Anda di halaman 1dari 23

KEBIJAKAN PUBLIK DAN

INDUSTRI FARMASI
Disusun Oleh

1. Cindy Yupita Rianto Putri 17334735

2. Fiqri Pujiutomo 17334736

3. Moh Reza Ardinery 17334739

4. Faizal Amir 17334001


POKOK BAHASAN

A. KEBIJAKAN B. INDUSTRI
PUBLIK FARMASI
POKOK BAHASAN

A. KEBIJAKAN
PUBLIK
1. Definisi
2. Tahapan-Tahapan

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan


4. Kerangka Kerja

5. Ciri-Ciri
6. Jenis-Jenis
POKOK BAHASAN

B. INDUSTRI
FARMASI
1. Pengertian
2. Persyaratan Izin

3. Tata Cara Pemberian Izin Usaha


4. Penyelenggaraan Industri Farmasi

5. Pembinaan dan Pengawasan Industri Farmasi


A. KEBIJAKAN PUBLIK
Definisi

 Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan


yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh
pemerintah yang berorientasi pada tujuan
tertentu guna memecahkan masalah-masalah
publik atau demi kepentingan publik
Tahapan-tahapan
Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn

sebagaimana dikutip Budi Winarno (2007: 32-34 adalah

sebagai berikut

1. Tahap penyusunan agenda

2. Tahap formulasi kebijakan

3. Tahap adopsi kebijakan

4. Tahap implementasi kebijakan

5. Tahap evaluasi kebijakan


Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Adanya pengaruh tekanan-tekanan dari
luar
Adanya pengaruh kebiasaan lama

Adanya pengaruh sifat-sifat pribadi


Adanya pengaruh dari kelompok luar
Adanya pengaruh keadaan masa lalu
Kerangka Kerja
Menurut Suharno (2010: 31) kerangka kebijakan publik akan ditentukan

oleh beberapa variabel dibawah ini, yaitu :

1. Tujuan yang akan dicapai,

2. Prefensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan

3. Sumber daya yang mendukung kebijakan

4. Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan

5. Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan

sebagainya

6. Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan


Ciri-ciri

1. Kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang mengarah

pada tujuan daripada sebagai perilaku atau tindakan yang

serba acak dan kebetulan

2. Kebijakan pada hakekatnya terdiri atas tindakan-tindakan

yang saling berkait dan berpola yang mengarah pada tujuan

tertentu yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah

dan bukan merupakan keputusan yang berdiri sendiri


Ciri-ciri

3. Kebijakan bersangkut paut dengan apa yang senyatanya

dilakukan pemerintah dalam bidang tertentu.

4. Kebijakan publik mungkin berbentuk positif, munkin pula

negatif, kemungkinan meliputi keputusan-keputusan

pejabat pemerintah untuk tidak bertindak atau tidak

melakukan tindakan apapun dalam masalah-masalah

dimana justru campur tangan pemerintah diperlukan.


Jenis-jenis

1. Kebijakan Substantif (misalnya kebijakan perburuhan,

kesejahteraan sosial, hak-hak sipil, masalah luar negeri);

2. Kelembagaan (misalnya: kebijakan legislatif, kebijakan

eksekutif, kebijakan yudikatif, kebijakan departemen);

3. Kebijakan menurut kurun waktu tertentu (misalnya

kebijakan masa reformasi, kebijakan masa orde baru


B. INDUSTRI FARMASI
Pengertian

Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri

Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari

Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan

pembuatan obat atau bahan obat.


Persyaratan Izin Industri
Farmasi
 Persyaratan untuk memperoleh izin industri
farmasi sebagaimana yang tercantum dalam
Permenkes RI No. 1799/Menkes/Per/IX/2010
adalah sebagai berikut:

1. Berbadan usaha berupa perseroan terbatas

2. Memiliki rencana investasi dan kegiatan


pembuatan obat
Persyaratan Izin Industri
Farmasi
3. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak

4. Memiliki paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker Warga


Negara Indonesia masing-masing sebagai penanggung
jawab pemastian mutu, produksi, dan pengawasan mutu

5. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung


ataupun tidak langsung dalam pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang kefarmasian.
Tata Cara Pemberian Izin
Usaha
 Berdasarkan Permenkes RI No.
1799/Menkes/Per/IX/2010, untuk memperoleh izin usaha
industri farmasi diperlukan persetujuan prinsip

1. Permohonan persetujuan prinsip diajukan secara tertulis


kepada Direktur Jenderal.

2. Persetujuan prinsip diberikan oleh Direktur Jenderal


setelah pemohon memperoleh persetujuan Rencana
Induk Pembangunan (RIP) dari Kepala Badan.
Tata Cara Pemberian Izin
Usaha
3. Dalam hal permohonan persetujuan prinsip
telah diberikan, pemohon dapat langsung
melakukan persiapan, pembangunan,
pengadaan, pemasangan, dan instalasi
peralatan, termasuk produksi percobaan
dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Tata Cara Pemberian Izin
Usaha
4. Persetujuan prinsip ini berlaku selama 3
(tiga) tahun dan dapat diubah
berdasarkan permohonan dari pemohon
izin industri farmasi yang bersangkutan
Penyelenggaraan Industri
Farmasi
 Suatu industri farmasi mempunyai fungsi:

1. Pembuatan obat dan/atau bahan obat

2. Pendidikan dan pelatihan

3. Penelitian dan pengembangan


Pembinaan dan Pengawasan
Industri Farmasi
1. Peringatan secara tertulis

2. Larangan mengedarkan untuk sementara


waktu dan/atau perintah untuk penarikan
kembali obat atau bahan obat dari peredaran
bagi obat atau bahan obat yang tidak
memenuhi standar dan persyaratan keamanan,
khasiat/manfaat, atau mutu
Pembinaan dan Pengawasan
Industri Farmasi
3. Perintah pemusnahan obat atau bahan obat,
jika terbukti tidak memenuhi persyaratan
keamanan, khasiat/manfaat, atau mutu

4. Penghentian sementara kegiatan

5. Pembekuan izin industri farmasi

6. Pencabutan izin industri farmasi

Anda mungkin juga menyukai