Anda di halaman 1dari 48

KOMUNIKASI

EFFEKTIF DG
METODE
SBAR
Comunication skill adalah
fondasi dari soft skill
MAGIC WORD

Tolong
Terima Kasi
Maaf
KILLER WORD
Kata-kata yang memberikan kesan tidak
professional, tidak ramah dan tidak
kompeten , a.l :
 Tidak bias
 Tidak tahu
 Tidak mungkin
 Wah…susah
 Bukan saya
 Jangan..
 Terserah..
 Salah sendiri..
 Cerewet banget….
 Cepetan dong….
 Kenapa bu?
 Mau apa bu…?
Komunikasi Effektif dlm pelayanan
KeSEHATAN
– Ajarkan cara melaporkan hasil pemeriksaan kritis
dengan tehnik SBAR ( Situation, Back round,
Assesmen Rekomendation).
– Ajarkan cara menerima Instruksi dari dokter dengan
Tehnik Read back ( TUBAK = Tulis, Baca Ulang dan
Konfirmasi )
ENAM SASARAN KESELAMATAN
PASIEN
– Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
– Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif
– Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-
alert)
– Sasaran lV: Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
– Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
– Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh
SASARAN II : PENINGKATAN
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

– Rumah sakit mengembangkan


pendekatan untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar para
pemberi layanan.
S.B.A.R
 Situation
Background
Assessment
Recommendation
LATAR BELAKANG SBAR

– Kegagalan komunikasi menyebabkan kesalahan


dalam pelayanan kepada pasien (Leonard, 2004)
• Sekitar 98.000 pasien rawat inap di AS meninggal
sebagai hasil kesalahan medis setiap tahunnya.
• Kegagalan Komunikasi telah ditemukan menjadi
akar penyebab di hampir 70% dari peristiwa ini
(Rodgers, 2007)
• Karena itu maka perlu meningkatkan efektivitas
komunikasi antar pemberi layanan kesehatan.
SEJARAH SBAR

– SBAR adalah format komunikasi, yang


awalnya dikembangkan oleh militer dan
disempurnakan oleh industry penerbangan untuk
mengurangi risiko yang terkait dengan transmisi
informasi yang tidak akurat dan tidak lengkap
(Rodgers, 2007)
WHAT IS SBAR

– SBAR adalah alat komunikasi yang menyediakan


metode secara jelas mengkomunikasikan informasi
terkait dengan temuan klinis.
• Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk
memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk
memberikan rekomendasi.
• SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara
anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
– Originating From The Us Navy Nuclear Submarine
Program, SBAR Stand For :
 Situation ………..What is happening at the present time
Background……What are the circumstant leading up
to the situation
Assessment……What do I think the problem is ?
Recommendation…..What should we do to correct the
problem
Communication problem were the
primary cause the proximately two
third of all reported sentinel event to
JCAHO
Konsep
Person Centred Care
(Std HPK)

Konsep Inti Asuhan


Core Concept Terintegrasi

 Integrasi Intra-Inter PPA


 Perspektif Pasien (AP 4, MKE 5)
 Integrasi Inter Unit
 Perspektif PPA
(PP 2, ARK 3.1, MKE 5)
•Conway,J et al: Partnering with Patients and Families To Design a  Integrasi PPA-Pasien
Patient- and Family-Centered Health Care System, A Roadmap for (HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)
the Future. Institute for Patient- and Family-Centered Care, 2006
•Standar Akreditasi RS v.2012, KARS Horizontal & Vertical Integration
•Nico Lumenta, Sintesis berbagai literatur, 2015
JENIS KOMUNIKASI SBAR

