006)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2019
I. Sejarah

Sejarah terbentuknya PT. SRITEX berawala dari seorang yang bernama Bapak H.
Iwan setiawan lukminto yang pada mulanya dia adalah seorang pedang kain yang
bertepatan disolo, beriring berjalannya waktu usaha kain bapak iwan setiawan
lukminto semakin berkembang dan kemudian dengan modal yang dia miliki bapak
iwan setiawan lukminto memberanikan diri untuk membuka usaha tekstil dengan
skala yang besar yaitu dengan membuka pabrik pertama yang berada disolo dengan
luas pabrik yang dia miliki pertamakali seluas 5 hektar dan ini berdiri pada tahun
90 han dan hingga saat ini PT. SRITEX berkembang pesat dan menjadi perusahaan
tekstil terbesar di asia dengan produksi yang bermacam-macam, dan berikut ini
merupakan prestasi yang dicapai oleh PT. SRITEX sebagai berikut:
1) Sritex telah empat kali diberikan oleh MURI (Museum Rekor Indonesia)
2) Pada tahun 1995 Sritex membuat rekor baru mengadakan upacara bendera yang
diikuti paling banyak peserta
3) Pada tahun 2007 Sritex dibuat 3 penghargaan MURI sebagai perusahaan yang:
a) Mempunyai desain lebih dari 3000 motif kain
b) Memproduksi seragam militer untuk 16 negara
Di lokasi pabrik di Jetis, Sukoharjo, Solo fasilitas infrastruktur meliputi 36
bangunan yang didalamnya tercakup 3 bagian besar yaitu :
a) Devisi Textile
b) Devisi Garment
c) Devisi Retail
Selain itu perusahaan dengan pemahaman inti bahwa tanpa pegawai ataupun
karyawan perusahaan tidak berarti apa-apa, maka sebagai rasa terima kasih
perusahaan menyediakan fasilitas-fasilitas lainnya seperti :
1) Lingkungan kerja sehat yang memiliki suasana nyaman dan menyenangkan
2) Tempat pelatihan in-house maupun eksternal untuk meningkatkan kemampuan
kerja pegawai dan karyawannya
3) Dana sebagai Pinjaman dengan bunga rendah untuk karyawan, yang difokuskan
untuk kepemilikan rumah sendiri.
4) Pembangunan tempat olahraga, yang menjadi kebanggan bagi seluruh
karyawannya.
Juga kesetiaan perusahaan sejak awal untuk tetap menjalankan aturan-aturan
ketenagakerjaan seperti halnya umur, upah dan pengalaman kerja minimum dari
karyawan dengan tujuan untuk mengantipasi segala jenis risiko yang mungkin
terjadi di pabrik. dan pencapaian-pencapaian yang disebabkan oleh kualitas produk
yang dihasilkan serta pembahuruan dalam pelaksanaan produksi menjadi bukti
nyata dengan didapatnya sertifikat ISO 9001-2000 pada tanggal 17 September 2002
serta sertifikasi-sertifikat pencapaian dari pihk konsumen atau pelanggan yang
menyatakan bahwa produk Sritex sangat memuaskan dan memenuhi syarat
spesifikasi yang diinginkan, dalam hal mana sertifikat-sertifikat menjadi referensi
sekaligus mendorong kepercayaan dan Sritex untuk dapat menembus dan berkiprah
di pasar internasional (4 benua).
II. Foto Observasi

Berikut ini merupakan bukti bahwa saya telah melakukan observasi di PT. Sri rejeki
isman-sritex dengan melaukannya foto bersama dengan seluruh mahasiswa
TEKNIK INDUSTRI UNIKOM yang mengikuti kunjungan industri ke PT. Sri
rejeki isman-sritex dan foto tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar: Foto Bersama Observasi

III. Analisis sistem kerja pada produksi garment

Dibawah ini merupakan analisis dari hasil observasi ke PT Sri Rejeki Isman,
analisis tersebut diantaranya yaitu:

a) Manusia
Manusia merupakan pokok dari berjalannya suatu produksi dari PT tersebut
karena di PT. Stritex manusia menjadi tombak utama dalam menjalankan
sebuah mesin dari mulai mengambil bahan baku, mengukur, memotong sampai
dengan proses pembungkusan, itu semua dilakukan oleh manusia dan dibantu
dengan alat ataupun mesin agar produksi bisa tercapai dengan hasil yang baik
dan berkualitas. Proses pembuatan baju terdapat posnya masing-masing dengan
pengerjaan yang berbeda-beda dari pos mengukur sampai dengan pos packing.

b) Mesin (peralatan)
Menjadi penyerap modal tenaga kerja di tingkat menengah, PT.Sri Rejeki
Isman mempekerjakan lebih dari 12 ribu tenaga kerja ahli, lengkap dengan
mesin jahit berkualitas tinggi. PT.Sri Rejeki Isman juga menggunakan mesin
potong digital untuk meminimalisir kain sisa potong serta proses teknologi
yang dapat menghasilkan pemeriksaan kualitas yang efisien.

