dilaksanakan untuk menilai kepatuhan Rumah Sakit terhadap standar akreditasi. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 berisi 16 BAB. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
SASARAN 1: Mengidentifikasi pasien dengan benar
SASARAN 2 : Meningkatkan komunitas yang efektif SASARAN 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai (high alert medications) SASARAN 4: Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar SASARAN 5: Mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan SASARAN 6 : Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK) Hak Pasien dan Keluarga (HPK) Asesmen Pasien (AP) Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP) Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE) STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS) Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM) PROGRAM NASIONAL
Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Menurunkan Angka Kesakitan HIV/AIDS Menurunkan Angka Kesakitan TB Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) Pelayanan Geriatri Elemen Penilaian Regulasi (R) : dokumen penganturan yang disusun oleh RS yang dapat berupa kebijakan, prosedur (SPO), pedoman, panduan, peraturan Direktur RS, Keputusan Direktur RS. Dokumen (D) : bukti proses kegiatan atau pelayanan yang dapat berbentuk berkas Rekam Medis, laporan/notulen rapat/hasil audit/ijazah/bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya. Observasi (O) : bukti kegiatan yang didapatkan berdasarkan hasil penglihatan/observasi yang dilakukan oleh surveior. Simulasi (S) : peragaan kegiatan yang dilakukan oleh staf RS oleh surveior Wawancara (W) : kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh surveior yang ditunjukan kepada pemilik,direktur RS, pimpinan RS, Profesional pemberi asuhan (PPA), Staf klinis, staf on klinis, pasien, keluarga pasien, tenaga kontrak dll. Penambahan pada SNARS edisi 1
Pengendalian Resistensi Antimikroba
(PRA) Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan Rumah Sakit (IPKP) Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri Seberapa sering Standar diperbaharui? Secara terus-menerus akan dikumpulkan berbagai informasi dan pengalaman yang terkait dengan standar Bila standar tidak lagi mencerminkan praktik pelayanan kesehatan mutakhir, teknologi yang umum ada, praktik manajemen mutu dsb maka standar akan direvisi atau dihapus Setiap 3 tahun standar akan di review Kategori – kategori Ketentuan KARS Ketentuan mengikuti Akreditasi Rumah Sakit : meliputi ketentuan spesifik untuk mengikuti proses akreditasi. Tidak masuk dalam penilaian, rumah sakit akan dinilai antara memenuhi atau tidak memenuhi ketentuan ini. Standar : mencakup harapan kinerja, struktur, atau fungsi yang harus diterapkan agar suatu RS dapat terakreditasi oleh KARS. Maksud dan Tujuan : memberikan penjelasan bagaimana standar tersebut selaras dengan program secara keseluruhan, menentukan parameter ketentuan-ketentuannya. Elemen Penilaian (EP) : suatu standar akan menuntun RS dan Surveior terhadap apa yang akan ditinjau dan dinilai selama proses survei. Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit (PARS) 1 Persyaratan Pertama : RS memenuhi semua persyaratan informasi dan data kepada KARS. Maksud dan tujuan : pada waktu mengajukan permohonan survei akreditasi, RS perlu memberikan data dan informasi yang dibutuhkan untuk proses akreditasi. Ex: mengisi aplikasi survei secara lengkap, SIP para staf, STR para Staf Continue.....
Monitoring : dilaksanakan terus-menerus selama
siklus akreditasi terkait dengan pengajuan yang diperlukan Dampak ketidakpatuhan terhadap PARS 1: Jika RS gagal memenuhi persyaratan informasi dan data hingga waktu yang ditentukan kepada KARS, RS beresiko gagal akreditasi atau tertunda sampai semua persyaratan lengkap. PARS 2
Persyaratan kedua RS menyediakan informasi yang
lengkap dan akurat kepada KARS selama seluruh fase dari proses akreditasi Maksud dan tujuan : KARS menginginkan proses akreditasi secara jujur, berintegritas dan trasnparan. Informasi dari RS dan karyawan. Masyarakat, pemerintah, media massa dan media sosial, komunikasi secara lisan, obervasi langsung, dokumen elektronik atau hard-copy melalui pihak ketiga. Continue...