– Klinis :
Perawat ke Dokter, Petugas lab/Ro ke Dokter
Dokter ke Spesialis
Perawat – Perawat atau Dokter ke Dokter, dll
• Non Klinis :
Komunikasi dengan bagian maintanance, IT, dll
– KEUNTUNGAN SBAR
1. Kekuatan perawat berkomunikasi secara
efektif
2. Dokter percaya pada analisa perawat
karena menunjukkan perawat paham
akan kondisi pasien
3. Memperbaiki komunikasi = memperbaiki
keamanan pasien
APA PENTINGNYA
KOMUNIKASI SBAR
– Dokter lebih memperhatikan karena informasi
yang ringkas
• Bekerja lebih cepat
• Mengkomunikasikan masalah dengan jelas
– Memberi kesempatan
– menyampaikan saran kolaborasi
BAGAIMANA SBAR BISA
MEMBANTU PPA
– Sama dengan model S.O.A.P
• Terjadi efisiensi transfer informasi kunci /
informasi penting yang disampaikan melalui
SBAR
• Membantu menciptakan lingkungan yang
memungkinkan staf klinis mengekspresikan
keprihatinan mereka kepada kondisi pasien.
PELAKSANAAN KOMUNIKASI
SBAR
– Sebagai alat komunikasi informasi
melaporkan kondisi pasien secara lisan (baik
langsung maupun tidak langsung/ telp)
Sebagai alat komunikasi serah terima pasien:
dari satu unit pelayanan ke unit lain.
antar shift dalam tim kesehatan.
sementara waktu krn harus pergi
istirahat/pertemuan, dll
BAGAIMAN MELAPORKAN
KONDISI PASIEN DG KOM
EFFEKTIF
– LANGKAH I SBAR
– (S) Situation: Bagaimana situasi yang Anda
bicarakan?
Mengidentifikasi nama diri petugas dan
pasien
Apa yang terjadi dengan pasien yang
memprihatinkan.
– LANGKAH II
– (B) Background: Apa latar belakang informasi klinis
yang berhubungan dengan situasi?
Diagnosa
Obat saat ini & alergi
Tanda-tanda vital terbaru
Hasil Lab: tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes
sebelumnya untuk perbandingan
Riwayat medis
Temuan klinis terbaru
– LANGKAH III
– (A)Assessment: Berbagi hasil penilaian
klinis
Anda
Apa temuan klinisi?
Apa analisis dan pertimbangan anda?
Apakah masalah ini parah atau
mengancam
kehidupan?
– LANGKAH IV
– (R) Recommendation: Apa yang Anda inginkan
terjadi dan kapan?
Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk
memperbaiki masalah?
Apa solusi yang bisa Anda tawarkan dokter?
Apa yang Anda butuhkan dari dokter untuk
memperbaiki kondisi pasien?
Kapan waktu yang Anda harapkan tindakan ini
terjadi?
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Kolaborasi PPA REVIEW &
VERIFIKASI
melalui CPPT Instruksi PPA DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Termasuk Pasca (Tulis Nama, beri
Profesional
Bedah Paraf, Tgl, Jam)
Tgl, Jam Pemberi
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis (Instruksi ditulis (DPJP harus
Asuhan
Nama, beri Paraf pada akhir catatan) dgn rinci dan membaca/merevi
jelas) ew seluruh
Rencana
Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 tiap 30’
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Lapor DPJP
A : Nyeri akut arthritis gout • Kolaborasi
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4 pemberian anti
Paraf.. inlamasi &
analgesic

2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam lagi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd skala nyeri
palpasi. *Foto Ro Lutut hari
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra ini bila nyeri
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. mereda/toleransi
Paraf … cukup
Dst…. Paraf
Catatan/Notasi DPJP … … … … … … … … … … DPJP
… … … … … … … … … … … … …+paraf DPJP tiap lembar
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM STANDAR
AKREDITASI RS

1. Komunikasi dengan masyarakat/komunitas (MKI 1)


2. Komunikasi dengan pasien dan keluarga (MKI 2,3)
3. Komunikasi antar PPA (Profesional Pemberi
Pelayanan) di dalam /diluar RS  SKP 2, (MKI 4-8)

• KOMUNIKASI ANTAR PPA HARUS


DISTANDARDISASI KARENA BILA TERJADI
MISKOMUNIKASI  MEMBAHAYAKAN
PASIEN

KARS
KOMUNIKASI EFEKTIF
ANTAR PPA (SKP 2)

1. Melakukan “Read Back” Terhadap Instruksi Yang


Diterima Secara Lisan Maupun Melalui Telpon
Atau Melaporkan Hasil Pemeriksaan Kritis
(TULBAKON)
2. Buat Standar : Singkatan, Akronim, Simbol Yang
Berlaku Di RS dan singkatan yang dilarang
3. Buat Standar Komunikasi Pada Saat Operan /
Hand Overs Communication (SBAR)
4. Ketepatan Membuat Laporan
KARS
CASE MANAGER / MANAJER PELAYANAN PASIEN

DPJP
Perawat Apoteker
Clinical Leader :
• Kerangka pokok Fisio Ahli
asuhan terapis Pasien, Gizi
• Koordinasi Keluarga
• Kolaborasi
• Sintesis Radio Analis
• Interpretasi grafer
• Review
• Integrasi asuhan Lainnya

Yan Kes
/ RS Lain
Case
Yan Manager
Keuangan/
Billing Asuransi Dokter
Perusahaan/ Keluarga
Employer BPJS
KOMUNIKASI YG SERING SALAH DAN MEMBAHAYAKAN PASIEN: LISAN/LEWAT TELEPON

30 Dr DPJP

LAPORAN KONDISI PASIEN TERKINI

SBAR

Memberikan perintah
pengobatan/tindakan
TULBAKON

Dr Jaga/Prwt
SUTOTO KARS
31
Terjadi pada saat:
 Perintah diberikan secara lisan
 Perintah diberikan melalui telpon
 Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan
kritis.
32

 ISI PERINTAH
1. Tulis Lengkap  NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN
PEMBERI PERINTAH
2. Baca Ulang- Eja  NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN
untuk NORUM/LASA PENERIMA PERINTAH
 TANGGAL DAN JAM
3. Konfirmasilisan
dan tanda tangan

KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PPA DI RS (3 TEPAT) :


Sutoto.KARS
TEPAT WAKTU, TEPAT MATERI, TEPAT SASARAN
CONTOH FORMULIR CATATAN LENGKAP PERINTAH
33 LISAN/MELALUI TELEPON/PELAPORAN HASIL
PEMERIKSAAN KRITIS
Identitas PasIen
NO TGL/ ISI PERINTAH NAMA NAMA PEMBERI PELAKSANA KETERANGAN
PENERIMA PERINTAH PERINTAH (NAMA
JAM PERINTAH (TANDA DAN TANDA
(TANDA TANGAN) TANGAN)
TANGAN)

Sutoto.KARS
34

Sutoto.KARS
35 LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)
– hidralazine  hidroxyzine
– cerebyx
 celebrex
– vinblastine
– chlorpropamide
 vincristine
– glipizide  chlorpromazine
– daunorubicine  glyburide
 doxorubicine

Sutoto.KARS
36 KEBIJAKAN PELAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
– Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes dikembangkan rumah sakit untuk
pengelolaan hasil kritis dari tes diagnostik untuk menyediakan pedoman bagi
para praktisi untuk meminta dan menerima hasil tes pada keadaan gawat
darurat.
– RS mempunyai Prosedur yang meliputi
– penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis bagi setiap tipe tes,
– oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis harus dilaporkan
– menetapkan metode monitoring yang memenuhi ketentuan

Sutoto.KARS
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN KRITIS YANG
WAJIB DILAPORKAN SEGERA
SPO
PERSIAPAN PERAWAT/DOKTER JAGA SEBELUM
MEMBERIKAN LAPORAN KEPADA DOKTER

 Visit dan periksa pasien


 Diskusikan keadaan pasien dengan PN
 Review hasil pemeriksaan untuk menetapkan dokter yg tepat yang akan
dilapori
 Ketahui kapan pasien masuk dan diagnosis waktu masuk
 Baca catatan perkembangan terakhir dari dokter dan perawat
 Gunakan standar SBAR untuk melaporkan
SBAR
A Communication Technique for Today's Healthcare
Professional
 SBAR is a standardized way of communicating. It promotes patient safety
because it helps individuals communicate with each other with a shared
set of expectations.
 It improves efficiency and accuracy.
 SBAR stands for:
 Situation
 Background
 Assessment
 Recommendation
SBAR
I INTRODUCTION INDIVIDU YANG TERLIBAT DALAM HANDOFF
MEMPERKENALKAN DIRI, PERAN DAN TUGAS
, PROFESI
S SITUATION KOMPLAIN, DIAGNOSIS, RENCANA PERAWATAN
DAN KEINGINAN DAN KEBUTUHAN PASIEN

B BACKGROUND TANDA-TANDA VITAL, STATUS MENTAL , DAFTAR


OBAT-OBATAN DAN HASIL LAB
A ASSESSMENT PENILAIAN SITUASI SAAT INI OLEH PROVIDER
R REKOMENDATION MENGIDENTIFIKASI HASIL LAB YG TERTUNDA
DAN APA YANG PERLU DILAKUKAN SELAMA
BEBERAPA JAM BERIKUTNYA DAN
REKOMENDASI LAIN UNTUK PERAWATAN
Q/A QUESTION N KESEMPATAN BAGI TANYA-JAWAB DALAM
ANSWER PROSES HANDOFF
SINGKATAN

– Harus dibuatkan standarisasi daftar singkatan yang dilarang dan yang


diperbolehkan.
– Satu singkatan hanya diperbolehkan punya satu pengertian. Daftar singkatan
harus tersedia di setiap unit pelayanan, disosialisasikan kepada seluruh unit

KARS
44 DAFTAR SINGKATAN YANG
DILARANG

Sutoto.KARS
CONTOH DAFTAR SINGKATAN DI ICU

KARS
Common Barriers to Effective Communication:
1. The use of jargon.
Over-complicated, unfamiliar and/or technical terms.

2. Emotional barriers and taboos.


Some people may find it difficult to express their
emotions and some topics may be completely 'off-
limits' or taboo.

3. Lack of attention, interest, distractions, or irrelevance to


the receiver. (See our page Barriers to Effective Listening
for more information).
4. Differences in perception and viewpoint.
5. Physical disabilities such as hearing problems or speech
difficulties.
6. Physical barriers to non-verbal communication.
Not being able to see the non-verbal cues, gestures,
posture and general body language can make
communication less effective.
7. Language differences and the difficulty in
understanding unfamiliar accents.
8. Expectations and prejudices which may lead to false
assumptions or stereotyping.
People often hear what they expect to hear rather than
what is actually said and jump to incorrect conclusions.
9. Cultural differences. The norms of social interaction
vary greatly in different cultures, as do the way in which
emotions are expressed.
For example, the concept of personal space varies between
cultures and between different social settings.
See our page on Intercultural Awareness for more
information.

Anda mungkin juga menyukai