Manajemen Anestesi Regional Spinal
Manajemen Anestesi Regional Spinal
SPINAL
PADA OPERASI SECTIO CAESARIA
DENGAN INDIKASI EKLAMPSIA
Anestesi Spinal Disebut juga spinal analgesia atau subarachnoid nerve block,
terjadi karena deposit obat anestesi lokal di dalam ruangan subarachnoid. Terjadi
blok saraf yang spinalis yang akan menyebabkan hilangnya aktivitas sensoris,
motoris dan otonom
3. Tekanan intrakranial yang meningkat, karena bisa terjadi pergeseran otak bila
terjadi kehilangan cairan serebrospinal.
5. Adanya dermatitis kronis atau infeksi kulit di daerah yang akan ditusuk jarum
spinal.
7. Hipotensi.
Kontra Indikasi Relatif
Beberapa kontraindikasi relatif dalam pemberian
anestesi spinal.
1. Pasien dengan perdarahan.
2. Problem di tulang belakang.
3. Anak-anak.
4. Pasien tidak kooperatif, psikosis.
Adapun teknik dari anestesi spinal adalah sebagai berikut
Inspeksi dan palpasi daerah lumbal yang akan ditusuk (dilakukan ketika kita
visite pre-operatif), sebab bila ada infeksi atau terdapat tanda kemungkinan
adanya kesulitan dalam penusukan, maka pasien tidak perlu dipersiapkan
untuk spinal anestesi.
Posisi Lateral
Posisi duduk
Posisi Prone
PERAWATAN PASCA BEDAH
Sistem Kardiovascular
Sistem Respirasi
Sistem Gastrointestinal
Retensio Urinae
Backache
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : Ny. M
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 65 kg
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Donggala
Tanggal Operasi : 06 November 2018
2. Anamnesis
Keluhan Utama : Kejang
Terapi
IVFD RL + MgSO4 40% 28 tetes/menit
Piracetam 3 gr / 8 jam / iv
Dexamethasone 5mg/IV/6jam
Nifedipin tab 3x10 mg
Pro SCTP CITO
Intra Operatif
Laporan Anestesi Durante Operatif
Jenis anestesi : Anestesi Regional
Lama anestesi : 11.15 – 12.25 (1 jam 10 menit)
Lama operasi : 11.22 – 12.22 (1 jam)
Anestesiologi : dr. Ajutor Donny Tandiarang, Sp.An
Ahli Bedah : dr. Abdul Faris, Sp.OG (K)
Posisi : Supine
Infus : 1 line di tangan kiri
Terapi Cairan :
BB : 65 kg
EBV : 65 ml/kgBB x 65 kg =4225 ml
Jumlah perdarahan : ±250 ml
% perdarahan : 250/4225 x 100% = 5.9 %
𝐻𝑐𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 − 𝐻𝑐𝑡 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝑀𝐴𝐵𝐿 = 𝐸𝐵𝑉 ×
𝐻𝑐𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 + 𝐻𝑐𝑡 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 / 2
37,5−30 7,5
= 4225 × 37,5+30 / 2 = 4225 × 33,7 = 940 𝑚𝑙
Pemberian Cairan
Cairan masuk :
Pre operatif : Kristaloid RL 300 ml
Durante operatif:
Koloid Gelofusin 500 ml
Kistaloid RL 300 ml
Total input cairan : 1300 ml
Cairan keluar :
Durante operatif
Perdarahan ± 250 ml
Urin ±550 ml
Total output cairan : ± 800 ml
Perhitungan Cairan
Input yang diperlukan selama operasi :
Cairan maintanance (M) : (4 x 10) + (2 x 10) + (1 x 45) = 40 + 20 + 45 = 105
ml/jam
Cairan defisit pengganti puasa (P) : lama puasa x maintenance = 8 x 105 = 840
ml
Cairan masuk puasa: jumlah infus (TPM) x lama puasa (menit)/20 = 28 x 480 /
20 = 672ml
Cairan defisit puasa – cairan masuk puasa = 840 – 672 = 168 ml
Stress Operasi Besar : 8 ml x 65 kg = 520 ml
Cairan defisit darah selama operasi = 250 ml x 3 = 750 ml
Untuk mengganti kehilangan darah 250 ml diperlukan 750 ml cairan kristaloid.
Total kebutuhan cairan selama 1 jam operasi = maintenance + deficit cairan
selama puasa + stress operasi + jumlah perdarahan + urin= 105 +168 +520 +
750 + 550 = 2093 ml
Cairan masuk :
Kristaloid : 300+ 500 ml = 800 ml
Koloid : 500 ml
Whole blood : -
Total cairan masuk : 1300 ml
Keseimbangan cairan:
Cairan masuk – cairan keluar = 1300 ml – 800 ml = 500 ml
PEMBAHASAN
Pasien pada kasus ini, dilakukan tindakan bedah berupa Operasi
seksio sesaria. Sebelum dilakukan tindakan operasi, dilakukan pemeriksaan
pre-op yang meliputi anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
untuk menentukan status fisik ASA dan risiko operasi. Pada pasien ini
termasuk ASA III, karena pasien datang dengan penyakit ringan yang di derita,
score mallapati 2.