PPDGJ Iii DSM Iv
PPDGJ Iii DSM Iv
dan
DSM IV
PEDOMAN PENGGOLONGAN DAN
DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA
DI INDONESIA III
(PPDGJ III)
PEDOMAN PENGGOLONGAN DAN DIAGNOSIS
GANGGUAN JIWA DI INDONESIA III
• Diterbitkan oleh:
Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jendral Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun
1993
TUJUAN ADANYA PPDGJ DI INDONESIA:
1. Bidang Pelayanan Kesehatan:
• Kodifikasi gangguan untuk statistik kesehatan
• Keseragaman diagnosis untuk tatalaksana terapi
2. Bidang Pendidikan Kedokteran:
• Untuk komunikasi akademik (kesamaan konsep
diagnosis gangguan jiwa)
3. Bidang Penelitian Kesehatan:
• Memberi batasan dan kriteria operasional
diagnosis gangguan jiwa → memungkinkan
perbandingan data dan analisa ilmiah
KONSEP GANGGUAN JIWA:
• Istilah yang digunakan dalam PPDGJ adalah Gangguan Jiwa
atau Gangguan Mental (Mental Disorder).
Tidak memakai istilah Penyakit Jiwa karena untuk mengindari
masalah lebih besar dengan penggunaan istilah Penyakit dan
Keadaan Sakit (Disease atau Illness)
• Gangguan menyatakan adanya suatu kelompok gejala atau
perilaku yang ditemukan secara klinis, disertai dengan
penderitaan (distress) dan terganggunya fungsi (fungsi sosial
dan fungsi peran) seseorang
PENGGOLONGAN GANGGUAN JIWA
• Pendekatan dan diskriptif dan ateoritik
Yaitu pendekatan dengan mendeskripsikan secara
menyeluruh manifestasi gangguan jiwa (deskripsi gangguan
klinis) dan jarang menjelaskan bagaimana timbulnya
gangguan tersebut
• PPDGJ tidak menganggap setiap gangguan jiwa adalah suatu
kesatuan yang tegas dengan batas-batas yang jelas antara
gangguan jiwa tertentu dengan gangguan jiwa yang lain,
sebagaimana juga antara adanya gangguan jiwa dan tidak
adanya gangguan jiwa
PERBEDAAN ANTARA PPDGJ I, II DAN III
• PPDGJ I (1973):
o Acuan
‒ International Classification of Diseases VIII (ICD VIII)
tahun 1965 (WHO)
o Diagnosis Monoaksial
• PPDGJ II (1983):
o Acuan:
‒ ICD IX (WHO, 1977)
‒ DSM III (Diagnostic and Statistical Manual third edition)
dari Association American Psychiatry Tahun 1980
o Diagnostik Multiaksial
• PPDGJ III (1993)
o Acuan:
‒ ICD X (WHO 1992)
‒ DSM- IIIR
o Diagnosis Multiaksial
DIAGNOSIS MULTI AKSIAL
Tujuan Diagnosis Multiaksial:
1. Informasi yang komprehensif (Gangguan Jiwa, Kondisi
Medis Umum, Masalah Psikososial dan Lingkungan, Taraf
Fungsi Secara Global)
Yang membantu:
– Perencanaan Terapi
– Meramalkan Prognosis
2. Format yang mudah dan sistematik yang membantu:
‒ Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis
‒ Menangkap kompleksitas situasi klinis
‒ Menggambarkan heterogenitas individual dengan
diagnosis klinis yang sama
3. Memacu penggunaan “model bio-psiko-sosial” dalam
klinis, pendidikan dan penelitian
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL TERDIRI LIMA AKSIS:
1. Aksis I:
– Gangguan Klinis
– Kondisi Lain Yang Menjadi Fokus Perhatian Klinis
2. Aksis II:
– Gangguan Kepribadian
– Retardasi Mental
3. Aksis III:
– Kondisi Medis Umum
4. Aksis IV:
– Masalah Psikosial dan Lingkungan
5. Aksis V:
– Penilaian Fungsi Secara Global
DIAGNOSIS PPDGJ III:
• Diagnosis Pasti:
Syarat-syarat yang tercantum dalam pedoman diagnosis
terpenuhi
• Diagnosis Sementara:
Syarat-syarat yang tercantum dalam pedoman diagnosis
hanya sebagian terpenuhi (masih akan ada informasi)
• Diagnosis Tentatif:
Syarat-syarat sebagian terpenuhi.
