Anda di halaman 1dari 20

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

STUDI KASUS DI PT MANDIRI


JAYA SUCCESSINDO,
PROBOLINGGO,
JAWA TIMUR
Oleh:
Alfi Ayuning N. K. (165100301111023)
Aghnia Sabilla (165100301111035)
Aska Nabilla (165100301111037)
Vera Cahya R. (165100301111067)
Kusuma Anggraeni F. N. (165100307111029)
LATAR BELAKANG
 Pasal 86 ayat (1) UU RI No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
menyatakan setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas: (a) keselamatan dan kesehatan
kerja, (b) moral dan kesusilaan dan (c) perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama; (2)
untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja.
 Tujuan perusahaan dan karyawan akan dapat tercapai bila
ditunjang dengan kesehatan baik dari karyawan maupun
kesehatan kondisi tempat kerja, keamanan tempat kerja dan
keselamatan kerja.
PROFIL PERUSAHAAN
 PT Mandiri Jaya Successindo berdiri pada bulan Juli
tahun 2018 berpusat di Probolinggo.
 Perusahaan ini merupakan perusahaan yang berdiri di
bidang pengolahan kayu dan perdagangan besar
ekspor dan impor.
KECELAKAAN KERJA
 Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak
dikehendaki oleh perusahaan. Kejadiaan ini seringkali tidak terduga
semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta
benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi didalam
saat proses kerja industri. Meskipun dapat diantisipasi adanya
kecelakaan kerja, namun sekarang masih banyak perusahaan
yang masih mengalami kecelakaan kerja. Hal ini karena kurangnya
kesadaran dari sebagian besar masyarakat, perusahaan maupun
tenaga kerja akan artinya Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
ANALISIS KECELAKAAN KERJA

 Kecelakaan kerja terjadi pada perusahaan kayu PT Mandiri Jaya


Succesindo tanggal 6 Juli 2019. Kecelakaan kerja menelan satu
korban yang bernama Heru Lintang Cahyono umur 23 tahun.
Kecelakaan kerja terjadi pada pukul 05.30 WIB yang berlokasi
tempat produksi bagian pengepresan dan pengeleman.

 Saksi mata mengatakan bahwa korban terjatuh setelah menginjak


sebuah alat yang memiliki roda. Korban terjatuh kedalam mesin
pengepresan dan pengeleman dan mengalami luka parah
dibagian dada dan lengan. Korban dibawa menuju rumah sakit
untuk penanganan lebih lanjut namun, dalam perjalanan nyawa
korban tidak terselamatkan.
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
 Peralatan teknis
Peralatan yang menyebabkan kecelakaan kerja yaitu suatu mesin yang
memiliki roda yang digunakan untuk menggerakkan bahan menuju alat
pengepresan dan pengeleman. Kondisi awal pekerja menginjak alas mesin
yang memiliki roda dan menyebabkan pekerja terjatuh.

 Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang memengaruhi penyebab terjadinya kecelakaan kerja
yaitu waktu kerja yang dijalankan oleh pekerja tersebut (Heru). Waktu kerja
korban masuk pada shift malam yang memengaruhi konsentrasi pekerja
sebab pekeja merubah pola jam tidur menyesuaikan jam kerja.

 Pekerja
Penyebab dari kecelakaan kerja dari pekerja itu sendiri atau human error
yaitu korban tidak berhati-hati saat melakukan pekerjaan sehingga dapat
menginjak alas mesin yang memiliki roda.
KERUGIAN KECELAKAAN KERJA
 Korban meninggal dunia
Menyebabkan kerugian jangka panjang bagi keluarganya. Setelah
terjadinya insiden tersebut keluarga Heru tidak dapat menerima uang hasil
kerja Heru, hal tersebut merupakan kerugian yang dialami oleh pekerja.

 Kerugian perusahaan
Menyangkut kerugian finansial dan kerugian non finansial. Kerugian
finansial yang harus dibayarkan berupa santunan kematian yang diberikan
BPJS melalui PT Dena Haura Indonesia. Ganti rugi yang diberikan perusahaan
secara finansial sebesar Rp 110.417.472,- yang diberikan kepada ahli waris
korban yaitu Ibu kandungnya. Kerugian lain yang diterima perusahaan yaitu
citra perusahaan yang menjadi kurang baik sebab adanya korban
kecelakaan kerja hingga meninggal.
Alat Pelindung Diri (APD)
 Pada kasus di PT MJS, pekerja tidak memakai APD sesuai dengan
kondisi pekerjaannya yang dapat melindungi dari bahaya risiko
kerja