Monitoring : dimulai sejak proses
pendaftaran dan terus berlangsung hingga RS tersebut terakreditasi. Dampak ketidakpatuhan: informasi tidak akurat atau palsu berisko gagal akreditasi atau perlu menjalani survei terfokus PARS 3
Persyaratan : RS melaporkan bila ada
perubahan profil RS atau informasi kepada KARS saat mengajukan aplikasi survei dalam jangka waktu 10 hari sebelum survei Maksud dan tujuan : perubahan nama RS, kepemilikan RS, Bentuk badan hukum RS, Perubahan kelas RS, pencabutan atau pembatasan izin operasional dll Continue...
Monitoring : ini dilaksanakan saat pengajuan
aplikasi survei secara elektronik atau saat berlansungnya proses survei. Dampak ketidakpatuhan : RS pada saat pengajuan aplikasi survei secara elektronik atau saat berlangsungnya proses survei tidak menyampaikan perubahan profil RS dapat berakibat tidak dilaksanakan survei akreditasi. PARS 4
RS Mengizinkan memberikan akses kepada
KARSuntuk melakukan monitoring terhadap kepatuhan standar, melakukan verifikasi mutu dan keselamatan atau terhadap laporan pihak yang berwenang Maksud dan tujuan : KARS memiliki kewenangan untuk melakukan telusur dan investigasi terhadap pelaksanaan mutu dan keselamatan pasien ke seluruh atau sebagian RS Monitoring : persyaratan ini dilaksanakan selama fase siklus akreditasi tiga tahunan Dampak ketidakpatuhan: akan menarik status akreditasi dari RS yang menolak atau membatasi akses terhadap surveior KARS yang ditugaskan untuk melaksanakan telusur. PARS 5 RS bersedia menyerakan data hasil monitoring dari Kemenkes/Dinkes Propinsi/Kab./Kota berupa berkas asli atau fotokopi legalisir kepada KARS Maksud dan tujuan: dalam pelaksanaan survei akreditasi yang menyeluruh, surveior KARS dapat meminta informasi dari KemenKes/Dinkes berbagai aspek operasional RS dan lembaga lainnya Monitoring : RS bersedia memberikan semua catatan resmi, laporan dan rekomendasi dari lembaga lain seperti lembaga yang membidangi perizinan, pemeriksaan, peninjauan ulang. KARS juga bisa meminta laporan secara langsung dari lembaga lain tersebut. Dampak ketidakpatuhan: RS tidak bersedia menyediakan laporan resmi berakibat dilaksanakannya survei terfokus untuk mengkaji kembali laporan dan standar yang berhubungan PARS 6
RS Mengizinkan pejabat KARS atau
surveior senior yang bertugas untuk mengamati proses survei secara langsung. Surveior wajib menggunakan tanda pengenal resmi sebagai ID dan surat tugas dari KARS Maksud dan tujuan: pejabat KARS atau surveior senior dapat ditugaskan oleh ketua eksekutif KARS untuk mengawasi surveior baru, melakukan evaluasi standar baru dan melaksanakan evaluasi terhadap adanya perubahan tersebut
Monitoring : evaluasi bisa dilaksanakan pada semua fase proses
akreditasi, termasuk saat pelaksanaan survei verifikasi dan survei terfokus Dampak dan ketidakpatuhan : dapat berakibat kegagalan akreditasi PARS 7
RS bersedia bergabung dalam sistem penilaian perkembangan
mutu dengan memberikan hasil pengukuran indikator mutu. Maksud dan tujuan: kumpulan indikator KARS memberikan keseragaman, ketepatan spesifikasi dan standarisasi data yang dikumpulkan sehingga dapat dilakukan perbandingandalam RS dan antar RS Monitoring : indikator wajib dan indikator yang dipilih dievaluasi secara menyeluruh selama proses akreditasi berlangsung. Dampak ketidakpatuhan: dapat berakibat pada hasil akreditasi PARS 8
RS wajib menampilkan status akreditasi dengan
