PENGENDALI SEDIMEN
Manfaat / fungsi dari dam Sabo, sand pocket dan groundsill
• Sabo Dam memiliki manfaat untuk mengendalikan dan mengamankan
erosi maupun banjir sedimen, agar tidak menimbulkan kerusakan dan
bencana pada lingkungan di sekitarnya, terutama daerah-daerah di bagian
hilir. Pekerjaan tersebut di mulai dari ujung hilir kipas alluvial sampai ke
bagian hulu daerah aliran sungai. Lokasi tempat dimulainya pekerjaan
sabo disebut sebagai ttik peninjauan sabo (sabo basic point, JICA 2000).
• Sand Pocket memiliki fungsi utama yaitu untuk menampung sedimen yang
ada pada daerah endapan, serta digunakan untuk mengurangi kecepatan
aliran pada banjir lahar dan menahan sebaran alirannya, karena
permukaan tebing sungai yang sudah tidak tinggi lagi. Apabila tampungan
sedimen yang dimiliki sudah penuh, maka sedimen tersebut akan
dikeluarkan dengan cara menggali/mengeruk dan mengangkutnya keluar
dari bangunan tersebut. (JICA, 1998).
• Groundsill adalah bangunan yang dibangun melintang sungai yang
bertujuan untuk mengurangi kecepatan arus dan meningkatkan laju
pengendapan sedimen di bagian hulu groundsill. Hal ini dimaksudkan
untuk mengamankan pondasi jembatan atau bangunan yang ada di hulu
groundsill, sehingga struktur bangunan yang berada di bagian hulu sungai
seperti jembatan atau bangunan air lainya aman terhadap erosi.
Konsekuensi dari ditahannya sedimen di hulu dam Sabo adalah akan terjadinya degradasi alur di
hilirnya. Untuk menghindari efek degradasi semaksimal mungkin dam Sabo akan direncanakan
dengan tipe bercelah / slit dam
Muka air
Celah /
slit Dasar sungai
1. Aliran pada
Sedimen Qdominan
Celah /
slit Dasar sungai
1 2
p1 p2
p p+gs.d
z z=0
v1 v2=0
Volume control
tebing
i asli
i baru
Aliran debris sebelum ada dam Sabo Debris tertahan dalam dam Sabo
Sebelum ada dam Sabo aliran sedimen terjadi sebagai aliran debris dengan tanda
pada ujung aliran sedimen mendahului massa debris yang bergerak baru kemudian
disusul oleh bebutiran yang lebih kecil. Ini disebabkan material bergerak “meluncur”
karena gaya berat sendiri. bersama air di atas dasar asli yang masih sangat curam (i asli)
• Setelah dam Sabo berdiri: garis energy akan sangat diperkecil, aliran debris
tidak terjadi, tertahan dan tertampung mengisi kolam hulu (fore bay) dam
sampai mencapai mercu dam sebagai volume tampung. Massa air dan
material yang kemudian mengalir ke bawah akan bergerak pada
permukaan tampungan material tadi (disebut volume control), sebagai
transport sedimen yang bergerak karena gaya seret aliran, bukan lagi
karena terjadinya liquefaksi .
• Kelandaian aliran sebesar i baru yang variable terbentuk di atas
tampungan material secara otomatis menyesuaikan dengan besar
bebutiran yang datang dari hulu, agar aliran mempunyai kemampuan
mentransport sedimen ke hilir.
LETAK DAM SABO
• Sebagai titik dasar (base point) suatu rangkaian sistem Sabo adalah lokasi
bangunan pertama dari rangkaian sistem Sabo yang dibangun. pada suatu
alur sungai. Titik dasar ini dapat terletak paling atas (hulu) dari rangkaian
sistem Sabo, tetapi juga dapat ditentukan dari bawah (hilir)
Dasar-dasar penentuan base point adalah sebagai berikut :
• 1. Sebagai kriterion utama adalah ketinggian mercu dam Sabo:
Ketinggian dam Sabo ditentukan dengan mempertimbangkan agar
tinggi mercu yang tersedia dapat melimpaskan debit ( dan
ketinggian air ) tertentu di atasnya ditambah tinggi jagaan
secukupnya untuk keamanan (1-3 m). Tinggi mercu ditentukan
berdasarkan tingkat keamanan yang harus disediakan terhadap
lingkungan di kiri kanan terhadap bahaya limpasan aliran air dan
sedimen ke luar alur.
• Menentukan tinggi mercu untuk mampu melewatkan Q > Q25 th
sudah cukup beralasan. Dengan mempertimbangkan kriterion ini,
meletakkan base point di hulu titik apex lebih memungkinkan karena
kemungkinan besar ketinggian tebing alur di ruas ini akan
memenuhi syarat.
atau
Dimana
= Coefficient debit orifice
a = luas tampang lintangof the orificatinya
h = ketinggian muka air di atas titik pusat orifice
b = Lebar orifice
d = Tinggi orifice
Orifice,besar ; kecepatan aliran yang melewatinyatidak konstan karena ada
variasi tinggi tekanan efektifpada seluruh ketinggiannya
Dam Sabo sangat menguntungkan terhadap gaya geser, namun kurang menguntungkan
terhadap tekanan dasar pondasi. Meskipun demikian, dam Sabo dengan sisi hilir yang
hampir tegak akan terhindar dari kerusakan akibat jatuhan batu-batu besar.