c) Bahan Baku
Pengalaman panjang Sritex dalam proses tenun telah tercermin menjadi
berbagai macam produk. Proses tenun adalah proses mengubah benang
menjadi kain mentah siap pakai. Kain mentah kami dikenal dengan standar
yang tinggi dan istimewa seperti “Kanvas Sempurna” untuk menghasilkan
produk akhir yang baik. Kain mentah kami digunakan sebagai persediaan dan
dikonsumsi secara luas baik di dalam dan luar negeri, dengan seluruh bahan
baku didapat dengan memrpoduksi sendiri.

d) Lingkungan
Lingkungan menjadi hal utama yang dilakukan oleh PT. Sritex dalam membuat
pabrik dan lingkungan tersebut dapat kita lihat di daerah solo dengan
memperhatikan segala aspek sehingga tidak berdampak pada produksi,
manusia dan pemcemaran lingkungan.

Berikut ini merupakan hasil pengamatan yang kita peroleh dengan pengerjaan yang
tidak ergonomis sebagai berikut:

1. Posisi berdiri yang dilakukan oleh operator ini merupakan posisi yang kurang
baik karena tidak sesuai dengan prinsip kaidah ergonomi dan posisi tersebut
dapat kita lihat pada badan yang terlalu condong membungkuk kedepan, hal
tersebut dapat mengakibatkan rasa pegal pada bagian tulang belakang dan pada
bagian pinggang karena posisi tersebut terlalu membebankan tulang belang
sehingga beban hanya diterima oleh tulang belang sehingga menyebabkan sakit
pada bagian tulang belang tersebut atau timbulnya rasa pegal. Beriku
tmerupakan gambar yang dapat diambil dari link PT. Sritex dapat dilihat
dibawah ini

Gambar: Memotong kain sesuai pola dan ukuran


2. Pada posisi duduk yang kita amati tersebut kurang baik bagi kesehatan yang
dialami oleh operator hal ini dengan ditandai oleh posisi duduk yang tidak tegak
dan kursi yang mendapatkan busa yang amat tipis dari kedua posisi tersebut
dapat mengakibatkan pegal pada bagian pinggang dan juga dapat
mengakibatkan sakit pada bagian pantat faktor tersebut terjadi karena pekerja
terlalu lama duduk dengan alas yang tidak empuk pada bagian pantat, kemudian
pada posisi kepala operator terlalu menunduk hal tersebut bisa
menyebabkansakit pada bagian leher sehingga dapat perdampak pada aktivitas
operator dalam bekerja yang kurag maksimal.

3. Pada saat observasi berlangsung saya melihat posisi operator pada saat
menyetrika dengan posisi badang yang condong membungkuk kedepan dan
dengan posisi badan miring hal ini sangat tidak diperbolehkan karena dapat
berdampak pada rasa pegal yang akan ditimbulkan oleh operator tersebut dan
jika posisi tersebut tidak diubah dan menjadi kebiasaan operator maka posisi
tersebut dapat merubah struktur tulang belakang operator karena bekerja 8 jam
haruslah dengan posisi yang tidak dapat membahayakan atau tidak dapat
berdampak pada kesehatan tubuh operator dimasa depan yang akan datang.

4. Dari posisi yang tidak sesuai dengan kaedah ergonomi ternyata hal ini juga
terjadi karena tidak sesuainnya alat yang digunakan oleh operator, sehingga
posisi yang kurang baik ini dilakukan untuk menyesuaikan tubuh dengan alat
tersebut, oleh karena itu alat-alat yang tidak sesuai dengan posisi pergerakan
seseorang pada saat melakukan aktivitasnya ini terjadi pada kuris yang tidak
sesuai dan meja

5. Posisi packing merupakan posisi yang sangat tidak baik karena posisi tersebut
operator melakukan aktivitas dengan posisi badan membungkuk oleh karena
itu, posisi ini sangatlah berbahaya pada struktur tubuh operator dan harus ada
perbaikan pada segi packing karen abisa berdampak pada tulang belakang yang
sangat fital.

IV. Rekomendasi

Dibawah ini merupakan rekomendasi yang diperlukan mengenai PT.Sri Rejeki


Isman, rekomendasi tersebut diantaranya yaitu:

a) Harus selalu memperhatikan posisi para pekerja yang tidak sesuai karena
akan berdampak bedsar bagi operator dan bagi kinerja pekerjaan operator.
b) Memberikan meja yang sesuai dengan opsisi operator agar tidak terjadinya
posisi yang menyesuaikan dengan alat tersebut
c) Pada bagian kursi alas duduk harus diberikan busa yang agak tebal, guan
memberikan kenyamanan pada saat posisi duduk selama 8 jam.
d) Memberikan meja packing pada saat mempacking produk, hal ini juga dapat
meningkatkan kinerja operator yang dapat meminimasi kegiatan
membungkuk.

Anda mungkin juga menyukai