 Pekerja sebaiknya diberi pengarahan atau training lebih mendalam


perihal apa yang dilakukan oleh pekerjanya, misalkan cara
mengoperasikan mesin dan menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri.
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
 Pada faktor lingkungan misalnya memenuhi keselamatan yang meliputi kondisi gedung dan tempat kerja.
 Kemudian untuk mesin dan peralatan sebaiknya diberi pagar atau tutup pengaman pada bagian mesin
yang berputar atau bergerak, ini bertujuan untuk mengurangi risiko pekerja mengalami kecelakaan yang
disebabkan oleh mesin.
 Lalu memberi perlengkapan kerja atau APD yang sesuai dan memadai, sehingga bisa menimbulkan
kenyamanan dan keamanan bagi pengguna atau pekerja.
 Pekerja sebaiknya diberi pengarahan atau training lebih mendalam perihal apa yang dilakukan oleh
pekerjanya, misalkan cara mengoperasikan mesin dan menjaga keselamatan pekerja itu sendiri.
ERGONOMI
Hubungan antara manusia – mesin - lingkungan
 Kasus PT MJS menjalankan sistem manusia-mesin hubungan manual (Manual Man-
Machine System) untuk mesin glue spreader.
 Dalam sistem ini input akan langsung ditransformasikan oleh pekerja/manusia
menjadi output. Disini manusia masih memegang kendali secara penuh di dalam
melaksanakan aktivitasnya. Peralatan kerja yang ada hanyalah sekedar
menambah kemampuan atau kapabilitas dalam menyelesaikan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.
 Manusia berpengaruh terhadap jalannya mesin. Kemudian lingkungan (tata letak)
juga mempengaruhi karena berpengaruh terhadap jalannya proses produksi
sehingga sangat diperlukan. Mesin juga perlu pengoperasian dan perawatan
yang baik dari manusia agar memberikan feedback juga kepada manusia (proses
yang efektif dan efisien).
 Pada kasus di PT MJS ini, manusia atau pekerjanya sendiri kurang memahami SOP
mesin sehingga saat pekerja melakukan pembersihan, mesin masih beroperasi.
 Tata letak mesin, mesin yang digunakan besar dan diletakkan pada tempat atau
ruang yang sempit. Lalu jarak antar mesin juga berdekatan sehingga minim akses
jalan untuk pekerja sehingga memperbesar kemungkinan untuk terjadi
kecelakaan kerja
ERGONOMI
A. PSIKOLOGI DAN WORKLOAD
 Posisi Kerja
Posisi kerja dari pekerja tersebut (korban) dapat dikatakan kurang
ergonomis, karena dengan posisi berdiri dan lingkungan kerja yang kurang
baik, dapat menimbulkan kejadian kecelakaan kerja salah satunya adalah
tergelincir. Kemudian keadaan diperparah dengan tidak adanya pengaman
atau palang pengaman di daerah mesin press tersebut. hal ini
mengakibatkan korban tergelincir dan masuk ke dalam mesin tersebut.
Perbaikan dapat dilakukan dengan memperbaiki posisi tubuh pekerja
dengan menambah tempat duduk, atau dengan menambah palang/pagar
pengaman di sekitar mesin yang bergerak agar mengurangi kemungkinan
pekerja jatuh atau tergelincir dan mengenai mesin.
 Proses Kerja
Bahwa korban melakukan proses pembersihan mesin glue spreader
dimana mesin masih dalam keadaan menyala. Kesalahan terletak pada tidak
adanya Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas dalam
mengoperasikan dan membersihkan mesin glue spreader. Hal ini juga
mengindikasikan kelalaian pabrik dalam melakukan pengawasan untuk
pekerja yang bekerja pada shift malam. Perbaikan yang dapat dilakukan
guna menghindari kecelakaan tersebut dapat terulang adalah dengan
menyusun SOP mengenai pengoperasian, perbaikan dan perawatan mesin
glue spreader. SOP yang telah disepakati kemudian diimplementasikan dalam
proses kerja dengan melakukan pelatihan terlebih dahulu kepada pada
pekerja, dengan begitu para pekerja akan terbiasa dengan SOP yang telah
dibuat. Supervisi juga harus melakukan pengawasan yang terkontrol dalam
setiap shift, terutama shift malam yang rawan terhadap kecelakaan kerja.

 Psikologi
Pekerja mengalami keadaan kelelahan, dikarenakan pekerja (korban)
bekerja pada waktu shift malam. Saat bekerja pada waktu shift malam,
kemungkinan terjadi kelelahan fisik ataupun mental pada saat bekerja lebih
tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan pekerja dapat kehilangan fokus saat
bekerja. Pada saat kejadian, pekerja/korban diduga tergelincir alas mesin lain
yang mengakibatkan korban jatuh ke dalam mesin press kayu.
B. TATA LETAK TEMPAT KERJA
Kesalahan terletak pada posisi mesin yang diletakkan berhimpitan
dengan peralatan lain. Mesin glue spreader berhimpitan dengan kayu yang
berada di sebelah kiri mesin. Hal ini akan mempersempit ruang gerak para
pekerja saat melakukan proses pelaburan di mesin glue spreader. Posisi
tersebut juga dapat mengakibatkan proses pembersihan mesin menjadi lebih
sulit.

C. MATERIAL HANDLING
Alat yang menyebabkan pekerja PT MSJ jatuh kedalam mesin press
adalah suatu alat yang memiliki roda yang diduga alat tersebut adalah alat
untuk memindahkan kayu dari mesin datu ke msein lainnya. Alat tersebut
memiliki roda untuk memudahkan memindahkan bahan kayu yang besar dan
berat. Kesalahan alat tersebut yaitu tidak memiliki jalur khusus yang
membatasi antara alat dan pekerja.
Perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan jalur khusus
untuk memindahkan bahan kayu dari satu mesin ke mesin lainnya. Jalur
tersebut diberi batas agar pekerja tidak dapat mendekati alat tersebut
sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja.

Anda mungkin juga menyukai