* Gaya luar yang bekerja berupa tekanan air statik dan tekanan tanah berasal
dari akumulasi sedimen yang dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :
Kondisi 1 : ( tekanan air ) + (tambahan tekanan sedimen lumpur)
Kondisi 2 : ( tekanan air ) + (tekanan endapan sedimen)
Kondisi 3 : ( tekanan tanah ) + ( tambahan air dan tekanan rembesan)
Kasus no 1 :
Besaran bs minimum 1,50 m, sedangkan untuk kondisi alur sungai curam dan
alirannya kuat dan ganas disarankan ketebalan bs > 2,50 m. Endapan sedimen
yang tampak dalam gambar telah turun, tererosi selama banjir, kedalaman
δ antara 1,50 hingga 2,0 m.
• Metode perhitungan stabilitas sangat berbeda dengan dam berdasar segitiga.
Pada dam Sabo, stabilitas bangunan dikontrol terhadap limpasan, tidak
kondisi non limpasan.
• Pada dam biasa, stabilitas bangunan dikontrol terhadap kondisi tidak
melimpas, kondisi limpasan diabaikan (andai dihitung hanya sebagai referensi).
• Perhitungan stabilitas bagian sayap dam Sabo perlu dilakukan, terutama untuk
sayap yang tingginya mencapai beberapa meter. Tinggi jagaan harus
disediakan dengan cukup , sesuai standar bangunan Sabo yang tersedia.
Pelimpah X’
bo X
Sayap
X’
bs
1:m 1:n
Segitiga dasar
Trapesium
X
Menghitung kecepatan aliran
• Dengan kemiringan sungai rata-rata = 0,06658
• he3 = q2/(C2idasar) = (711.3549/15)2/ (402.0.06658)
• he = 0.23
• v = Q/F = 711,3549/95.0.23= 4.944m/dt ( alur dalam hulu)
• check v = C (Ri)0.5
• R = F/O = bh/(b+2h) = 95x0.23/95x0.46= 0.2289
• V = 40 (0.23x0.06658)0.5 = 4.95 m/dt
• Tinggi limpasan maksimum
• Dengan Q100= 1672,49 m3/dt, lebar mercu b = 100 m
• Dengan rumus : Q = m b H 3/2
• 1672,49 m3/det = 1.71x 84 x H 3/2
• Didapat H maksimum untuk 100 tahun : h maks = 6,521 m.
• Free board Freeboard diambil 1m dari tinggi limpasan maksimum
Perhitungan Tebal Lantai Terjun:
• Tebal lantai kerja diperhitungkan digunakan Persamaan 2.22 sebagai berikut
:
d = c.(0,6.hm + 3.hw – 1)
• dimana :
• d = tebal lantai terjun (m)
• c = koefisien untuk pelindung air
= 0,1 bila menggunakan pelindung
= 0,2 bila tanpa pelindung
• Hm = tinggi main dam (m) = 6,521 m
• hw = tinggi air diatas mercu main dam (m) = 4,537 m
• d = 0,2(0,6 x 6,521 + 3 x 4,537 - 1) = 3,30 m
Tinggi Sub Dam
• Tinggi sub dam direncanakan menggunakan Persamaan 2.23 sebagai
• berikut :
• H2 = (1/3 s/d 1/4)(hm + hp)
• dimana :
• H2 = tinggi mercu sub dam dari lantai terjun (m)
• hm = tinggi efektif main dam (m) = 6,521 m
• hp = kedalaman pondasi main dam (m) = 4,0 m
• H2 = (1/3 s/d 1/4)(6,521 + 4,0 ) = (3,507 s/d 2,630) m
Panjang Lantai Terjun
• Panjang lantai terjun dibatasi oleh jarak antara main dam dan sub dam,
dimana rumus perhitungannya menggunakan Persamaan 2.24 sebagai berikut :
• dimana :
L = jarak antara main dam dan sub dam (m)
H1 = beda tinggi antara mercu main dam sampai permukaan lantai
terjun (m)
H2 = tinggi sub dam (m) = 3,00 m
hm = tinggi efektif main dam (m) = 6,521 m
hp = kedalaman pondasi main dam (m) = 4,0 m
d = tebal lantai terjun (m) = 3.30 m
lw = tinggi tejunan (m)
hw = tinggi muka air di atas mercu main dam (m) = 4,537 m
β = koefisien ( 4,50 - 5,0 )
hj = ketinggian muka air di atas mercu sub dam sampai permukaan lantai
terjun (m)
F 1 = angka Froude dari aliran jet pada titik jatuh
h1 = tinggi air pada titik jatuhnya terjunnya (m)
q1 = debit permeter peluap (m3/det/m)
Qd = debit banjir rencana (m3/det) = 1672,49 m3 /det
B = lebar peluap main dam (m) = 10,00 m
g = percepatan gravitasi (9,8 m/det)
b’ = tebal mercu sub dam (m) = 3,30 m
L = (1,5 s/d 2,0) (8,021 + 4,537 ) = (18,837 s/d 25,116)m
L = (1,5 s/d 2,0) (H1 + hw)
L = lw + x + b
H1 = hm + hp – d
H1 = hm + hp - d = 6,521 + 4 – 3,3 = 7,221 m
q0 = Qd/B1
= 1672,49 / 100 = 16,7249 m/det
V0 = 16,7249 / 4,537 = 3,686 m
x = 4,75 x 3,686 = 17,508 m
L = 0,2236 + 17,508 + 3,30 = 21,03 m ≈ 21 M