Sudah tidak ada informasi yang akan diperoleh lagi
AKSIS I
F00-F09: Gangguan Mental Organik (termasuk Gg. Mental Simtomatik)
F10-F19: Gangguan Mental & Perilaku Akibat Penggun. Zat Psikoaktif
F20-F29: Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham
F30-F39: Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif)
F40-F48: Gg Neurotik, Gg Somatoform & Gg yg. Berkaitan dg Stres
F50-F59: Sindrom Perilaku yg. Berhub. dg. Gg Fisiologis & Faktor Fisik
F62-F68: Perubahan Kepribadian yg. tidak diakibatkan kerusakan atau
penyakit otak ; Gg. Kebiasaan & Impuls; Gg. Seks
F80-F89: Gg Perkembangan Psikologis
F90-F98: Gg Perilaku dan Emosional Onset Masa Kanak dan Remaja
F99 : Gg Jiwa Yang Tidak Ditentukan
Kondisi Lain Yang Menjadi Fokus Perhatian Klinis:
F54 : Faktor Psikologis & Tingkah laku yg berhub. dengan
Gangguan atau Peny. yang diklasifikasikan di tempat lain
G21 : Parkinsonisme Sekunder
G24 : Distonia
G25 : Gangguan ekstrapiramidal dan pergerakan lainnya
Z63.0: Masalah dlm. hubungan dengan pasangan (partner)
Z63.7: Masalah dlm. hub. yang berkaitan dengan gangguan
jiwa atau kondisi medis umum
Z63.8: Masalah hubungan orang tua – anak
Z63.9: Masalah dlm. hubungan yang lain
F93.3: Masalah dlm. hub. antar saudara (sibling)
T74 : Masalah berkaitan dengan “abuse” atau “neglect”.
Z91.1 : Ketidak-patuhan terhadap pengobatan
Z76.5 : Berpura-pura sakit dengan motivasi yang jelas
(malingering)
Z72.8 : Masalah berkaitan dg. gaya hidup (perilaku antisosial)
R41.8 : Penurunan fungsi kognitif berkaitan dg. usia
Z63.4 : Kehilangan dan kematian anggota keluarga
Z55.8 : Masalah berkaitan dg. pendidikan dan melek huruf
Z56.7 : Masalah berkaitan dg. pekerjaan dan pengangguran
Z71.8 : Konseling tentang masalah agama dan kepercayaan
F93.8 : Masalah identitas pada anak dan remaja
Z60.3 : Kesulitan akulturasi
Z60.0 : Masalah penyesuaian pada masa transisi siklus
kehidupan
AKSIS II
F60 : GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
– F60.0: Gangguan Kepribadian Paranoid
– F60.1: Gangguan Kepribadian Skizoid
– F60.2: Gangguan Kepribadian Dissosial
– F60.3: Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil
– F60.4: Gangguan Kepribadian Histrionik
– F60.5: Gangguan Kepribadian Anankastik
– F60.6: Gangguan Kepribadian Cemas (Menghindar)
– F60.7: Gangguan Kepribadian Dependen
– F60.8: Gangguan Kepribadian Khas Lainnya
– F60.9: Gangguan Kepribadian YTT
F61: GANGGUAN KEPRIBADIAN CAMPURAN DAN
LAINNYA
– F61.0: Gangguan Kepribadian Campuran
– F61.1: Perubahan Kepribadian Yang Bermasalah
(DSM-IV)
DSM IV