tepat, program dan pelayanan sesuai dengan tingkatan status akreditasi yang diberikan oleh KARS melalui website atau promosi lain Maksud dan tujuan : situs, Iklan dan promosi RS serta informasi yang dibuat oleh RS kepadamasyarakat harus secara tepat menggambarkan capaian tingkatan status akreditasi yang diberikan KARS Monitoring : dilaksankan pada seluruh fase akreditasi termasuk siklus akreditasi tiga tahunan Dampak ketidakpatuhan : apabila informasi tentang pencapaian tngkatan status akreditasi yang diberikan oleh KARS tidak sesuai. Dapat berakibat pada hasil akreditasi PARS 9
RS menyelenggarakan pelayanan pasien
dalam lingkungan yang tidak memiliki resiko atau mengancam keselamatan pasien, kesehatan masyarakat atau keselamatan staf Maksud dan tujuan : RS yang dipercaya pasien. Staf dan masyarakat dinyatakan beresiko rendah dan merupakan tempat yang aman. Monitoring : evaluasi dilaksanakan terutama selama proses survei berlangsung termasuk melalui laporan atau pengaduan dari masyarakat atau sanksi dari pihak yang berwenang pada seluruh fase akreditasi Dampak ketidakpatuhan: resiko keamnan yang membahayakan pasien,pengunjung dan staf yang ditemukan pada saat survei dapat berakibat pada hasil akreditasi KEBIJAKAN PRA SURVEI AKREDITASI Persyaratan kelayakan umum Setiap RS dapat mengajukan survei akreditasi kepada KARS bila memenuhi semua kriteria sbb: 1. RS berlokasi di Wilayah Indonesia 2. RS umum maupun Khusus untuk semua kelas RS 3. Izin operasional RS masih berlaku 4. Bila izin RS sudah habis masa berlakunya,pengajuan permohonan survei bisa dilakukan, bila Dinkes meminta syarat perpanjangan izin operasional harus sudah terakreditasi. 5. Direktur/Kepala RS adalah tenaga medis (Dokter atau Dokter gigi) 6. RS beroperasional penuh dengan menyediakan Ranap, Rajal, dan Gawat darurat selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu 7. RS mempunyai izin pengelolaan limbah cair (IPLC) yang masih berlaku 8. RS mempunyai izin pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun yang masih berlaku atau kerjasama dengan pihak ketiga. 9. STR dan SIP 10. RS bersedia melaksanaka kewajiban dalam meningkatkan mutu asuhan dan keselamatan pasien Tata Cara Pengajuan Survei Akreditasi pertama kali dan survei ulang RS mengajukan permohonan survei akreditasi yang dikirim melalui email ke survei@kars.or.id atau www.kars.or.id paling lambat 1 bulan sebelum pelaksanaan yang diajukan Surat permohonan survei dilampiri dengan: - aplikasi survei yang sudah di isi dan di ttd Direktur - hasil self asessment terakhir dengan skor min. 80% - izin operasional yang masih berlaku - ijazah dokter/ dokter gigi dari Direktur RS - surat pernyataan Direktur yang berisi : tidak keberatan memberikan akses RM kepada surveior dan tidak meninggalan RS selama kegiatan survei - semua tenaga medis sudah mempunyai STR dan SIP - surat izin IPLC, Surat izin limbah B-3 Proses Survei Wawancara kepada stafsecara individual atau di dalam kelompok Mengamati perawatan pasien Wawancara kepada pasien dan keluarga pasien Meninjau rekam medis pasien Meninjau file pegawai Meninjau kebijakan dan prosedur dan dokumen lainnya JENIS – JENIS SURVEI Survei Awal : Survei berlangsung penuh pertama pada RS Survei remedial : Evaluasi langsung yang dijadwalkan paling lambat 6 bulan setelah survei awal Survei ulang : survei RS setelah siklus akreditasi tiga tahun Survei verifikasi : survei dilaksanakan satu tahun dan dua tahun setelah survei akreditasi awal atau survei ulang untuk melakukan verifikasi terhadap perencanaan perbaikan strategis (PPS) Survei terfokus : survei langsung yang terbatas dalam lingkup, konten, dan lamanya dan dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang suatu masalah, standar atau elemen penilaian secara spesifik. STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE) Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Peningkatan Mutu dan Keselamatan (ARK) Pasien (PMKP) Hak Pasien dan Keluarga (HPK) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Asesmen Pasien (AP) Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) Pelayanan Asuhan Pasien (PAP) Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) (MFK)
Pelayanan Kefarmasian dan Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
Penggunaan Obat (PKPO) Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM) Program Nasional Jenis Surveior Akreditasi Rumah Sakit
Surveior Manajemen : Tenaga Medis yang
ahli perumah sakitan Surveior medis : Para dokter Spesialis Surveior Keperawatan : Para Perawat Surveior lainnya: ahli rekam medis, apoteker, dll. Penjadwalan survei
Penetapan waktu pelaksanaan
survei didasarkan pada kesepakatan KARS dan RS RUANG LINGKUP SURVEI
Ditentukan berdasarkan informasi di
dalam aplikasi survei dari RS Setiap bangunan serta area pelayanan dan asuhan pasien yang tercantum dalam aplikasi akan tercakup dalam pelaksanaan survei Penghentian survei
Kegiatan survei diberhentikan bila
Direktur/Kepala Rumah Sakit tidak hadir/meninggalkan Rumah Sakit sejak hari pertama survei Kebijakan pemberian skor
Setiap elemen penilaian diberi skor 0 atau 5 atau
10 (sesuai ketentuan yang ada) Nilai setiap standar yang ada di BAB merupakan penjumlahan dari nilai elemen penilaian Nilai dari standar dijumlahkan menjadi nilai untuk BAB Elemen penilaian yang tidak dapat diterapkan (TTD) tidak diberikan skor dan mengurangi jumlah EP ELEMEN PENILAIAN (EP) PADA STANDAR Skor 10 (terpenuhi lengkap) yaitu bila Rumah Sakit dapat memenuhi elemen penilaian tersebut minimal 80% Skor 5 (terpenuhi sebagian) yaitu bila Rumah Sakit dapat memenuhi elemen penilaian tersebut antara 20-79% Skor 0 (tidak terpenuhi) yaitu bila Rumah Sakit hanya dapat memenuhi elemen penilaian tersebut kurang dari 20% Rumah Sakit Non Pendidikan
Tidak lulus Akreditasi : Bila dari 15 BAB
yang disurvei, semua mendapat nilai kurang dari 60% Bila RS TIDAK LULUS akreditasi dapat mengajukan ulang setelah rekomendasi dari surveior dilaksanakan. AKREDITASI TINGKAT DASAR : Bila dari 15 bab yang di survei hanya 4 bab yang mendapat nilai minimal 80% dan 12 bab lainnya tidak ada yang mendapat nilai dibawah 20%
AKREDITASI TINGKAT MADYA : Bila dari 15 bab yang disurvei ada 8
bab yang mendapat nilai minimal 80% dan 7 bab lainnya tidak ada yang mendapat nilai dibawah 20%
AKREDITASI TINGKAT UTAMA : Bila dari 15 bab yang di survei ada 12
bab yang mendapat nilai minimal 80% dan 3 bab lainnya tidak ada yang mendapat nilai dibawah 20%
AKREDITASI TINGKAT PARIPURNA : Bila dari 15 bab yang di survei
semua bab mendapat nilai minimal 80% MASA BERLAKU STATUS AKREDITASI
Status akreditasi berlaku selama 3 tahun kecuali
ditarik oleh KARS Status akreditasi berlaku sejak hari pertama pelaksanaan survei rumah sakit atau saat survei ulang Pada akhir 3 tahun siklus akreditasi RS, RS harus melaksanakan survei ulang untuk perpanjang status akreditasi ALHAMDULILLAH